Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu aspek penting dalam pelayananan keperawatan adalah menjaga dan
mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa terjaga dan utuh. Intervensi dalam
perawatan kulit klien akan menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan keperawatan yang
diberikan. Kerusakan integritas kulit dapat berasal dari luka karena trauma dan pembedahan,
namun juga dapat disebabkan karena tertekannya kulit dalm waktu yang lama yang
menyebabkan iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus (Kozier, 1993).
Dekubitus merupakan problem yang serius karena dapat mengakibatkan meningkatnya biaya,
lama perawatan dirumah sakit karena memperlambat program rehabilitasi bagi penderita
(Potter, Perry, 1993). Selain itu dekubitus juga dapat menyebabkan nyeri yang
berkepanjangan, rasa tidak nyaman, tergangu dan frustasi yang menghinggapi para pasien
dan meningkatkan biaya dalam penaganan. Perawat sebagai kesehatan yang memiliki
tanggung jawab utama dalam mencegah kejadian dekubitus perlu mnerapkan pengetahuan
terbaik yang dimilikinya dalam mencegah berkembangnya kejadina dekubitus (Moore, et al,
2004).
Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien- pasien dengan penyakit kronis,
pasien yang sangat lemah, dan pasien yang lumpuh dalam waktu lama, bahkan saat ini
merupakan suatu penderitaan sekunder yang banyak dialami oleh pasie-pasien yang dirawat
di rumah sakit.
Penelitian menunjukkan bahwa 6,5-9,4 % dari populasi umum orang dewasa yang
dirawat dirumah sakit, menderita paling sedikit 1 dekubitus pada setiap kali masuk rumah
sakit (Barbenel et al, 1977). Pada populasi pasien lanjut usia yang dirawat di rumah sakit,
insiden dekubitus dapat menjadi jauh lebih tinggi (Exton-Smith, 1987).
Insiden dekubitus dapat secara nyata diturunkan bila penanggung jawab dibidang
kesehatan atau rumah sakit telah mengembangkan suatu kebijakan tentang pencegahan dan
pengobatan dekubitus yang diketahui dan dilaksanakan oleh semua karyawan (livesley,
1987). Kebutuhan untuk mengenalkan pelayanan pencegahan dan pengobatan dekubitus yang
diorganisasi dan diaudit dengan tepat, telah disadari oleh para dokter dari royan college
(1986), tetapi kebanyakan dokter tidak memandang pencegahan dan penatalaksanaan
dekubitus sebagai tanggung jawab mereka (lancet editoral, 1990).

1|luka dekubitus
1.2 Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan luka dekubitus?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan luka dekubitus?
3. Bagaimana tahapan-tahapan pada luka dekubitus?
4. Bagaimana prosedur perawatan pada luka dekubitus?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui pengertian luka dekubitus
2. Mengerti faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan luka dekubitus
3. Memahami tahapan-tahapan pada luka dekubitus
4. Mengetahui prosedur perawatan pada luka dekubitus

2|luka dekubitus
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Luka Dekubitus

Luka dekubitus atau ulkus dekubitus adalah lesi yang terjadi pada kulit sebagai
akibat tekanan yang lama dan tidak hilang. Tekanan bila tidak dihilangkan dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang tak dapat kembali normal (irreversibel) dalam
waktu 90 menit. Luka ini sering terjadi pada tonjolan tulang; namun luka ini dapat terjadi
dimana saja pada kulit yang mengalami tekanan.

Dekubitus adalah suatu daerah kerusakan seluler yang terlokalisasi, baik akibat
tekanan langsung pada kulit, sehingga menyebabkan “iskemia tekanan”, maupun akibat
kekuatan gesekan sehingga menyebabkan stres mekanik terhadap jaringan. (Chapman
dan Chapman, 1986, hal.106).

Luka dekubitus mengharuskan pengobatan yang serius pada kesehatan klien.


Kerusakan kulit menghilangkan pertahanan garis pertama terhadap infeksi. Luka yang
mengenai jaringan subkutan mengakibatkan hilangnya cairan yang kaya protein dan
elektrolit dari luka.

1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Luka Dekubitus

1. Etiologi Dekubitus

a. Kekuatan Gesekan
Sebagai contoh, pasien merosot turun dari tempat tidur yang miring disebabkan
karena teknik mengangkat yang kurang baik; mikrosirkulasi lokal terganggu, dan
pembuluh darah mengalami distorsi atau terpotong pada saat lapisan kulit
bergerak secara relatif diantara mereka.
b. Tekanan Menetap
Kulit dan jaringan dibawahnya tertekan di antara tulang dan permukaan keras
lainnya seperti, tempat tidur, meja operasi, atau brankas; tekanan ringan yang
berkepanjangan sama berbahayanya dengan tekanan besar dalam waktu singkat;
mikrosirkulasi lokal terganggu, sehingga menyebabkan hipoksia dan nekrosis
jaringan.
c. Friksi
Sebagai contoh, gosokan berulang pada daerah beresiko tinggi; abrasi superfisial
menyebabkan rusaknya integritas jaringan.

3|luka dekubitus
2. Faktor Eksaserbasi
a. Imobilitas
Sebagai contoh, akibat paralisis, traksi, anestesia, gangguan sendi, tirah baring
yang paksakan, nyeri, sedasi.
b. Perubahan Kesadaran
Sebagai contoh, gangguan neurologis, trauma mayor, analgetik narkotik.
c. Hilangnya Sensasi
Sebagai contoh, praplegia, hemiparesis, neuropati perifer.
d. Penipisan Dermis
Contohnya, sirkulasi perifer yang kurang baik, efek jangka panjang dari terapi
steroid.
e. Penyakit yang Melemahkan yang Terjadi Bersamaan
Sebagai contoh, neoplasma maligna, gangguan kardiovaskuler, infeksi kronis,
anemia.
f. Malnutrisi
Sebagai contoh, defisiensi zat makanan (protein, kalori, vitamin C, besi, seng);
gangguan malabsorbsi.
g. Inkontinensia
Urin dan atau fekal
h. Usia Lanjut
Di atas 70 tahun
i. Dehidrasi

2.3 Tahap Luka Dekubitus

I. Derajat 1
Eritema tak memutih pada kulit yang utuh; mungkin lunak atau terindurasi; tepi
biasanya tidak teratur.
II. Derajat 2
Kehilangan kulit ketebalan parsial termasuk epidermis dan atau dermis. Luka
superfisial dan tampak secara klinik sebagai abrasi, lepuh, atau lubang dangkal.
III. Derajat 3
Kehilangan kulit ketebalan penuh meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan
subkutan yang meluas pada fasia. Luka tampak secara klinik sebagai lubang dalam,
dengan atau tanpa pengelupasan kulit di dekatnya.
IV. Derajat 4
Kehilangan kulit ketebalan penuh yang terjadi dengan kerusakan luas atau nekrosis
pada lapisan subkutan sampai otot dan tulang. Tepi luka tampak pada “roll over”
defek dan tampak sebagai cincin fibrinus.

4|luka dekubitus
V. Derajat 5
Lesi tertutup oleh suatu lapisan membran yang mungkin secara kaku menempel
pada dasar luka. Tahapan sulit untuk ditentukan sampai jaringan parut sudah
mengelupas atau diangkat dengan pembedahan.

2.4 Prosedur Perawatan Luka Dekubitus


1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2. Tutup pintu ruangan atau gorden tempat tidur
3. Baringkan klien dengan nyaman dengan area luka dekubitus dan kulit sekitar mudah
diakses
4. Kaji luka dekubitus dan kulit sekitar untuk menentukan derajat luka
a. Perhatikan warna, kelembaban,dan penampilan kulit sekitar luka.
b. Ukur dua diameter yang dapat diperkirakan.
c. Ukur kedalaman luka dekubitus dengan menggunakan aplikator berujung kaps
atau alat lain yang memungkinkan pengukuran kedalaman luka.
d. Ukur kedalaman lubang kulit dengan nekrosis jaringan. Gunakan aplikator
berujung kapas steril dan dengan lembut tekan tepi luka
5. Cuci kulit sekitar luka dengan lembut dengan air hangat dan sabun. Cuci secara
menyeluruh dengan air
6. Dengan perlahan keringkan kulit secara menyeluruh dengan menekan nekankan
handuk
7. Gunakan sarung tangan steril
8. Bersihkan luka secara menyeluruh dengan cairan normal saline atau agen pembersih
a. Gunakan semprit irigasi untuk luka yang dalam
b. Pembersihan mungkin diselesaikan dengan memancurkan shower tangan
c. Perawatan kolam mengalir mungkin digunakan untuk membantu membersihkan
luka dan debridemen
9. Gunakan agen topikal yang diresepkan
10. Pasang balutan kasa diatas luka
11. Lepaskan sarung tangan dan tutupi dengan plester
12. Lepaskan sarung tangan dan buang peralatan yang basah
13. Kemudian Cuci tangan

5|luka dekubitus
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Luka dekubitus atau ulkus dekubitus adalah lesi yang terjadi pada kulit sebagai
akibat tekanan yang lama dan tidak hilang.Luka dekubitus mengharuskan pengobatan
yang serius pada kesehatan klien. Perkembangan luka dekubitus dipengaruhi oleh
penyebab luka dekubitus dan faktor eksaserbasi dari luka dekubitus itu sendiri, serta luka
dekubitus juga mempunyai tahapan-tahapan luka yang dimulai dari derajat 1 sampai
derajat 5.

3.2 Saran

Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan agar makalah ini dapat menjadikan suatu pedoman untuk kalangan
umum. Kami sebagai penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan
dalam penulisan makalah ini. Atas kritik, saran, dan perhatian kami ucapkan terimakasih.

6|luka dekubitus
DAFTAR PUSTAKA

https://eviepratiwi.wordpress.com/2012/11/26/32/

Morison Moya.2003.manajemen luka.Jakarta.EGC

Potter Perry.1999.keterampilan dan prosedur dasar.Jakarta.EGC

Potter Peterson Perry.2005.keterampilan dan prosedur dasar.Jakarta.EGC

7|luka dekubitus

Anda mungkin juga menyukai