PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah hipertensi diambil dari bahasa Inggris hypertension yang berasal dari
bahasa Latin “hyper” dan “tension. “Hyper” berarti super atau luar biasa dan
“tension” berarti tekanan atau tegangan. Hypertension akhirnya menjadi istilah
kedokteran yang populer untuk menyebut penyakit tekanan darah tinggi. Tekanan
darah adalah tenaga yang dipakai oleh darah yang dipompakan dari jantung untuk
melawan tahanan pembuluh darah, jika tekanan darah seseorang meningkat dengan
tajam dan kemudian menetap tinggi, orang tersebut dapat dikatakan mempunyai
tekanan darah tinggi atau hipertensi (Gunawan, 2001).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diatolik 120 mmHg. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten, di mana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Menurut WHO 1996,
batasan tekanan darah normal orang dewasa adalah maksimum 140/90 mmHg.
Apabila tekanan darah seseorang di atas angka tersebut pada beberapa kali
pengukuran di waktu yang berbeda, orang tersebut bisa dikatakan menderita
hipertensi. Penderita hipertensi memiliki resiko lebih besar untuk mendapatkan
serangan jantung dan stroke (Suwarsa, 2006).
Selain itu terdapat kondisi yang dinamakan White Coat Hypertension.
Bentuk hipertensi ini adalah meningkatnya tekanan darah yang terjadi selama
kunjungan ke dokter, namun tidak di rumah. Hipertensi ini merupakan faktor pada
kira- kira 20% pasien dengan hipertensi ringan (Guibert R & Franco ED, 1999).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari hipertensi ?
2. Bagaimana klasifikasi dari hipertensi ?
3. Apa etiologi dari hipertensi ?
4. Apa manifestasi klinis dari hipertensi ?
5. Bagaimana patofisiologis terjadinya hipertensi ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari hipertensi ?
7. Apa saja penatalaksanaan medis dari hipertensi?
8. Bagaimana konsep Asuhan keperawatan dari hipertensi ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari hipertensi.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari hipertensi.
3. Untuk mengetahui etiologi dari hipertensi.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari hipertensi.
5. Untuk mengetahui patofisiologis terjadinya hipertensi.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari hipertensi.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari hipertensi.
8. Untuk mengetahui konsep Asuhan keperawatan dari hipertensi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Menurut beberapa sumber, definisi dari hipertensi adalah:
1. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg
(Smeltzer & Bare,2001)
2. Hipertensi adalah peningkatan teknan darah yang menetap diatas batas normal
yang disepakati yaitu : diastolic 90 mmHg / sistolik 140 mmHg (Kee & Hayes,
2001)
3. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang menetap diatas bataas
normal yang disepakati yaitu: distolic 90 mmHg / 140 mmHg (Price &
Wilson,2005)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi hipertensi pada lansia adalah
sebagai tekanan darah 140/90 mm Hg atau lebih tinggi atau tekanan darah yang
membutuhkan pengobatan dengan obat anti hipertensi. Hipertensi adlah penyakit
sistem kardiovaskuler dan pada lansia juga merupakan faktor resiko untuk penyakit
kardiovaskular termasuk penyakit stroke iskemik,penyakit koroner,dan gagal
jantung. (Arronow, 2009)
B. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999):
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
/ atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu:
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit
lain(Darmojo, 1999)
Klasifikasi hipertensi
Kategori Sistolik, Mmhg Diastolik, Mmhg
Normal <130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi I
Stadium I (ringan) 140-159 99-99
Stadium II (sedang) 160-179 100-109
Stadium III (berat) 180-209 110-119
Stadium IV (sangat berat) >210 >120
2
C. ETIOLOGI
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport
Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
3
d. Merokok
e. Minum alcohol
f. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
g. Aktivitas fisik
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti ginjal,
glomerulonefritis, pielonefritis, nekrosis tubular akut, tumor, vascular,
aterosklerosis, hiperplasia, trombosis, aneurisma, emboli kolestrol, vaskulitis,
kelainan endokrin, dm, hipertiroidisme, hipotiroidisme, saraf, stroke, ensepalitis.
selain itu dapat juga diakibatkan karena obat–obatan kontrasepsi oral,
kortikosteroid.
Hipertensi dapat diakibatkan oleh perilaku/pola hidup yang tidak baik.
Faktorfaktor dan perilaku yang dapat menjadipenyebab hipertensi yaitu:
a. Asupan Sodium yang melebihi normal: asupan sodium terhadap
kenaikantekanan darah sekarang ini banyak sekali diteliti. Hal ini berkaitan
dengan sifatSodium yang menyebabkan retensi cairan di dalam tubuh.
Hipertensi jarang terjadipada intake sodium yang rendah yaitu sekitar <60
mmol/hari.
b. Kurangnya diit vegetarian (sayur dan buah): Cereal, buah, dan
sayuranmengandung banyak kandungan kalium dan rendah sodium. Adanya
banyakkandungan kalium dapat menurunkan tekanan darah.
c. Intake lemak berlebih: Intake lemak berisiko meningkatkan
pembentukanatherosklerosis yang akan menyebabkan dinding pembuluh
darah mengeras danmenyebabkan tekanan darah dapat meningkat.
d. Intake alkohol: Beberapa studi menunjukkan hubungan linier yang
positifantara tekanan sistolik dan diastolik dengan pengkonsumsian alkohol.
e. Merokok: Penelitian menunjukkan bahwa orang yang merokok berisikolebih
besar menderita penyakit hipertensi dibandingkan yang tidak merokok.
f. Stress: Nyeri, marah, keingintahuan berlebih, ketakutan, kegembiraan danrasa
malu menyebabkan tekanan darah akan meningkat. (National Heart Lung
&Blood Insitute, 2003)
Hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah, meningkatkan
risiko sakit jantung dan stroke. Hipertensi juga dapat mengakibatkan gagal
jantung,penurunan efisiensi fungsi ginjal, dll. (Mansjoer et al, 2001). Hipertensi
dapatdicegah dengan pola hidup sehat dan mengendalikan faktor risiko
hipertensiseperti: mempertahankan berat badan ideal, tidak merokok, tidak minum
kopi, tidakmengkonsumsi alkohol, latihan aerobik, modifikasi tingkah laku, dan
penghentianobat yang meningkatkan tekanan darah (obat pengatur kelahiran,
kortikosteroid mineralokortikoid, dan lain-lain) (National Heart Lung & Blood
Insitute, 2003).
4
D. MANIFESTASI KLINIS
Tidak ada tanda dan gejala sampai penyakit ditemukan selama evaluasi
masalah yang lainnya. Terbangun dengan sakit kepala pada bagian oksipital yang
berkurang secara spontan setelah beberapa jam gejala biasanya terkait dengan
hipertensi berat. Biasanya terdapat gejala pusing , kehilangan ingatan, palpitasi,
kletihan , dan impotensi.
Dengan keterlibatan vaskuler:
1. Perdarahan hidung
2. Urine berdarah
3. Kelemahan
4. Penglihatan kabur
5. Nyeri dada dan dispnea yang dapat menandakan keterlibatan jantung
6. Tremor lambat
7. Mual dan muntah
8. Peningkatan tekanan diastolik ketika orang tersebut mengubah posisi dari
duduk menjadi berdiri(yang menandakan hipertensi esensial)
9. Penurunan tekanan darah dengan perubahan dari posisi duduk keberdiri
(menandakan hipertensi sekunder)
10. Endema perifer ketika terjadi gagal jantung
11. Hemarogi eksudat dan endema papil menunjukan evaluasi oftalmoskopik
pada tahap lanjut(jika retinopati hipertensif terjadi) (Jaime Stockslager,2007)
E. PATOFISIOLOGIS
5
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi
dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Perubahan fisik pada lansia terkait dengan penyakit hipertensi:
Perubahan sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa daah menurun 1% setiap tahun sesudah 20
tahun,hal ini menyebabkan menurunnya kontrkasi dan volumenya
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi,perubahan psisi dari tidur ke duduk(duduk ke berdiri)
bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan
pusing mendadak)
Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resitensi dari
pembuluh darah perifer,sistolis normal kurang lebih 170 mmHg dan distolis normal
kurang lebih 90 mmHg.Dengann adnya penurunan suplai O2 ke otak maka
kebutuhan otak akan O2 berkurang. Hal tersebut akan menyebabkan pingsan pada
akhirnya akan terjadi resiko injuri. (Smeltzser & Bare,2001)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas )
dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas,
anemia.
2. BUN/Keratinin: memberikan informasi tentang perfusi ginjal
3. Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan
oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
6
4. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau
menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
6. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan
plak ateromatosa (efek kardiovaskuler )
7. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
8. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
9. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
10. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
11. Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
12. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensi seperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal / ureter
13. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
14. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
15. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi
(Prize,Sylvia,2005)
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
Penatalaksanaan pada penderita hipertensi terdiri dari penatalaksanaan non
farmakologis dan farmakologis.
Penatalaksanaan non farmakologis terdiri dari:
1. Penurunan berat badan
2. Pembatasan alkohol
3. Pembatasan konsumsi natrium
4. Pembatasan penggunaan tembakau
5. Latihan dan relaksasi
Penatalaksanaan farmakologis terdiri dari:
1. Diuretik (chlorthalidone chygraton)
2. Diuretika pengganti kalium
7
3. Inhibitor asenergik (propanolog iinderal)
4. Vaskodilaton (hydrolazine hydrocloride apresoline)
5. Penghambat enzim pengubah angiotensin (captropil capoten)
6. Antagonis kalium (diltiazem hydrocloride cardizem)(Prize,Sylvia, 2005)
7. Menurut JNC VI pilihan pertama untuk pengobatan hipertensi lanjut usia
adalah diuretic atau penyekat beta dan ini sangat bermanfaat namn demikian
terbatas penggunaannya pada keadaan seperti penyakit arteri tepi, gagal
jantung.
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
1. Diet
2. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
3. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
4. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
5. Penurunan berat badan
6. Penurunan asupan etanol
7. Menghentikan merokok
8. Latihan Fisik (Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai
empat prinsip yaitu macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain)
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu
Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk
8
mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
9
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA HIPERTENSI
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam peruses keperawatan.
Untuk itu, di perlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah klien
sehingga dapat memberi arah terhadap tindakan keperawatan.
a. Anamnesis.
Anamnesis di lakukan untuk mengetahui:
1) Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa
yang di gunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi,
golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan
giagnosis medis.
2) Aktifitas/ istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
3) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner aterosklerosis.
Tanda : Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disrythmia, denyutan nadi
jelas, bunyi jantung murmur, distensi vena jugularis
4) Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
marah, faktor stress multiple (hubungan, keuangan, pekerjaan)
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang (khususnya sekitar mata),
peningkatan pola bicara
5) Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi,
riwayat penyakit ginjal ), obstruksi.
6) Makanan/ cairan
Gejala : Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi
kolesterol), mual, muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat
penggunaan diuretic. Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya
oedem.
7) Neurosensori
Gejala : Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan
penglihatan.
Tanda : Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori,
perubahan retina optik. Respon motorik : penurunan kekuatan
genggaman tangan.
8) Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/
10
masssa.
9) Pernafasan
Gejala : Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea,
batuk dengan/ tanpa sputum, riwayat merokok.
Tanda : Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan
alat bantu pernafasan.
10) Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara brejalan.
b. Pemeriksaan Diagnostik
1) Hb: untuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas).
2) BUN: memberi informasi tentang fungsi ginjal.
3) Glukosa: mengkaji hiperglikemi yang dapat diakibatkan
oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
4) Kalsium serum
5) Kalium serum
6) Kolesterol dan trygliserid
7) Urin analisa
8) Foto dada
9) CT Scan
10) EKG
11
3. Intervensi
a. Gangguan rasa nyaman nyeri (sakit kepala) b.d peningkatan tekanan
vaskuler serebral
Tujuan : Menghilangkan rasa nyeri
Kriteria hasil :
1) Melaporkan ketidanyamanan hilang atau terkontrol.
2) Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.
Intervensi :
12
3) Dorong klien untuk mempertahankan masukan makanan harian
termasuk kapan dan dimana makan dilakukan, lingkungan dan perasaan
sekitar saat makanan dimakan.
R/ Memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang dimakan
dan kondisi emosi saat makan, membantu untuk memfokuskan
perhatian pada factor mana pasien telah/dapat mengontrol perubahan.
4) Intruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan
dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging
dll) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk
kalengan,jeroan).
R/ Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol penting
dalam mencegah perkembangan aterogenesis.
5) Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi.
R/ Memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan
diet individual.
Intervensi
13
R/ Teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan
sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
5) Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih periode aktivitas.
R/ Jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan
mencegah kelemahan.
Intervensi :
14
e. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan
dengan kurangnya informasi mengenai penyakitnya.
Tujuan : Klien menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai
penyakitnya
Kriteria hasil :
1) Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regiment
pengobatan.
2) Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang
perlu diperhatikan. Mempertahankan TD dalam parameter normal.
Intervensi
15
3) Memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentang
normal pasien.
Intervensi
16
2) Bila penurunan sensitifitas taktil menjadi masalah ajarkan klien untuk
melakukan:
(a) Kaji suhu air mandi dan bantalan pemanas sebelum digunakan.
(b) Kaji ekstremitas setiap hari terhadap cedera yang tak terdeteksi.
(c) Pertahankan kaki tetap hangat dan kering serta kulit dilemaskan
dengan lotion emoltion.
R/ Kerusakan sensori pasca CVA dapat mempengaruhi persepsi klien
terhadap suhu.
17
CONTOH KASUS (Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan)
Data yang diperoleh penulis dari wawancara dan observasi saat melakukan
pengkajian pada Ny.W dari tanggal 8 juli 2018 adalah sebagai berikut: Nama Ny.W
umur 75 tahun, jenis kelamin perempuan, agama islam, status perkawinan janda, Suku
Muna, pendidikan SR. Alasan masuk ke Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari
yaitu diantar oleh anaknya. Ny.W tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula
Kendari diwisma Sentosa bersama lansia lainnya, jumlah semua lansia yang tinggal di
Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari sebanyak 95 lansia, diwisma Sentosa
sendiri ada 5 lansia. Ny.W selalu mengikuti senam, Ny.W mengatakan sebelum tidur
membaca Do’a sebelum tidur dan jika tidur lebih suka dengan posisi miring.
Status kesehatan umum Ny.W selama 6 bulan terakhir ditemukan data subjektif :
Ny.W mengeluh kepala sering pusing dan sakit daerah tengkuk leher, nyeri bertambah
saat beraktivitas dan berkurang saat istirahat, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri dibagian
kepala, skala nyeri 6, nyeri hilang timbul. Ny.W mengatakan sulit dalam beraktivitas
terutama aktivitas yang berat, lemas dan cepat lelah. Ny.W mengatakan tidak
mengetahui penyebab dan cara pencegahan penyakit hipertensi. Data objektif :
Ny.W tampak menahan nyeri dan memegangi leher bagian belakang, TD : 160/100
mmHg, Nadi : 87x/menit, Pernafasan : 20x/menit, Ny.W tampak bingung ketika
ditanya penyebab dan cara pencegahan penyakit hipertensi.
Tinjauan persistem Pada Ny.W Didapatkan keadaan umum : Ny.W mengeluh
sering sakit kepala dan terasa berat di bagian belakang. Berdasarkan
pengukuran skala nyeri didapatkan data : nyeri saat beraktivitas dan berkurang saat
istirahat, Ny.W tampak nyeri sambil memegangi kepala kualitas nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk, nyeri terasa dibagian kepala, skala nyeri 6, nyeri hilang timbul.
Pengkajian status fungsional yang dikaji menggunakan Indeks Kats. Nilai
indeks kats pada Ny.W adalah A karena tingkat kemandirian dalam aktifitas sehari-
hari seperti dalam hal kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi
dapat dilakukan secara mandiri. Dari hasil pengkajian status kognitif dan afektif
menggunakan format Shot Portable Mental Questionare (SPMSQ), Ny.W masih
utuh / baik, Ny.W dapat menjawab 9 dari 10 pertanyaan. Dari hasil pengkajian skala
depresi Ny.W memperoleh nilai 15 maka Ny.W mengalami depresi ringan.
1. Diagnosa keperawatan
a. Analisa data
Nama pasien : Ny.W
Umur : 75 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
18
Symptom Etiologi Problem
DS :
- Klien mengeluh sering sakit
kepala dan terasa berat
dibagian belakang.
- P : nyeri bertambah saat
Peningkatan tekanan
beraktivitas dan berkurang
vaskuler serebral Nyeri akut
saat istirahat
- Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk,
- R : nyeri dibagian kepala,
- S : skala nyeri 6,
- T : nyeri hilang timbul.
DO :
- Ny.W tampak menahan
nyeri dan memegangi
kepala bagian belakang.
- Tanda – Tanda Vital :
TD : 160/100 mmHg
S: 36OC
N : 87 x/menit P : 20
x/menit
19
b. Diagnosa keperawatan
Dari data yang didapatkan saat melakukan pengkajian maka peneliti dapat
mengangkat diagnosa keperawatan yaitu Nyeri akut berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral.
2. Intervensi keperawatan
Nama pasien : Ny.W
Umur : 75 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No.
Diagnosa Tujuan dan kriteria
Intervensi (NIC) Rasional
keperawatan hasil (NOC)
20
nyaman setelah mengetahui
nyeri berkurang. pengalaman
Tanda vital dalam nyeri pasien.
rentang normal. 5. Kontrol 5. Mengetahui
lingkungan hal-hal yang
yang dapat dapat
mempengaruhi meningkatkan
nyeri seperti rasa nyeri
suhu ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan.
6. Lakukan
6. Merupakan
tindakan non
tindakan untuk
farmakologi
mencegah
berupa nyeri kambuh
kompres
hangat dan
pijatan pada
kepala 7. Merupakan
7. Anjurkan
tindakan untuk
pasien istirahat
mengurangi
yang cukup.
nyeri yang
8. ajarkan pada dirasakan.
klien tentang 8. Untuk
pola hidup mengetahui
sehat seperti pengaruh dari
rajin olahraga, tindakan yang
makan yang diberikan.
bergizi dan
istirahat yang
cukup
9. Mengonsultasi 9. Untuk menjaga
kan pada dan
dokter tentang mempertahank
obat yang an kesehatan
diberikan pada pasien.
pasien.
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang mana
dapat dihadapi baik itu di beberapa negara yang ada di dunia maupun di Indonesia.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertensi itu adalah dari kebiasaan atau
gaya hidup masyarakat yaitu faktor herediter yang didapat pada keluarga, faktor
usia, jenis kelamin, konsumsi garam yang berlebihan, kurang berolahraga, dan
obesitas.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah pengobatan tekanan darah tinggi
dimulai dengan perubahan-perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan
tekanan darah dan mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Jika perubahan-
perubahan itu tidak memberikan hasil, mungkin anda perlu mengkonsumsi obat-
obat untuk penderita darah tinggi, tentu saja dengan berkonsultasi dengan dokter.
Bahkan jika anda harus mengkonsumsi obat-obatan, alangkah baiknya disertai
dengan perubahan gaya hidup yang dapat membantu anda mengurangi jumlah atau
dosis obat-obatan yang anda konsumsi.
22
DAFTAR PUSTAKA
23