Anda di halaman 1dari 20

REKAYASA IDE

PROFESI KEPENDIDIKAN

“MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENELITIAN


TINDAKAN KELAS”

Nama : Fairuz Nabilah Ramadhani


Nim : 3183331030
DosenPengampu : Drs.Robenhart Tamba,M.pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN


GEOGRAFI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena
dengan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Maksud dari penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu komponen
penilaian dan dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses
belajar mengajar mata kuliah Profesi Kependidikan, serta dengan harapan untuk
memotivasi penulis sehingga mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi
yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah Profesi Kependidikan Bapak
Drs.Robenhart Tamba,M.pd. atas bimbingannya, sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kami semua
dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Medan, Mei 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

RINGKASAN .................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Tujuan ................................................................................................ 2

1.3. Manfaat ............................................................................................. 2

BAB II. GAMBARAN UMUM ........................................................................ 3

BAB III. METODE PELAKSANAAN ............................................................ 5

3.1. Metode Penelitian .............................................................................. 5

3.2. Langkah Penelitian ............................................................................ 5

3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 5

BAB IV. PEMBAHASAN ................................................................................. 6

4.1. Analisis Pembahasan ........................................................................... 6


4.2. Kekuatan Penelitian ............................................................................ 11
4.3. Kelemahan Penelitian ......................................................................... 12

BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 13

5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 13


5.2. Saran ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

RINGKASAN
Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara antara
lain: melalui peningkatan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan lainnya,
pelatihan dan pendidikan, atau dengan memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan masalah pembelajaran dan non pembelajaran secara profesional
lewat penelitian tindakan secara terkendali.
Upaya peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi saat menjalankan tugasnya akan
memberi dampak positif. Pertama, kemampuan dalam menyelesaikan masalah
pendidikan yang nyata akan semakin meningkat. Kedua, penyelesaian masalah
pendidikan dan pembelajaran melalui sebuah investigasi terkendali akan dapat
meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil belajar. Ketiga, peningkatan
profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelaahan atau inkuiri
melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu
seperti guru dan atau kepala sekolah dalam situasi sosial (termasuk pendidikan)
untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari praktik sosial
atau kependidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menanggulangi masalah atau
kesulitan dalam pendidikan dan pengajaran, melaksanakan program pelatihan,
memberikan pedoman bagi guru, untuk perbaikan suasana sistem keseluruhan
sekolah, dan juga memasukkan unsur-unsur pembaharuan dalam sistem
pendidikan dan pengajaran..
Dengan demikian, PTK mempunyai peranan yang sangat penting terhadap
profesionalisme guru. dengan selalu melakukan refleksi diri, penelitian terhadap
dirinya dalam melaksankan tugas profesionalnya , seorang guru akan senantiasa
mencari cara penyelesaiannya sehingga kualitas pembelajaran yang dilaksanakan
guru akan akan meningkat dan berpengaruh dalam jangka panjangnya yaitu
kualitas pendidikan.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen


dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Definisi tersebut menuntut agar guru memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat pendidik. Untuk menghasilkan
kualifikasi akademik yang baik diperlukan sejumlah kompetensi yang meliputi
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional. Kompetensi-
kompetensi tersebut tersebut diperlukan oleh seorang guru untuk dapat meraih.
sertifikat pendidik sebagai bukti keprofesionalannya.
Pengembangan keprofesionalan guru sangat terkait dengan kegiatan
penelitian, khususnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sebagai bahan menyusun
Karya Tulis Ilmiah (KTI). PTK pada hakekatnya merupakan kegiatan ilmiah
yang dapat digunakan sebagai bahan refleksi untuk kegiatan Pembelajaran di
kelas secara ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan. Karena PTK merupakan
penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri berdasarkan permasalahan
yang dialaminya.
Melalui PTK diharapkan guru dapat berkolaborasi dengan sejawat dalam
merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif. Hal tersebut menjadi permasalahan bagi guru yang dengan kesibukan
kesehariannya mengajar guru kurang menyadari bahwa dirinya juga memerlukan
peningkatan keprofesionalannya melalui penelitian yang dapat dilakukan langsung
pada kegiatan Pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan
meningkatkan kinerjanya secara professional, karena guru mampu menilai,
merefleksi diri dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam
hal ini, guru tidak lagi hanya seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap
apa yang dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang
selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan

1
kreatif sehingga seorang guru mampu meningkatkan keprofesionalisme dalam
dirinya.

1.2. Tujuan Ide

Tujuan penulisan rekayasa ide ini adalah :

1. Meningkatkan wawasan pegetahuan guru mengenai penelitian pendidikan,


khususnya PTK.
2. Melatih guru dalam merancang sebuah PTK.
3. Mendorong para guru untuk lebih meningkatkan profesionalismenya sebagai
pendidik.
4. Mengarahkan guru dalam menulis karya tulis ilmiah yang didasarkan
pada hasil PTK. Dengan bimbingan fasilitator diharapkan guru dapat
melaksanakan PTK disekolahnya masing-masing.

1.3. Manfaat Ide


Rekayasa ide ini diharapkan dapat memeberikan manfaat berupa :

1. Bagi Penulis : Merupakan wawasan baru sebagai


mahasiswa yang akan menjadi seorang guru
mengenai upaya peningkatan profeionalisme guru
melalui penelitian tindakan kelas.

2. Bagi Guru : Bermanfaat untuk meningkatkan


kompetensi professional guru melalui penelitian
tindakan kelas. Peningkatan tersebut dicapai melalui
pemahaman guru dalam mengidentifikasi
permasalahan Pembelajaran di kelas merencanakan
dan melaksanakan PTK, serta melaporkan hasil
PTK.
BAB II
GAMBARAN UMUM

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu


pengetahuan kepada anak didik di sekolah (Saiful Bahri Djamarah, 2002).
Dengan keilmuan yang dimiliki guru sehingga dapat membimbing anak didik
dalam mengembangkan potensinya. Seperti menurut Yasaratodo (2017:68), dalam
rancangan kode etik guru Indonesia yaitu “Guru harus berperilaku secara
professional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran”
dan “Guru harus secara langsung mencurahkan usaha profesionalnya untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya
termasuk kemampuannya untuk berkarya.
Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan
ilmu dan pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu,
baik bagi proses belajar-mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan
lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
pendidikan dan kebudayaan. Menurut Soetjipto (2009:26) profesionalisasi dalam
bidang keguruan memiliki arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka
pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Oleh
karena itu dalam meningkatkan profesionalisme dalam dirinya guru harus
memahami betul langkah dan metode yang tepat dalam mengembangkan
profesinya. Macam-macam kegiatan guru yang termasuk kegiatan pengembangan
profesi adalah sebagai berikut: 1) Mengadakan penelitian dibidang pendidikan
(PTK), 2) Menemukan teknologi tepat guna dibidang pendidikan, 3) Membuat
alat pelajaran/peraga atau bimbingan, 4) Menciptakan karya tulis, 5) Mengikuti
kegiatan pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk
menguasai berbagai kompetensi (kecakapan) dalam melaksanakan profesi
keguruannya dan salah satu profesi yang harus dimilikinya adalah melakukan
penelitian tindakan kelas.
Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa inggris yaitu
Classroom Action Research yang berarti Action Research (penelitian dengan
tindakan) yang dilakukan dikelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan atau
metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang
meningkatkan mutu objek yang diamati. Makna kelas disini bukan hanya ruangan
kelas biasa melainkan “tempat” dimana terjadi proses belajar mengajar. Maka
secara sederhana PTK adalah penelitian yang dilakukan untuk mengatasi masalah-
masalah yang ditemukan di kelas. Jenis penelitian ini berbeda dengan jenis
penelitian lainnya sebab penelitian lainnya lebih mengarah kepada pengembangan
teori, sedangkan penelitian tindakan ditujukan untuk meningkatkan praktik
lapangan. Jadi penelitian tindakan adalah jenis penelitian yang cocok untuk para
praktisi, termasuk guru.
Ada beberapa karakteristik mengenai penelitian tindakan kelas ini sendiri,
diantaranya adalah Guru merasa ada permasalahan yang mendesak untuk segera
diselesaikan didalam kelasnya, Refleksi diri, dan penelitian yang dilakukan
didalam “kelas” sehingga fokus perhatian adalah proses pembelajaran antara
guru & siswa melalui interaksi.
Tujuan utama PTK adalah untuk mengubah perilaku pengajaran seorang
pendidik (guru), perilaku peserta didik di kelas atau mengubah kerangka kerja
melaksanakan pembelajaran dikelas. PTK dimaksudkan untuk mengembangkan
keterampilan atau pendekatan baru pembelajaran dan untuk memecahkan masalah
dengan penerapan langsung di ruang kelas.
Pada dasarnya penelitian tindakan adalah penelitian yang berulang dan
berkesinambungan. Maksudnya adalah sekali prosedur tertentu diuji, masalah
baru dirumuskan berdasarkan temuan pada uji coba tindakan pertama. Oleh sebab
itu, pada akhir laporan peneliti harus mengajukan rencana tindak lanjut berupa
rumusan langkah-langkah tindakan kedua yang mungkin dilakukan serta teknik
pemantauannya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian


kualitatif sebab gagasan atau ide dalam penelitian ini didapat dari proses
penelitian pengumpulan data berdasarkan hasil Studi Literatur dari berbagai
sumber yang relevan baik dari jurnal, buku-buku maupun artikel ilmiah yang
dapat dilihat pada bagian Daftar Pustaka.
Studi Literatur ini dilaksanakan selama 10 hari yaitu pada hari Jumat, 14
April - Senin, 23 April 2017. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini
bersifat deskriptif serta memaparkan solusi berdasarkan teori dan penelitian
sejenis yang sudah ada.

3.2. Langkah Penelitian

Tahapan penelitian pada Rekayasa Ide ini dilakukan dengan melalui


beberapa tahapan. Pertama, menentukan ide tau gagasan yang sesuai dengan
topik utama yaitu peningkatan profesionalisasi guru. Kedua, menentukan
tujuan dan target yang dicapai dari gagasan ini. Ketiga, mengumpukan data-
data dan informasi berdasarkan sumber-sumber yang relevan (jurnal, buku,
artikel ilmiah, dan lainnya) yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Keempat,
menganalisis data dan dikomparasi dengan gagasan yang diajukan dan Kelima,
membuat kesimpulan dan saran berdasarkan rekayasa ide yang telah dilakukan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penyusunan laporan ini menggunakan


metode Kualitatif. Data yang didapat berdasarkan hasil Studi Literatur yang
dilakukan pada berbagai sumber yang dilampirkan pada daftar pustaka.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Analisis Pembahasan


Secara sistematis Suharsimi Arikunto (2006:15) telah membuat skema
alur PTK yang baik dan benar sebagai berikut:

Menurut Kemmis dan Mc Taggart (1992), dikatakan bahwa prosedur PTK


dilaksanakan dengan 4 kegiatan utama (tahapan) yaitu : Perencanaan
(planning). Tindakan (Action), Pengamatan (Observation), dan Refleksi
(Reflection).
Sedangkan Skema Model tahapan-tahapan pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut:
Dalam penelitian ini, data yang dianalisis didapat dari tahap-tahap atau
proses pelaksanaan PTK yang terdiri dari :

Tahap I : Perencanaan (Planning)


Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti.
Dalam perencanaan ada tiga kegiatan dasar yang harus dilakukan, yaitu:
a. Identifikasi masalah
Pada tahap ini, yang paling penting adalah menghasilkan gagasan gagasan
awal mengenai permasalahan aktual yang dialami oleh guru di kelas. Dengan
berangkat dari gagasan-gagasan awal tersebut, guru dapat berbuat sesuatu
untuk memperbaiki keadaan dengan menggunakan PTK. Masalah dalam PTK
terkait dengan proses pembelajaran yang pada gilirannya menghasilkan
perubahan pada perilaku guru dan siswa.
Permasalahan yang ada dapat diketahui dengan menganalisis data
penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan. Data penelitian tindakan
diambil dari suatu situasi bersama seluruh unsur-unsurnya. Maka data
penelitian tindakan dapat berbentuk catatan lapangan, catatan harian,
transkrip komentar peserta penelitian, rekaman audio, rekaman video, foto
dan rekaman/catatan lainnya.

b. Analisis penyebab masalah dan merumuskannya


Dalam melakukan analisis terhadap masalah-masalah tersebut untuk
menentukan urgensi penyelesaiannya selanjutnya merumuskan permasalahan
secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas
akan membuka peluang bagi guru untuk menetapkan tindakan perbaikan yang
perlu dilakukannya, jenis data yang perlu dikumpulkan termasuk prosedur
pengumpulan data serta cara menginterpretasikannya.
Agar dapat memahami PTK ini lebih lanjut, berikut dipaparkan contoh
ilustrasi masalah dan rumusannya:
Tabel. 1 : Ilustrasi Rumusan Permasalahan
No. Masalah Rumusan
Rendahnya Mahasiswa semester 4 mestinya telah
kemampuan mampu mengajukan pertanyaan yang
mengajukan kritis, tetapi dalam kenyataannya
1
pertanyaan kritis di petanyaan mereka lebih bersifat
kalangan klarifikasi
mahasiswa
Rendahnya Siswa SMK Teknik Bangunan semestinya
keterlibatan siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran
dalam proses mekanika teknik lewat kegiatan yang
2 pembelajaran menyenangkan sehingga motivasi
mekanika teknik dan belajarnya tinggi, tetapi dalam kenyataan
rendahnya motivasi mereka kurang sekali terlibat sehingga
belajar mereka motivasi mereka rendah.
Rendahnya Kemandirian belajar siswa SMK mestinya
kemandirian telah berkembang jika kegiatan
belajar siswa di suatu pembelajarannya mendukungnya, tetapi
3 sekolah menengah dalam kenyataannya dominasi peran guru
kejuruan (SMK) telah menghambat perkembangannya

c. Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis Tindakan


Hipotesis adalah alternatif yang diduga dapat memecahkan masalah
yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK. Untuk sampai pada
pemilihan tindakan yang dianggap tepat, peneliti dapat mulai dengan
menimbang prosedur-prosedur yang mungkin dapat dilaksanakan agar
perbaikan yang diinginkan dapat dicapai sampai menemukan prosedur
tindakan yang dianggap tepat.
Pada masalah-masalah yang dicontohkan di atas maka contoh rumusan
hipotesis tindakannya dalam Tabel. 2 di bawah ini :

Tabel.2 : Masalah, Rumusan Masalah dan Hipotesis Tindakan

No. Masalah Rumusan Hipotesis Tindakan


Rendahnya Mahasiswa semester 4 Jika tingkat kekritisan
kemampuan mestinya telah pertanyaan
mengajukan mampu mengajukan mahasiswa dapat
pertanyaan kritis pertanyaan yang dijadikan penilaian
di kalangan kritis, tetapi dalam kualitas partisipasi
1 mahasiswa kenyataannya mereka setelah diberi
petanyaan mereka lebih contoh dengan
bersifat klarifikasi pembahasan-nya,
kemampuan mengajukan
pertanyaan kritis mereka
akan meningkat.
Rendahnya Siswa SMK Teknik Dengan kegiatan yang
keterlibatan Bangunan semestinya menyenangkan dalam
siswa terlibat secara aktif proses pembelajaran
dalam proses dalam pembelajaran mekanika teknik, seperti :
pembelajaran mekanika teknik lewat ilustrasi visual sampai
mekanika teknik kegiatan yang penguatan dampak dari
dan rendahnya menyenangkan penguasaan mekanika
2
motivasi belajar sehingga motivasi teknik bagi siswa
mereka belajarnya tinggi, sehingga keterlibatan
tetapi dalam kenyataan siswa dalam kegiatan
mereka kurang sekali belajar akan meningkat,
terlibat sehingga dan begitu juga motivasi
motivasi mereka belajar mereka.
rendah.
Rendahnya Kemandirian belajar Jika kegiatan
kemandirian siswa SMK mestinya pembelajaran
belajar siswa di telah berkembang jika diciptakan untuk
suatu sekolah kegiatan memenuhi
menengah pembelajarannya kebutuhan perkembangan
3
kejuruan (SMK) mendukungnya, tetapi masing-masing siswa,
dalam kenyataannya kemandirian
dominasi peran guru belajar siswa akan
telah menghambat meningkat.
perkembangannya

d. Persiapan Pelaksanaan Tindakan


Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti perlu melakukan berbagai
persiapan sehingga komponen yang direncanakan dapat dikelola dengan baik.
Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut :
 Menentukan Jadwal dan Materi pembelajaran.; Membuat perangkat dan
skenario pembelajaran (Silabus, RPP, LKS, dan lainnya) yang berisikan
langkah-langkah yang dilakukan guru, disamping bentuk-bentuk kegiatan
yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang
telah direncanakan.
 Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas
seperti gambar-gambar dan alat-alat peraga, dll.
 Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis mengenai proses dan
hasil tindakan perbaikan, kalau perlu juga dalam bentuk pelatihan-
pelatihan
 Melakukan simulasi pelaksanaan, sehingga dapat menumbuhkan serta
mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya. Dan
Sebagai pelaku PTK, guru harus terbebas dari rasa gagal dan takut berbuat
kesalahan.

Tahap II : Pelaksanaan (Acting)


Yang harus diingat pada tahap ini adalah tindakan harus sesuai dengan
rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan
berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap nanti dan hasilnya dapat
disinkronkan dengan maksud semula.

Tahap III : Pengamatan (Observation)


Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah
mencapai sasaran. Pada langkah ini peneliti harus menguraikan jenis data yang
dikumpulkan, cara mengumpulkan dan alat atau instrumen pengumpulan data
(angket/ wawancara/ observasi, dll).
Jika PTK dilakukan secara kolaboratif maka pengamatan harus dilakukan
oleh kolaborator, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Keduanya harus
berlangsung dalam satu waktu atau satu kelas.

Tahap IV: Refleksi (Reflection)


Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah
dilakukan. Refleksi atau evaluasi diri baru bisa dilakukan ketika pelaksanaan
tindakan telah selesai dilakukan. Refleksi akan lebih efektif jika antara guru yang
melakukan tindakan berhadapan langsung atau diskusi dengan pengamat atau
kolaborator.
Sebaliknya identifikasi masalah yang keliru hanya akan membuat
penelitian menjadi sia-sia disamping memboroskan waktu dan biaya.
Cara mengidentifikasi masalah agar tepat sasaran, yaitu:
a. Masalah harus riil (jelas)
b. Masalah harus problematik
c. Manfaatnya jelas
d. Masalah harus fleksibel

4.2. Kekuatan Penelitian


Kekuatan pada penelitian ini terletak pada manfaat atau dampak secara
positif dalam penerapannya khususnya bagi pendidik (guru) dalam
meningkatkan profesionalisasi dirinya sebagai pendidik.
Seperti yang dijelaskan oleh Shumsky (1982), bahwa PTK memiliki
beberapa kelebihan diantaranya : menumbuhkan rasa memiliki melalui kerja
sama dalam PTK, menumbuhkan kreativitas dan pemikiran kritis, merangsang
kerjasama untuk berubah dan meningkatkan kerjasama demokratis dan dialogis
dalam PTK.
Selain itu berdasarkan penelitian studi literatur penulis menyimpulkan
bahwa penelitian ini memiliki banyak manfaat terutama bagi guru dalam
menunjang profesionalisasi dalam dirinya (Zainal 2006:18), siswa dan pihak
sekolah. Hal ini didukung pada artikel ilmiah Totok (Pengertian, Tujuan,
Manfaat, Karakteristik, Prinsip, dan Langkah-langkah Penelitian Tindakan
Kelas : 2015) bahwa ada 3 komponen yang akan menerima manfaat dari PTK.
1. Manfaat bagi siswa dan pembelajaran
2. Manfaat bagi guru
3. Manfaat bagi sekolah
Hal ini tentu disebabkan beberapa hal seperti yang telah dipaparkan oleh
Hopskin bahwa ada 6 Prinsip PTK :
- PTK tidak mengganggu kegiatan guru mengajar di kelas.
- Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru.
- Metode yang digunakan harus bersifat andal (reliabel).
- Peneliti adalah guru dan untuk kepentingan guru yang bersangkutan.
- Konsisten dengan prosedur dan etika.
- Menggunakan wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas.

Maka berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Ide yang


penulis gagas dalam penelitian ini memiliki kekuatan yang memberikan
dampak positif sebab PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru
untuk memperbaiki layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam
konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah
secara keseluruhan serta secara langsung dapat meningkatkan profesinalisasi
dirinya sebagai orang yang memiliki profesi guru.

4.3. Kelemahan Penelitian


Kelemahan dalam penelitian ini adalah bahwa metode ini bukanlah suatu
metode penelitian yang baru. Hal ini terlihat dari banyaknya jurnal dan buku-
buku sejenis yang membahas mengenai Penelitian Tindakan Kelas.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Profesionalisme guru sangat diperlukan untuk keberhasilan seorang
guru. Guru yang profesional harus bisa melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
Tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang
dilakukan bersama dikelas secara profesional.
Dalam melakukan PTK guru harus bisa merencanakan, melaksanakan
dan melakukan refleksi dengan memberikan tindakan-tindakan sebaik
mungkin.Setelah melakukan PTK ini guru menyusun laporan PTK ini dalam
sebuah karya ilmiah untuk pengembangan keprofesionalannya. Dengan
tulisan (karya ilmiah) ini guru akan mudah berkembang dan akan menjadi
guru yang profesional.
Implementasi suatu PTK akan berhasil, apabila didukung oleh
kemampuan dan komitmen guru yang merupakan aktornya. Dipihak lain,
untuk melaksanakan PTK kadang-kadang masih diperlukan peningkatan
kemampuan guru melalui berbagai bentuk pelatihan sebagai komponen
penunjang. Selain itu keberhasilan pelaksanaan PTK juga ditentukan oleh
adanya komitmen guru yang tergugah untuk melakukan tindakan perbaikan.
Dengan kata lain, PTK dilakukan bukan karena ditugaskan oleh atasan atau
bukan karena didorong oleh imbalan finansial.; Kemampuan siswa juga perlu
diperhitungkan baik dari segi fisik, psikologis, sosial dan budaya, maupun
etik. Dengan kata lain seyogyanya tidak dilaksanakan apabila diduga akan
berdampak merugikan siswa.; Fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia
di kelas atau di sekolah juga perlu diperhitungkan. Sebab pelaksanaan PTK
dengan mudah dapat terganggu oleh kekurangan dukungan fasilitas
penyelenggaraan. Oleh karena itu, demi keberhasilan PTK, maka guru
dituntut untuk dapat mengusahakan/ memilih fasilitas dan sarana yang
diperlukan, Selain kemampuan siswa sebagai perseorangan, keberhasilan
PTK juga sangat tergantung pada iklim belajar di kelas atau di sekolah.

5.2. Saran
Berdasarkan Karya Ilmiah yang dipaparkan dalam Rekayasa Ide ini
penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
a. Bagi Pendidik (Guru)
Seorang Guru diharapkan dapat berpartisispasi aktif dalam
merealisasikan gagasan penulis ini dalam kehidupannya sehari-hari dan
diaplikasikan dalam kelas yang diajarnya.

b. Bagi Penggagas Berikutnya


Ide yang digagas oleh penulis masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam kejelasan teori dan
pembahasan yang terdapat dalam Rekayasa Ide ini. Maka penulis
menyarankan sebaiknya dapat dilakukan kajian lebih lanjut oleh
penggagas lain sehingga dapat melengkapi kekurangan yang terdapat
dalam karya ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Danim, Sudarwan. 2010. Profesi Kependidikan. Bandung : Alfabeta.

Daryanto, 2011, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah


Beserta Contoh-Contohnya. Yogyakarta : Gava Media.

Soetjipto. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta.

Sukanti. 2008. Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelaksanaan Penelitian


Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI No. 1, hal
1-11.

Supriyanti, Florentina Maaria Titin. Workshop Peningkatan Profesionalisme Guru


Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Laporan Kegiatan Pengabdian pada
Masyarakat.

Wau, Yasaratodo. 2017. Profesi Kependidikan. Medan : Unimed Press.

Anda mungkin juga menyukai