Anda di halaman 1dari 14

1.

PENGKAJIAN KLIEN DENGAN HALUSINASI

Halusinasi merupakan salah satu gejala yang ditampakkan oleh klien yang
mengalami psikotik, khususnya schizofrenia. Pengkajian klien dengan halusinasi demikian
merupakan proses identifikasi data yang melekat erat dengan pengkajian respon
neurobiologi lainnya seperti yang terdapat juga pada schizofrenia.
1. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada munculnya respon
neurobiologi seperti halusinasi antara lain:
a. Faktor Genetik
Telah diketahui bahwa genetik schizofrenia diturunkan melalui kromoson tertentu.
Namun demikian kromoson yang keberapa yang menjadi factor penentu gangguan ini
sampai sekarang masih dalam tahap penelitian. Diduga letak gen schizoprenia adalah
kromoson nomor enam, dengan kontribusi genetik tambahan No.4,8,5 dan 22 (Buchanan
dan Carpenter,2002). Istri kembar identik memiliki kemungkinan mengalami schizofrenia
sebesar 50% jika salah satunya mengalami schizofrenia, sementara jika di zygote
peluangnya sebesar 15 %, seorang istri yang salah satu orang tuanya mengalami schizofrenia
berpeluang 15% mengalami schizofrenia, sementara bila kedua orang tuanya schizofrenia
maka peluangnya menjadi 35 %.

b. Faktor Neurobiologi.
Ditemukan bahwa korteks pre frontal dan korteks limbiks pada klien schizofrenia
tidak pernah berkembang penuh. Ditemukan juga pada klien schizofrenia terjadi penurunan
volume dan fungsi otak yang abnormal. Neurotransmitter dopamin berlebihan, tidak
seimbang dengan kadar serotin.

c. Studi neurotransmitter.
Schizofrenia diduga juga disebabkan oleh ketidak seimbangan neurotransmitter
dimana dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan kadar serotin.

d. Teori virus
Paparan virus influenza pada trimester ke-3 kehamilan dapat menjadi factor
predisposisi schizofrenia.
e. Psikologis.
Beberapa kondisi pikologis yang menjadi factor predisposisi schizofrenia antara lain
istri yang di pelihara oleh ibu yang suka cemas, terlalu melindungi, dingin dan tak
berperasaan, sementara ayah yang mengambil jarak dengan istrinya.
2. Faktor presipitasi
Faktor –faktor pencetus respon neurobiologis meliputi :
1. Berlebihannya proses informasi pada system syaraf yang menerima dan
memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
2. Mekanisme penghataran listrik di syaraf terganggu ( mekanisme gateing
abnormal)
3. Gejala-gejala pemicu kondisi kesehatan lingkungan, sikap dan perilaku seperti
yang tercantum pada tabel dibawah ini ;

Kesehatan Nutrisi Kurang


Kurang tidur
Ketidak siembangan irama sirkardian
Kelelahan infeksi
Obat-obatan system syaraf pusat
Kurangnya latihan
Hambatan unutk menjangkau pelayanan kesehatan
Lingkungan Lingkungan yang memusuhi, kritis
Masalah di rumah tangga
Kehilangan kebebasan hidup, pola aktivitas sehari-hari
Kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain
Isoalsi social
Kurangnya dukungan social
Tekanan kerja ( kurang keterampilan dalam bekerja)
Stigmasasi
Kemiskinan
Kurangnya alat transportasi
Ketidakmampuan mendapat pekerjaan
Sikap/Perilaku Merasa tidak mampu ( harga diri rendah)
Putus asa (tidak percaya diri )
Merasa gagal ( kehilangan motivasi menggunakan
keterampilan diri
Kehilangan kendali diri (demoralisasi)
Merasa punya kekuatan berlebihan dengan gejala tersebut.
Merasa malang ( tidak mampu memenuhi kebutuhan spiritual
)
Bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun
kebudayaan
Rendahnya kemampuan sosialisasi
Perilaku agresif
Perilaku kekerasan
Ketidak adekuatan pengobatan
Ketidak adekuatan penanganan gejala.

3. Mekanisme Koping.
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi adalah:
a. Register, menjadi malas beraktifitas sehari-hari.
b. Proyeksi, mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan
tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda.
c. Menarik diri, sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal.
d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami klien

4. Perilaku
Halusinasi benar-benar riil dirasakan oleh klien yang mengalaminya, seperti mimpi
saat tidur. Klien mungkin tidak punya cara untuk menentukan persepsi tersebut nyata. Sama
halnya seperti seseorang mendengarkan suara- suara dan tidak lagi meragukan orang yang
berbicara tentang suara tersebut. Ketidakmampuannya mempersepsikan stimulus secara riil
dapat menyulitkan kehidupan klien. Karenanya halusinasi harus menjadi prioritas untuk
segera diatasi. Untuk memfasilitasinya klien perlu dibuat nyaman untuk menceritakan
perihal haluinasinya.
Klien yang mengalami halusinasi sering kecewa karena mendapatkan respon negatif
ketika mencoba menceritakan halusinasinya kepada orang lain.Karenanya banyak klien
enggan untuk menceritakan pengalaman –pengalaman aneh halusinasinya. Pengalaman
halusinasi menjadi masalah untuk dibicarakan dengan orang lain. Kemampuan untuk
memperbincangkan tentang halusinasi yang dialami oleh klien sangat penting untuk
memastikan dan memvalidasi pengalaman halusinasi tersebut. Perawat harus memiliki
ketulusan dan perhatian untuk dapat memfasilitasi percakapan tentang halusinasi.
Perilaku klien yang mengalami halusinasi sangat tergantung pada jenis
halusinasinya. Apabila Perawat mengidentifikasi adanya tanda –tanda dan perilaku
halusinasi maka pengkajian selanjutnya harus dilakukan tidak hanya sekedar mengetahui
jenis halusinasi saja.
Validasi informasi tentang halusinasi yang diperlukan meliputi :
a. Isi Halusinasi.
Ini dapat dikaji dengan menanyakan suara siapa yang didengar, apa yang dikatakan
suara itu, jika halusinasi audiotorik. Apa bentuk bayangan yang dilihat oleh klien, jika
halusinasi visual, bau apa yang tercium jika halusinasi penghidu, rasa apa yang dikecap jika
halusinasi pengecapan,dan apa yang dirasakan dipermukaan tubuh jika halusinasi perabaan.

b. Waktu dan Frekuensi.


Ini dapat dikaji dengan menanyakan kepada klien kapan pengalaman halusinasi
muncul, berapa kali sehari, seminggu, atau sebulan pengalaman halusinasi itu muncul.
Informasi ini sangat penting untuk mengidentifikasi pencetus halusinasi dan menentukan
bilamana klien perlu perhatian saat mengalami halusinasi.

c. Situasi Pencetus Halusinasi.


Perawat perlu mengidentifikasi situasi yang dialami sebelum halusinasi muncul.
Selain itu Perawat juga bias mengobservasi apa yang dialami klien menjelang munculnya
halusinasi untuk memvalidasi pernyataan klien.

d. Respon Klien
Untuk menentukan sejauh mana halusinasi telah mempengaruhi klien bisa dikaji
dengan apa yang dilakukan oleh klien saat mengalami pengalaman halusinasi. Apakah klien
masih bisa mengontrol stimulus halusinasinya atau sudah tidak berdaya terhadap
halusinasinya.
2. ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama : I Made Eka Santosa


Mahasiswa : 26 Maret 1999
Tanggal : Pkl. 16.30 - 16.50 WIB (20 Menit)
Waktu : Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta
Tempat : Tn.O.T.B.
Inisial : I (Fase Perkenalan)
Klien : Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang
Interaksi ke : Penampilan kurang rapi, pakaian banyak lobang bekas rokok, pasien merokok puntung,
Lingkungan menunduk.
Deskripsi : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya
pasien
Tujuan
komunikasi

ANALISA ANALISA
KOMUNIKASI KOMUNIKASI
BERPUSAT BERPUSAT RASIONAL
VERBAL NON VERBAL
PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : Selamat sore P: Memandang K P : Ingin membuka K masih ragu Salam merupakan
Pak, boleh saya dan tersenyum percakapan dengan terhadap orang kalimat pembuka
duduk di sebelah K: Ekpresi datar klien dan berharap baru yang masuk untuk memulai
Bapak ? dengan sapaan ke lingkungannya suatu percakapan
sederhana P bisa sehingga dapat
diterima oleh K. terjalin rasa
K: Ekpresi datar K ragu terhadap percaya.
K : Sore, silahkan. P: Memandang K P merasa senang orang baru
ada tanggapan atas
salam walaupun
belum
diekpresikan
secara tulus
P : Wah, suasana P : Memandang ke P ingin memulai K memberikan Topik ringan akan
sore ini sejuk halaman sambil percakapan dengan respon sepintas memudahkan
sekali ya Pak melirik K topik ringan dan menunjukkan interaksi lebih
K : Ikut melihat ke sebelum masuk ke perhatian cukup lanjut
halaman lalu kondisi K terhadap P
K : (diam) menghisap
rokoknya dan
menunduk lagi
P : Oh ya, P : Memandang K P merasa bahwa K K masih Memperkenalkan
perkenalkan saya sambil harus diberikan memberikan diri dapat
Made, saya menjulurkan penjelasan tentang tanggapan secara menciptakan rasa
mahasiswa praktek tangan ke K kedatangan P ragu-ragu percaya klien
disini yang akan K : Mengalihkan terhadap perawat
merawat Bapak. rokok ke tangan
K : (diam) kiri lalu tanpa
memandang P
menerima uluran
tangan P

P : Nama Bapak P : Masih P ingin tahu nama K ragu-ragu Mengenal nama


siapa ? menjabat tangan pasien pasien akan
pasien dan memudahkan
mendekatkan diri interaksi
ke-K
K : Menoleh K merasa
K : Ong. Ong Tian sebentar P merasa pasien perkenalan hanya
Bian. enggan berkenalan formalitas belaka
K : Menyebut
nama dengan
menunduk dan
menarik tangannya
P : Bapak P : Memandang K P ingin menjalin K mencoba Nama panggilan
senangnya K : Menoleh ke kedekatan dengan mengingat nama merupakan nama
dipanggil dengan halaman pasien yang disukainya akrab klien
nama apa sehingga
K : Melihat ke P senang K mulai tertarik menciptakan rasa
K : Ong. arah P dan walaupun jawaban dengan perkenalan senang akan
menjawab singkat singkat dengan P adanya pengakuan
lalu menunduk atas namanya
lagi
P : Wah, P : Memandang K P mencoba K berpikir sejenak, Pujian berguna
kedengarannya sambil tersenyum mengakrabkan mengngingat nama untuk
enak kalau saya K : Menunduk suasana yang disukainya mendekatkan
manggil Pak Ong perawat menjalin
K : Menoleh ke P hubungan
P : Memperhatikan P merasa K mulai merasa therapeutik dengan
K : Iya K pertanyaan bahwa P datang klien
mendapatkan untuk membantu
respon K

P : Bapak asalnya P : Memandang K P masih berusaha K berpikir dan Topik sederhana


dari mana Pak K : Menunduk dan membangun mengingat-ingat membantu
Ong? berpikir keakraban dengan menjalin
topik sederhana kedekatan dengan
klien
K : Salatiga, Jawa K : Menoleh ke P P senang karena K K senang karena
Tengah dan tersenyum lalu memberi respon ingat daerah
menunduk lagi asalnya dan
P : Memperhatikan kembali
K membayangkan
daerah asalnya
tersebut
P : Wah, jauh juga P : Memandang K P mulai mengkaji K berpikir dan Lama rawat
ya. Bapak Ong sambil tersenyum data umum pasien berusaha menentukan
sudah berapa lama K : Menghisap mengingat apakah klien
disini? rokok dan kronis atau akut
melemparkannya
karena sudah habis
P khawatir kalau
K : Bicara tanpa pertanyaan K membayangkan
K : Lama! Dua menoleh P membuat K keadaan yang telah
puluh tahun. P : Memandang K tersinggung lama dijalaninya
P : Sejak tahun P : Menunjukkan P berharap dapat K berusaha Daya ingat pasien
berapa Bapak perhatian memperoleh data mengingat dapat dikaji
disini ? K : Menunduk lama rawat secara dengan
sambil lebih pasti sambil menanyakan data-
memandang mengkaji daya data pasien yang
K : Yach, delapan kakinya ingat pasien K menjawab sederhana
puluh tiga P senang karena dengan sekedarnya
K : Masih mendapat respon
menunduk dari K
P : Memperhatikan
P : Sekarang P : Mendekatkan P mengkaji daya K berusaha Umur
Bapak Ong diri ke K ingat K mengingat-ingat mempengaruhi
umurnya berapa? K : Menoleh ke daya ingat klien
halaman dan
terdiam beberapa
K : Em…56 tahun lama P merasa arah K menjawab
pertanyaan sudah sesuai dengan
K : Menoleh P dapat dijawab jelas daya ingat yang
sebentar lalu oleh K dimilikinya
menunduk lagi
P : Tersenyum
P : Pak Ong ingat P : Menunjukkan P berhati-hati K mengingat-ingat Keluhan utama
nggak, kenapa pak keseriusan karena pertanyaan merupakan dasar
Ong dirawat disini K : Menunduk tsb sangat spesifik pasien dirawat di
dan takut RS Jiwa
K : Saraf, sakit K : Menoleh ke P menyinggung K menjawab ragu-
saraf. ECT, ini di dan menepuk- pasien ragu
ECT. nepuk kepalanya P lega karena K
tidak tersinggung

P : Pak Ong P : Bertanya P mengkaji lebih K mengingat-ingat Halusinasi dapat


pernah ngamuk? pelahan jauh alasan pasien terjadi kapan saja
K : Menunduk dirawat karena adanya
K mengalami stimulus tertentu
K : Nggak, nggak, K : Menoleh ke P kaget, dan sadar halusinasi lihat
saya suka halaman lalu kalau pasien
ngelamun. Enak menunjuk-nunjuk mengalami
sendirian. Kakak P : Memperhatikan halusinasi lihat
saya sudah respon pasien
meninggal tapi
hidup lagi. Itu dia
!!
P:- P : Masih kaget P mendiamkan K melihat Dengan diam
K : Memandang ke karena belum kakaknya dan therapeutik, klien
halaman menemukan mencoba merasa
K : Kakak saya pertanyaan yang menceritakannya didengarkan dan
orangnya sukses, K : Menunjuk ke tepat untuk K pada P bercerita tentang
sayang mati, anak halaman dan P menemukan keadaannya
saya tujuh belas nyerocos adanya flight of K teringat kondisi
semuanya di P : Memperhatikan ideas dan berpikir keluarganya
Jerman. tentang faktor
penyebab
P : Bapak Ong P : Mendekatkan P berusaha K membayangkan Waham
sudah diri mengkaji data keadaan kemungkinan
berkeluarga? K : Memandang yang terkait kata- keluarganya terjadi karena
kosong ke katanya tadi menarik diri
K : Anak saya di halaman K menikmati
Jerman dan di K : Menunduk P menemukan waham yang
Peking. Saya sambil nyerocos adanya dirasakannya
profesor, ngajar di P : Memperhatikan kemungkinan
UI, bolak-balik waham kebesaran
dari Bandung ke pada pasien
Jerman.
P:- P : Memperhatikan P mendiamkan K membayangkan Diam therapeutik
K : Menunduk dengan harapan ank-anaknya akan membantu
pasien akan lebih pasien
terbuka tetang mengungkapkan
K : Keadaan diluar K : Berbisik pada dirinya perasaannya pada
perang, Ong P dengan nada K sedih tentang perawat
pusing mikirin sedih P menemukan anaknya
biaya anak-anak, P : Mendengarkan adanya fligt of
pada kuliah. dengan serius ideas
P : Pak Ong, P : Menepuk bahu P mencoba K teralih karena Pengalihan agar
kegiatan bapak K mengalihkan pertanyaan baru klien tidak larut
sehari-hari ngapain K : Menoleh P pembicaraan dalam waham dan
saja Pak ? terkait waham halusinasinya
K : Menggaruk- K bingung tentang
K : Mandi, makan garuk kepalanya P merasa senang yang dilakukannya
ehm…ya itu. P : Memperhatikan karena pasien bisa sehari-hari
respon K beralih
P : Kemudian? P : Menekankan P mencoba K mengingat-ingat Tehnik ekplorasi
pertanyaan menggali data berguna untuk
K : Menunduk lebih dalam mendapatkan lebih
K : Baca-baca K merasa dirinya banyak data terkait
buku. Saya kan K : Menoleh P P menemukan lagi harus rajin belajar masalah klien
profesor. P : Memperhatikan adanya
kemungkinan
waham
P : Bapak Ong P : Melihat P mengalihkan K masih terbawa Pengalihan agar
betah tinggal di halaman perhatian K dari oleh waham pasien tidak larut
K : menunduk waham pada waham dan
sini?Suasananya halusinasinya pada
enak ya! K : Ikut melihat P senang karena K berusaha fase interaksi ini
halaman dapat mengalihkan menjawab
K : Betah. P : memperhatikan perhatian pasien sekenanya
P : Tentunya P : Memandang K P ingin mengkaji K berusaha Keluarga
keluarga Bapak sambil tersenyum keterlibatan mengingat merupakan support
Ong suka K : Menoleh P keluarga terhadap keluarganya sistem bagi klien
menjenguk kesini. perawatan K sehingga harus
K : Menunduk lagi dikaji
P : Memperhatikan K ingat terhadap keterlibatannya
K : Sebulan sekali. respon K P senang keluarganya
mendapatkan
jawaban K
P : Kalau Pak Ong P : Memandang K P mengkaji K mengingat Berada di
suka pulang juga K : Menunduk hubungan K hubungannya lingkungan
ya? dengan dengan keluarga keluarga akan
K : Menoleh P dan keluarganya membuat klien
K : Ya, sebulan tersenyum K senang melihat realitas
sekali juga P : Memperhatikan P senang membayangkan menyenangkan
mendapatkan pulang atau malahan
jawaban sesuai stressor
pertanyaan
P : Kalau di P : Memandang K P berusaha K mengingat Aktivitas di rumah
rumah, ngapain aja sambil tersenyum mengkaji aktivitas aktivitasnya di merupakan data
Pak Ong K : Menoleh P lalu K di rumah rumah pantas tidaknya
melihat ke pasien dilibatkan
halaman dalam keluarga

K : Yah, tidur dan K : Memandang P P menemukan K menikmati


baca-baca buku P : Memperhatikan pengulangan waham yang
penelitian. respon K terhadap waham dialaminya
Profesor harus pada K
banyak baca.
P : Suka ngobrol P : Memandang K P mengkaji peran K mengingat Menarik diri
nggak dengan K : Menunduk keluarga terhadap aktivitasnya di membuat K asyik
keluarga K rumah dengan dunianya
K : Menunduk sendiri
K : Enakan diem, P : Memperhatikan P mendapatkan K menganggap
soalnya data menarik diri ngobrol
mengganggu saya pada K mengganggu
baca buku wahamnya
P : Bagaimana P : Memandang K P mengalihkan K bingung dengan Pengalihan agar K
perasaan Pak Ong K : Menunduk topik bahasan pertanyaan yang tidak larut dengan
sekarang? diberikan wahamnya
K : Menggaruk-
K : Saraf, sakit garuk kepala P bingung harus K menjawab
saraf. Kakak saya P : Memperhatikan ngobrol tentang tentang
hidup lagi, itu dia. apa lagi keadaannya

P:- P : Memandang P memikirkan K merenungkan Diam berguna


halaman topik lain yang keadaannya untuk memikirkan
K : Ikut terkait interaksi
K : Dia sukses. memandang selanjutnya
halaman P kaget karena K menikmati
kembali halusinasi lihatnya
K : Menunjuk ke menemukan
halaman adanya halusinasi
P : Kaget dan pada K
memperhatikan
respon K

P : Pak Ong, kita P : Memandang K P ingin mengakhiri K memperhatikan Evaluasi fase I


tadi sudah K : Menoleh fase I karena sudah P berhasil jika K
berkenalan, masih cukup banyak data dapat mengingat
inget nggak nama yang terkaji nama P sehingga
saya?
K : Memandang P P senang karena K K mengingat-ingat nantinya terjalin
K : Made dan tersenyum ingat nama P nama P trust
P : Memperhatikan

P : Nah, saya P : Menepuk bahu P memberikan K senang Kontrak


senang sekali bisa K reinforcement diberikan berikutnya harus
ngobrol dengan K : Menoleh dan pada K reinforcement ditentukan dan
pak Ong. tersenyum harus
Bagaimana kalau mendapatkan
selesai makan kita persetujuan klien
ngobrol lagi? agar klien ingat
Sebentar saja kok, P senang karena K K ikut menentukan terhadap kontrak
yach cukup 20 K : Tersenyum mau menentukan kontrak
menit saja. P : Tersenyum kontrak berikutnya

K : Boleh
P : Nah kalau Pak P : Memandang K P menentukan K memikirkan Kegiatan yang
Ong setuju, nanti K : Menunduk topik dan aktivitas tentang kegiatan akan dilaksanakan
kita ngobrol pada kontrak yang ditawarkan harus mendapat
tentang perasaan berikutnya persetujuan K
Pak Ong terhadap sehingga bila K
keluarga Pak Ong. keluar dari
Sekalian saya K : Mengangguk kegiatan
periksa tekanan P : Tersenyum K setuju tentang dimaksud, bisa
darahnya ya. P senang karena K kegiatan yang diingatkan tentang
setuju dengan akan dilaksanakan batasan kegiatan
K : Ya, ya…. kegiatan yang sesuai kontrak
akan dilaksanakan
P : Terimakasih P : Menepuk bahu P menutup fase I K menunjukkan Salam penutup
atas kesediaan Pak K dan rasa percaya pada merupakan akhir
Ong ngobrol mengulurkan jabat P fase yang harus
dengan saya, tangan dilakukan untuk
selamat sore K : Menoleh, P senang karena K mencegah tidak
menjabat tangan P mau berinteraksi K menyambut percaya pada klien
K : Sore. dengan P salam P
K : Tersenyum
lalu menunduk
P : Tersenyum

KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif
walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali adalah data mengenai
harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping
keluarga kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah
dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah
dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 26 Maret


1999

I. IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 1999
RM No :-

II. ALASAN MASUK


Klien mengatakan karena sakit saraf

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak
tahun 1983
2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil
3. Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan
kriminal tidak ada
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit
2. Ukur : TB/BB belum terkaji
3. Keluhan fisik : Tidak ada
Masalah keperawatan : -

V. PSIKOSOSIAL
4. Genogram : belum terkaji
5. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya
b. Identitas : Tidak ada gangguan identitas
c. Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
d. Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin
baca buku. Klien merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang (padahal
tidak)
e. Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses.
Masalah keperawatan :
- Ideal diri terlalu tinggi
- Harga diri rendah

6. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Belum terkaji
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol
dengan sesama pasien atau dengan perawat, suka menyendiri.
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : Menarik Diri

7. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Belum terkaji
b. Kegiatan Ibadah : Belum terkaji

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan : kurang rapi
Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju
coklat bekas tembakau yang berbau
Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri
2. Pembicaraan : Gagap, inkoheren
Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputus-
putus, kadang-kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan
Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik : lemah dan lesu
Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan
serta terlihat loyo
Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas
4. Alam perasaan : sedih
Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara
Masalah Keperawatan : Depresi
5. Afek : Datar
Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan
hambar
Masalah Keperawatan : Menarik diri
6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang
Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan
dengan tidak melihat perawat
7. Persepsi : Halusinasi
Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup
kembali dan lalu mereka ngobrol
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
8. Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi
Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama
lain, klien sering mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup kembali
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori
9. Isi pikir : Waham kebesaran
Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga
mengatakan bahwa situasi di dunia sudah perang semua
Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran
10. Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada
Selama wawancara, pasien tampak sadar
Masalah Keperawatan : -
11. Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang
Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak
bingung
Masalah Keperawan : Demensia
12. Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana
Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan
yang telah diberikan kepadanya
Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat
13. Kemampuan penilaian : Belum terkaji
14. Daya tilik diri : Belum terkaji

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan : bantuan minimal
2. BAB/BAK : bantuan minimal
3. Mandi : bantuan minimal
4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal
5. Istirahat dan tidur : tidak teratur, kegiatan sebelum tidur yaitu melamun
6. Penggunaan obat : bantuan minimal
7. Pemeliharaan kesehatan : belum terkaji
8. Kegiatan dalam rumah : hanya berdiam diri saja
9. Kegiatan di luar rumah : tidak ada
Masalah keperawatan : Koping keluarga kurang efektif

VIII. MEKANISME KOPING


Menghindari masalah, dan suka menyendiri
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang bergaul
dengan sesama pasien, lebih senang menyendiri dan melamun
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama pasien
malas ngobrol dengan klien
3. Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan ia kuliah di
berbagai negara sehingga ia layak disebut profesor
4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan : belum terkaji
5. Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji
6. Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji
7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : menarik diri
- Waham kebesaran

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


1. Penyakit jiwa
2. Koping
3. Sistem pendukung
4. Faktor presipitasi
Masalah keperawatan :
- Kurang pengetahuan

XI. ASPEK MEDIS


1. Diagnosa Medis : belum terkaji
2. Therapi Medik : belum terkaji

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan harga diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat
4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi
5. Kurang pengetahuan
6. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran
7. Koping individu tidak efektif
8. Koping keluarga tidak efektif
9. Gangguan komunikasi verbal
10. Resiko kurangnya perawatan diri
Pohon Masalah

RESIKO PRILAKU KEKERASAN

RESIKO KURANGNYA PERAWATAN DIRI

HALUSINASI LIHAT GGN. KOM. VERBAL WAHAM

MENARIK DIRI
Core Problem

HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK.,


EFEKTIF

KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF

IDEAL DIRI TINGGI


KURANG PENGETAHUAN

XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri
tinggi
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri
4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
5. Resiko kurangnya perawatan diri berhubungan dengan menarik diri
6. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan menarik diri
7. Waham : Kebesaran berhubungan dengan menarik diri
8. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan harga diri rendah
9. Gangguan harga diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan koping
keluarga tidak efektif
10. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan

RSJP Jakarta, 26 Maret 1999


Mahasiswa Program B-Ektensi 1997
3. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS MASALAH


1. DS:
Pasien mengatakan sering mendengar Gangguan persepsi sensori: halusinasi
bisikan suara saat ingin tidur dan pendengaran
sholat, isi suara tersebut yaitu
menyuruh untuk sholat, suara tersebut
kadang muncul kadang tidak, suara itu
muncul lamanya biasa 5 detik
DO:
Klien saat interaksi kadang ketawa
sendiri dan sering mondar-mandir,
kadang bicara sendiri.

Anda mungkin juga menyukai