Anda di halaman 1dari 29

mikimikiku

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)

mikimikiku

6 tahun yang lalu

Iklan

BAB I

TINJAUAN TEORI

Anatomi Fisiologi

Lapisan-lapisan selaput ketuban :

Image
AMNION : membran transparant berwarna abu-abu yang melapisi korion. Selaput ini menutup pars fetal
plasenta dan talipusat. Kantung amnion berisi cairan amnion dan janin berada dalam cairan tersebut.
Histologi : Selaput amnion terdiri dari 5 lapisan

Lapisan seluler

Membrana basalis

Stratum kompaktum

Stratum fibroblas

Stratum spongiosum di bagian paling luar dan melekat dengan lapisan seluler korion

KORION : membran bagian paling luar dan menempel pada dinding uterus serta menempel pada tepi
plasenta Histologi Korion : terdiri dari 4 lapisan

Lapisan seluler

Lapisan retikuler padat

Pseudo-basement membrane

Trofoblas

CAIRAN AMNION

Cairan jernih agak pucat dan sedikit basa ( pH 7.2 )

Pada pertengahan kehamilan jumlahnya sekitar 400 ml dan pada kehamilan 36 – 38 minggu mencapai
1000 ml setelah itu volume terus menurun dan penurunan berlanjut terus sampai kehamilan postmatur.

Komposisi :

Air ( 98 – 99% )

Karbohidrat ( glukosa dan fruktora ), protein ( albumin dan globulin ), lemak, hormon (sterogen dan
progesteron ) , enzym ( alkali fosfatase )

Mineral ( natrium, kalium dan klorida )


Material lain ( vernix caseosa, rambut lanugo, sel epitel yang terkelupas dan mekonium )

Sirkulasi :

Cairan amnion bersifat dinamik dan senantiasa ber sirkulasi dengan kecepatan 500 ml setiap jamnya.

Asal :

Janin ( produksi utama )

a) Sekresi aktif dari epiteo amnion

b) Transudasi sirkulasi janin

c) Air seni janin

Maternal

1) Transudasi dari sirkulasi maternal

Cairan amnion diabsorbsi melalui amnion kedalam sirkulasi maternal dan melalui gastrointestinal janin
(proses menelan pada janin.

Fungsi :
Selama kehamilan

1) Melindungi janin terhadap trauma

2) Medium bagi gerakan janin

3) Mempertahankan suhu tubuh janin

4) Sumber nutrisi janin

5) Medium eksresi janin

Selama persalinan

“Fore water” ( cairan ketuban yang berada di depan bagian terendah janin ) membantu proses dilatasi
servik.

Antiseptik jalan lahir setelah ketuban pecah.

Definisi

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum tanda-tanda persalinan. (Mansjoer,
Arif, dkk.2002)

ketuban pecah dini(KPD) atau premature rupture of membranes(PROM) adalah pecahnya kantung
ketuban dan kebocoran dari cairan ketuban awal minimal 1 jam sebelum awal persalinan pada setiap
usia kehamilan. (Lowdermilk , Deitra Leonard, 2000)
Ketuban pecah dini(KPD) atau premature rupture of membranes (PROM) adalah pecahnya kantung
ketuban sebelum onset persalinan yang benar, terlepas dari lamanya kehamilan. (Murray , Sharon Smith,
dkk . 2002)

Pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan atau sebelum inpartu, pada pembukaan <4 cm (fase
laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.

KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang
terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.

KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan, dan mempunyai
kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD
pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat kommplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan
terjadinya prematuritas dan RDS (Respiration Dystress Syndrome). (Miranie , Hanifah, dan Desy
Kurniawati. 2009)

Etiologi dan factor resiko

Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan
menyebutkan factor- factor yang berhhubungan erat dengan KPD, namun faktor mana yang lebih
berperan sulit di ketahui.

Kemungkinan yang menjadi factor predisposisinya adalah :

Infeksi : Infeksi yang terjadi secara langsung pad selaput ketuban maupun senderen dari vagina atau
infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.
Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri
(akibat persalinan, curettage).

Tekanan intra uteri yang meninggi atau meningkat secara berlebih (overdistensi uterus) misalnya trauma,
hidramnion, gamelli.

Trauma yang di dapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amniosintesis
menyebabkan terjadinya KPD karea biasanya disertai infeksi.

Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas
panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian bawah.

Keadaan social ekonomi

Faktor golongan darah, akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak seuai dapat menimbulkan
kelemahan bawaan termasuk kelemahan jaringan kuit ketuban.

Faktor disproporsiantara kepala janin dan panggul ibu.

Faktor multi gravviditas, merokok dan perdarahan antepartum.

Defisiensi gizi dari tembaga atau asa askorbat (Vitamin C).

(Miranie , Hanifah, dan Desy Kurniawati. 2009)

Etiologi ketuban pecah dini belum diketahui. Factor predisposisi ketuban pecah dini ialah infeksi genitalia
, serviks inkompeten ,gemeli , hidramnion , kehamilan preterm, disproporsi sefalopelvik. (Mansjoer, Arif,
dkk.2002)

Beberapa kondisi yang berhubungan dengan ketuban pecah dini, tetapi penyebab pasti masih belum
jelas. kondisi yang berhubungan dengan ketuban pecah dini adalah sebagai berikut:

Infeksi pada vagina atau leher rahim, seperti streptokokus grup B dan bakteri vaginosis

Korioamnionitis, terutama masalah dengan PPROM

Kelainan janin atau malpresentation

Hydraminos
Kantung ketuban dengan struktur yang lemah

Prosedur terakhir seperti amniocentesis atau cerclage

Antercourse sexsual

Kekurangan gizi

Kelahiran prematur sebelumnya terkait dengan PPROM

Positif hasil fibronektin janin

(Murray , Sharon Smith, dkk . 2002)

Beberapa factor resiko dari KPD :

a) Inkompetensi serviks (leher rahimm)

b) Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)

c) Riwayat KPD sebelumnya

d) Kelainan atau kerusakan selaput ketuban

e) Kehamilan kembar

f) Trauma

g) Serviks (leher rahim) yang pendek <25mm pada usia kehamilan 23 minggu.
h) Infeksi pada kehamilan seperti bacterial vagosis

(Nugroho, Dr. Taufan. 2010)

Patofisiologi dan pathway

Patofisiologi

Infeksi dan inflamasi dapat menyebabkan ketuban pecah dini dengan menginduksi kontraksi uterus dan
atau kelemahan fokal kulit ketuban . Banyak mikroorganisme servikovaginal, menghasilkan fosfolipid C
yang dapat meningkatkan konsentrasi secara local asam arakidonat, dan lebih lanjut menyebabkan
pelepasan PGE2 dan PGF2 alfa dan selanjutnya menyebabkan kontraksi miometrium . Pada infeksi juga
dihasilkan produk sekresi akibat aktivitas monosit/makrofag , yaitu sitokrin, interleukin 1 , factor nekrosis
tumor dan interleukin 6. Platelet activating factor yang diproduksi oleh paru-paru janin dan ginjal
janinyang ditemukan dalam cairan amnion , secara sinergis juga mengaktifasi pembentukan sitokin.
Endotoksin yang masuk kedalam cairan amnion juga akan merangsang sel-sel disidua untuk
memproduksi sitokin dan kemudian prostaglandin yang menyebabkan dimulainya persalinan.

Adanya kelemahan local atau perubahan kulit ketuban adalah mekanisme lain terjadinya ketuban pecah
dini akibat infeksi dan inflamasi . Enzim bacterial dan atau produk host yang disekresikan sebagai respon
untuk infeksi dapat menyebabkan kelemahan dan rupture kulit ketuban . Banyak flora servikoginal
komensal dan patogenik mempunyai kemampuan memproduksi protease dan kolagenase yang
menurunkan kekuatan tenaga kulit ketuban. Elastase leukosit polimorfonuklear secara spesifik dapat
memecah kolagen tipe III papa manusia, membuktikan bahwa infiltrasi leukosit pada kulit ketuban yang
terjadi karena kolonisasi bakteri atau infeksi dapat menyebabkan pengurangan kolagen tipe III dan
menyebabkan ketuban pecah dini.

Enzim hidrolitik lain , termasuk katepsin B , katepsin N, kolagenase yang dihasilkan netrofil dan
makrofag , nampaknya melemahkan kulit ketuban . Sel inflamasi manusia juga menguraikan aktifator
plasminogen yang mengubah plasminogen menjadi plasmin , potensial , potensial menjasi penyebab
ketuban pecah dini.

(http://www.scribd.com/doc/83328609/Ketuban-Pecah-Dini)

Manifestasi klinis :

a) Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.

b) Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut
masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah.

c) Cairan ini tidak akan berhenti atu kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila
anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak dibawa biasanya “mengganjal” atau
“menyumbat” kebocoran untuk sementara.

d) Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin beramba cepat
merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
(Nugroho, Dr. Taufan. 2010)

Maniestasi klinis:

Keluar air ketuban warna putih keruh ,jernih ,kuning , hijau atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus
banyak.

Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.

Janin mudah diraba.

Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada , air ketuban sudah kering.

Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering

(Mansjoer, Arif, dkk.2002)

Komplikasi

1) Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindrom
distress pernapasan ( RDS = Respiratory Distress Syndrome) , yang terjadi pada 10-40 % bayi baru lahir.

2) Resiko infeksi meningkat pada kejadian KPD .

3) Semua ibu hamil dengan KPD premature sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya
korioamnionitis ( radang pada korio dan amnion).
4) Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi pada KPD.

5) Resiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm.

6) Hipoplasia paru merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD preterm . kejadianya
mencapai hamper 10 % apabila KPD preterm ini terjadi pada usia kehamilan kurang dari 23 minggu.

(Nugroho, Dr. Taufan. 2010)

Komplikasi :

Infeksi , parts preterm, prolaps talli pusat, distosia(partus kering)

(Mansjoer, Arif, dkk.2002)

Pemeriksaan diagnostic

Pemeriksaan laboratorium :

Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna , kosentrasi , bau , PH nya

Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan : air ketuban , urine atau secret vagina.

Secret vagina ibu hamil ph : 4-5 , dengan kertas nitrazin tidak berubah warna , tetap kuning.

Tes lakmus (tes nitrazin) , jika kertas lakmus jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukan
adanya air ketuban (alkalis) . Ph Air ketuban 7-7,5 , darah dan ineksi vagina dapat menghasilkan tes yang
positif palsu.

Mikroskopik (tes pakis) , dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukan gambaran daun pakis.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) :


a) Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri.

b) Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Namun sering terjadi kesalahan
pada penderita oligohidramnion.

(Nugroho, Dr. Taufan. 2010)

Penatalaksanaan medis

Dirawat di Rumah Sakit

Jika ada nyeri perdarahan dan nyeri perut pikirkan solusio plasenta

Jika ada tanda-tanda infeksi (demam. Cairan vagina berbau) berikan antibiotic seperi pada amnionitis

Jika tdak ada tanda-tanda infeksi dan kehamilan <37 minggu :

a) Berikan antibiotic untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin.

b) Berikan kortikosteroid untuk memperbaiki kematangan paru janin.

c) Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu

d) Jika terdapat his dan lendir darah kemungkinn terjadi persalinan preterm

Jika tidak ada tanda infksi dan kehamilan >37 minggu :


a) Jika ketuban telah pecah >18 jam berikan antibiotic profilaksis untuk mengurangi resiko infeksi
streptokokus gru B.

b) Nilai serviks, jika sudah matang induksi persalinan dengan ositosin, jika servik belum matang,
matangkan serviks dengan prostaglandin dan infuse oksitosin.

(obgynacea, obstetri&ginekologi)

(Miranie , Hanifah, dan Desy Kurniawati. 2009)

Asuhan keperawatan

1. PENGKAJIAN

Dokumentasi pengkajian merupakan catatan hasil pengkajian yang dilaksanakan untuk mengumpulkan
informasi dari pasien, membuat data dasar tentang klien dan membuat catatan tentang respon
kesehatan klien ( A.Aziz Alimul h, 2000 )

Identitas atau biodata klien

Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor register , dan diagnosa keperawatan.

Keluhan utama

Riwayat kesehatan

– riwayat kesehatan dahulu


penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit
kelamin atau abortus.

– Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatkan cairan ketuban yang keluar pervaginan secara sepontan
kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan.

– Riwayat kesehatan keluarga

Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC, penyakit kelamin, abortus,
yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada klien ( Depkes RI, 1993:66)

– Riwayat psikososial

Riwayat klien nifas biasanya cemas bagaimana cara merawat bayinya, berat badan yang semakin
meningkat dan membuat harga diri rendah.

Pola-pola fungsi kesehatan

– pola persepsi dan tata leksana hidup sehat

karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara pencegahan, penanganan,
dan perawatan serta kurangnya mrnjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam
perawatan dirinya

– Pola Nutrisi dan Metabolisme


Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari keinginan untuk menyusui
bayinya.

– Pola aktifitas

Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktifitas ringan,
tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas
karena mengalami kelemahan dan nyeri.

– Pola eleminasi

Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing selama masa nifas yang
ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono, yang menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering
terjadi konstipasi karena penderita takut untuk melakukan BAB.

– Pla istirahat dan tidur

Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena adanya kehadiran sang bayi dan
nyeri epis setelah persalinan

– Pola hubungan dan peran

Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang lain.

– Pola penagulangan sters


Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas

– Pola sensori dan kognitif

Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan dan nyeri perut akibat involusi
uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat bayinya

– Pola persepsi dan konsep diri

Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih menjelang persalinan dampak
psikologis klien terjadi perubahan konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri

– Pola reproduksi dan sosial

Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari seksual yang tidak
adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas ( Sharon J. Reeder, 1997:285)

– Pola tata nilai dan kepercayaan

Biasanya pada saat menjelang persalinan dan sesudah persalinan klien akan terganggu dalam hal
ibadahnya karena harus bedres total setelah partus sehingga aktifitas klien dibantu oleh keluarganya.

Pemeriksaan fisik

– kepala

bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat adanya cloasma gravidarum, dan
apakah ada benjolan
– Leher

Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena adanya proses menerang yang
salah

– Mata

Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-kadang keadaan selaput
mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kunuing

– Telinga

Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya, adakah cairan yang keluar dari
telinga.

– Hidung

Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum kadang-kadang ditemukan pernapasan cuping
hidung

– Dada

Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper pigmentasi areola mamae dan papila mamae

– Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri. Fundus uteri 3 jari
dibawa pusat.
– Genitaliua

Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat pengeluaran mekomium yaitu
feses yang dibentuk anak dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.( cristina ibrahim,
1993: 50)

– Anus

Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur

– Ekstermitas

Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena membesarnya uterus, karenan preeklamsia
atau karena penyakit jantung atau ginjal.

– Muskulis skeletal

Pada klien post partum biasanya terjadi keterbatasan gerak karena adanya luka episiotomi

– Tanda-tanda vital

Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi cepat, pernafasan meningkat,
suhu tubuh turun.
Diagnose keperawatan

Resiko infeksi b.d ketuban pecah dini.

Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d ketegangan ototrahim.

Defisit / kurang pengetahuan b.d pengakuan persalinan premature.

Kecemasan / ansietas b.d persalinan premature dan neonates berpotensi lahir premature.
Intervensi

No

Diagnose keperawatan

Tujuan dan criteria hasil

Intervensi

Rasional

Resiko infeksi b.d ketuban pecah dini

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam di harapkan pasien tidak menunjukan tanda-
tanda infeksi . dengan criteria hasil :
– Tanda-tanda infeksi tidak tidak ada.

– Tidak ada lagi cairan ketuban yang keluar dari pervaginaan.

– DJJ normal

– Leukosit pasien kembali normal

– Suhu 36-37

Kaji tanda-tanda infeksi .

Pantau keadaan umum pasien

Bina hubungan saling percaya melalui komunikasi therapeutic.

Berikan lingkungan yang nyaman untuk pasien.


Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat antiseptik sesuai terapi.

Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi yang muncul.

Untuk melihat perkembangan kesehatan pasien.

Untuk memudahkan perawat melakukan tindakan.

Agar istirahat pasien terpenuhi.

Untuk proses penyembuhan pasien


2

Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d ketegangan otot rahim.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam di harapkan nyeri berkurang / nyeri hilang .
dengan criteria hasil :

– Tanda-tanda vital dalam batas normal.

TD :120/80 mm Hg

N : 60-120 X/ menit.

– Pasien tampak tenang/rileks.

– Pasien mengatakan nyeri pada perut berkurang.

Kali tanda-tanda Vital pasien.

Kaji skala nyeri (1-10)


Ajarkan pasien teknik relaksasi

Atur posisi pasien

Berikan lingkungan yang nyaman dan batasi pengunjung.

Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

Untuk mengetahui derajat nyeri pasien dan menentukan tindakan yang akan dilakukan.
Untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.

Untuk memberikan rasa nyaman.

Untuk mengurangi tingkat stress pasien dan pasien dapat beristirahat.

Defisit / kurang pengetahuan b.d pengakuan persalinan premature

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam di harapkan pasien memahami pengetahuan
tentang penyakitnya . dengan criteria hasil :

– Pasien terlihat tidak bingung lagi.

– Pasien

Kaji apa pasien tahu tentang tanda-tanda dan gejala normal selama kehamilan.
Ajarkan tentang apa yang harus dilakukan jika tanda KPD muncul kembali.

Libatkan keluarga agar memantau kondisi pasien .

Untuk mengetahui tentang pemahaman pasien untuk tindakan selanjutnya.

Mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terjadi yang bisa membahayakan ibu-janin.

Untuk membantu merencanakan tindakan berikutnya.

Kecemasan / ansietas b.d persalinan premature dan neonates berpotensi lahir premature

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam di harapkan ansietas pasien teratasi. dengan
criteria hasil :

– Pasien tidak cemas lagi

– Pasien sudah mengetahui tentang penyakit


Kaji tingkat kecemasan pasien.

Dorong pasien untuk istirahat total.

Berikan suasana yang tenang dan ajarkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional pasien.

Mengetahui tingkatan kecemasan yang dialami pasien.

Untuk mempercepat proses penyembuhan

Untuk memberikan rasa nyaman dan menurunkan kecemasan pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, taufan.2010.Obstetric Untuk Mahasiswa Kebidanan.Yogjakarta: Nuha Medika.

Mirzanie, Hanifah dan Desy Kurniawati.2009 .Obgynacea obstetric & ginekologi.Yogjakarta:TOSCA


Enterprise.

Lowdermilk ,Deitra Leonard.2000.Maternity & Women’s Health Care seventh edition.Sydney : Mosby.

Mansjoer, Arif , dkk.2008.Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid I.Jakarta : Media Aesculapius.

(http://www.scribd.com/doc/83328609/Ketuban-Pecah-Dini)
(http://www.scribd.com/doc/94946818/Pathway-KPD)

Image

Iklan

Kategori: Uncategorized

Tinggalkan sebuah Komentar

mikimikiku

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Kembali ke atas

Iklan

Anda mungkin juga menyukai