KECEPATAN REAKSI
H021191031
Kecepatan Reaksi
H021191031
Asisten Praktikan
PENDAHULUAN
terapan masa kini seperti penciptaan bahan bahan yang sebelumnya tidak dikenal.
Jembatan yang penting antara kimia teori dan kimia terapan adalah kimia
mungkin didasarkan pada pemikiran dasar mengenai struktur dan sifat bahan
(Nancy, 2016).
kenyataanya penilaian yang dilakukan dalam kegiatan praktikum baru sebatas tes
laboratorium Kimia Dasar dengan praktikum sebuah contoh laju reaksi yang
konsentrasi dan suhu pada kecepatan reaksi dan juga dapat membedakan faktor-
faktor yang dapat mempengarhi kecepatan reaksi antara dua atau lebih zat cair.
cair.
cair.
mencampurkan N𝑎2 𝑆2 𝑂3 dan 𝐻2 𝑆𝑂4 dengan konsentrasi tetap tetapi pada suhu
TINJAUAN PUSTAKA
Laju reaksi yaitu perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu
(M/s). Telah diketahui bahwa setiap reaksi dapat dinyatakan dengan pertanyaan
umum :
Reaktan Produk
2014)
misalnya perdetik dan permenit. Apa yang terjadi dalam reaksi kimia adalah
hipotetik.
A + 3B 2C +2D
Laju reaksi diukur dengan menentukan seberapa cepat konsentrasi suatu reaktan
1. Konsentrasi
2014)
2. Suhu
Suhu laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur, dengan
dengan dampak (benturan) yang lebih besar, karena mereka bergerak lebih
reaksi kimia akan lebih besar, karena makin banyak molekul yang memiliki
kecepatan yang lebih besar dan karenanya memiliki energy cukup untuk
3. Luas Permukaan
Pada zat padat yang bereaksi adalah atom-atom atau molekul-molekul yang
terdapat pada permukaannya, sedangkan atom atau molekul yang terdapat pada
bagian sebelah dalam tertutup dari luar, sehingga tidak bisa bereaksi.
Banyaknya “muka” yang berada dibagian sebelah luar disebut sebagai luas
permukaan. Makin luas permukaan zat pereaksi, maka peluang untuk bereaksi
akan makin besar sehingga, laju reaksinya juga akan semakin cepat (
4. Katalis
Katalis adalah zat yang ditambahkan kedalam suatu reaksi dengan maksud
memperbesar kecepatan reaksi. Katalis kadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi
kehadirannya bisa ditandai dengan notasi diatas tanda panah reaksi. Dengan
kata lain pada akhir reaksi, katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan
jumlah yang sama seperti sebelum reaksi. Berhasil atau gagalnya suatu proses
penggunaan katalis yang cocok. Peningkatan suhu adalah salah satu cara untuk
Cara lain untuk tidak memerlukan peningkatan suhu adalah mendapatkan jalan
reaksi dengan energy aktvasi yang lebih rendah ( Goktavian, dkk, 2014)
reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap
pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energy aktivasi yang
reaksi. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama : katalis homogeny
dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase
2015)
Katalis homogeny umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk
akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini
A+C AC
B+AC AB + C
A+B+C AB + C
pembentukan hidrogen lebih cepat. Katalis yang digunakan menyerupai batu api
Asam sulfat adalah asam mineral (zat anorganik) yang sangat kuat. Zat ini
larut di dalam air. Asam Sulfat memiliki rumusan kimia H2SO4, dan memiliki
massa molar sebesar 98,08 g / mol. Asam sulfat berpenampilan seperti cairan
Secara alami Asam sulfat terbentuk melalui oksidasi mineral sulfide, misalnya
pada besi sulfida, yaitu pada asam tambang yang berasal dari air yang dihasilkan dari
oksidasi,yang mana air dapat melarutkan logam-logam yang ada pada biji logam
sulfida tersebut, melalui membentukan uap awan yang beracun. Asam sulfat
diproduksi dari bahan baku utama yaitu belerang, air, dan oksigen melalui dua
metode yang umumnya dikenal segai proses kontak, dan proses bilik timbale. Proses
atau metode preparasi yang umum digunakan untuk mensintesis asam sulfat yaitu
menggunakan proses kontak dengan katalis heterogen yang berwujud padat yaitu
vanadium pentaoksida(V2O5), dan proses bilik timbal yang menggunakan katalis
metode yang dapat digunakan Asam sulfat merupakan bahan yang penting untuk
industri. Pembuatan asam sulfat pada abad sekitaran 18 dan 19 masih menggunakan
Chamber process, dimana oksidasi nitrogen sebagai katalis homogen untuk oksidasi
sulfur dioksida. Produk yang dihasilkan pada proses ini memiliki kadar konsentrasi
yang rendah rendah, yaitu 78% asam sulfat dan kurangdapat digunakan untuk proses
industri pada umumnya yang dalam skala besar. Sebelum abad 20, Chamber process
diganti dengan proses kontak. Penggunaan proses kontak dilakukan karena banyak
proses industri yang memerlukan asam sulfat dengan konsentrasi tinggi untuk
pembuatan zat warna sintetik dan bahan kimia anorganik lainnya. Pada abad 19,
proses kontak pertama kali dibuat dengan menggunakan katalis platinum dan
dikembangkan sebelum Perang Dunia I untuk membuat campuran asam sulfat dengan
METODOLOGI PERCOBAAN
stopwatch, kaki tiga, rak tabung, kawat kasa, gelas piala, gegep kayu,
Disiapkan sepuluh tabung reaksi yang bersih dan kering. 5 tabung pertama
dihentikan setelah ada reaksi menjadi keruh, hindari kekeruhan yang berlebihan.
Dicatat waktu yang digunakan dan tentukan nilai m, k, dan dibuat persamaan
kecepatan reaksinya.
3.2.2 Pengaruh Suhu
Disiapkan enam buah tabung reaksi, tiga buah diisi dengan Na2S2O3 dan tiga buah
lainnya diisi dengan H2SO4, masukkan sepasang tabung reaksi kedalam gelas
piala yang berisi air dingin (air es) beberapa menit sehingga suhunya merata
termasuk suhu larutannya. Ambil sepasang tabung reaksi (1 buah yang bêrisi
H2SO4 dan 1 buah berisi Na2S2O3 ). Campurkan isi tabung tersebut, dan
reaksi yang telah berisi campuran H2SO4 dan Na2S2O3 tetap padagelas piala
yang berisi air es ). Stopwatch dihentikan setelah terjadi reaksi seperti pada
kerjakan kembali point 1 sampai 7, pada interval suhu yang berbeda, seperti
4.2 Reaksi
4.2 Perhitungan
4.2.1 Pengenceran
A. Pengenceran Na2S2O3
5 mL Na2S2O3
V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x 0,1 M = 5 mL x M2
M2 = 0,1 M
4 mL Na2S2O3
V1 x M1 = V2 x M2
4 mL x 0,1 M = 5 mL x M2
M2 = 0,08 M
B. Pengenceran H2SO4
5 mL H2SO4
V1 x M 1 = V2 x M2
5 mL x 0,1 M = 5 mL x M2
M2 = 0,1 M
4 mL H2SO4
V1 x M 1 = V2 x M2
4 mL x 0,1 M = 5 mL x M2
M2 = 0,08 M
3 mL H2SO4
V1 x M1 = V2 x M2
3 mL x 0,1 M = 5 mL x M2
M2 = 0,06 M
2 mL H2SO4
V1 x M 1 = V2 x M2
2 mL x 0,1 M = 5 mL x M2
M2 = 0,04 M
1 mL H2SO4
V1 x M 1 = V2 x M2
1 mL x 0,1 M = 5 mL x M2
M2 = 0,02 M
3 mL Na2S2O3
V1 x M1 = V2 x M2
3 mL x 0,1 M = 5 mL x M2
M2 = 0,06 M
2 mL Na2S2O3
V1 x M1 = V2 x M2
2 mL x 0,1 M = 5 mL x M2
M2 = 0,04 M
1 mL Na2S2O3
V1 x M1 = V2 x M2
1 mL x 0,1 M = 5 mL x M2
M2 = 0,02 M
4.3.2 Grafik
- d[Na2S2O3]
Vn =
dt
1. [Na2S2O3]awal = 0,1 M
Vawal
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal x
Vakhir
5 mL
= 0,1 M x
10 mL
= 0,05 M
d1 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
= 0,05 M - 0,1M
= -0,05 M
-d[Na2S2O3]
V1 = =
dt
-[-0,05] M
=
20 detik
= 0,0025 M/s
2. [Na2S2O3]awal = 0,08 M
Vawal
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal x
Vakhir
5 mL
= 0,08 M x
10 mL
= 0,04 M
d2 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
= 0,04 M - 0,08M
= -0,04 M
-d[Na2S2O3]
V2 =
dt
-[-0,04] M
=
34 detik
= 0,00117 M/s
3. [Na2S2O3]awal = 0,06 M
Vawal
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal x
Vakhir
5 mL
= 0,06 M x
10 mL
= 0,03 M
d3 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
= 0,03 M - 0,06M
= -0,03 M
-d[Na2S2O3]
V3 =
dt
-[-0,03] M
=
47 detik
= 0,00063 M/s
4. [Na2S2O3]awal = 0,04 M
Vawal
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal x
Vakhir
5 mL
= 0,04 M x
10 mL
= 0,02 M
d4 =[Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
= 0,02 M - 0,04M
= -0,02 M
-d[Na2S2O3]
V4 =
dt
-[-0,02] M
=
64 detik
= 0,00031 M/s
5. [Na2S2O3]awal = 0,02 M
Vawal
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal x
Vakhir
5 mL
= 0,02 M x
10 mL
= 0,01 M
d5 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
= 0,01 M - 0,02M
= -0,01 M
-d[Na2S2O3]
V5 =
dt
-[-0,01] M
=
122 detik
= 8,196 × 10−5M/s
Tabel 3. Pengaruh Konsentrasi N𝒂𝟐 𝑺𝟐 𝑶𝟑
Log Na2S2O3
Tabel 4. Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi
Ln v -2000
-3000
y = 619x - 6412.3
R² = 0.9811
-4000
-5000
-6000
1/T
4. 4 Pembahasan
H2SO4 0,1 M sedangkan ke-5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, dan 1 mL Na2S2O3 0,1 M, lalu
diencekan dengan aquades sampai 5 mL. Bersamaan dengan itu stopwatch dinyalakan
sampai terjadi reaksi, Hasilnya yang paling cepat bereaksi adalah tabung reaksi yang
5 mL H2SO4 dan Na2S2O3 dan yang paling lama mengalami reaksi adalah tabung
yang di isi 1 mL Na2S2O3. Begitu pula dengan percobaan ke dua yang paling cepat
mengalami reaksi yang diisi 5 mL H2SO4 dan Na2S2O3 dan yang paling lama tabung
yang diisi 1 mL H2SO4 dan yang membedakan percobaan pertama dan kedua yaitu
hanya dari larutan Na2S2O3 yang berbeda-beda. Semakin besar konsentrasi maka
semakin cepat kecepatan reaksi. Dan pada percobaan ke tiga, yang diambil 6 tabung
dengan air dingin (air es). Dan sepasang tabung reaksi lagi disimpan ke dalam suhu
kamar, dan yang lai lagi dipanaskan. Tabung yang dimasukkan ke gelas piala yang
telah di campurkan membutuhkn waktu yang paling lama yang bereaksi yaitu 36
detik. Sedangkan tabung reaksi yang yang disimpan di kamar membutuhkan waktu
16 detik untuk bereaksi, dan yang paling cepat bereaksi adalah tabung yang
dipanaskan sebanyak 4 detik untuk bereaksi. Jadi dapat dipahami bahwa suhu mampu
5.1 Kesimpulan
1. Semakin tinggi suhu suatu zat cair maka semakin cepat kecepatan reaksi, semakin
rendah suhu suatu zat cair maka semakin lambat kecepatan reaksi.
2. Semakin tinggi konsentrasinya maka semakin cepat pula terjadi reaksi antara dua
atau lebih zat cair, semakin rendah konsentrasi suatu zat maka semakin lambat
kecepatan reaksi
5.2 Saran
Saran untuk laboratorium adalah supaya alat-alat laboratorium itu bisa lebih lengkap
lagi agar jika kita ingin memakainya peralatan itu ada dan praktikum tetap berjalan
dengan baik
Saran untuk praktikum adalah tetap menjaga tata tertib dalam laboratorium dan
berhati- hati dalam mereaksikan suatu zat agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan.
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Helmia, dkk, 2019. Preparasi Asam Sulfat Skala Industri di Indonesia.
Goktavian C., Anci Favia F., Afrianis R., Nurzaenab V., Kimia Dasar II Laju Reaksi,
Jurnal Praktikum Kimia, 11(02), 2-5.
Purnami, Wardana, Veronika K, Pengaruh Penggunaan Katalis terhadap Laju dan
Efisiensi Pembentukan hidrogen, Jurnal Rekayasa Mesin, 6(6), 54-55.
Nancy Willian, Mini Andriani, 2016. PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS
KULTUR BUDAYA : TINJAUAN PEMBELAJARAN KIMIA PANTUN
PADA TOPIK KONSEP KIMIA UNSUR. Program Studi Pendidikan Kimia,
FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Nur'aini Muharoma, dkk, 2017. IMPLEMENTASI PERFORMANCE
ASSESSMENT TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI
MELALUI KEGIATAN PRAKTIKUM, Chemistry in Education. Jurusan
Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang.