Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI KASUS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program Pendidikan Klinik
Bagian Ilmu Bedah di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

Oleh:

Merisa Dinda Putri

13711042

Pembimbing:

dr. Nugroho Kuswardono, Sp. B

SMF ILMU BEDAH

RSUD DR. SOEDIRAN MANGUNG SUMARSO KAB. WONOGIRI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2019
FORM REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
________________________________________________________________________

Nama Dokter Muda : Merisa Dinda Putri NIM: 13711042


Stase : Bedah

Identitas Pasien
Nama / Inisial : An. A No RM : 672xxx
Umur : 11 th Jenis kelamin : Laki-laki
: Post laparotomi
appendiktomi a.i
Diagnosis/ kasus appendicular abses
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman
sifatnya wajib)

a. Ke-Islaman*

b. Etika/ moral

c. Medikolegal

d. Sosial Ekonomi

e. Aspek lain

Form uraian

1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus
yang diambil).
Pasien datang ke IGD pada hari minggu, tanggal 18 Agustus 2019 dengan
keluhan nyeri perut sebelah kanan bawah. Nyeri perut dirasakan sering muncul dan
hilang timbul. Nyeri perut tidak dirasakan menjalar ke tempat lain. Selain keluhan
tersebut, pasien merasakan sempat demam beberapa hari setelah nyeri perut muncul.
Keluhan lain seperti mual muntah disangkal oleh pasien. Sebelumnya pasien belum
pernah diobati di klinik atau rumah sakit lainnya. Keluhan BAB dan BAK dalam batas
normal. Pasien juga mengatakan masih bisa kentut. Pasien memiliki kebiasaan
mengkonsumsi makanan instan dan jajanan di luar sekolah terlalu sering.
Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat penyakit serupa (-)


Riwayat Alergi Obat & Makanan (-)
Riwayat Asma (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat penyakit serupa (-)


Riwayat Asma (-)

Anamnesis Sistem

Sistem Cerebrospinal : dbn


Sistem Cardiovaskular : dbn
Sistem Respiratorius : dbn
Sistem Gastrointestinal : nyeri perut kanan bawah
Sistem Urogenitale : dbn
Sistem Integumentum : dbn
Sistem Musculoskeletal : dbn

System Reproduksi : dbn

PEMERIKSAAN FISIK
I. Status Generalis
Kondisi Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Status Gizi : Baik
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70
Nadi : 90x
Respirasi : 23x

Suhu : 36,6 C
Kepala : konjungtiva anemis (-)

Thorax :
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Palpasi : Nyeri tekan (-), fremitus normal
Perkusi : Sonor

Auskultasi : Vesikular
Cor : tidak ada bising jantung

Abdomen :

Inspeksi : tidak tampak ada benjolan, distensi (-)


Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen,
Palpasi : Nyeri tekan di bagian kanan bawah (+)
Urogenitale : dbn

Genital : dbn

Extremitas : dbn

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
Hb : 12.9 g/dl

Eritrosit : 4.76 juta/l

Leukosit : 20.35 ribu/l


Hematokrit : 36.7 %
Trombosit : 313

DIAGNOSIS
Post laparotomi appendiktomi a.i appendicular abses DPH 1

TERAPI
 Infus RL 16 tpm
 Inj cefotaxime 750mg/12 jam
 Inj metronidazole 400mg/8 jam
 Inj metamizole 500mg/8 jam
 Inj ranitidin 20mg/12 jam

PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad Bonam

Ad Sanationam : Dubia ad Bonam

Ad Functionam : Dubia ad Bonam

Ad Cosmeticam : Bonam

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus


Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan merupakan penyebab
abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki
maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia 10-30 tahun.
Secara umum, data epidemiologi appendicitis menunjukkan insidensi yang stabil di
negara Barat, namun tren ini meningkat di negara industri. Kasus appendicitis terjadi di
seluruh dunia, namun insidensi di negara barat tetap stabil, sedangkan di negara-negara
industri terjadi tren peningkatan kasus appendicitis karena pola makan yang berubah dengan
diet rendah serat. Di negara barat, insidensi appendektomi terus menurun dengan insidensi
penyakit appendicitis yang stabil, namun di negara industri seperti Korea Selatan, Turki, dan
negara-negara Amerika Selatan insidensi cenderung meningkat. Disamping itu, terdapat juga
kecenderungan kejadian pada usia muda. Data epidemiologi appendicitis di Indonesia secara
nasional masih belum jelas. Pada tahun 2006, sebuah penelitian di RS Cipto Mangunkusumo
Jakarta melaporkan bahwa appendicitis adalah penyebab keempat terbanyak rawat inap yang
disebabkan oleh keluhan gastrointestinal pada periode tahun 2003-2007. Penelitian lain di RS
Imanuel Bandung melaporkan adanya 152 kasus appendicitis dalam semester pertama tahun
2013, dimana pasien ditemukan paling banyak pada usia dewasa muda. Sedangkan penelitian
lain di RS Adam Malik Medan, menemukan 60 kasus appendicitis sepanjang tahun 2009,
dimana kasus lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria.
3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal / sosioekonomi beserta penjelasan
evidence / referensi yang sesuai*
Peran orangtua memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan gizi dan kesehatan
seorang anak. Perkembangan anak erat kaitannya dengan kebutuhan gizi yang seimbang dan
yang sehat. Tentu saja, dalam hal ini asupan makanan sehat terbentuk dari keluarga ini tempat
anak tumbuh dewasa. Kesehatan dan gizi memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan
antara satu sama lain. Karena kesehatan dan gizi adalah suatu hal yang mendatangkan
kebaikan dengan diberikan suatu zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Maka dari itu
sangat penting untuk orang tua dalam menjaga gizi yang seimbang pada anak yang masih
mengalami pertumbuhan. Para orang tua harus selektif dalam apa yang akan dikonsumsi
seorang anak. Seperti sejak anak masih dalam kandungan, kesehatan anak perlu diperhatikan
melalui ibunya. Sang ibu harus memilih makanan yang bergizi dan berserat, sebab sari
makanan akan dimakan bayinya. Setelah anak lahir, air susu ibu (ASI) wajib diberikan
kepada anak. Karena ASI merupakan makanan yang sangat baik untuk bayi yang baru lahir.
Mie instan sudah menjadi makanan yang umum di Indonesia. Cara masak yang
mudah dan rasanya yang nikmat membuat makanan cepat saji ini digemari banyak orang.
Jangan keseringan karena bahaya mie instan dapat mengganggu kesehatan anak-anak jika
dikonsumsi secara berlebihan. Mie instan memang bisa meredam rasa lapar secara praktis,
tapi makanan cepat saji ini tidak bisa menggantikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Ditambah
lagi dengan bumbu buatan dan pengawet kimia, yang semakin membahayakan kesehatan
tubuh. Disinilah peran serta keluarga dalam mengawasi makanan yang masuk ke dalam tubuh
anak agar tidak menjadi sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan tubuh anak tersebut. Tidak
ada yang melarang untuk konsumsi mie instan, hanya saja perlu dipahami bahwa ada batasan
berapa kali sebaiknya mie instan itu dikonsumsi.
4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai
Allah menurunkan penyakit kepada hambanya sebagai bentuk ujian untuk melatih
kesabaran hambanya. Bahkan Allah menjanjikan kepada orang yang sakit apabila ia bersabar
dan berikhtiar dalam sakitnya, Allah akan menghapus dosa-dosanya. Sesuai dengan hadis di
bawah ini :

“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit kecuali Allah hapuskan
dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana
gugurnya dedaunan sebuah pohon”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud)
Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi yang senantiasa dialami oleh setiap
manusia. Kita sebagai umat-Nya selalulah berbaik sangka kepada Allah SWT karena Allah
SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila tidak menurunkan juga obatnya, seperti
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam shahihnya, dari sahabat Abu Hurairah
bahwasanya Rasulullah Saw bersabda :

“Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya”(HR Bukhari).“

Syukur kepada Allah adalah inti ibadah, pokok kebaikan, dan merupakan hal yang
paling wajib atas manusia. Karena tidak ada pada diri seorang hamba dari nikmat yang
tampak maupun tersembunyi, yang khusus maupun umum, melainkan berasal dari Allâh
Subhanahu wa Ta’ala. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
5.
6.
“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allâh, kemudian apabila kamu
ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.”(An-Nahl/16:53)
Dan firman-Nya :

“Dan (ingatlah) ketika Rabbmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur,


niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka pasti azab-Ku sangat berat” (Ibrâhîm/14:7).
Umpan balik dari pembimbing

…………………………….,…………………...
TTD Dokter Pembimbing/ Penguji TTD Dokter Muda

dr. Nugroho Kuswardono, Sp.B Merisa Dinda Putri

Anda mungkin juga menyukai