Isi Laporan PKL
Isi Laporan PKL
PENDAHULUAN
1
1.2. Pembatasan Masalah
Dalam membuat laporan ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas
yaitu:
a. Pembatasan tentang “Siklus Pembakaran dan Penanganan Limbah Gas
Hasil Pembakaran pada PLTU Rembang”.
b. Pembahasan mendalam pada siklus pembakaran dan penanganan
limbah gas hasil pembakarannya.
c. Pembahasan garis besar alat pada sistem bahan bakar, gas untuk
pemmbakaran dan penangannan limbah gas pembakaran pada PLTU
rembang.
2
1.4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
3
Kemudian pada bab III menjelaskan tentang tinjauan pustaka
mengenai siklus pembakaran dan penanganan gas limbah hasil pembakaran
dari hasil pengamatan langsung dilapangan dan juga menjelaskan mengenai
proses kerja, system, komponen-komponen yang terdapat pada siklus
pembakaran dan penganan limbah gas hasil pembakaran pada PLTU Pada
bab IV berisi tentang kesimpulan yang selama melakukan praktek kerja
lapangan di PLTU Rembang, serta berisi saran-saran dari penulis untuk
PLTU Rembang.
4
BAB II
Pembangkit Lontar
5
Hal ini memberikan peluang yang sangat besar bagi PT PLN
(Persero) Pembangkitan Lontar untuk berkontribusi dalam mensuplai energi
listrik yang diperlukan. Keberadaan unit pembangkit yang dimiliki oleh PT
PLN (Persero) Pembangkitan Lontar sangat dinantikan untuk menambah
daya mampu pembangkit serta keandalan sistem kelistrikan Jawa Bali.
Energi listrik yang di produksi oleh PT PLN (Persero) Pembangkitan Lontar
ditransmisikan dari :
Misi
6
c. Memperhatikan persyaratan keamanan dan pengelolaan pembangkit
yang ramah lingkungan.
7
a. Bagan Susunan Organisasi PT. PLN (Persero)
8
b. Bagan Struktur Bidang Enginering
DM DM DM DM SISTEM
ENGINERING PERENCANAAN PERENCANAAN TEKNOLOGI
DAN PERUSAHAAN INFORMASI
ENG ANEV PENGENDALIAN
ENG PERENC & ANALYS ENG
SISTEM OPHAR
PENGENDALIA KINERJA & PENGELOLAAN
MEKANIKAL N OPERASI PELAPORAN HARDWARE
ENG ANEV MNJ
SISTEM ENG RENC& ANALYS
ELEKTRIKAL PENGEND ANALYS PENGELOLAAN
ENG ANEV PEMELIHARAAN PERENC SOFTWARE
SISTEM KONTR PERUSAHAAN
& INSTR
ASSENG
KINERJA
PEMBANGKIT
9
c. Bagan Struktur Bidang Produksi
MANAJER
ENGINERING
10
d. Bagan Struktur Bidang Keuangan dan SDM
MANAGER
KEUANGAN DAN SDM
SENIOR SPESIALIST
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
SENIOR SPESIALIST HUBUNGAN
INDUSTRI
SENIOR SPESIALIST
MANAJEMEN MUTU
11
2.5. Sektor Pembangkitan
PLTU 1 Jawa Tengah, Rembang dibangun diatas lahan seluas 54.96 Ha,
berada di Desa Leran dan Des Trahan, kecamatan Sluke, Kabupaten
Rembang. Lokasi PLTU Berjarak 130 KM dari Semarang ke arah timur dan
sekitar 600 meter dari jalan utama pantai utara (Pantura) Jawa Tengah bagian
Timur.
12
Gambar 2.7. Denah Lokasi PLTU Rembang
13
pulverizer (7) dimana batubara di giling dengan ukuran yang sesuai
kebutuhan menjadi serbu yang halus.
Keterangan :
14
27. Generator Transformator 32. Dearator
28. Condensor 33. Desal Plant
29. Condensate Excraction Pump 34. Raw Water Tank
30. Low Preasure 35. Make Up Water
31. Sea Water
Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan
(8) dan dibawa ke Coal Bunker (9) yang menyemburkan batubara tersebut ke
dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk
mengubah air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruang
bakar dipasok dari Forced Draught Fan (FDF) (10) yang mengalirkan udara
pembakaran melalui Air Preheater (11). Hasil proses pembakaran yang
terjadi menghasilkan limbah berupa abu dalam perbandingan 14 : 1. Abu
yang jatuh ke bagian bawah boiler secara periodik dikeluarkan dan dikirim
Ash Valley. Gas hasil pembakaran dihisap keluar dari boiler oleh Induced
Draught Fan (IDF) (12) dan dilewatkan melalui Elektro Static Precipitator
(ESP) (13) yang menyerap 99,5 % abu terbang dan debu dengan sistem
elektroda, lalu dihembuskan ke udara melalui Stack/Cerobong (14). Di
elecktro Static Precipitator debu menempel di plat-plat dengan metode
elektroda, untuk merontokan Fly Ash (debu) plat di hammer(di pukul). Abu
kemudian dikumpulkan dan diambil dengan peneumatic gravity conveyor
yang digunakan sebagai material pembuat jalan, semen dan bahan bangunan
(Conblock).
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa
penguap (Water Walls) yang berada di dindig-dinding boiler (Furnace Boiler)
menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian dipanaskan di Super
Heater (SH) (15) yang menghasilkan uap kering. Kemudian uap tersebut
dialirkan ke Turbin bertekanan tinggi High Preassure Turbine (16), dimana
uap tersebut diexpansikan melalui Nozzels ke sudu-sudu turbin. Tenaga dari
uap mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah
melalui HP Turbine, uap kembalikan kedalam Boiler untuk dipanaskan ulang
15
di Reheater (17) guna menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut
digunakan kembali di Intermediate Pressure (IP) dan Low Preasure Turbine
(LPT) (19).
16
Nilai Ambang Batas dan no. 13/MENLH/1995 tanggal 07 Maret 1995 tentang
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak. Untuk itu PLTU Rembang ini
dilengkapi peralatan antara lain :
17
BAB III
18
3.1.2. Penanganan Gas Hasil Pembakaran pada PLTU
19
PLTU untuk proses start up untuk mendapatkan segitiga api
yang sempurna. Dan untuk penyalaannya menggunakan
bahan bakar gasnya lebih mudah karena hanya
membutuhkan pemicu dan segitiga akan cepat terpenuhi
karena cukup menyemprotkan gas ke boiler udara juga
disemprotkan ke dalam boiler akan langsung terbentuk
segitiga api yang sempurna. Namun, apabila pembangkit
menggunakan BBG maka konsumsi bahan bakarnya akan
cukup besar dan panasnya kurang maksimal.
20
3.1.4. Skema Siklus Pembakaran dan Penanganan Limbah Hasil
Pembakaran pada PLTU Rembang
3.2.1. Boiler
21
Pada boiler yang digunakan di PLTU rembang proses
pembakarannya menggunakan sistem start up dengan menggunakan
solar yang di semprotkan ke boiler menggunakan oil gun. Proses
pembakarannya membutuh udara yang disuplai dari Forced Draught
Fan (FD Fan) yang di by pass melalui wind box dan didalam boiler
ada pemicu/pematik yang digunakan untuk menyulut api. Setelah
segitiga api terpenuhi dan panas juga sudah terpenuhi makan akan
dimasukkan serbuk batubara yang ditiupkan Primary Air Fan (PA
Fan) dari mill menuju furnace boiler secara bertahap satu persatu
sampai menggunakan bahan bakar batubara sepenuhnya.
22
3.2.2. Coal Yard
3.2.4.Coal feeder
23
Gambar 3.4. Skema Coal Feeder
24
pembakaran. Dan sisa gilingan yang berupa batu dan batubara yang
jelek kemudian dibuang melalui scraper.
25
Gambar 3.7. Skema Mill/ Pulverizer
Bagian-Bagian Mill/Pulverizer :
26
e. Grinding
Berfungsi untuk menggiling batu bara dari Coal
Feeder.
f. Heat Exchanger
Berfungsi untuk mendinginkan oli dari lube oil
supaya tidak teruapkan.
g. Bowl
Berfungsi untuk wadah/tempat menggiling batu
bara.
27
Bagian-bagian pada Air Preheater yaitu :
28
3.2.8. PA Fan (Primary Air Fan)
29
Bagian-bagian pada Primary Air Fan (PA Fan) yaitu :
c. Heat Exchanger
Berfungsi sebagai mendinginkan oli dari lube oil
supaya tidak teruapkan.
d. Motor
Berfungsi untuk menarik udara atmosfir untuk
supply udara pembakaran boiler dan juga untuk meniupkan
serbuk batu bara yang sebelumnya sudah digiling terlebih
dahulu di mill.
30
Gambar 3.11. Forced Draught Fan(FD Fan)
31
c. Hidraulic
Berfungsi untuk membuka menutup blade yang
digerakkan oleh motor untuk mengatur jumlah udara yang
masuk untuk udara pembakaran pada boiler.
32
pemberi muatan negatif (Negative Discharge Elektrode) yang
kemudian partikel ini ditarik oleh suatu elektroda pengumpul yang
bermuatan positif (Positive Collector Electode) yang kemudian
dirontokkan jatuh ke hopper dengan cara Rapping (dipukul dan
digetarkan) atau dengan cara washing (dicuci dengan air), sehingga
diharapkan gas buang lebih bersih dan cukup aman untuk dibuang
melalui Stack/Chimney, untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
33
Gambar 3.14. Elektro Static Precipitator (ESP)
34
3.2.13. SSC
35
3.2.15. Stack (Cerobong)
36
3.3. Siklus Pembakaran pada PLTU Rembang
37
menjadi serbuk batu bara untuk bahan bakar lanjutan setelah proses
Start Up menggunakan bahan High Speed Diessel (HSD). Setelah
digiling dan menjadi serbuk batu bara kemudian ditiup oleh Primary
Air Fan (PA Fan) menuju ke furnace boiler.
38
setelah itu baru ke Elektro Static Precipitator (ESP). Di Elektro Static
Precipitator (ESP) udara hasil pembakaran di elektrosasi dengan cara
mengalirkan aliran arus listrik disepanjang plat besi supaya debu-debu
hasil pembakaran (Fly Ash) menempel pada dinding-dinging plat
datar tersebut dan gas-gas yang tidak mengandung debu itu keluar
melalui Stack / Cerobong dengan di dibantu dengan Induced Draught
Fan (ID Fan).
39
BAB IV
KESIMPULAN / RINGKASAN
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
40