Disusun Oleh
Aisyah
Larasati Ayu Ningrum
Reiwinda Wydianingtias
Sandra Norviana
Selviana Adelia Virli
Wahida Putri Rahayu
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan Kesehatan Lansia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
remaja yang saat ini sudah banyak mengarah menuju kota, mereka itu
nantinya sudah tidak tertarik kembali ke desa lagi, karena saudara, keluarga
dan bahkan teman-teman tidak banyak lagi yang berada di desa. Sumber
penghidupan dari pertanian sudah kurang menarik lagi bagi mereka, hal ini
juga karena pada umumnya penduduk desa yang pergi mencari penghidupan
di kota, pada umumnya tidak mempunyai lahan pertanian untuk digarap
sebagai sumber penghidupan keluarganya.
Selain itu bahwa di masa depan sektor jasa mempunyai peran yang penting
sebagai sumber penghidupan. Oleh karena itu suatu negara yang tidak
mempunyai sumber daya alam yang cukup maka di era globalisasi akan
beralih kepada sektor jasa sebagai sumber penghasilannya, contoh negara
Singapura. Padahal sektor jasa dapat berjalan dan hidup hanya di daerah
perkotaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada
lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan yang meliputi:
Pelayanan keagamaan dan mental spiritual
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesempatan kerja
Pelayanan pendidikan dan pelatihan
Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum
Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum
Perlindungan social
Bantuan sosial
Dalam undang-undang juga diatur bahwa Lansia mempunyai kewajiban,
yaitu:
Membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, terutama di lingkungan
keluarganya dalam rangka menjaga martabat dan meningkatkan
kesejahteraannya;
Mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, keahlian,
keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada generasi
penerus;
Memberikan keteladanan dalam segala aspek kehidupan kepada
generasi penerus.
Pemerintah bertugas mengarahkan, membimbing, dan menciptakan suasana
yang menunjang bagi terlaksananya upaya peningkatan kesejahteraan sosial
lanjut usia. Sedangkan pemerintah, masyarakat dan keluarga
bertanggungjawab atas terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan sosial
lanjut usia.
4
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia.
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia, meliputi :
a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual, antara lain adalah
pembangunan sarana ibadah dengan penyediaan aksesibilitas bagi lanjut usia.
b. Pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya
penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang pelayanan
geriatrik/gerontologik.
c. Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan
perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus.
d. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini
pelayanan administrasi pemberintahan, adalah untuk memperoleh Kartu
Tanda Penduduk seumur hidup, memperoleh pelayanan kesehatan pada sarana
kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya untuk pembelian
tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak, pembelian tiket untuk tempat
rekreasi, penyediaan tempat duduk khusus, penyediaan loket khusus,
penyediaan kartu wisata khusus, mendahulukan para lanjut usia. Selain itu
juga diatur dalam penyediaan aksesibilitas lanjut usia pada bangunan umum,
jalan umum, pertamanan dan tempat rekreasi, angkutan umum. Ketentuan
mengenai pemberian kemudahan dalam melakukan perjalanan diatur lebih
lanjut oleh Menteri sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
5
prasarana wilayah, pemberdayaan perempuan, kebudayaan dan pariwisata,
perhubungan, pemerintahan dalam negeri. Unsur masyarakat adalah
merupakan wakil dari organisasi masyarakat yang bergerak di bidang
kesejahteraan sosial lanjut usia, perguruan tinggi, dan dunia usaha.
c. Di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dapat dibentuk Komisi
Provinsi/Kabupaten/Kota Lanjut Usia.
d. Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia ditetapkan oleh Gubernur pada
tingkat provinsi, dan oleh Bupati/Walikota pada tingkat kabupaten/kota.
B. Pembinaan Lansia
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar
dan menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan
kesehatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan
kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di Puskesmas- Puskesmas ataupun
Rumah Sakit serta Panti- panti dan institusi lainya. Tekhnologi tepat guna
dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah tekhnologi yang mengacu pada
masa usia lanjut setempat, yang didukung oleh sumber daya yang tersedia di
masyarakat, terjangkau oleh masyarakat diterima oleh masyarakat sesuai
dengan azas manfaat. Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan usia
lanjut adalah peran serta masyarakat baik sebagai pemberi pelayanan
kesehatan maupun penerima pelayanan yang berkaitan dengan mobilisasi
sumber daya dalam pemecahan masalah usia lanjut setempat dan dalam
bentuk pelaksanan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut
setempat.
6
Tujuan Dan Sasaran Pembinaan :
a. Tujuan Umum
Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa
tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyakat
sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya.
Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk
keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut.
Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut.
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.
c. Sasaran pembinaan Secara Langsung
Kelompok usia menjelang usia lanjut ( 45 -54 tahun ) atau dalam
virilitas dalam keluarga maupun masyarakat luas.
Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium ( 55 -64 tahun ) dalam
keluarga, organisasi masyarakat usia lanjut dan masyarajat umumnya.
Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( >65 tahun ) dan usia
lanjut dengan resiko tinggi ( lebih dari 70 tahun ) hidup sendiri, terpencil,
hidup dalam panti, penderita penyakit berat, cacat dan lain-lain.
7
C. Kebijakan Depkes dalam Pembinaan Lansia
8
D. Kegiatan-kegiatan dalam Pembinaan Lansia
Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya antara lain:
a. Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut
agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri,
keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan
penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang
penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut yang
antara lain adalah :
Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini
penurunan kondisi kesehatannya, teratur dan berkesinambungan
memeriksakan kesehatannya ke puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan
lainnya.
Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi
seimbang.
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau
hobinya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan
kelompok sosial.
Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok,
alkhohol, kopi , kelelahan fisik dan mental.
Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar
b. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya penyakit maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses
9
ketuaan.
Upaya preventif dapat berupa kegiatan :
Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan
secara dini penyakit-penyakit usia lanjut.
Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan
dengan kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya
kacamata, alat bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan
karya dan tetap merasa berguna.
Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakaan pada usia lanjut.
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
c. Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa
kegiatan:
Pelayanan kesehatan dasar
Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
d. Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah
menurun.
Yang dapat berupa kegiatan :
Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang
penggunaan berbagai alat bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar
usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai
kebutuhan dan kemampuan.
Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental
penderita.
Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi , aktifitas di
dalam maupun diluar rumah.
Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
10
Perawatan fisioterapi.
Disamping upaya pelayanan diatas dilaksanakan yang tidak kalah penting
adalah penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral
daripada setiap program kesehatan. Adapaun tujuan khusus program
penyuluhan kesehatan masyarakat pada usia lanjut ditujukan kepada :
Kelompok usia lanjut itu sendiri
Kelompok keluarga yang memiliki usia lanjut
Kelompok masyarakat lingkungan usia lanjut
Penyelenggaraan kesehatan
Lintas sektoral ( Pemerintah dan swasta )
11
Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam keadaan darurat
seperti wabah, bencana alam, kecelakaan.
2. Komponen pengembangan potensi swadaya masyarakat di bidang
kesehatan dengan kegiatan antara lain:
Mengembangkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas Puskesmas
dan pengurus LKMD dalam mengembangkan potensi swadaya masyarakat di
bidang kesehatan.
Melaksanakan kemampuan dan motivasi terhadap kelompok
masyarakat termasuk swasta yang melaksanakan pengembangan potensi
swadaya masyarakat dibidang kesehatan usia lanjut secara sistematis dan
berkesinambungan.
Mengambangkan, memporoduksi dan menyebarluaskan pedoman
penyuluhan kesehatan usia lanjut untuk para penyelenggaraan penyuluhan,
baik pemerintah maupun swasta.
3. Komponen Pengembangan Penyelengaraan penyuluhan dengan kegiatan :
Menyempurnakan kurikulum penyuluhan kesehatan usia lanjut di
sekolah-sekolah kesehatan.
Melengkapi masukan penyuluhan pada usia lanjut.
Menyusun modul pelatihan khusus usia lanjut untuk aparat diberbagai
tingkat.
Adapun langkah-langkah dari penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut:
Perencanaan sudah dimulai dengan kegiatan tersebut diatas dimana
masalah kesehatan, masyarakat usia lanjut dan wilayahnya jelas sudah
diketahui.
Pelaksanaan penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut harus
berdaya guna serta berhasil guna.
Merinci tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang
yang harus jelas, realistis dan bisa diukur.
12
Jangkauan penyuluhan harus dirinci, pendekatan ditetapkan dan
dicapai lebih objektif, rasional hasil sasarannya.
Penyusunan pesan-pesan penyuluhan.
Pengembangan peran serta masyarakat, kemampuan penyelenggaraan
benar-benar tepat guna untuk dipergunakan.
Memilih media atau saluran untuk mengembangkan peran serta
masyarakat dan kemampuan penyelenggaranan.
Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu
lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui
pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program
Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
13
Usia lanjut risiko tinggi: usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut
berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
b. Sasaran tidak langsung :
Keluarga dimana usia lanjut berada
Masyarakat tempat Usila berada
Organisasi sosial
Petugas kesehatan
Masyarakat luas
14
kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana
cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang
melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi
meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong
minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia.
b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau
posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena
penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam
menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau
keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk
menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau
masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi
lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini
merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri
posyandu lansia.
c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan
lansia untuk datang ke posyandu
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan
lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi
motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk
mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika
lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala
permasalahan bersama lansia.
d. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas
kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan
sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti
kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena
sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
15
obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan
cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang
menghendaki adanya suatu respons.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat
16
seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek
kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia,
gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan,
sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau
tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan,
timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter,
peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS)
lansia.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu
perlu pengkajian masalah usia yang lebih mendasar agar tercapai tujuan
pembinaan kesehatan usia yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta
optimal. Dalam peningkatan peranan serta masyarakat dapat dilaksanan
dengan bentuk penyuluhan kesehatan yang melibatkan masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanan dan penilaian upaya kesehatan usia lanjut dalam
rangka menciptakan kemadirian masyarakat.
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan
menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan
kesehatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan
kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di Puskesmas-Puskesmas ataupun
Rumah Sakit serta Panti-panti dan institusi lainya.
Kebijakan Depkes dalam pembinaan lansia merupakan bagian dari
pembinaan keluarga. Pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada
upaya menumbuhkan sikap dan perilaku yang akan menumbuhkan
kemampuan keluarga itu sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan
dengan dukungan dan bimbingan tenaga profesional, menuju terwujudnya
kehidupan keluarga yang sehat. Juga kesehatan keluarga diselenggarakan
untuk mewujudkan keluarga sehat kecil, bahagia dan sejahtera.
18
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. Permenkes, No. 25 Tahun 2016 Tentang RAN Kes. Lanjut Usia. Jakarta;
Depkes RI.
Gustina, Eni. 2010. Kebijakan Program Kesehatan Lanut Usia. Jakarta; Depkes RI
19