Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rusia yang memberikan sumbangan sekitar 15% dari jumlah produksi nikel dunia
pada tahun 2010. Salah satu daerah penghasil nikel di Indonesia berada pada
tambang. Identifikasi sebaran nikel laterit sangat penting untuk diketahui agar
bergerak di bidang pertambangan nikel, memiliki luas IUP 175 Ha, terdiri dari 4
Utara. Perusahaan ini mulai beroperasi pada tahun 2010 dengan target produksi
bijih nikel sebesar 10.000 ton/minggu. PT. Paramitha Persada Tama, merupakan
salah satu perusahaan yang memiliki bijih nikel laterit (Ni), dengan menetapkan
batas pengambilan kadar bijih nikel atau Cut Off Grade yaitu 1,4% Ni,
sedangakan untuk bijih nikel dengan kebutuhan pemasaran adalah sebesar 1,7%
termasuk tipe silikat yang merupakan perkembangan dari batuan peridotit yang
terserpentinisasi lemah. Nikel dengan tipe silica ini umumnya memiliki kadar
nikel yang cukup tinggi Ni 2,0%. Perusahaan ini memiliki kadar nikel yang low
2
grade, medium, dan high grade. Penelitian ini lebih menekankan pada analisis
kadar bijih nikel kadar rendah hasil dari metode blending (Musnajam, 2012).
terbuka (Surface Mining) yaitu menambang dari punggung bukit kebawah (Open
penggalian langsung oleh alat gali seperti selective mining dengan alat gali dorong
dan muat akan berpengaruh terhadap kadar, karena metode penambangan tersebut
Alasan untuk melakukan selective mining adalah bila seluruh material bijih
dengan kadar yang tidak merata di tambang maka kadar tersebut akan berada
standar ekspor bijih nikel yang dibutuhkan oleh konsumen dan disesuaikan
dengan kebutuhan pasar adalah (Ni 1,7%). Berdasarkan penentuan kadar bijih
pengawasan mutu nikel menurut standar oprasional, maka yang perlu diketahui
terlebih dahulu adalah “Cut of Grade“ yang telah ditetapkan oleh perusahaan, Cut
Off Grade adalah batas penggalian atau pengambilan biji nikel yang ditetapkan
3
oleh perusahaan, sehingga dari data kadar rata-rata tiap tumpukan ore pada
Untuk menjaga kesinambungan bijih nikel yang akan diolah pada pabrik
kualitas dan kuantitas yang berbeda untuk diperoleh hasil campuran yang sesuai.
kadar dari front penambangan dan data tongkang, maka penelitian diarahkan
“Analisis Kadar Bijih Nikel Hasil Blending Di Pt. Paramitha Persada Tama Desa
Sulawesi Tenggara”.
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah bagaimana kadar bijih nikel hasil dari metode blending
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kadar bijih nikel
hasil dari metode blending antara bijih nikel kadar rendah dengan kadar tinggi.
4
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah dari hasil
penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya mengenai analisis
kadar bijih nikel hasil dari metode blending, serta menjadi acuan untuk data
A. Nikel Laterit
diindonesia memiliki profil laterit (produk pelapukan) yang tebal dan menjadikan
indonesia sebagai salah satu negara penghasil nikel laterit yang utama. Batuan
Istilah Laterit berasal dari bahasa latin yaitu later, yang artinya batuan
laterit diawali dari proses oksidasi dan pelapukan batuan ultrabasa, dalam hal ini
magnesium silikat dan besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil dan mudah
mengendap sebagai feri hidroksida. Akhirnya endapan ini akan menghilangkan air
6
dan Cobalt (Co) dalam jumlah kecil. Jadi besi oksida mengendap dekat dengan
permukaan tanah, sedangkan magnesium, nikel dan silika tertinggal dalam larutan
selama air masih asam. Tetapi jika dinetralisasi karena adanya reaksi dengan
batuan dan tanah, maka zat-zat tersebut akan cenderung mengendap sebagai
hydrosilikat.
magnesium silikat dan besi silikat, yang pada umumnya mengandung 0,30 %
nikel. Proses laterisasi adalah proses pencucian pada mineral yang mudah larut
dan silika dari profil laterit pada lingkungan yang bersifat asam, hangat dan
pada unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co. Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh
Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air, berupa kekar, maka Ni
yang terbawa oleh air turun ke bawah, dan akan terkumpul di zona air sudah tidak
dapat turun lagi dan tidak dapat menembus bedrock (Harzburgit). Ikatan dari Ni
yang berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan membentuk mineral Garnierit
dengan rumus kimia (Ni, Mg) Si4O5 (OH)4. Apabila proses ini berlangsung terus
7
a. Batuan Asal
nikel laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultra basa. Dalam hal ini pada
batuan ultra basa tersebut: - terdapat elemen Ni yang paling banyak diantara
batuan lainnya - mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak
b. Iklim
kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya
besar akan membantu terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-
rekahan dalam batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada
batuan.
d. Topografi
beserta reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak
topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis, jumlah air yang meluncur (run
off) lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat menyebabkan pelapukan
kurang intensif.
e. Struktur
diketahui, batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil sekali
9
sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut
akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih
intensif.
f. Waktu
relatif lama. Waktu merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
Batuan induk bijih nikel adalah batuan peridotit. Batuan ultrabasa rata-
rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur nikel tersebut terdapat
dalam kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai hasil substitusi
terhadap atom Fe. Proses terjadinya substitusi antara Ni, Fe dan Mg dapat
diterangkan karena radius ion dan muatan ion yang hampir bersamaan diantara
unsur-unsur tersebut.
atau batuan serpentinit peroditit. Sedangkan proses kimia dan fisika dari udara,
air serta pergantian panas dingin yang bekerja secara continue, menyebabkan
khususnya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari udara dan pembusukan
Adapun skema pembentukan profil nikel laterit dapat dilihat pada (gambar
(Fitrian, 2014).
11
Profil pembentukan nikel laterit dapat di lihat pada (Gambar 3) pada zona
a. Zona limonit
beku ultrabasa pada zona ini tidak dominan atau hampir tidak ada.
b. Zona saprolit
Zona saprolit merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk,
Zona ini adalah merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa
oksida besi, serpentin sekitar <0.4% kuarsa magnetit dan tekstur batuan asal yang
c. Zona Bedrock
Zona ini merupakan bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas
bongkah yang lebih besar dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara
1. Persiapan Penambangan
tidak terhambat oleh kegiatan non produksi. Persiapan penambangan ini meliputi:
a. Leand Clearing
diatas bijih atau lahan yang akan ditambang. Pembersihan lahan dengan
menggunakan alat Excavator dan Bulldozer. Agar kerja bulldozer lebih efektif,
tanah penutup yang menutupi bijih nikel. Lapisan tanah penutup yang harus
dikupas adalah 0-6 meter yang terdiri atas Top Soil dan lapisan bijih kadar rendah
dengan pembuatan jalan tambang. Pengupasan tanah penutup pada (Gambar 5).
13
2. Kegiatan Penambangan
excavator.Bijih nikel yang akan ditambang ditetapkan berdasarkan cut off grade
karena penyebaran kadar bijih yang tidak merata diketahui, maka dilakukan
gali muat excavator dan dump truck. Bijih yang dimuat adalah bijih yang telah
A B
Gambar 9. Kegiatan (A) hauling dan (B) barging
d. Dumping
penyimpana ore atau di tongkang. Kegiatan dumping dapat dilihat pada (Gambar
Cut off grade adalah kadar rata-rata minimum dari bijih yang dapat
ditambang secara ekonomis. Cut off grade merupakan suatu kriteria operasional
untuk menambang. Bijih yang ditambang adalah bijih yang mempunyai kadar
16
yang lebih tinggi dari cut off grade. Dengan demikian maka bagian dari endapan
yang mempunyai kadar lebih tinggi dari cut off grade diidentifikasi sebagai bijih.
Untuk suatu bijih tertentu umpamanya nikel dengan lokasi yang berbeda tetapi
genesa sama cut off grade berbeda. Kadar rata-rata minimum bijih dapat
dinyatakan dalam persen bergantung pada bijih yang ditambang (Diharlan, 2018).
memaksimalkan untuk menambang dan proses hanyah bijih (yaitu materi di atas
dihitung cut off grade) dan baik meninggalkan di tempat atau membuang sampah.
Kelas cut off grade dihitung dari mengatakan 1% Ni dalam tambang nikel terbuka
berarti bahwa setiap bahan yang mengandung nilai kadar lebih dari 1% Ni adalah
juga kemungkinan akan menurunkan umur tambang. Sebuah umur tambang yang
Cut off grade secara tradisional didefinisikan sebagai kelas yang biasanya
digunakan untuk membedakan antara bijih dan limbah dalam tubuh bijih yang
17
diberikan. Hal ini juga membedakan antara berbagai jenis bijih sebelum
pengolahan sementara sampah baik kiri tidak ditambang atau dikirim ke tempat
distribusi kelas deposit dan nilai cut-off. Cut-off grade langsung mempengaruhi
langsung terkait dengan nilai cut-off dan urutan ekstraksi. Pemilihan cut-off grade
yang digunakan dalam operasi tambang didasarkan pada cut-off optimasi kelas
Cut off Grade (CoG) adalah kadar batas rata-rata terendah dari blok
Bahan galian kadar rendah atau di bawah Cut Off Grade merupakan bahan
galian sumber daya yang sudah diketahui dimensi dan kualitasnya dengan
keyakinan geologi tertentu. Bahan galian yang mempunyai kadar di sekitar COG,
sehingga dapat merupakan cadangan atau sumber daya, tergantung pada kondisi
teknologi, nilai dan harga saat itu merupakan bahan galian kadar marginal (Tim
Penyusun, 2001).
18
D. Conto (Sample)
kecil dari suatu bahan material sedemikian rupa sehingga konsistensi (kesamaan)
adalah:
a. Channel Sampling
mengambil material dalam jumlah yang besar dan umumnya dilakukan pada
mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur
dengan lebar 15 cm yang memotong zona mineralisasi menggunakan palu atau
pahat.
e. Pile Sampling
Cara pengambilan conto pada pile atau ore bin, untuk ini semua harus tahu
saat mengadakan pengisian (pilling) karena hal ini mempengaruhi letak butiran.
19
i. Grab Sampling
mengambil sebagian fragmen yang berukuran besar dari suatu material yang
mengandung mineralisasi secara acak. Tingkat ketelitian conto pada metode ini
relatif mempunyai bias yang cukup besar. Adapun kondisi pengambilan contoh
gambaran umum kadar. Yang akan dipengaruhi oleh lokasi atau letak dari
suatu titik bor, hal ini disebabkan karena penyebaran deposit yang tidak
merata.
b. Pada fragment material hasil dari selective mining dan stockpile untuk
mengambil sebagian dari massa tersebut yang cukup representatif untuk mewakili
keseluruhan yang besar. Sampling atau pengambilan conto adalah suatu proses
pengambilan sebagian kecil endapan yang mana bagian tersebut dapat mewakili
Industrial Standart), yaitu dengan cara two stage sampling dan devision method of
increment.
Cara two stage sampling adalah pengambilan conto melalui dua tahap
secara sistematis yaitu pada tahap pertama dilakukan pengambilan conto pada dua
dalam beberapa divisi yang dilakukan untuk pekerjaan preparasi conto. Jumlah
conto bijih nikel yang di ambil tergantung pada tipe endapan dan tingkat
Salah satu Unit Kerja Pengawasan Kualitas yaitu Unit Satuan Kerja
Persiapan Sampel berperan penting dalam pengambilan sampel yaitu conto yang
telah diambil dimasukkan ke dalam kantong dan diberi kode serta diikat dengan
preparasi conto dimana telah tertulis seperti kode conto, front penambangan, titik
E. Preparasi Sample
lapangan yang masih heterogen dan kasar menjadi material yang homogen dan
halus sesuai dengan persyaratan laboratorium. Conto dari lapangan yang berasal
dalam pengecilan ukuran sampai semua conto menjadi sama rata, setelah itu
dilakukan analisis kadar (assay). Karena yang dianalisa tersebut hanya sebagian
(Hardiansyah, 2008).
22
maka data analisis laboratorium yang akan keluar juga tidak sesuai dengan yang
sebenarnya. Oleh sebab itu perlu memperhatikan prosedur kerja menurut SOP
(standar operasi prosedur) dengan baik, adapun tahapan preparasi untuk sampel
5. Matrix,
6. Tahap pengeringan,
8. Analisis kadar.
F. Blending
Blending adalah proses pencampuran antara bijih nikel kadar rendah dan
bijih nikel kadar tinggi yang berbeda untuk di peroleh hasil campuran yang sesuai.
Dalam proses pencampuran (blending) harus memenuhi ore spesifik yang sesuai
penambagan memiliki kadar di bawah COG, maka blok dari bijih tersebut akan
mekanis Excavator dan Dump Truck pada suatu tempat yang jaraknya tidak jauh
dari front penambangan, hal ini dilakukan agar tidak mengganggu beberapa
Blending adalah pencampuran nikel yang nilai kadar rendah, dimana hasil
akhir dari proses pencampuran tersebut diharapkan akan didapatkan nilai kadar
yang sesuai dengan target (permintaan pasar). Tujuan dari proses blending ini
mempunyai nilai kadar rendah , sehingga akan mempunyai nilai ekonomis yang
penimbunan secara bersamaan dan terus-menerus dalam waktu tertentu dari dua
atau lebih material (nikel beda kualitas), yang dianggap mempunyai komposisi
Pencampuran dilakukan pada nikel yang berbeda nilai kadar, sehingga kualitas
nikel hasil campuran merupakan perpaduan dari parameter kualitas nikel yang
yang diinginkan, dengan komposisi yang tidak homogen (Saputra, dkk, 2017).
dari dua atau lebih tipe nikel yang mempunyai kadar berbeda, dimana kedua jenis
nikel yang berbeda akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah
yang cukup besar untuk mengenali salah satu dari tipe nikel tersebut ketika proses
1. Proses Blending
kualitas spesifik yang diinginkan. Hasil pengolahan terhadap endapan nikel dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu endapan nikel high grade (% kadar
Ni = 2,0%), medium (1,7% kadar nikel untuk kebutuhan pabrik, dan 1,4 – 2,1 %
untuk kebutuhan ekspor ) dan low grade. (% kadar < 1,5 untuk kebutuhan ekspor).
Untuk mendapatkan kualitas kadar bijih nikel yang sesuai dengan permintaan
pasar dilakukan blending nikel yang mempunyai kadar yang berbeda dengan
Kadar bijih nikel yang ditambang sangat bervariasi. Bijih nikel yang
berasal dari front tambang diangkut dan ditimbun langsung di tongkang dengan
menjadi dua kelompok, yaitu endapan high grade dan low grade. Setelah itu
tumpukan bijih sesuai rasio pencampuran yang ditetapkan. PT. Paramitha persada
oleh satuan kerja Material Handling Departement mengacu pada permintaan dari
2. Tumpukan bijih nikel yang berada di front tersebut akan dilakukan analisa
4. Hasil relisasi dari rencana blending bijih nikel dapat dilihat pada rumus
blending.
kn = Nilai kadar ke
n = Jumlah kadar
(Musnajam, 12).
darat dengan waktu tempuh dari ibu kota provinsi sampai Kecamatan Lasolo yaitu
+ 3,5 jam dengan jarak 100 Km. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan
transportasi laut dari Desa Molawe Kecamatan Lasolo ke Desa Boenaga ditempuh
B. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kualitatif dan
kuantitatif.
2. Kuantitatif, data yang diperoleh dari data yang sudah ada, misalnya
1. Data primer
lapangan, dalam pengambilan sampel yang diambil akan disimpan dalam karung
dan diberi tanda untuk dianalisis di preparasi sampel serta pengambilan gambar
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang sudah
ada. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian yaitu peta lokasi penelitian
bersumber dari perusahaan, serta jurnal ilmiah baik jurnal nasional maupun jurnal
internasional.
28
membantu saat proses pengambilan data di lapangan, adapun alat yang digunakan
1. Tahapan Persiapan
diantaranya:
Pada tahap ini penulis melakukan pembuatan surat izin untuk sebagai
blending dari bijih nikel kadar rendah dengan bijih nikel kadar tinggi di PT.
dan pengkajian berbagai bacaan yang berkaitan dengan topik penelitian yang akan
c) Orientasi Lapangan
operasi kegiatan blending. Tujuan dari orientasi lapangan ini adalah sebagai
1. Pengambilan Sampel
(JIS).
Conto atau sample yang telah diambil dimasukan ke dalam karung sampel
dengan ukuran yang 15 kg dan diberi kode serta diikat dengan tali. Kemudian
penambangan.
telah disiapkan. Sampel diambil diatas tumpukan bijih yang dimana dalam
karung yaitu 4 sampai 5 kg), sampel yaitu sebanyak 224 bucket Excavator dalam
incriment (karung) dengan satu kali skop. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mewakili jumlah keseluruhan dari material yang ada pada tumpukan ore PT.
kg.
tali rafia.
Gambar 14. Sampel Dalam Karung dan di Ikat dengan Tali Rafia
e. Conto yang dinalisis hanya sebagian kecil, maka dilakukan preparsi conto
sebenarnya.
1 incriment sampel dengan cara mengambil ½ incriment sampel pada sisi kiri dan
mengambil ½ incriment sampel pada sisi kiri dan ½ incriment pada sisi kanan
tumpukan.
nomor label.
maka data analisis yang akan keluar juga tidak sesuai dengan sebenarnya. Oleh
karena itu perlu memperhatikan kerja menurut SOP (standar operasi produksi)
dengan baik. Tahapan preparasi sampel untuk sampel produksi dan sampel
tongkang.
a. Sampel yang diangkut dari front penambangan atau dari tongkang dibawa
A B
Gambar 21. Sampel dari Front Penambangan (A), Sampel dari Tongkang (B)
35
Untuk sampel produksi dalam 28 incriment dibagi dalam 4 bagian, untuk sampel
A B
Gambar 22. Kegiatan Kerja Sampel dari Front Penambangan (A), Kegiatan Kerja
Sampel dari Tongkang (B)
c. Sampel yang sudah dikecilkan ukurannya akan dilakukan tahap mixing
d. Kegiatan matrix ini dilakukan dari haris campuran tadi. Kegiatan matrix
dilakukan dengan pembagian yang rata dengan 3 tahapan yaitu tahapan pertama
yaitu tahap pertama menggunakan sekop ukuran 20D, tahap kedua sekop ukuran
10D.
36
e. Sampel hasil dari matrix akan dilakukan tapah pengeringan. Tahapan ini
cara digoreng diatas tungku dengan waktu paling lama 10 menit sampai material
Thermo Nitton guna untuk diketahui nilai kadar Ni-nya. Penggunaan alat ini
dengan menempelkan alat tersebut pada sampel sebanyak 6 titik. Tiga titik
38
pertama pada sisi depan kantong sampel dan tiga titik kedua pada sisi belakang
kadar dari front penambangan dan data kadar dari tongkang. Untuk mengitung
4. Analisis Data
menghitung hasil rata-rata kadar simulasi blending dari data front penambangan
dan menghitung kadar rata-rata hasil realisasi blending dari data tongkang dengan
penelitian di PT. Paramitha Persada Tama. Diagram alir penelitian dapat dilihat
(Gambar 30):
Mulai
Persiapan
Perizinan
Studi Literatur
Orientasi Lapangan
Pengumpulan Data
Pengambilan Sampel
Preparasi Sampel
Analisis Kadar Ni
Menggunakan Thermo
Nitton
A
41
Selesai