Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL

DOSEN PEMBIMBING

Dra. Emita Sabri, MS

DISUSUN OLEH

Nur Choliza Nasution (191201025)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS KEHUTANAN

T.A. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis bisa selesaikan makalah dengan judul “Struktur
dan Fungsi Sel” ini dalam rangka memenuhi tugas Biologi.

Makalah ini sudah selesai disusun dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari
berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah berkontribusi didalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna dan baik dari susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu, penulis
membutuhkan panduan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga penulis
bisa melakukan perbaikan makalah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang Struktur dan Fungsi Sel ini bisa
memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.

Medan, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Tujuan Dan Manfaat ......................................................................... 2

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................ 2

BAB 2. PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

2.1 Pengertian Sel ................................................................................... 3

2.2 Sejarah dan Teori Sel ........................................................................ 3

2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Sel ............................................... 4

2.4 Regenerasi dan Diferensiasi Sel ....................................................... 5

2.5 Perbedaan Sel Tumbuhan, Hewan, dan Bakteri .............................. 6

2.6 Sel Prokariotik dan Eukariotik .......................................................... 7

2.7 Struktur Sel ..................................................................................... 7

2.8 Macam sel ........................................................................................ 13

2.9 Metabolisme sel ............................................................................... 15

BAB 3. PENUTUP .............................................................................................. 19

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 19

3.2 Saran ................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehutanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berkembang. Sebagian ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan pengelolaan, pembangunan, dan
pengkonservasian hutan secara berkelanjutan. Hutan mempunyai hubungan yang erat dengan
masalah manusia dan kepentingan masyarakat. Sebagaimana ilmu-ilmu terapan yang lain,
pengembangan ilmu dan teknologi kehutanan sangat ditentukan oleh pengetahuan dasar yang
memadai, antara lain fisiologi. Fisiologi sebagai salah satu cabang biologi yang berkaitan
dengan fungsi dan kegiatan kehidupan dapat lebih mudah dipahami, jika organisasi dan
fungsi sel diketahui. Fisologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi,
mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel-sel organisme. Fisiologi mencoba
menerangkan faktor-faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan.
Tiap-tiap jenis kehidupan, mulai dari mahluk hidup sederhana seperti virus yang bersel satu
sampai manusia yang mempunyai susunan sel yang lebih rumit, mempunyai sifat-sifat
fungsional tersendiri. Salah satu ilmu yang dipelajari dalam fisiologi adalah ilmu mengenai
sel.

Unit dasar tubuh, mulai virus sampai manusia adalah sel, dan tiap-tiap organ
sebenarnya merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang bersama-sama
digabungkan oleh struktur penyokong interasel. Tiap-tiap jenis sel secara khusus beradaptasi
untuk melakukan suatu fungsi tertentu. Sel mampu untuk hidup, tumbuh, dan melakukan
fungsi-fungsi khususnya selama tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino, dan
asam lemak yang sesuai dalam lingkungan internal sel. Selanjutnya semua kehidupan sel
pada hakikatnya mempunyai lingkungan yang sama, yaitu cairan ekstrasel mengandung ion
natrium, klorida dan bikarbonat dalam jumlah besar, serta nutrien untuk sel, seperti oksigen,
glukosa, asam lemak, asam amino, juga karbondioksida yang selanjutnya diangkut ke insang
untuk dieksresi.

Dalam tulisan ini akan dikaji lebih lanjut lagi mengenai pengertian, fungsi dan
komunikasi antarsel.

1
1.2 Tujuan dan Manfaat

1. Mahasiswa (i) mengetahui struktur sel


2. Mahasiswa (i) memahami fungsi organel sel
3. Mahasiswa (i) memahami komunikasi antar sel

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sel secara umum ?


2. Bagaimana perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik ?
3. Bagaimana struktur dan fungsi organel sel pada manusia ?
4. Bagaimanakah proses terjadinya komunikasi antarsel ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sel

Semua makhluk hidup atau organisme tersusun atas sel atau beberapa sel. Sel
merupakan unit structural dan fungsional terkecil pada suatu makhluk hidup. Sel memiliki
semua perangkat dan kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan proses hidup yaitu
bergerak, memperbanyak diri, beradaptasi atau merespon terhadap perubahan lingkungan.
Proses hidup tersebutlah yang menunjang berlangsungnya berlangsungnya kehidupan pada
makhluk hidup yang disusun oleh sel tersebut. Dengan demikian, semua aspek dari system
kehidupan bisa dipelajari pada tingkat sel. Sel berada pada skala 10 mikrometer, sedangkan
komponen penyusun sel yaitu atom dan molekul berada pada skala nanometer. Proses hidup
yang terjadi di dalam sel pada hakekatnya merupakan serangkaian reaksi kimia yang sangat
kompleks dan saling terintegrasi.

Konsep sel dihasilkan atau tercipta dari pengamatan melalui mikroskop yang tampak
sebagai bangunan kotak-kotak kecil yang dinamakan sel. konsep sel pada waktu itu
menyatakan bahwa seluruh organisme tersusun atas kotak-kota kecil yang disebut sel
tersebut.

( Permana, Sofy. 2017. Biologi Sel. Malang : UB Press )

2.2 Sejarah dan Teori Sel

Sejarah

 Robert Hooke (1635 –1703) Orang yang pertama menyebutkan istilah sel yaitu
cellulae = ruangan kecil yang kosong dan mengamati sayatan gabus tutup botol
(Quercus suber), merupakan sel mati yang tidak memilki isi sel.
 Antonie Van Leeuwen hoek (1723) Seroang ahli asah lensa dari Belanda, membuat
mikroskop sederhana,Memeriksa cairan setetes air kolam microscopic “animalcules”
(hewan kecil) merupakan sel bakteri dan orang yang pertama kali melukiskan bentuk-
bentuk bakteri.

3
 Robert Brown (1833) Ilmuwan Skotlandia yang pertma kali menemukan inti sel pada
sayatan sel anggrek. Inti sel disebutnya sebagai nukleus. Nukleus ini merupakan
struktur sel yang sangat penting bagai kehidupan.
 Felix Durjadin (1835 )Tokoh berkebangsaan Perancis yang pertama kali menemukan
cairan sel yang hidup (sarkode) yang merupakan bagian penting dari sel. Menururtnya
bagian terpenting dari sel adalah isi sel yang berupa cairan hidup yang berada dalam
suatu lumen.
 Johanes Purkinje Merupakan ilmuwan yang menyatakan bahwa isi sel adalah
protoplasma. Protoplasma merupakan bahan penting pada sel yang melangsungkan
kehidupan.

Teori Sel

Ada beberapa teori tentang sel diantaranya:

 Sel merupakan kesatuan struktural dari makhluk hidup, semua makhluk hiudp
terususn atas sel. Tokoh pencetus teori ini adalah M. Schleiden (1804-1881) : sel
tumbuhan; Theodore Schwann (1810 -1882) : sel hewan.
 Sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hiudp. Dikemukakan oleh Max Schulze
tahun 1861, Sel mengatur fungsi-fungsi pada makhluk hidup.
 Sel adalah kesatuan pertumbuhanm dari makhluk hiudp dikemukakan oleh Rudolf
Virchow (1858) dia menyatakan bahwa makhluk hiudp berasal dari pertumbuhan sel
sebelumnya “omne cellulae a cellulae”.
 Sel merupakan kesatuan herediatas (sifat menurun) makhluk hidup dikemukakan oleh
biarawan Austria Gregor Mendel (1822-1884) sel mengandung sifat keturunan
(genetik) atau hereditas yang diwariskan pada keturunanya.
( Novel, Sinta Sasika. 2010. Rangkuman Biologi. Jakarta Selatan;Gagas Media )

2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Sel

Pertumbuhan dan perkembangan umumnya terjadi pada organisme multiseluler yang


hidup.

4
2.3.1 Siklus sel
Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA
kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan
yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik).
Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel
untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu
pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi
gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.

2.3.2 Fase pada siklus sel


 Fase S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA
 Fase M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau
pembentukan tunas)
 Fase G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.
a. Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam
keadaan diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun
perkembangan. Kondisi ini sangat bergantung pada sinyal atau
rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa
tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati.
b. Fase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara
sitokinesis dan sintesis.
c. Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.
Fase tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S.
Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.

2.4 Regenerasi dan Diferensiasi Sel


Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk
mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Diferensiasi sel
adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan fungsional, terletak pada
posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya, sebuah stem
cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.
Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang
kali dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang spektakuler, sel
itu telah mengalami regenerasi dan diferensiasi.

5
2.5 Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan, dan Sel Bakteri

Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut:

Tabel 1. Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan dan Sel Bakteri

Sel Tumbuhan Sel Hewan Sel Bakteri

 Sel tumbuhan lebih besar  Sel hewan lebih kecil  Sel bakteri sangat kecil
daripada sel hewan. daripada sel tumbuhan  Mempunyai bentuk yang
 Mempunyai bentuk yang tetap.  Tidak mempunyai bentuk tetap.

 Mempunyai dinding sel (cell yang tetap.  Mempunyai dinding sel


wall) dari selulosa.  Tidak mempunyai dinding (cell wal)l dari

 Mempunyai plastida. sel (cell wall). lipoprotein.

 Mempunyai vakuola (vacuole)  Tidak mempunyai plastida.  Tidak mempunyai

atau rongga sel yang besar.  Tidak mempunyai vakuola plastida.

 Menyimpan tenaga dalam bentuk (vacuole)], walaupun  Tidak mempunyai

butiran (granul) pati. terkadang sel beberapa vakuola.


hewan uniseluler memiliki
 Tidak Mempunyai sentrosom  Tidak Mempunyai
vakuola (tapi tidak sebesar
(centrosome). sentrosom (centrosome).
yang dimiliki tumbuhan).
 Tidak memiliki lisosom  Tidak memiliki nukleus
Yang biasa dimiliki hewan
(lysosome). dalam arti sebenarnya.
adalah vesikel atau (vesicle).
 Nukleus lebih kecil daripada
 Menyimpan tenaga dalam
vakuola.
bentuk butiran (granul)
glikogen.

 Mempunyai sentrosom
(centrosome).

 Memiliki lisosom
(lysosome).

 Nukleus lebih besar daripada


vesikel.

6
(Yunus, A. 2009. Komunikasi Antar Sel. http://askar.perikanan.umi.com/ [18 Desember
2009] )

2.6 Sel Prokariotik dan Eukariotik

Berdasarkan keadaan inti sel, sel dibedakan menjadi sel prokariotik dan sel eukariotik.
Sel prokariotik merupakan sel yang tidak memiliki membrane inti, sehingga bahan intinya
tersebar, contohnya adalah bakteri dan alga biru. Sedangkan sel eukariotik merupakan sel
yang memiliki membrane inti, sehingga bahan intinya terkumpul dalam nucleus, contohnya
adalah protista, sel hewan dan sel tumbuhan.

(Sherwood Lauralee.2001.Fisiologi Manusia Edisi 2.Jakarta: EGC Penerbit Buku


Kedokteran.)

2.7 Struktur Sel

Sebagian besar sel dibagi lagi menjadi membrane sel, sitoplasma, dan nukleus.

2.7.1 Membran sel

Bagian ini bagaikan sebuah benteng pertahanan yang kokoh mengelilingi kota sel.
Bagian ini memiliki konstruksi berlapis-lapis. Tiap lapis berukuran 1 mm dan ada sebanyak
130.000 lapis. Membran sel ini berfungsi sebagai system pertahanan dan keamanan di dalam
sel. Ancaman dari luar berupa “benda asing”, misalnya bakteri, virus, jamur atau kuman
penyakitakan dihadang oleh membrane sel. Membran sel memiliki pori yang secara otomatis
mampu menyeleksi atau memilih benda apa saja yang boleh masuk ke dalam sel.

Merman sel memiliki bahan dasar berupa lemak dan protein dengan perbandingan
50:1. Jika kita mengonsumsi lemak dari jenis yang salah, ini akan mengakibatkan rusaknya
membran sel. Kalau sudah begitu “benda asing“ bisa masuk ke dalam sel dan menyebabkan
penyakit.

Lemak yang salah (jahat) misalnya lemak jenis trans. Lemak jenis ini banyak kita
jumpai dalam minyak jelantah (minyak goreng yang telah digunakan berulang-ulang). Karena
itu, sebaiknya minyak gooreng digunakan hanya sekali saja.

7
Gambar : 2.7.1 Membran Sel

2.7.2 Sitoplasma

Sito artimya sel, sedangkan plasma berarti cairan kental. Jadi sitoplasma adalah cairan
kental di seluruh bagian dalam sel yang berfungsi melekatkan sel. Sitoplasma merupakan
bagian sel yang berada di bawah membran sel yang dipenuhi oleh partikel-parikel dan
organel-organel berukuran besar dan kecil yang tersebar didalamnya. Bagian cairan bening
dari sitoplasma yang merupakan tempat dimana partikel-partikel itu tersebar disebut sitosol,
yang terutama terdiri atas protein yang larut, elektrolit, dan glukosa serta sejumlah kecil
senyawa lipid. Sitoplasma sendiri terbagi atas organel metabolisme dan non metabolisme.

Gambar 2.7.2 Sitoplasma

8
2.7.3 Nukleus

Nukleus merupakan inti dari suatu sel. Dari sinilah seluruh perintah aktivitas sel
direncanakan, diatur, dan dikendalikan. Nukleus berbentuk bulat dengan diameter 5 mikron
dan dilindungi oleh 2 lapis benteng perlindungan khusus yang disebut selaput nucleus.
Membran nukleus memiliki pintu otomatis yang digunakan untuk menyeleksi aktivitas
keluar-masuk dalam inti sel. Bagian inti sel (nukleus) meliputi selaput inti (karioteka),
nukloplasma (kariolimfa), kromatin/ kromosom, nukleolus (anakinti). Fungsi Nukleus adalah
mengatur reproduksi, pusat pengaturan sel dan mengontrol sintesa protein.

Gambar 2.7.3 Nukleus

 Organel metabolisme sel, terdiri dari:


2.7.4 Retikulum Endoplasma

Merupakan organel berbentuk seperti lembaran-lembaran yang dilipat-lipat menjadi


bola kecil. Retikulum endoplasma ada yang ditembeli ribosom dan ada yang polos. Fungsi
utama retikulum endoplasma adalah membuat, menyimpan, dan mengangkut zat-zat
termasuk protein yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel.

Reticulum endoplasma ini ibarat “jembatan di dalam sel. protein dari “pabrik”
ribosom akan dibawa melalui jembatan ini menuju badan golgi untuk pengepakan.

9
Gambar 2.7.4 Retikulum Endoplasma

2.7.5 Ribosom

Ribosom adalah organel berbentuk bulatan kecil-kecil. Merupakan tempat penghasil


protein. Protein akan diekspor dan selanjutnya digunakan sebagai bahan dasar dalam
memperbaiki sel yang rusakdan membuat sel baru. Maka baik kita membantu kerja ribosom
dengan rajin mengonsumsi susu, tahu, tempe, atau telur yang ternyata banyak mengandung
nutrisi berupa protein.

Gambar 2.7.5 Ribosom

( Nugroho, A. Arifin. 2011. Biologi sel. Yogyakrta:ANDI )

10
2.7.6 Mitokondria

Mitokondria merupakan organel yang memproduksi energi untuk sel. Di dalam


mitokondria juga terjadi proses pernapasan. Mitokondria disebut juga sebagai “rumah daya”.
Organel ini mengambil energy dari zat-zat gizi dalam makanan dan mengubahnya menjadi
suatu bentuk yang dapat digunakan untuk menjalankan suatu aktivitas. Struktur dasar
mitokondria terdiri dari dua membran protein lapis ganda yaitu: membran luar dan membran
dalam, struktur berbentuk seperti cerutu lapisan dalamnya berlekuk-lekuk di namakan Krista.
Mitokondria berfungsi sebagai tempat respirasi seluler, yaitu proses katabolic yang
menghasilkan ATP dengan mengekstrasi energy dari gula, lemak dan bahan bakar lain
dengan bantuan oksigen.

Gambar 2.7.6 Mitokondria

2.7.7 Badan Golgi

Badan golgi (Apparatuss Golgi=Diktiosom) memiliki membran yang mirip dengan


membran pada reticulum endoplasmic agranular. Apparatus golgi biasanya terdiri atas empat
atau lebih tumpukan lapisan vesikel tipis dan gepeng yang terletak dekat dengan nucleus,
organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, organel ini banyak dijumpai pada organ
tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi misal ginjal. Dalam menjalankan fungsinya
apparatus golgi bekerjasama dengan reticulum endoplasic untuk membentuk lisosom, vesikel
sekretoris, atau komponen yang lainnya. Badan golgi berfungsi membentuk kantung atau
vesikula untuk sekresi membentuk membran plasma, membentuk akrosom pada spermatozoa,
membentuk lisosom.

11
Gambar 2.7.7 Badan Golgi

2.7.8 Lisosom

Lisosom merupakan organel kantong yang berisi alat penghancur, sebagai pertahanan
sel. Jika ada benda asing yang tidak dikehendaki berhasil menyeludup ke dalam sel maka
organel ini berfungsi sebagai penangkap dan pembunuh benda asing tersebut. Setelah
tertangkap dan dibunuh, benda asing tersebut akan dikeluarkan dari dalam sel.

Organel ini memiliki senjata “bom” bunuh diri, sehingga jika sel sudah tua maka
“bom” ini akan diledakkan dan sel mengalami kehancuran. Selain itu sebagai system
pertahanan sel, lisosom juga berfungsi sebagai tempat untuk daur ulangorganel-organel sel
yang sudah rusak. ( sakhuntala, Bambang.. 2011. Biologi sel. Yogyakrta:ANDI )

Gambar 2.7.8 Lisosom

12
2.8 Macam Sel

2.8.1 Sel Saraf

Ada tiga macam, yaitu:

 sel saraf sensorik, untuk menghantarkan rangsangan dari reseptor ke sumsum


tulang belakang.
 sel saraf motorik, menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke
efektor.
 sel saraf penghubung, penghubung sel saraf satu ke sel saraf yang lain. Sel
saraf memiliki kemampuan iritabilitas (bereaksi terhadap perubahan
lingkungan) dan konduktifitas (kemampuan membawa impuls-impuls saraf).

2.8.2 Sel Darah

 sel darah putih(leukosit)


a. Basofil, untuk membantu memelihara darah agar selalu dalam keadaan cair.
Batang leukosit, membantu mengurangi infeksi.
b. Eosinofil, mmbentuk kekebalan limfosit system kekebalan. Monosit,
memakan fragmen-fragmen sel-sel tua dan sel kanker.
c. Neutrofil menghilangkan infeksi dari tubugh.
 Sel darah merah(eritrosit), untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh
jaringan tubuh , membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru.
 Plasma, untuk mengalirkan seluruh sel-sel darah beserta makanan keseluruh tubuh.

2.8.3 Sel Epitel

Merupakan kumpulan sel-sel polyhedral yang berfungsi untuk melapisi permukaan


atau rongga tubuh serta sebagai kelenjar sekresi. Sel-sel epitel terjalin untuk membentuk
jaringan epitel. Sel epitel ada 3 :

 ektoderm, epitel pada kulit


 entoderm, pada saluran pencernaan
 mesoderm, pada saluran kemih

13
Klasifikasi sel epitel :

 Epitel selapis pipih, sel berbentuk pipih terlihat seperti lantai ubin namun tidak teratur
fungsinya pertukaran zat dari luar ke dalam tubuh atau sebaliknya contohnya epitel
pada pembuluh darah kapiler dan dinding alveolus.
 Epitel selapis kubus, sel berbentuk seperti kubus terlihat seperti sarang lebah atau
berbentuk polygonal, contohnya epitel pada permukaan ovarium, kelenjar, dan
kelenjar tiroid.
 Epitel selapis silindris, sel berbentuk silindris atau torak, terlihat seperti epithelium
kubus namun potongan tegaklurus terlihat lebih tinggi, dan memiliki silia, contohnya
epitel pada lambung dan usus.
 Epitel batang bersilia, berbentuk silindris berlapis memiliki bulu-bulu getar, fungsinya
penghasil mucus atau lender untuk menangkap benda asing yang masuk, contohnya
epitel rongga hidung.
 Epitel berlapis semu, sel memiliki tinggi yang tidak sama sehingga terlihat seperti
beberapa lapis sel, terdapat pada trakea Epitel berlapis, sel tersusun atas dua atau lebih
lapisan sel, lapisan paling daras disebut sel basal dan paling atas terdapat lapis sel
yang berbentuk gepeng, kubus, ataupun batang, atau yang disebut epithelium
transisional.
 Epitel berlapis kubus, berfungsi dalam eksresi dan absorbs, contohnya pada saluran
keluar kelenjar. Epitel transisional, sel yang berbentuk paying, contohnya epitel pada
ureter

2.8.4 Sel Punca

Sel punca merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang
sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak. Sel yang berbeda di dalam tubuh.
Fungsinya sebagai system perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak.

2.8.5 Sel Tulang

Sel kondrosit adalah sel yang menyusun tulang rawan, mensekresikan matrik berupa
hialin atau kolagen .

14
 Sel osteoblas, yang mensitesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Yang
berbentuk kuboid atau silindris pndek
 Osteosit, merupakan kommponen sel utama dalam jaringan tulang. Fungsinya dalam
pembentukan matrik ttulang, dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tlang.
 Osteoklas, sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang. Osteoklas
berasal dari deretan monosit makrofag.
 Sel osteoprogenitor,merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan
osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan
tulang.
2.8.6 Sel Otot

 Sel otot polos yaitu sel yang tampak polos dan tidak ada garis melintang, misalnya di
usus.
 Sel otot lurik yaitu sel yang memiliki daerah gelap dan terang yang saling berselang
seling.
 Sel otot jantung yaitu sel yang memiliki sifat seperti sel otot polos yang bekerja di
luar kesadaran dan control pikiran.

2.9 Metabolisme Sel

Metabolisme adalah reaksi kimia untuk pembentukkan dan perombakan


bahanorganik. Metabolisme dibedakan ke dalam katabolisme dan anabolisme.

(Jawetz E, J.L Melnick,dkk. 1986. Mikrobiologi Edisi 16. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran)

2.9.1 Katabolisme

Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang


lebihsederhana dengan bantuan enzim. Penguraian suatu senyawa dapat menghasilkan energi.
Energi kimia yang terdapat dalam senyawa tidak dapat digunakan secara langsung oleh sel.
Energi akan diubah terlebih dahulu menjadi ATP yang dapat digunakan oleh sel sebagai
sumber energi terpakai. Energi itu digunakan untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia,
pertumbuhan, transportasi, reproduksi, dan merespons rangsangan. Contoh katabolisme
adalah proses pernafasan sel atau respirasi. Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, respirasi

15
internal dibagi menjadi respirasi aerobic (memerlukan oksigen) dan respirasi anaerobik (tidak
membutuhkan oksigen).

1. Respirasi Aerob

Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah glukosa


secarasempurna menjadi CO2, H2O, dan menghasilkan energi sebesar 38 ATP.

Dalam respirasi aerob, glukosa dioksidasi oleh oksigen, dan reaksikimianya dapat
digambarkan sebagai berikut:

C6H12O6+ 6 H2O + 6 O2 6 CO2+ 12 H2O + 675 kal

Dalam kenyataan, reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan reaksi
yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan menjadi
tiga tahapan,yaitu: glikolisis, siklus Krebs, dan transpor electron.

 Glikolisis Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah


glukosa (terdiri dari 6atom C) menjadi asam piruvat (terdiri dari 3 atom C).
Reaksi ini melepaskan energi untukmenghasilkan ATP dan NADH2.
Glikolisis terjadi di sitoplasma dan tidak memerlukan oksigen. Asam piruvat
yang dihasilkan akan memasuki mitokondria untuk melakukan siklusKrebs.
Namun sebelum memasuki siklus Krebs, asam piruvat (3C) ini diubah terlebih
dahulumenjadi asetil koA (2C) di dalam matriks mitokondria melalui proses
dekarboksilasi oksidatif.Senyawa selain glukosa, misalnya fruktosa, manosa,
galaktosa, dan lemak dapat pulamengalami metabolisme melalui jalur
glikolisis dengan bantuan enzim-enzim tertentu.
 Siklus Krebs Siklus Krebs merupakan serangkaian reaksi metabolisme yang
mengubah asetil koAyang direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi
asam sitrat (6C). Selanjutnya asamoksaloasetat memasuki daur menjadi
berbagai macam zat yang akhirnya akan membentukoksaloasetat lagi. Pada
siklus Krebs dihasilkan energi dalam bentuk ATP dan molekul pembawa
hidrogen,yaitu: NADH dan FADH2. Hidrogen yang terdapat dalam NADH
dan FADH2 tersebut akandibawa ke sistem transpor elektron. Seluruh tahapan
reaksi dalam siklus Krebs terjadi di dalammitokondria. Dalam siklus ini, asetil
koA dioksidasisecara sempurna menjadi CO2.

16
 Transpor Elektron Transpor elektron adalah serangkaian reaksi pemindahan
electron melalui proses reaksiredoks (reduksi-oksidasi). Hidrogen yang
terdapat pada molekul NADH serta FADH2 ditranspor dalam serangkaian
reaksi redoks yang melibatkan enzim, sitokrom, quinon, pirodoksin,
danflavoprotein. Pada akhir transport elektron, oksigen akan mengoksidasi
elektron dan ion Hmenghasilkan air (H20). Transport elektron terjadi pada
membran dalam mitokondria.
2. Respirasi anaerob

Respirasi anaerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang memecah


glukosasecara tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Pada manusia, respirasi
anaerobmenghasilkan asam laktat sehingga menyebabkan rasa lelah, sedangkan pada
tumbuhan, ragi,reaksi ini menghasilkan CO2 dan alkohol. Respirasi anaerob hanya
menghasilkan sedikit energi,yaitu 2 ATP.

2.9.2 Anabolisme

Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa


kompleks (penyusunan). Anabolisme memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk
fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.

1. Fotosintesis

Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan


energi cahaya atau foton. Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen
sebagai hasil sampingan dari fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk
mengetahui tingkat produksi fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang
dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.

2. Kemosintesis

Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai


sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan
asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya
bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut
memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.

17
(Ganong W.F. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran.)

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian makalah yang penulis buat bisa disimpulkan bahwa sel adalah
satuan unit terkecil penyusun mahluk hidup yang terdiri dari berbagai komponen di
dalamnya. Sebagian besar sel dibagi menjadi membran plasma, nukleus, sitoplasma, dan
organel-organel. Komponen-komponen tersebut mempunyai struktur dan fungsi masing-
masing, mereka bekerjasama menjalankan fungsinya untuk mengaktifkan kerja sel itu sendiri.

3.2 Saran

1. Sebagai generasi muda, kita sepatutnya paham tentang ilmu kehidupan (biologi),
khususnya materi mengenai sel dan fungsinya.

2. Struktur dan fungsi organel-organel dalam sel akan mudah dipelajari jika ditunjang
oleh banyak keteraturan, baik dari buku-buku penunjang maupun dari penjelasan.
Sehingga kita dapat memahami hubungan antara organel-organel tersebut didalam sel.

19
DAFTAR PUSTAKA

( Permana, Sofy. 2017. Biologi Sel. Malang : UB Press )

( Novel, Sinta Sasika. 2010. Rangkuman Biologi. Jakarta Selatan;Gagas Media )

(Yunus, A. 2009. Komunikasi Antar Sel. http://askar.perikanan.umi.com/ [18 Desember


2009] )

(Sherwood Lauralee.2001.Fisiologi Manusia Edisi 2.Jakarta: EGC Penerbit Buku


Kedokteran.)

( Nugroho, A. Arifin. 2011. Biologi sel. Yogyakrta:ANDI )

( sakhuntala, Bambang.. 2011. Biologi sel. Yogyakrta:ANDI )

(Jawetz E, J.L Melnick,dkk. 1986. Mikrobiologi Edisi 16. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran)

(Ganong W.F. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran.)

20

Anda mungkin juga menyukai