Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“PEDOMAN PENULISAN KATA”

DISUSUN OLEH: KELOMPOK PREFIKS

A.RAIZA AMINI (322 18 001)


NURHALIM (322 18 018)
SRI RADIKA (322 18 023)
WIKHE APRIANI PAULUS (322 18 025)

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2019

0
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

A. Kata Dasar ................................................................................ 3

B. Kata Berimbuhan....................................................................... 4

C. Bentuk Ulang ............................................................................ 7

D. Gabungan Kata ......................................................................... 8

E. Pemenggalan Kata ...................................................................11

F. Kata Depan ..............................................................................18

G. Singkatan dan Akronim .............................................................19

H. Angka dan Bilangan ..................................................................24

I. Kata Ganti ...............................................................................30

J. Kata si dan sang ......................................................................30

BAB III PENUTUP ................................................................................32

A. Kesimpulan ..............................................................................32

i
B. Saran ......................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, kita wajib

mengetahui serta memahami kaidah-kaidah penulisan bahasa

Indonesia yang benar. Keterampilan berbahasa Indonesia mencakup

beberapa aspek yaitu, keterampilan membaca, menulis,

mendengarkan (menyimak) dan berbicara.

Perlu kita ketahui, ejaan bahasa Indonesia telah beberapa kali

mengalami perbaikan. Adapun pedoman dalam penulisan bahasa

Indonesia yaitu, Ejaan Bahasa Melayu dengan huruf latin, Ejaan

Republik, Ejaan yang Disempurnakan, Pedoman Umum Ejaan yang

Disempurnakan (PUEYD) dan pada tahun 2016 berdasarkan Keputusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Anis Baswedan, Pedoman

Umum Ejaan yang Disempurnakan (PUEYD) diganti dengan nama

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang penyempurnaan

naskahnya disusun oleh Pusat Pengembangan dan Perlindungan,

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pedoman penulisan kata yang sesuai dengan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kata Dasar

Secara bahasa, kata dasar terdiri atas dua kata,

yakni kata dan dasar. Kata diartikan sebagai satuan bahasa terkecil

yang berdiri sendiri dan mempunyai morfem tunggal maupun

gabungan. Sementara itu, dasar diartikan bentuk gramatikal yang

menjadi asal suatu bentukan. Dalam istilah linguistik, kata dasar

diartikan sebagai kata yang belum diberi imbuhan atau kata yang

menjadi dasar bagi pembentukan kata yang lebih besar.

Misalnya: makan, minum, pergi, pulang datang, dan sebagainya.

Kata dasar mempunyai empat ciri, yaitu:

1. Satuan kata paling kecil dalam bahasa yang memiliki arti sendiri.

2. Dapat menjadi bagian kelompok kata asal maupun bentuk dasar.

3. Merupakan kata awal pembentuk kata yang lebih besar, yakni kata

turunan.

4. Jika diberi imbuhan, maka kata dasar akan mengalami pergeseran

makna.

5. Gabungan kata dasar dapat membentuk sebuah kalimat tanpa

harus diberi imbuhan.

3
Karena kata dasar merupakan kata yang belum diberi imbuhan,

maka penulisannya tidak boleh menggunakan imbuhan apapun.

Adapun contoh penulisan kata dasar adalah sebagai berikut:

1. Aku libur kerja hari ini.

2. Kami main bola hingga petang.

3. Kucing suka makan ikan.

4. Bunga mawar itu telah layu.

5. Nenek minum teh poci.

B. Kata Berimbuhan

1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan

akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.

Misalnya:

a. Berjalan

b. Berkelanjutan

c. Mempermudah

d. Gemetar

e. Lukisan

f. Kemauan

g. perbaikan

4
Catatan: Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti –isme

, -man, -wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.

Misalnya:

a. sukuisme

b. seniman

c. kamerawan

d. gerejawi

2. Bentuk terikat ditulis serangkai kata yang mengikutinya.

Misalnya:

a. adibusana

b. aerodinamika

c. antarkota

d. antibiotic

e. awahama

f. bikarbonat

g. biokimia

h. dekameter

i. demoralisasi

5
j. dwiwarna

k. ekabahasa

l. ekstrakurikuler

m. infrastruktur

n. inkonvensional

o. kontraindikasi

p. kosponsor

q. mancanegara

r. multilateral

Catatan:

1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital

atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan

dengan tanda hubung (-).

Misalnya:

a) non-Indonesia

b) pan-Afrikanisme

c) pro-Barat

d) non-ASEAN

6
e) anti-PKI

2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama

atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.

Misalnya:

a) Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.

b) Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.

3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama

atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.

Misalnya:

a) Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.

b) Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

C. Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis dengaan menggunakan tanda hubung (-) di

antara unsur-unsurnya

Misalnya:

1. anak-anak

2. biri-biri

7
3. lauk-pauk

4. berjalan-jalan

5. buku-buku

6. cumi-cumi

7. mondar-mandir

Catatan: Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang

unsur pertama.

Misalnya:

a) surat kabar → surat-surat kabar

b) kapal barang → kapal-kapal barang

c) rak buku → rak-rak buku

d) kereta api cepat → kereta-kereta api cepat

D. Gabungan Kata

1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk termasuk

istilah khusus ditulis terpisah.

Misalnya:

a. duta besar

8
b. model linear

c. kambing hitam

d. persegi panjang

e. orang tua

f. rumah sakit jiwa

g. simpang empat

h. meja tulis

i. mata acara

j. cendera mata

2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis

dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-

unsurnya.

Misalnya:

a. anak-istri pejabat (anak dan istri dari pejabat)

b. anak istri-pejabat (anak dari istri pejabat)

c. ibu-bapak kami (ibu dan bapak kami)

d. ibu bapak-kami (ibu dari bapak kami)

e. buku-sejarah baru (buku sejarah yang baru)

f. buku sejarah-baru (buku tentang sejarah baru)

9
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah

jika mendapat awalan atau akhiran.

Misalnya:

a. bertepuk tangan

b. menganak sungai

c. garis bawahi

d. sebar luaskan

4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus

ditulis serangkai.

Misalnya:

a. Dilipatgandakan

b. Menggarisbawahi

c. Menyebarluaskan

d. Penghancurleburan

e. Pertanggungjawaban

10
5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.

Misalnya:

a. Acapkali

b. Adakalanya

c. Apalagi

d. Bagaimana

e. Barangkali

f. Perilaku

g. Belasungkawa

h. Bilamana

i. Padahal

j. Matahari

k. Dukacita

E. Pemenggalan Kata

1. Pemenggalan kata dasar dilakukan sebagai berikut.

a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,

pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.

11
Misalnya:

1) bu-ah

2) ma-in

3) ni-at

4) sa-at

b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.

Misalnya:

1) pan-dai

2) au-la

3) sau-da-ra

4) sur-vei

5) am-boi

c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf

konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua

huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf

konsonan itu.

Misalnya:

1) ba-pak

2) la-wan

12
3) de-ngan

4) ke-nyang

5) mu-ta-khir

6) mu-sya-wa-rah

d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang

berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf

konsonan itu.

Misalnya:

1) Ap-ril

2) cap-lok

3) makh-luk

4) man-di

5) sang-gup

6) som-bong

7) swas-ta

e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau

lebih yang masing- masing melambangkan satu bunyi,

pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang

pertama dan huruf konsonan yang kedua.

13
Misalnya:

1) ul-tra

2) in-fra

3) ben-trok

4) in-stru-men

Catatan: Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu

bunyi tidak dipenggal.

Misalnya:

1) bang-krut

2) bang-sa

3) ba-nyak

4) ikh-las

5) kong-res

6) makh-luk

7) masy-hur

8) sang-gup

2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara

bentuk dasar dan unsur pembentuknya.

14
Misalnya:

a. ber-jalan

b. mem-pertanggungjawabkan

c. mem-bantu

d. memper-tanggungjawabkan

e. di-ambil

f. mempertanggung-jawabkan

g. ter-bawa

h. mempertanggungjawab-kan

i. per-buat

j. me-rasakan

Catatan:

1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami

perubahan dilakukan seperti pada kata dasar.

Misalnya:

a) me-nu-tup

b) me-ma-kai

c) me-nya-pu

d) me-nge-cat

e) pe-mi-kir

15
f) pe-no-long

g) pe-nga-rang

h) pe-nge-tik

i) pe-nye-but

2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.

Misalnya:

a) ge-lem-bung

b) ge-mu-ruh

c) ge-ri-gi

d) si-nam-bung

e) te-lun-juk

3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di

awal atau akhir baris tidak dilakukan.

Misalnya:

a) Beberapa pendapat mengenai masalah itu

telah disampaikan ....

b) Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau

mengambil makanan itu.

3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu

unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya

16
dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal

seperti pada kata dasar.

Misalnya:

a. biografi, bio-grafi, bi-o-gra-fi

b. biodata, bio-data, bi-o-da-ta

c. fotografi, foto-grafi, fo-to-gra-fi

d. fotokopi, foto-kopi, fo-to-ko-pi

e. introspeksi, intro-speksi, in-tro-spek-si

f. introjeksi, intro-jeksi, in-tro-jek-si

g. kilogram, kilo-gram, ki-lo-gram

h. kilometer, kilo-meter, ki-lo-me-ter

i. pascapanen, pasca-panen, pas-ca-pa-nen

j. pascasarjana, pasca-sarjana, pas-ca-sar-ja-na

4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris

dipenggal di antara unsur-unsurnya.

Misalnya:

a. Lagu "Indonesia Raya" digubah oleh Wage Rudolf Supratman.

b. Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir Alisjahbana.

17
5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih

tidak dipenggal.

Misalnya:

a. Ia bekerja di DLLAJR.

b. Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga

Warsita.

Catatan:

Penulisan berikut dihindari.

a. Ia bekerja di DLL-AJR.

b. Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R. Ng. Rangga

Warsita.

F. Kata Depan

Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata

yang mengikutinya.

Misalnya:

1. Di mana dia sekarang?

2. Kain itu disimpan di dalam lemari.

3. Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.

4. Mari kita berangkat ke kantor.

18
5. Saya pergi ke sana mencarinya.

6. Ia berasal dari Pulau Penyengat.

7. Cincin itu terbuat dari emas.

G. Singkatan dan akronim

1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat

diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.

Misalnya:

a. A.H. Nasution = Abdul Haris Nasution

b. H. Hamid = Haji Hamid

c. Suman Hs. = Suman Hasibuan

d. W.R. Supratman = Wage Rudolf Supratman

e. M.B.A. = master of business administration

f. M.Hum. = magister humaniora

g. M.Si. = magister sains

h. S.E. = sarjana ekonomi

i. S.Sos. = sarjana social

j. S.Kom. = sarjana komunikasi

k. S.K.M. = sarjana kesehatan masyarakat

l. Sdr. = saudara

m. Kol. Darmawati = Kolonel Darmawati

19
2. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga

pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau

organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital

tanpa tanda titik.

Misalnya:

a. NKRI = Negara Kesatuan Republik Indonesia

b. UI = Universitas Indonesia

c. PBB = Perserikatan Bangsa-Bangsa

d. WHO = World Health Organization

e. PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia

f. KUHP = Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan

nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Misalnya:

a. PT = perseroan terbatas

b. MAN = madrasah aliah negeri

c. SD = sekolah dasar

d. KTP = kartu tanda penduduk

e. SIM = surat izin mengemudi

20
f. NIP = nomor induk pegawai

3. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan

tanda titik.

Misalnya:

a. hlm. = halaman

b. dll. = dan lain-lain

c. dsb. = dan sebagainya

d. dst. = dan seterusnya

e. sda. = sama dengan di atas

f. ybs. = yang bersangkutan

g. yth. = yang terhormat

h. ttd. = tertanda

i. dkk. = dan kawan-kawan

4. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam

surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.

Misalnya:

a. a.n. = atas nama

b. d.a. = dengan alamat

c. u.b. = untuk beliau

d. u.p. = untuk perhatian

21
e. s.d. = sampai dengan

5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan

mata uang tidak diikuti tanda titik.

Misalnya:

a. Cu = kuprum

b. cm = sentimeter

c. kVA = kilovolt-ampere

d. l = liter

e. kg = kilogram

f. Rp = rupiah

6. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis

dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Misalnya:

a. BIG = Badan Informasi Geospasial

b. BIN = Badan Intelijen Negara

c. LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

d. LAN = Lembaga Administrasi Negara

e. PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

22
7. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau

gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf

awal capital.

Misalnya:

a. Bulog = Badan Urusan Logistik

b. Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

c. Kowani = Kongres Wanita Indonesia

d. Kalteng = Kalimantan Tengah

e. Mabbim = Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-

Malaysia

f. Suramadu = Surabaya Madura

8. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan

suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.

Misalnya:

a. iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi

b. pemilu = pemilihan umum

c. puskesmas = pusat kesehatan masyarakat

d. rapim = rapat pimpinan

e. rudal = peluru kendali

23
f. tilang = bukti pelanggaran

H. Angka dan Bilangan

Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang

bilangan atau nomor.

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C

(100), D (500), M (1.000), V̄ (5.000), M̄

(1.000.000)

1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua

kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan

seperti dalam perincian.

Misalnya:

a. Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.

b. Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.

c. Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang

tidak setuju, dan 5 orang abstain.

d. Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50

bus, 100 minibus, dan 250 sedan.

24
2. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.

Misalnya:

a. Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah

daerah.

b. Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

Catatan: Penulisan berikut dihindari:

a. 50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.

b. 3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan

satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.

Misalnya:

a. Panitia mengundang 250 orang peserta.

b. Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.

Catatan: Penulisan berikut dihindari:

a. 250 orang peserta diundang panitia.

b. 25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.

3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian

dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.

Misalnya:

25
a. Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk

mengembangkan usahanya.

b. Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.

c. Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya

Rp10 triliun.

4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas,

isi, dan waktu serta (b) nilai uang.

Misalnya:

a. 0,5 sentimeter

b. 5 kilogram

c. 4 hektare

d. 10 liter

e. 2 tahun 6 bulan 5 hari

f. 1 jam 20 menit

g. Rp5.000,00

h. US$3,50

i. £5,10

j. ¥100

26
5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah,

apartemen, atau kamar.

Misalnya:

a. Jalan Tanah Abang I No. 15

b. Jalan Tanah Abang I/15

c. Jalan Wijaya No. 14

d. Hotel Mahameru, Kamar 169

e. Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201

6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab

suci.

Misalnya:

a. Bab X, Pasal 5, halaman 252

b. Surah Yasin: 9

c. Markus 16: 15—16

7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:

a. Bilangan Utuh

Misalnya:

1) dua belas (12)

2) tiga puluh (30)

3) lima ribu (5.000)

27
b. Bilangan Pecahan

Misalnya:

1) setengah atau seperdua (1/2)

2) seperenam belas (1/16)

3) tiga perempat (3/4)

4) dua persepuluh (2/10)

5) tiga dua-pertiga (3 2/3)

8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.

Misalnya:

a. abad XX

abad ke-20

abad kedua puluh

b. Perang Dunia II

Perang Dunia Ke-2

Perang Dunia Kedua

9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan

cara berikut.

Misalnya:

a. lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)

b. tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)

28
c. uang 5.000-an (uang lima ribuan)

10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan

dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.

Misalnya:

a. Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah

tiruan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2),

dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun

dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus

juta rupiah).

b. Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta

sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu

unit televisi.

11. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti

huruf dilakukan seperti berikut.

Misalnya:

a. Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50

(sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).

b. Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta

rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan

pertanggungjawaban.

29
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis

dengan huruf.

Misalnya:

a. Kelapadua

b. Simpanglima

c. Tigaraksa

I. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, dan –nya

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang

mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya.

Misalnya:

1. Rumah ini telah kujual.

2. Buku ini boleh kaubaca.

3. Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.

4. Rumahnya sedang diperbaiki.

J. Kata Sandang Si dan Sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya:

1. Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.

30
2. Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.

3. Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.

4. Sang adik mematuhi nasihat sang kakak.

5. Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.

6. Dalam cerita itu si Buta berhasil menolong kekasihnya.

Catatan: Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang

merupakan unsur nama Tuhan.

Misalnya:

1. Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.

2. Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi

Wasa.

31
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat kami tarik kesimpulan bahwa

dalam penulisan bahasa Indonesia diperlukan pedoman untuk

menghindari multitafsir. Pedoman bahasa Indonesia dapat kit pelajari

melalui Pedoman Umum Bahasa Indonesia (PUEBI) yang meliputi kada

dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, gabungan kata, pemenggalan

kata, kata depan, singkatan dan akronim, angka dan bilangan, kata

ganti, kata si dan sang.

B. SARAN

Sebagai warga Negara Indonesia khususnya mahasiswa, sudah

menjadi kewajiban untuk mengetahui, memahami dan mengamalkan

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk itu

mulailah dari sekarang berbicara dan menulis menggunakan kaidah

penulisan bahasa Indonesia yang benar.

32
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenbahasa.com/penulisan-kata-dasar-dan-turunan-yang-benar

https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/kata-berimbuhan/

https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/bentuk-ulang/

https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/gabungan-kata/

https://dosenbahasa.com/tata-cara-penulisan-gabungan-kata

https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/pemenggalan-kata/

https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/kata-depan/

https://translationpapersbali.com/2014/07/06/penulisan-kata-depan-kata-

ganti-dan-partikel-sesuai-eyd/

https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/singkatan-dan-akronim/

https://bindos5.wordpress.com/2016/01/19/penulisan-singkatan-dan-

akronim-eyd/

https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/angka-dan-bilangan/

iii
https://translationpapersbali.com/2014/07/06/penulisan-kata-depan-kata-

ganti-dan-partikel-sesuai-eyd/

https://ivanlanin.github.io/puebi/kata/kata-sandang/

iv
Ke Rumah Sakit

Si Aminah sakit mata. Ia datang juga ke sekolah. Sudah tiga

hari ia memakai obat kampung, matanya bertambah sakit dan merah

warnanya.

Guru menyuruhnya pergi ke rumah sakit. Namun, si Aminah

takut berobat ke dokter. “Nanti mata saya dibedah!” katanya

ketakutan. “Tidak Aminah!” sahut guru. “Jikalau tidak diobati, penyakit

matamu akan menular.” Akhirnya ia mau juga berobat ke rumah sakit.

Sepekan lamanya ia berulang ke sana. Sekarang matanya sudah

sembuh.

Sakit Mata

Sakit mata merupakan penyakit yang menyebabkan mata

menjadi sakit dan merah. Penyakit ini tergolong penyakit menular

apabila tidak segera ditangani. Penggunaan obat kampung tidak

menjamin penyembuhannya, bahkan dapat memperparah sakit mata.

Untuk penyembuhannya, segera konsultasi dengan dokter. Sakit mata

memerlukan beberapa hari untuk sembuh.

v
vi

Anda mungkin juga menyukai