PEMBAHASAN
A. KERANGKA DAN KONSEPTUAL BRAINSTORMING
Metode Brainstorming merupakan suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun
gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan
diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi,
atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat.
Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilkasi (kumpulan) pendapat,
informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Metode ini akan
menghasilkan berbagai pendapat atau ide dari peserta, baik yang sama (atau saling
mendukung) dan ide-ide yang berbeda (atau saling bertentangan).
Hasilnya pengalaman, atau kemudian peta dijadikan gagasan peta (mind map)
informasi, untuk peta menjadi pembelajaran bersama. Metode curah pendapat
(brainstorming) sesuai sebagai upaya untuk mengumpulkan pendapat/ide yang dikemukakan
oleh seluruh anggota kelompok, baik secara individual maupun kelompok. Metode
brainstorming merupakan salah satu teknik untuk memperkirakan sejauh mana pengetahuan
(penguasaan materi) yang telah dimiliki.1
Langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode Brainstorming :
1. Pemberian informasi dan motivasi , menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya
dan mengajak peserta aktif untuk menyumbangkan pemikirannya.
2. Identifikasi pada tahap ini peserta diundang untuk memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-
banyaknya. Semua saran yang masuk ditampung, ditulis dan tidak dikritik. Pimpinan kelompok dan
peserta hanya boleh bertanya untuk meminta penjelasan. Hal ini agar kreativitas peserta didik tidak
terhambat.
3. Klasifikasi Semua saran dan masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya mengklasifikasikan
berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa berdasarkan struktur/
faktor-faktor lain.
4. Verifikasi Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan.
Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahannya. Apabila terdapat sumbang saran
yang sama diambil salah satunya dan sumbang saran yang tidak relevan bisa dicoret. Kepada
pemberi sumbang saran bisa diminta argumentasinnya.
1
https://www.scribd.com/doc/86198131/Brainstorming# diakses pada tanggal 24 Juni 2019 pukul
20.04 wib.
1
5. Konklusi (Penyepakatan) pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-
butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan
terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.2
Adapun cara kerja brainstorming sebagai berikut :
2
https://business.tutsplus.com/id/articles/top-brainstorming-techniques--cms-27181 diakses pada
tanggal 24 juni 2019 pada pukul 20.15 wib.
2
"bagaimana kita dapat menyebabkan ini?" Setelah kamu memiliki daftar cara bagus
untuk membuat masalah, kamu siap untuk mulai menyelesaikannya! Pelajari lebih
lanjut tentang cara mejalankan sesi brainstorming terbalik.
c. Gap Filling
Mulai dengan pernyataan dimana kamu berada.Kemudian tuliskan sebuah
pernyataan kemana kamu ingin berada.Bagaimana kamu mengisi celah itu untuk
mendapatkan tujuanmu? Peserta akan merespon dengan berbagai macam jawaban dari
yang umum hingga tertentu. Kumpulkan itu semua, dan kemudian atur untuk
mengembangkan sebuah visi tindakan.
d. Analisis penggerak
Berkerja dengan kelompokmu untuk menemukan penggerak di belakang masalah
yang sedang kamu selesaikan.Apa yang menggerakkan penurunan loyalitas klien?
Apa yang menggerakkan kompetisi? Apa yang menggerakkan sebuah trend
penurunan produktifitas? Saat kamu menyingkap penggeraknya, kamu mulai
mendapatkan kilasan solusi yang mungkin.
e. Analisis Swot
Analisis SWOT mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
sebuah organisasi.Biasanya, itu digunakan untuk menentukan apakah sebuah project
atau usaha potensial layak diambil.Dalam brainstorming, itu digunakan untuk
menstimulasi analisis kolaboratif.Apakah kekuatan kita yang sebenarnya?Apakah kita
mempunyai kelemahan yang jarang sekali kita diskusikan?Ide baru dapat datang dari
teknik yang telah dicoba dan nyata ini.
f. Lima Mengapa
Tool lainnya yang sering digunakan di luar sana untuk brainstorming, Lima
Mengapa dapat juga efektif untuk memajukan sebuah proses. Cukup mulai dengan
masalah yang sedang kamu selesaikan dan tanyakan "mengapa ini terjadi?"Setelah
kamu mendapatkan beberapa jawaban, tanyakan "mengapa hal ini terjadi?" Lanjutkan
proses lima kali (atau lebih), dengan menggali lebih dalam setiap kali hingga kamu
mendapatkan akar permasalahan. Gali lebih dalam proses ini.
g. Starbursting
Buat sebuah bintang enam.Di bagian pusat bintang, tuliskan tantangan atau
peluang yang kamu hadapi. Pada tiap ujung bintang, tuliskan satu kata di bawah ini:
who (siapa), what (apa), where (dimana), when (kapan), why (mengapa), dan how
(bagaimana). Gunakan kata-kata tersebut untuk membangun pertanyaan.Siapa klien
3
kita yang paling bahagia?Apa yang dikatakan klien kita tentang keinginannya?
Gunakan pertanyaan itu untuk menghasilkan diskusi.
II. Brainstorming Hening
Dalam beberapa situasi, individu memiliki waktu yang begitu padat sehingga sebuah
sesi brainstorming menjadi tidak mungkin dijadwalkan. Dalam situasi lainnya, anggota tim
tidak mau berbicara dalam sebuah kelompok atau mengekspresikan ide yang mungkin tidak
disetujui oleh yang lain. Ketika itu permasalahannya, kamu mungkin lebih baik disajikan
dengan teknik brainstorming yang mengijinkan peserta menghasilkan ide tanpa bertemu atau
tanpa perlu partisipasi publik.
a. Brain-netting (Brainstorming Online)
Barangkali tidak mengejutkan, brain netting melibatkan brainstorming pada
internet.Ini memerlukan seseorang untuk mempersiapkan sebuah sistem dimana individu
dapat membagikan ide mereka secara privat, namun kemudian berkolaborasi secara
terbuka. Setelah ide dihasilkan, mungkin ide yang bagus untuk berkumpul bersama,
namun mungkin juga pengembangan ide dan diskusi secara online berhasil dengan cara
itu sendiri. Ini khususnya merupakan pendekatan yang membantu bagi tim jarak jauh
untuk digunakan, walaupun tim manapun dapat memanfaatkan ini.
b. Brainwritting
Proses brainwriting melibatkan tiap peserta tanpa nama menuliskan ide pada kartu
indeks. Ide-ide ini dapat dibagikan secara acak dengan peserta lainnya untuk
menambahkan atau memberi kritik pada ide itu. Sebagai alternatif, ide-ide ini dapat
dikumpulkan dan disaring oleh tim manajemen. Pendekatan ini juga disebut "Crawford
Slip Writing", karena konsep dasarnya ditemukan tahun 1920 oleh seorang profesor
bernama Crawford.
c. Brainwritting Kolaboratif
Tuliskan pertanyaan atau perhatianmu pada selembar kertas besar, dan tempelkan itu
di tempat umum. Minta anggota tim untuk menuliskan atau menempelkan ide mereka
ketika mereka bisa, selama jangka waktu seminggu. Susun ide-ide itu sendiri atau
libatkan kelompokmu.
III. Brainstroming Bermain Peran
Apa yang sebenarnya diinginkan pelanggan/klien/manajer? Tantangan apa yang kita
hadapi secara internal atau eksternal? Sering kali, pertanyaan-pertanyaan ini memiliki
dijawab paling baik oleh klien internal dan eksternal.Bermain peran mengijinkan timmu
untuk "menjadi" klien mereka sendiri, yang seringkali menyediakan pandangan yang
4
mengejutkan ke dalam tantangan dan solusi.Nilai tambah lainnya dari bermain peran adalah,
dalam beberapa kasus, itu menurunkan hambatan peserta.Jenis-jenis bermain peran meliputi
Rolestorming, Berpikir Terbalik, dan Figure Storming.
a. Role Storming
Minta peserta untuk membayangkan diri mereka sendiri dalam peran seseorang yang
mengalami terkait tujuan brainstorming (seorang klien, manajemen atas, sebuah penyedia
layanan). Beraktinglah dalam sebuah situasi, dengan peserta berpura-pura mengambil
sudut pandang orang lain. Mengapa mereka mungkin tidak puas?Apa yang membuat
mereka merasa lebih baik tentang pengalaman atau hasilnya?
b. Berfikir Terbalik
Pendekatan kreatif ini bertanya, "apa yang akan dilakukan orang lainnya dalam situasi
kita?"Kemudian bayangkan melakukan sebaliknya. Apakah itu akan berkerja? Mengapa
atau mengapa tidak?Apakah pendekatan "biasa" berkerja sangat baik, atau adakah pilihan
yang lebih baik?
c. Figure Storming
Pilih sebuah sosok dari sejarah atau fiksi yang akrab di mata orang-orang-Teddy
Roosevelt, misalnya, atau Mother Theresa.Apa yang akan dilakukan individu itu untuk
mengelola tantangan atau peluang yang sedang kamu diskusikan? Bagaimana
kemungkinan pendekatan tokoh itu berkerja dengan baik atau buruk?
IV. Brainstorming Dengan Dukungan
Untuk kelompok yang tidak kreatif atau komunikatif secara instrinsik, atau cenderung
terjebak setelah ide yang paling jelas telah disarankan, diperlukan sebuah bantuan. Kamu
dapat menyediakan bantuan itu di awal dengan mempersiapkan proses brainstorming untuk
melibatkan setiap orang dalam kondisi yang terstruktur dan mendukung. Beberapa teknik
untuk jenis brainstorming ini melibatkan Brainstorming Anak Tangga, Round Robin
Brainstorming, Pembentukan Ide Dengan Cepat, dan Trigger Storming.
a. Brainstorming anak tangga
Mulai dengan berbagi tantangan brainstorming dengan setiap orang di dalam
ruangan.Kemudian kirimkan semua orang keluar ruangan untuk memikirkan
tantangan itu—kecuali dua orang.
Biarkan dua orang di dalam ruangan memikirkan ide untuk waktu yang singkat,
dan kemudian ijinkan hanya satu orang memasuki ruangan.Minta orang baru ini untuk
membagikan idenya dengan kedua orang pertama tadi sebelum mendiskusikan ide
yang telah dibuat.
5
Setelah beberapa menit minta orang lainnya untuk masuk, dan lalu yang lainnya.
Dalam jangka panjang, setiap orang akan kembali ke dalam ruangan—dan setiap
orang akan memiliki kesempatan untuk membagikan idenya dengan kolega.
b. Round Robin Brainstorming
Sebuah "round robin" adalah sebuah permainan dimana setiap orang mendapatkan
kesempatan untuk berpartisipasi.Dalam kasus brainstorming itu berarti setiap orang
(1) harus membagikan sebuah ide dan (2) menunggu hingga setiap orang lainnya telah
membagikan ide sebelum menyarankan ide kedua atau mengkritik ide tersebut. Ini
adalah cara yang bagus untuk mendorong individu yang pemalu (atau tidak tertarik)
untuk berbicara sembari menjaga kepribadian yang dominan agar tidak mengambil
alih sesi brainstorming ini.
c. Pembentukan Ide Dengan Cepat
Teknik sederhana ini dapat memberikan hasil yang mengejutkan.Tanyakan
invididu di dalam kelompok untuk menuliskan sebanyak mungkin ide yang mereka
berikan dalam waktu tertentu.Kemudian ceritakan ide tersebut keras-keras atau
kumpulkan respon. Seringkali, kamu akan menemukan ide tertentu muncul berulang-
ulang; dalam beberapa kasus ini merupakan ide yang jelas, namun dalam beberapa
kasus mereka mungkin menyediakan pencerahan.
d. Trigger Storming
Jenis varian pada pendekatan round robin ini dimulai dengan sebuah "trigger"
untuk membantu hadir dengan pemikiran dan ide. Kemungkinan trigger mencakup
kalimat terbuka atau pernyataan provokatif. Sebagai contoh, "Permasalahan klien
selalu tampak muncul ketika (......) ", atau "Cara terbaik untuk menyelesaikan
permasalahan klien adalah memberikan masalah itu kepada orang lain".
V. Brainstorming Kreatif Radikal
Jika timmu tampak tersendat pada jawaban konvensional untuk melakukan
brainstorming tantangan, kamu mungkin perlu mengaduk wadah untuk membantu
menghasilkan ide kreatif dengan menggunakan teknik-teknik yang memerlukan pemikiran di
luar batas.Ini mencakup pendekatan Charrette dan tantangan "bagaimana jika".
a. Charrette
Bayangkan sebuah sesi brainstorming dimana 35 orang dari enam departemen
berbeda semuanya berusaha menghasilkan ide yang layak. Proses ini memakan waktu,
membosankan, dan—terlalu sering—tidak membuahkan hasil. Metode Charrette
memecah permasalahan ke dalam potongan-potongan yang lebih kecil, dengan
6
kelompok kecil yang mendiskusikan tiap elemen permasalahan untuk waktu
tertentu.Sekali tiap kelompok telah mendiskusikan satu permasalahan, ide mereka
diserahkan kepada kelompok berikutnya yang membentuk ide berdasarkan itu. Di
akhir Charrett, tiap ide mungkin telah didiskusikan lima atau enam kali—dan ide yang
didiskusikan telah dipoles.
b. Brainstorming “Bagaimana Jika”
Bagaimana jika masalah ini muncul 100 tahun yang lalu? Bagaimana itu akan
diselesaikan? Bagaimana jika Superman menghadapi masalah ini?Bagaimana dia
menanganinya?Bagaimana jika masalah 50 kali lebih buruk—atau jauh lebih kurang
serius daripada sebenarnya?Apa yang akan kita lakukan? Ini semua adalah jenis
skenario "bagaimana jika" yang berbeda yang dapat memancarkan cara berpikir
kreatif yang radikal—atau paling tidak membuat orang tertawa dan berkerja bersama-
sama.3
Alma Ata Declaration diadakan dalam rangka kebutuhan yang mendesak akan aksi
nyata dari seluruh pemerintah, pekerja pelayanan kesehatan, dan masyarakat dunia untuk
melindungi dan mempromosikan kesehatan kepada seluruh masyarakat diseluruh dunia.
Salah satu action-nya dengan mendeklarasikan; Perawatan kesehatan primer (Primary Health
Care) :
a. Mencerminkan dan berkembang dari kondisi ekonomi dan sosial budaya dan
karakteristik politik negara dan masyarakat dan didasarkan pada penerapan hasil
yang relevan dari sosial, penelitian-penelitian bio-medis dan pelayanan kesehatan,
serta pengalaman kesehatan masyarakat.
b. Menekankan pada masalah kesehatan utama di masyarakat, menyediakan layanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
3
https://www.scribd.com/doc/86198131/Brainstorming, diakses pada tanggal 24 Juni 2019 pukul
20.33 wib.
7
c. Mermasuk setidaknya: pendidikan mengenai berlaku masalah kesehatan dan metode
pencegahan dan pengontrolan mereka; promosi pasokan makanan dan nutrisi yang
tepat; cukup pasokan air bersih dan sanitasi dasar; kesehatan ibu dan kesehatan anak,
termasuk keluarga berencana; imunisasi terhadap penyakit menular yang utama;
pencegahan dan pengendalian lokal penyakit endemik; perawatan yang tepat dari
penyakit umum dan luka-luka dan penyediaan obat esensial.
d. Melibatkan, selain sektor kesehatan, semua sektor dan aspek terkait pembangunan
nasional dan masyarakat, di bidang pertanian khususnya, hewan peternakan,
makanan, industri, pendidikan, perumahan, pekerjaan umum, komunikasi dan
menuntut upaya terkoordinasi dari semua orang sektor.
e. Membutuhkan dan mempromosikan komunitas maksimum dan individu kemandirian
dan partisipasi dalam perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengendalian
kesehatan primer, memanfaatkan sepenuhnya sumber daya lokal, nasional dan
lainnya; dan tujuan akhir yaitu pengembangan melalui pendidikan yang sesuai
kemampuan masyarakat.
f. Harus ditopang oleh sistem yang terpadu, fungsional dan rujukan yang saling
mendukung, yang mengarah ke peningkatan progresif kesehatan yang komprehensif
untuk semua, dan memberikan prioritas kepada mereka yang membutuhkan.
g. Bergantung pada tingkat lokal dan rujukan, pada petugas kesehatan, termasuk dokter,
perawat, bidan, pembantu dan petugas di masyarakat yang ada, serta praktisi
tradisional yang diperlukan, sesuai dilatih secara sosial dan teknis untuk bekerja
sebagai tim kesehatan dan untuk merespon kebutuhan kesehatan yang ada dari
masyarakat.
2. Ottawa Charter (1986)
Konferensi pertama dalam skala internasional yang diadakan di Ottawa, Kanada pada
Tahun 1986. Kesepakatan dalam pertemuan ini bertujuan untuk mencapai “sehat global”
pada Tahun 2000. Dalam konferensi Promkes di Ottawa, disepakati bahwa definisi promkes
adalah suatu proses yang memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan pengendalian dan
pengawasan dalam rangka peningkatan kesehatan. Untuk mencapai status sehat secara fisik,
mental dan sosial, seseorang / masyarakat harus dapat mengidentifikasi dan memberikan
aspirasi, dapat memenuhi kebutuhan hidup, dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Kesehatan dapat dipandang sebagai sumber daya dalam kehidupan sehari-hari, bukan
tujuan dari kehidupan. Kesehatan adalah konsep positif yang menekankan pada sumber daya
8
sosial dan individu, seperti kemampuan fisik. Oleh karena itu, Promkes bukan hanya
tanggung jawab dari institusi pelayanan kesehatan saja, akan tetapi merupakan tangung jawab
semua pihak termasuk individu dan masyarakat dalam menuju kehidupan yang sehat
sehingga dapat menjadi masyarakat yang sejahtera (WHO, The Ottawa Charter 1986).
Dalam rangka terus meningkatkan dan sharing pengalaman dan pengetahuan dibidang
promkes, berikut konferensi-konferensi internasional yang diadakan setelahnya :
3. Adelaide, Australia
4. Sundsvall, Sweden (1991)
5. Jakarta, Indonesia ( 1997)
a. Mempromosikan tanggungjawab sosial untuk kesehatan
b. Meningkatkan investasi pengembangan kesehatan
c. Pengembangan partnerships dibidang kesehatan
d. Meningkatkan kemampuan individu dan masyarakat
e. Meningkatkan infrastruktur yang aman
6. Mexico City (2000)
7. Bangkok, Thailand (2005)
8. Rio De Jeneiro, Brazil (2012)
Primary Health Care (PHC) merupakan esensi kesehatan yang didasarkan pada
praktik, keilmuan, sosial dan teknologi secara universal dapat diakses oleh semua individu
dan keluarga serta masyarakat melalui partisipasi dan dengan biaya yang terjangkau sehingga
dapat menjaga status kesehatan mereka (Alma Ata Declaration, 1978 dalam WHO).
9
1. Issue
Masalah yang berhubungan dengan kesehatan yang sedang terjadi disuatu daerah
yang melibatkan masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dengan
melakukan promosi kesehatan yang tepat dengan masalah yang dihadapi, efektifitas
promosi kesehatan dapat terlaksana dengan baik.
2. Setting
Kehadiran audien atau masyarakat penting dalam promosi kesehatan. Akses menuju
tempat promosi kesehatan dan sarana/prasarana akan sangat menentukan motivasi
masyarakat dalam menghadiri promosi kesehatan.
3. Life Course
Materi yang diberikan dalam promosi kesehatan akan sangat mudah dicerna oleh
masyarakat sebagai audien apabila yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan, penyakit, sosial-
ekonomi, dll. akan mudah diberikan sebagai tema promosi kesehatan, dan dapat
dimodifikasi dengan adaptasi budaya setempat.
4. Best Practice
Action merupakan komponen terakhir dalam menentukan promosi kesehatan
menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik atau tidak. Tanpa adanya action,
promosi kesehatan akan menjadi sia-sia. Akan tetapi, action yang baik harus
didukung dengan perencanaan yang baik. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan
kegiatan nyata dari promosi kesehatan, perencanaan harus dibuat dan dikoordinasikan
dengan pihak-pihak terkait agar tujuan action dari promosi kesehatan dapat sesuai
dengan tujuan.
1. Menyediakan sarana dan prasarana yang mobile atau dapat diakses dan digunakan
kapan saja.
2. Pelaksanaan promosi kesehatan diupayakan terfokus pada perubahan sosio-ekonomi
dan budaya pada tingkat keluarga dan masyarakat
3. Melibatkan dan aktif melibatkan seluruh sektor pemerintah khususnya untuk
menyelesaikan masalah sosial dan ekonomi.
10
4. Temuan-temuan ilmiah dapat menjadi bahan referensi yang kuat dalam menjalankan
promosi kesehatan (evidence-based practices), sehingga keilmuan yang terkini dapat
diketahui oleh audien/masyarakat.
11