Keluarga Miskin

Di sebuah kota, hiduplah keluarga. Kehidupan keluarga ini sangatlah sengsara. Sang
ayah hanyalah tukang becak yang sakit-sakitan sedangkan si ibu hanya bekerja sebagai
pembantu rumah tangga. Anaknya pun yang bernama Nina sangat tidak pintar, di sekolah ia
selalu mendapatkan nilai di bawah rata-rata.

Sampai pada suatu hari sang ayah yang sakit-sakitan itu meninggal dunia sedangkan
Nina ditegur oleh guru karena nilainya yang selalu di bawah rata-rata. Nina sangat sedih
melihat kepergian ayahnya dan juga kasihan dengan sang ibu yang sudah mulai tua namun
harus mencari pekerjaan tambahan untuk membiayai sekolah Nina. Nina merupakan anak
yang minder karena ia tau jika ia merupakan orang miskin jadi tidak mungkin ia bisa
bersekolah dan meraih cita-citanya. Ia sangat tau diri dengan ekonomi keluarganya yang bisa
dibilang sangat rendah. Ia pun kehilangan seorang ayah yang selalu ada di saat senang
maupun sedih. Namun sejak kepergian ayahnya, Nina berjanji kepada dirinya sendiri untuk
bisa meringankan beban ibunya.

Nina sangat sedih telah kehilangan ayahnya, namun ia tidak boleh terpuruk dalam
kesedihan, ia harus bangkit demi meringankan beban ibunya. Hal ini dilakukan oleh Nina
karena ia sangat sayang kepada ibunya, ia tak ibunya terlalu bekerja keras sampai lalai akan
kesehatannya. Dengan cara giat belajar ia bisa meringankan beban ibunya dan meraih cita
citanya. Saat itu juga ia sangat rajin belajar sampai sampai ia selalu mendapatkan nilai
tertinggi di kelas. Hal ini membuat ibunya sangat bangga kepada Nina. Saat ini Nina telah
meraih cita citanya dan membuat kedua orang tuanya bangga. Meskipun ayahnya telah
kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan hal ini kita dapat mengambil hikmah bahwa janganlah engkau berkecil hati
dengan kehilangan orang yang kau kasihi atau masalah lain, dengan terjadinya peristiwa
tersebut engkau akan sadar bahwa masih ada orang yang sayang dan selalu mendukungmu.
Jadi jangan putus asa dan railah cita cita mu agar bisa membanggakan kedua orang tua mu.