Anda di halaman 1dari 36

Case Report

PITIRIASIS ALBA

Oleh:
Siti Aminah Multazamiyah, S.Ked
Npm. 19360073

Preseptor :
dr. Resati Nando Panonsih, M.Sc.,Sp.KK.,FINSDV

KEPANITERAAN KLINIK ILMU DERMATOVENEREOLOGI


RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2019
STATUS PASIEN
KEPANITERAAN KLINIK ILMU DERMATOVENEREOLOGI
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
Nama Mahasiswa : Siti Aminah Multazamiyah, S.Ked
NPM : 19360073
Dokter Pembimbing : dr. Resati Nando Panonsih, M.Sc., Sp.KK., FINSDV
A. IDENTITAS

Nama : An. D

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 14 tahun

Alamat : Rajabasa

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Siswa

Status : Belum menikah

Agama : Islam

MRS : 27-09-2019

B. ANAMNESIS

Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis kepada bapak os.

Keluhan Utama : Muncul bercak putih di wajah sejak 1 bulan lalu.

Keluhan Tambahan : Pernah terasa seperti terbakar.

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan 1 bulan

yang lalu muncul bercak putih di wajah. Awalnya bercak yang timbul berwarna

kemerahan, namun beberapa minggu kemudian bercak berubah menjadi warna putih

dan menetap. Os pernah merasa seperti terbakar didaerah tersebut. Riwayat terkena

pajanan sinar matahari (+).

Riwayat Pengobatan : Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada yang mengalami keluhan serupa dengan os.

1
2

C. PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis GCS : E4V5M6

3. Status Gizi : Cukup

4. Tanda Vital :

 Tekanan darah : 120/80 mmHg

 Nadi : 90 x/menit

 Pernapasan : 22 x/menit

 Suhu : 36,3 oC

Status Generalis

1. Kepala : Dalam batas normal

2. Rambut : Dalam batas normal, warna hitam

3. Mata : Dalam batas normal

4. Telinga : Dalam batas normal

5. Hidung : Dalam batas normal

6. Mulut/Tenggorokan : Dalam batas normal

7. Leher : Dalam batas normal

8. KGB : Dalam batas normal

9. Thorax : Dalam batas normal

10. Paru : Dalam batas normal

11. Jantung : Dalam batas normal

12. Abdomen : Dalam batas normal


3

D. STATUS DERMATOLOGIS

Regio : Fascialis dextra et sinistra

Distribusi : Bilateral

Efloresensi Primer : Patch

Warna : Hipopigmentasi

Ukuran : Numular

Efloresensi Sekunder : Skuama halus

Konfigurasi : Regional

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

F. RESUME

An. D datang ke poliklinik dengan keluhan 1 bulan yang lalu muncul bercak

putih di wajah. Awalnya bercak yang timbul berwarna kemerahan, namun beberapa

minggu kemudian bercak berubah menjadi warna putih dan menetap. Os pernah

merasa seperti terbakar didaerah tersebut. Riwayat terkena pajanan sinar matahari (+).
4

Keadaan umum os tampak baik, kesadaran composmentis, status gizi cukup,

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90 x/menit, pernapasan 22 x/menit, suhu 36,3 oC.

Status generalis keseluruhan dalam batas normal.

Status dermatologis os pada regio fascialis dextra et sinistra tampak patch

hipopigmentasi dengan batas yang tidak tegas disertai skuama putih halus pada

permukaannya.

G. DIAGNOSIS

Diagnosis Banding : Pitiriasis Alba

Pitiriasis Versikolor

Vitiligo

Diagnosis Kerja : Pitiriasis Alba

H. PEMERIKSAAN ANJURAN

Untuk penegakan diagnosis tidak perlu pemeriksaan penunjang khusus.

Apabila diagnosis meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai

diagnosis banding dengan pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan menggunakan

lampu Wood membantu untuk memperjelas lesi.

I. PENATALAKSANAAN

Non Farmakologis : Menjaga kelembapan kulit, mengurangi/menghindari pajanan

sinar matahari, menggunakan tabir surya.

Farmakologis :

 Oral : Vitamin C 2x1

 Topikal : Carmed 10%+desolex cream


5

J. PROGNOSIS

Quo ad Vitam : ad bonam

Quo ad Sanasionam : dubia ad bonam

Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam

Quo ad Kosmetika : dubia ad bonam


TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendahuluan

Pityriasis alba (PA) adalah gangguan kulit yang sering di dapatkan pada anak-

anak dan remaja. Insiden lebih tinggi pada tipe kulit yang lebih gelap. Secara umum

pityriasis alba tidak memiliki gejala, bercak putih muncul tanpa di sadari oleh pasien,

dan kadang-kadang disertai kulit bersisik, area yang sering terkena yaitu wajah, leher

dan tubuh. Bercak khas putih memiliki zona pusat, bercak biasanya terbatas pada

wajah dan sering dikaitkan dengan infeksi jamur. Sinar ultraviolet di curigai sebagai

penyebab utama. Sehingga sering di temukan pada anak anak yang sering beraktifitas

terpapar sinar matahari.1

Pitiriasis Alba merupakan kasus kronis, dengan frekuensi kekambuhan yang

tinggi dimana pengobatan sering tidak berhasil. Daerah bercak biasanya stabil dan

akan berangsur-angsur hilang dengan seiring bertambahnya usia. Beberapa kasus

mungkin bertahan sampai usia dewasa. Beberapa penelitian telah dikaitkan dengan

faktor lingkungan seperti sebagai variasi suhu, kelembaban udara, ketinggian, dan

paparan sinar matahari yang berlebihan.1

B. Definisi

Pitiriasis alba adalah suatu kelainan kulit berupa makula hipopigmentasi

dengan batas tidak tegas disertai skuama putih halus (powdery white scale) pada

permukaannya, yang timbul terutama di daerah wajah, diduga berhubungan dengan

riwayat pajanan sinar matahari.2

Nama lain dari pitiriasis alba adalah pitiriasis simpleks, pitiriasis makulata,

impetigo sika, impetigo pitiroides.

6
7

C. Epidemiologi

Pitiriasis alba (PA) pertama kali diakui lebih dari 80 tahun yang lalu sebagai

gangguan lokal dari hipopigmentasi yang kurang ditandai dibandingkan vitiligo. PA

sebagian besar mempengaruhi kepala dan leher pada anak-anak. Beberapa penulis

percaya bahwa kasus ini lebih umum di individu berkulit lebih gelap.3

PA mempengaruhi antara 1,9% dan 5,25% dari anak-anak pra-remaja. Dalam

salah satu penelitian dari pasien dengan PA, 81% adalah 15 tahun atau lebih muda.

Dalam analisis retrospektif yang berbeda dari kasus, 90% berusia 6 sampai 12 tahun,

dan 10% berusia 13 sampai 16 tahun. Tidak ada predisposisi gender. PA ditemukan di

semua bagian dunia. Salah satu penelitian menunjukkan kejadian nyata lebih tinggi di

antara anak-anak sekolah dari latar belakang sosial ekonomi yang rendah.3

D. Etiologi

Banyak istilah telah digunakan untuk menggambarkan PA, termasuk

streptogenes eritema, streptogenes pitiriasis, dan impetigo furfuracea. Namun, nama-

nama ini menyiratkan diketahui penyebabnya. Bakteri, jamur, dan parasit lebih sering

di antara individu dengan PA, tapi tidak ada asosiasi yang pasti telah ditemukan.

Etiologi lesi hipopigmentasi tetap sulit dipahami.3

Kemungkinan penyebab PA termasuk xerosis/kulit kering, paparan sinar

matahari, angin, dan sabun. Sebuah studi retrospektif menemukan bahwa pasien

dengan PA telah terkena lebih banyak sinar matahari daripada pasien yang sehat dan

tidak menggunakan tabir surya secara teratur. Sering mandi dan mandi air panas juga

terkait langsung. Semua korelasi ini didukung oleh bukti histologis, menunjukkan

bahwa keadaan hidrasi stratum korneum di PA adalah lebih rendah dari kulit yang

sehat.3
8

PA juga telah dikaitkan dengan kekurangan vitamin. Individu dengan PA

memiliki tingkat serum yang lebih rendah. PA mungkin paling dicirikan sebagai

bentuk dermatitis yang berhubungan dengan atopi.3

E. Manifestasi Klinik

Karena PA tidak bergejala, banyak pasien tidak menyebutkan adanya lesi ke

dokter. Hal ini sering ditemukan secara kebetulan. Biasanya ada 2 sampai 3 makula

bulat dengan batas yang didefinisikan dengan baik yaitu 0,5 sampai 5 cm.

Kebanyakan lesi muncul di wajah tetapi juga dapat terjadi pada ekstremitas atas dan

kadang-kadang pada ekstremitas bawah. Hal ini berbeda dengan vitiligo, yang

memiliki kecenderungan untuk daerah perioral dan periokular. PA biasanya tidak

memiliki gejala yang terkait, tapi pruritus ringan tidak jarang.3

PA sering dimulai sebagai sebuah patch merah muda dengan perbatasan yang

tinggi. Setelah beberapa minggu, patch memudar, meninggalkan tempat yang pucat

ditutupi oleh skuama putih halus. Lesi ini akan maju ke makula hipopigmentasi halus

yang dapat bertahan dari 6 bulan sampai 7 tahun. Tidak ada kesepakatan apakah

variabilitas musiman ada. Namun, PA kadang-kadang diperparah oleh cuaca kering.

Lesi juga bisa menjadi lebih terlihat di musim panas, ketika kulit di sekitarnya yang

kecokelatan. pasien tertentu mungkin menampilkan daerah yang terkena dampak di

semua 3 tahap secara bersamaan, sementara yang lain dapat dilihat dengan lesi semua

tahap yang sama. PA bisa kambuh di lokasi yang sama. 3


9

Gambar 1. Pasien dengan Pitiriasis Alba 4

F. Kriteria Diagnostik

1. Anamnesis2

 Terutama timbul pada anak dan remaja, usia antara 3 sampai 16 tahun, angka

kejadian pada lelaki dan perempuan sama.

 Umumnya asimtomatik, terdapat beberapa kasus dengan keluhan gatal atau

rasa terbakar.

 Faktor yang diduga sebagai pencetus: pajanan sinar matahari, frekuensi mandi,

dan pajanan air panas.

 Pitiriasis alba dapat menjadi gambaran klinis dari dermatitis atopik ringan.

2. Pemeriksaan fisik2

 Perjalanan klinis terdiri dari tiga fase:

Fase pertama yaitu timbul makula berwarna merah muda dengan tepi

menimbul.

Fase kedua timbul dalam beberapa minggu berupa makula hipopigmentasi

dengan skuama putih halus (powdery white scale) pada permukaannya.


10

Fase ketiga berupa makula hipopigmentasi tanpa skuama yang dapat menetap

hingga beberapa bulan/tahun.

Ketiga tahap tersebut dapat ditemukan secara bersamaan.

 Lesi umumnya berukuran 0,5-3 cm. Dapat berbentuk bulat, oval atau ireguler.

 Tempat predileksi utama yaitu daerah wajah, dapat pula ditemukan di leher,

batang tubuh, dan ekstremitas.

G. Pemeriksaan Penunjang

Untuk penegakan diagnosis tidak perlu pemeriksaan penunjang khusus.

Apabila diagnosis meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai

diagnosis banding dengan pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan menggunakan

lampu Wood membantu untuk memperjelas lesi. 2

H. Diagnosis Banding

1. Hipopigmentasi pasca inflamasi

2. Pitiriasis versikolor

3. Nevus depigmentosus

4. Nevus anemikus

5. Vitiligo

6. Mikosis fungoides

7. Tuberosklerosis2

I. Penatalaksanaan

1. Non Medikamentosa

Mengurangi/hindari pajanan sinar matahari.


11

2. Medikamentosa

Prinsip: secara umum, respons pitiriasis alba terhadap terapi seringkali tidak

memuaskan, terutama karena lamanya waktu pemulihan pigmentasi kulit.

Terdapat beberapa obat/tindakan yang dapat dipilih sesuai dengan indikasi

sebagai berikut:

1) Topikal

 Pelembab

 Kortikosteroid potensi ringan

 Salep takrolimus 0,1% dua kali sehari selama 8 minggu

 Krim pimekrolimus 1% dua kali sehari selama 12 minggu

 Salep kalsitriol 0,0003% dua kali sehari selama 8 minggu

2) Fototerapi

Terapi dengan laser excimer 308 nm dua kali seminggu selama 12

minggu.

3. Edukasi

Kelainan kulit dapat berulang. Hindari pajanan sinar matahari dan gunakan

tabir surya.2

J. Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam (pemulihan hipopigmentasi dapat

berlangsung lama dan dapat mengganggu secara estetik).

Quo ad sanationam : dubia ad bonam (penyakit dapat sembuh spontan tetapi dapat

rekuren dalam beberapa tahun, dan biasanya mengilang setelah pubertas).2


KESIMPULAN

Pitiriasis alba adalah suatu kelainan kulit berupa makula hipopigmentasi dengan batas

tidak tegas disertai skuama putih halus (powdery white scale) pada permukaannya, yang

timbul terutama di daerah wajah, diduga berhubungan dengan riwayat pajanan sinar matahari.

Dari anamnesis data yang menunjang adalah adanya masalah pada wajah os, yaitu

muncul bercak putih sejak 1 bulan lalu. Awalnya bercak yang timbul berwarna kemerahan,

namun beberapa minggu kemudian bercak berubah menjadi warna putih dan menetap. Os

pernah merasa seperti terbakar didaerah tersebut. Riwayat terkena pajanan sinar matahari (+).

Pada pemeriksaan fisik yang menunjang ke arah diagnosis kerja adalah pada regio

fascialis dextra et sinistra tampak patch hipopigmentasi dengan batas yang tidak tegas disertai

skuama putih halus pada permukaannya.

Terapi farmakologis yang diberikan terdiri dari terapi oral yaitu Vitamin C 2x1, dan

terapi topikal yaitu Carmed 10%+desolex cream.

Untuk prognosisnya baik, namun pemulihan hipopigmentasi dapat berlangsung lama

dan dapat mengganggu secara estetik. Penyakit ini dapat sembuh spontan tetapi dapat rekuren

dalam beberapa tahun, dan biasanya mengilang setelah pubertas.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. dr. Farida Tabri, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV & dr. Roby Syah Putra Firmansyah
(2016). Tatalaksana bercak putih pada kulit anak. Makassar: Al-Hayaatun Mufidah.

2. Dr. dr. Sandra Widaty, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV et all, (2017). PPK PERDOSKI.
Jakarta Pusat: PP PERDOSKI.

3. Richie L. Lin, MD & Camila K. Janniger, MD (2005). Pediatric Dermatology, Volume


76. UMDNJ-New Jersey Medical School, Newark. Page 21-24.

4. Tony Burns et all, (2010). Rook’s Textbook of Dermatology, 8 edition.


PITIRIASIS ALBA

Oleh:
Siti Aminah Multazamiyah, S.Ked
Npm. 19360073

Preseptor :
dr. Resati Nando Panonsih, M.Sc., Sp.KK., FINSDV

KEPANITERAAN KLINIK ILMU DERMATOVENEREOLOGI


RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2019
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS

 Nama : An. D
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 14 tahun
 Alamat : Rajabasa
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : Siswa
 Status : Belum menikah
 Agama : Islam
 MRS : 27-09-2019
B. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis kepada bapak os.
 Keluhan Utama : Muncul bercak putih di wajah sejak 1
bulan lalu.
 Keluhan Tambahan : Pernah terasa seperti terbakar.
 Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poliklinik dengan
keluhan 1 bulan yang lalu muncul bercak putih di wajah. Awalnya bercak
yang timbul berwarna kemerahan, namun beberapa minggu kemudian
bercak berubah menjadi warna putih dan menetap. Os pernah merasa
seperti terbakar didaerah tersebut. Riwayat terkena pajanan sinar
matahari (+).
 Riwayat Pengobatan :Tidak ada
 Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada yang mengalami keluhan
serupa dengan os.
C. PEMERIKSAAN FISIK

Status Present
 Keadaan Umum: Baik
 Kesadaran : Composmentis GCS : E4V5M6
 Status Gizi : Cukup
 Tanda Vital :
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 90 x/menit
 Pernapasan : 22 x/menit
 Suhu : 36,3 oC
Status Generalis
 Kepala : Dalam batas normal
 Rambut : Dalam batas normal, warna hitam
 Mata : Dalam batas normal
 Telinga : Dalam batas normal
 Hidung : Dalam batas normal
 Mulut/Tenggorokan : Dalam batas normal
 Leher : Dalam batas normal
 KGB : Dalam batas normal
 Thorax : Dalam batas normal
 Paru : Dalam batas normal
 Jantung : Dalam batas normal
 Abdomen : Dalam batas normal
D. STATUS DERMATOLOGIS

 Regio : Fascialis dextra et sinistra


 Distribusi : Bilateral
 Efloresensi Primer : Patch
 Warna : Hipopigmentasi
 Ukuran : Numular
 Efloresensi Sekunder : Skuama halus
 Konfigurasi : Regional
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.


F. RESUME

An. D datang ke poliklinik dengan keluhan 1 bulan yang lalu


muncul bercak putih di wajah. Awalnya bercak yang timbul berwarna
kemerahan, namun beberapa minggu kemudian bercak berubah
menjadi warna putih dan menetap. Os pernah merasa seperti terbakar
didaerah tersebut. Riwayat terkena pajanan sinar matahari (+).
Keadaan umum os tampak baik, kesadaran composmentis, status
gizi cukup, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90 x/menit, pernapasan
22 x/menit, suhu 36,3 oC. Status generalis keseluruhan dalam batas
normal.
Status dermatologis os pada regio fascialis dextra et sinistra
tampak patch hipopigmentasi dengan batas yang tidak tegas disertai
skuama putih halus pada permukaannya.
G. DIAGNOSIS

 Diagnosis Banding : Pitiriasis Alba


Pitiriasis Versikolor
Vitiligo

 Diagnosis Kerja : Pitiriasis Alba


H. PEMERIKSAAN ANJURAN

Untuk penegakan diagnosis tidak perlu pemeriksaan penunjang


khusus. Apabila diagnosis meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang sesuai diagnosis banding dengan pemeriksaan histopatologi.
Pemeriksaan menggunakan lampu Wood membantu untuk
memperjelas lesi.
I. PENATALAKSANAAN

 Non Farmakologis : Menjaga kelembapan kulit, mengurangi/


menghindari pajanan sinar matahari, menggunakan tabir surya.

 Farmakologis :
Oral :Vitamin C 2x1
Topikal : Carmed 10%+desolex cream
J. PROGNOSIS

 Quo ad Vitam : ad bonam


 Quo ad Sanasionam : dubia ad bonam
 Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam
 Quo ad Kosmetika : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA

Pitiriasis alba adalah suatu kelainan kulit berupa


makula hipopigmentasi dengan batas tidak tegas disertai
skuama putih halus (powdery white scale) pada
permukaannya, yang timbul terutama di daerah wajah,
diduga berhubungan dengan riwayat pajanan sinar
matahari.
Nama lain dari pitiriasis alba adalah pitiriasis simpleks,
pitiriasis makulata, impetigo sika, impetigo pitiroides.
Kemungkinan penyebab PA termasuk xerosis/kulit
kering, paparan sinar matahari, angin, dan sabun. Sebuah
studi retrospektif menemukan bahwa pasien dengan PA
telah terkena lebih banyak sinar matahari daripada pasien
yang sehat dan tidak menggunakan tabir surya secara
teratur. Sering mandi dan mandi air panas juga terkait
langsung. Semua korelasi ini didukung oleh bukti histologis,
menunjukkan bahwa keadaan hidrasi stratum korneum di
PA adalah lebih rendah dari kulit yang sehat.
PA juga telah dikaitkan dengan kekurangan vitamin.
Individu dengan PA memiliki tingkat serum yang lebih
rendah. PA mungkin paling dicirikan sebagai bentuk
dermatitis yang berhubungan dengan atopi.
Kriteria Diagnostik

1.Anamnesis
 Terutama timbul pada anak dan remaja, usia antara 3 sampai 16 tahun,
angka kejadian pada lelaki dan perempuan sama.
 Umumnya asimtomatik, terdapat beberapa kasus dengan keluhan gatal
atau rasa terbakar.
 Faktor yang diduga sebagai pencetus: pajanan sinar matahari, frekuensi
mandi, dan pajanan air panas.
 Pitiriasis alba dapat menjadi gambaran klinis dari dermatitis atopik
ringan.
2. Pemeriksaan fisik
Perjalanan klinis terdiri dari tiga fase:
 Fase pertama yaitu timbul makula berwarna merah muda dengan tepi
menimbul.
 Fase kedua timbul dalam beberapa minggu berupa makula
hipopigmentasi dengan skuama putih halus (powdery white scale) pada
permukaannya.
 Fase ketiga berupa makula hipopigmentasi tanpa skuama yang dapat
menetap hingga beberapa bulan/tahun.
Ketiga tahap tersebut dapat ditemukan secara bersamaan.
Lesi umumnya berukuran 0,5-3 cm. Dapat berbentuk bulat, oval atau
ireguler.
Tempat predileksi utama yaitu daerah wajah, dapat pula ditemukan di
leher, batang tubuh, dan ekstremitas.
Penatalaksanaan

Edukasi
 Kelainan kulit dapat berulang. Hindari pajanan sinar matahari dan
gunakan tabir surya.

Non Medikamentosa
 Mengurangi/hindari pajanan sinar matahari.
Medikamentosa
Prinsip: secara umum, respons pitiriasis alba terhadap terapi seringkali
tidak memuaskan, terutama karena lamanya waktu pemulihan
pigmentasi kulit. Terdapat beberapa obat/tindakan yang dapat dipilih
sesuai dengan indikasi sebagai berikut:
Topikal
 Pelembab
 Kortikosteroid potensi ringan
 Salep takrolimus 0,1% dua kali sehari selama 8 minggu
 Krim pimekrolimus 1% dua kali sehari selama 12 minggu
 Salep kalsitriol 0,0003% dua kali sehari selama 8 minggu
Fototerapi
 Terapi dengan laser excimer 308 nm dua kali seminggu selama 12
minggu.
Untuk prognosisnya baik, namun pemulihan
hipopigmentasi dapat berlangsung lama dan dapat
mengganggu secara estetik. Penyakit ini dapat sembuh
spontan tetapi dapat rekuren dalam beberapa tahun, dan
biasanya mengilang setelah pubertas.
KESIMPULAN

Dari anamnesis data yang menunjang adalah adanya


masalah pada wajah os, yaitu muncul bercak putih sejak 1 bulan
lalu. Awalnya bercak yang timbul berwarna kemerahan, namun
beberapa minggu kemudian bercak berubah menjadi warna
putih dan menetap. Os pernah merasa seperti terbakar
didaerah tersebut. Riwayat terkena pajanan sinar matahari (+).
Pada pemeriksaan fisik yang menunjang ke arah diagnosis
kerja adalah pada regio fascialis dextra et sinistra tampak patch
hipopigmentasi dengan batas yang tidak tegas disertai skuama
putih halus pada permukaannya.
Terapi farmakologis yang diberikan terdiri dari terapi oral
yaitu Vitamin C 2x1, dan terapi topikal yaitu Carmed
10%+desolex cream.

Anda mungkin juga menyukai