TUGAS KELOMPOK
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
2019
A. LATAR BELAKANG
Penurunan nilai aset (impairment) merupakan salah satu treatment
akuntansi yang dilakukan untuk mencari nilai yang akurat atas suatu aset.
Nilai tercatat aset perlu dilakukan tes penurunan nilai dengan periode
tertentu agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Jumlah
terpulihkan suatu aset dapat dilihat dari dua indikator yaitu berdasarkan
penggunaannya dan berdasarkan penjualan aset tersebut, mana yang lebih
tinggi. Untuk itu, PSAK 48 ditetapkan sebagai pernyataan standar yang
mengatur prosedur untuk melakukan impairment pada aset-aset tertentu
yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan PSAK 48 tersebut, prosedur impairment yang di
diatur oleh PSAK 48 hanya diberlakukan pada seluruh aset, kecuali:
1. Persediaan (PSAK 14: Persediaan)
2. Aset yang timbul dari kontrak kontruksi (PSAK 34: Kontrak
Konstruksi)
3. Aset pajak tangguhan (PSAK 46: Pajak Penghasilan)
4. Aset yang timbul dari imbalan kerja (PSAK 24: Imbalan Kerja)
5. Aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55:
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pelaporan
6. Properti Investasi yang diukur pada nilai wajar (PSAK 13: Properti
Investasi)
7. Biaya akusisi tangguhan dan aset tak berwujud yang timbul dari hak
kontraktual asuradur berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk
dalam ruang lingkup PSAK 62: Kontrak Asuransi
8. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak
Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
B. IDENTIFIKASI ASET YANG MUNGKIN MENGALAMI
PENURUNAN
Untuk bagian identifikasi aset ini, kata ‘aset’ dimaksudkan sebagai
aset individual atau unit penghasil kas. Unit penghasil kas merupakan
kelompok aset terkecil teridentifikasi yang menghasilkan arus kas masuk
yang sebagian besar independen dari arus kas masuk dari aset atau
kelompok aset lain.
Suatu aset mengalami penurunan nilai jika jumlah tercatatnya
melebih jumlah terpulihkannya. Jumlah terpulihkan diestimasi jika
ditemukan adanya indikasi rugi penurunan nilai. Terdapat perbedaan
perlakuan kapan dilakukannya pengujian penurunan nilai aset pada jenis-
jenis aset tertentu.
1. Aset Individual dan unit penghasil kas
Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai apakah terdapat
indikasi penurunan nilai aset. Jika ada, maka entitas mengestimasi
jumlah terpulihkannya
2. Aset tak berwujud dengan masa manfaat tak terbatas atau aset
takberwujud yang belum dapat digunakan.
Aset tersebut diuji penurunan nilainya secara tahunan, dapat dilakukan
kapan saja, asalkan dalam waktu yang sama setiap tahunnya.
3. Goodwill
Aset Goodwill harus dialokasikan terlebih dahulu terlebih dahulu pada
setiap unit penghasil kas yang terkait. Lalu unit penghasil kas
termasuk goodwill yang sudah dialokasikan dinilai setiap tahunnya.
Nilai wajar dikurangi Biaya Pelepasan dan Nilai Pakai dijelaskan sebagai
berikut:
Estimasi arus kas masa depan tersebut harus memiliki komposisi yang
terdiri atas:
a. Proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset
b. Proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk menghasilkan arus
kas masuk dari penggunaan aset (termasuk arus kas keluar untuk
menyiapkan aset agar dapat digunakan) dan dapat diatribusikan
langsung, atau dialokasikan dengan dasar yang rasional dan
konsisten pada aset.
c. Arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan)
untuk pelepasan aset pada akhir umur manfaatnya. Estimasi ini
merupakan jumlah yang diperkirakan akan diperoleh entitas dari
pelepasan aset melalui transaksi wajar antara pihak-pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan mendalam dalam
transaksi wajar, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan.
Selain itu juga terkadang terdapat arus keluar masa depan yang
diperlukan untuk memelihara level manfaat ekonomik yang
diharapkan timbul dari aset dalam kondisi saat ini. Misalkan, terdapat
aset tunggal yang komponen-komponennya perlu diganti dengan
komponen baru, maka hal tersebut dipertimbangkan sebagai arus
keluar berupa biaya pemeliharan aset tersebut.
Dalam menghitung estimasi arus kas masa depan penting sekali untuk
menentukan tingkat diskonto yang tepat. Tingkat diskonto pada
intinya mencerminkan nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset
dimana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.
Apabila perusahaan tertentu memiliki data arus kas masa depan dalam
satuan mata uang asing, maka arus kas tersebut diestimasi
menggunakan mata uang terkait dan didiskontokan dengan tingkat
diskonto yang tepat dengan mata uang tersebut. Kemudian perusahaan
menjabarkan nilai kini dengan menggunakan nilai tukar spot pada
tanggal perhitungan nilai pakai.
Nilai Aset
Alokasi Rugi
Nilai Tercatat Setelah Adanya
Jenis Aset Penurunan Nilai
(Rupiah) Penuruan Nilai
(Rupiah)
(Rupiah)
Bangunan 500.000.000 100.000.000* 400.000.000
Tanah 800.000.000 160.000.000** 640.000.000
Peralatan 200.000.000 40.000.000*** 160.000.000
Persediaan 150.000.000 - 150.000.000
Properti 300.000.000 - 300.000.000
Investasi 100.000.000 100.000.000 -
Goodwill (rugi penurunan
nilai langsung
mengurangi
goodwill)
Total 2.050.000.000 400.000.000 1.650.000.000
Sisa rugi penurunan nilai dialokasikan secara prorata ke aset lain dengan
cara = sisa rugi penurunan nilai setelah dikurangi goodwill dikalikan (nilai aset
dibagi nilai total aset yang akan dialokasikan), seperti berikut:
* (300.000.000*(500.000.000/1.500.000.000))
**(300.000.000*(800.000.000/1.500.000.000))
***(300.000.000*(200.000.000/1.500.000.000))
H. GOODWILL
Untuk tujuan uji penuruanan nilai, goodwill yang diperoleh dalam
kombinasi bisnis sejak tanggal akuisisi dialokasikan pada setiap unit
penghasil kas pihak pengakuisisi, atau kelompok unit penghasil kas yang
diperkirakan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut,
terlepas apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi
ditempatkan dalam atau kelompok unit tersebut. Setiap unit atau kelompok
unit yang memperoleh alokasi goodwill :
1. Merepresentaikan level terendah dalam entitas yang goodwill-nya
dipantau untuk tujuan manajemen internal; dan
2. Tidak lebih besar dari segmen operasi yang didefinisikan dalam PSAK
5 : Segmen Operasi paragraph 05 sebelum penggabungan
Contoh :
Pada tanggal 01 Januari 2016 PT. Bobo perusahaan pakaian jadi dengan
merk “Bobo” melakukan akuisisi PT. Ulala perusahaan pakaian jadi
dengan merk “Lala” seharga 3.500. Berikut neraca PT. Bobo dan Ulala
pada tanggal 31 Desember 2015
Atas akuisis tersebut PT. Bobo mengakui goodwill sebesar 3.500 – (3.700-500) =
300
Atas Goodwill tersebut PT. Bobo melakukan alokasi goodwill dengan proporsi
Jika alokasi awal goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis tidak dapat
diselesaikan sebelum berakhir periode tahunan ketika kombinasi bisnis
berdampak, maka alokasi awal tersebut diselesaikan sebelum akhir periode tahun
pertama setelah tanggal akuisisi.
Jika goodwill telah dialokasikan pada unit penghasil kas dan entitas
melepaskan suatu operasi tertentu atas unit tersebut, maka goodwill yang
terkait dengan operasi yang dilepaskan:
Contoh :
Pada tanggal 02 Januari 2016 PT. Bobo menjual unti bisnis merk “Lala”
sebesar 4.000. Atas penjualan tersebut PT. Bobo mengakui keuntungan
sebesar :
Jika goodwill yang terkait dengan unit penghasil kas tetapi belum
dialokasikan ke unit tersebut, maka unit tersebut diuji penurunan nilai ketika
terdapat indikasi bahwa unit tersebut mungkin mengalami penurunan nilai.
Pengujian penurunan nilai tersebut dilakukan dengan membandingkan jumlah
tercatat unit tersebut (tidak termasuk goodwill) dengan jumlah terpulihkannya.
Pengujian penurunan nilai tahunan atas unit penghasil kas yang telah
menerima alokasi goodwill dapat dilakukan setiap waktu selama suatu periode
tahunan, sepanjang pengujian dilakukan pada waktu yang sama setiap tahun.
Unit penghasil kas yang berbeda dapat diuji untuk penurunan nilai pada saat
yang berbeda. Akan tetapi, jika beberapa atau seluruh goodwill (yang
dialokasikan pada unit penghasil kas) diperoleh dalam kombinasi bisnis
selama periode tahunan berjalan, maka unit tersebut diuji penurunan nilai
sebelum berakhirnya periode tahunan berjalan.
a) aset dan liabilitas yang membentuk unit tersebut tidak berubah secara
signifikan sejak penghitungan terkini jumlah terpulihkan;
b) penghitungan terkini jumlah terpulihkan menghasilkan suatu jumlah yang
melebihi jumlah tercatat unit dengan suatu margin yang substansial; dan
c) berdasarkan analisis dari kejadian yang telah terjadi dais keadaan yang
telah berubah sejak penghitungan terkini jumlah terpulihkan, kecil
kemungkinan bahwa jumlah terpulihkan saat ini akan lebih kecil daripada
jumlah tercatat saat ini dari unit tersebut.
I. STUDI KASUS
1. Overview Perusahaan
2. Pengungkapan Kebijakan Akuntansi Penurunan Nilai
Pengungkapan kebijakan
akuntansi PT Petrosea Tbk atas
pengakuan dan dasar
pengukuran penurunan nilai aset
keuangan
Pengungkapan kebijakan
akuntansi PT Petrosea Tbk atas
pengakuan dan dasar
pengukuran penurunan nilai Aset
Tetap
Pengungkapan kebijakan
akuntansi PT Petrosea Tbk atas
pengakuan dan dasar
pengukuran penurunan nilai
Goodwill
Pengungkapan kebijakan
akuntansi PT Petrosea Tbk atas
pengakuan dan dasar
pengukuran penurunan nilai non
keuangan kecuali goodwill
Pengungkapan kebijakan
akuntansi PT Petrosea Tbk atas
pengakuan dan dasar
pengukuran penurunan nilai aset
non keuangan
b. Goodwill