1.1 Pendahuluan
Pengujian analisis saringan agregat halus dan kasar dimaksudkan sebagai acuan dan
pegangan untuk mengetahui gradasi butiran dari agregat halus dan agregat kasar
termasuk agregat campuran.
Untuk mendapatkan hasil pencampuran beton dengan jumlah kemampatan yang tinggi
maka kita memerlukan agregat dengan ukuran yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, perlu
dilakukannya pengujian terhadap gradasi atau pengujian analisis saringan untuk
menguraikan ukuran-ukuran agregat dalam saringan atau ayakan. Batasan ukuran
butiran antara agregat halus dan agregat kasar menurut British Standard adalah 4,75
mm. Dimana agregat halus dibagi menjadi 4 kelompok, dengan spesifikasi batas bawah
dan atas dari persentase berat kumulatif lolos saringan sebagai berikut :
Tabel 1.1 Batas Gradasi Agregat Halus menurut SNI-03-2834-2000
Batas Persentase Lolos Ayakan Agregat
SNI-03-2834-2000 ASTM C33
Ukuran
No. Gradasi No. 1 Gradasi No. 2 Gradasi No. 3 Gradasi No. 4 Fine
(mm)
(Kasar) (Sedang) (Agak Halus) (Halus) Aggregate
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
3/8" 9,600 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
No. 4 4,800 90 100 90 100 90 100 95 100 95 100
No. 8 2,400 60 95 75 100 85 100 95 100 80 100
No. 16 1,200 30 70 55 90 75 100 90 100 50 85
No. 30 0,600 15 34 35 59 60 79 80 100 25 60
No. 50 0,300 5 20 8 30 12 40 15 50 5 30
No. 100 0,150 0 10 0 10 0 10 0 15 0 10
(Sumber: SNI 03-2834-2000 dan ASTM C33)
Adapun untuk agregat kasar memiliki pengelompokkan batas bawah dan batas atas
berdasarkan SNI 03-2834-2000 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2 Batas Gradasi Agregat Kasar Menurut SNI 03-2834-2000
Batas Persentase Lolos Ayakan Agregat
Ukuran
No. Ukuran Butiran Ukuran Butiran Ukuran Butiran
Saringan
Saringan Maks. 10 mm Maks. 20 mm Maks. 40 mm
(mm)
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
3/8" 9,60 50 85 30 60 10 40
No. 4 4,74 0 10 0 10 0 5
1.4.2 Bahan
Berat minimum benda uji tergantung pada ukuran maksimum agregat dengan ketentuan
sebagai berikut:
Tabel 1.5 Berat Benda Uji Minimum Agregat Halus
Ukuran Maksimum Agregat Halus Berat Benda Uji
No. Saringan Ukuran Saringan (gr)
No. 4 4,75
300
No. 8 2,38
(Sumber: SNI ASTM C136:2012)
Keterangan:
A = Berat benda uji
Wn = Berat Tertahan pada saringan ke-n
Wn-1 = Berat Tertahan pada saringan sebelumnya
FMAH = Modulus kehalusan agregat halus
FMAK = Modulus kehalusan agregat kasar
ΣSkum(%) AH = Berat total % tertahan kumulatif saringan 4, 8, 16, 30, 50, 100
ΣSkum(%) AK = Berat total % tertahan kumulatif saringan > 0,150 mm.
Kumulatif
Ukuran Berat Berat
No.
Saringan Tertahan Tertahan Berat Berat
Saringan
(mm) (gr) (%) Tertahan Lolos
(%) (%)
3/8" 9,50 0,00 0,00 0,00 100,00
No. 4 4,75 0,00 0,00 0,00 100,00
No. 8 2,36 2,00 0,40 0,40 99,60
No. 16 1,18 14,00 2,81 3,21 96,79
No. 30 0,60 71,00 14,23 17,43 82,57
No. 50 0,30 185,00 37,07 54,51 45,49
No. 100 0,15 218,00 43,69 98,20 1,80
No. 200 0,075 9,00 1,80 100,00 0,00
Pan 0,00 0,00 100,00 0,00
Jumlah 499,00 100,00
Tabel 1.9 Analisis Saringan Kumulatif Berat Lolos Benda Uji Agregat Halus
Syarat
Kumulatif Berat Lolos (%) Syarat (%)
(%)
No. Saringan
SNI 03-2834-2000
Benda Uji 1 Benda Uji 2 Rata-rata Gradasi No. 4
ASTM C33
Berdasarkan analisis saringan agregat halus pada Tabel 1.9 didapat rata-rata kumulatif
berat lolos yang dapat dikorelasikan dengan syarat SNI 03-2834-2000 Gradasi No. 4 dan
ASTM C33. Adapun rata-rata kumulatif dan syarat-syarat dikorelasikan dalam bentuk
grafik sebagai berikut.
Kumulatif Persentasi Lolos (%) Grafik Perbandingan Hasil Gradasi Agregat Halus dengan
Batas Gradasi SNI 03-2834-2000
100.00 96.90
90.00 99.70 100.00 100.00
80.00 82.58
70.00
60.00
50.00
40.00 45.05
30.00
20.00
10.00
0.00 0.40 2.30
0.075 0.150 0.300 0.600 1.180 2.360 4.750 9.500
Ukuran Saringan (mm)
Batas Atas Batas Bawah Benda Uji
Gambar 1.4 Grafik Agregat Halus terhadap Batas Gradasi SNI 03-2834-2000
Gambar 1.5 Grafik Agregat Halus terhadap Batas Gradasi ASTM C33
Dari Gambar 1.4 dan Gambar 1.5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kumulatif berat
lolos agregat halus telah memenuhi syarat SNI 03-2834-2000 Gradasi No.4 namun tidak
memenuhi syarat ASTM C33.
Tabel 1.10 Analisa Saringan Agregat Kasar Benda Uji 1
Kumulatif
No. Ukuran Berat Tertahan Berat Tertahan Berat Berat
Saringan Saringan (gram) (%) Tertahan Lolos
(%) (%)
3" 75,00 0,00 0,00 0,00 100,00
2 1/2" 63,00 0,00 0,00 0,00 100,00
2" 50,00 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2" 37,50 0,00 0,00 0,00 100,00
1" 25,00 0,00 0,00 0,00 100,00
3/4" 19,00 5088,00 34,07 34,07 65,93
1/2" 12,50 5455,00 36,52 70,59 29,41
3/8" 9,50 2261,00 15,14 85,73 14,27
No. 4 4,75 2101,00 14,07 99,80 0,20
No. 8 2,36 30,00 - 100,00 -
No. 16 1,18 - - 100,00 -
Pan 0,00 99,80 0,20
Jumlah 14935,00 100,00
Berdasarkan analisis saringan agregat kasar pada Tabel 1.8 didapat rata-rata kumulatif
berat lolos yang dapat dikorelasikan dengan syarat SNI 03-2834-2000 Uk. Butiran
Maks. 40 mm dan ASTM C33 Gradasi No. 467. Adapun rata-rata kumulatif dan syarat-
syarat dikorelasikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
Grafik Perbandingan Hasil Gradasi Agregat Kasar dengan
Batas Gradasi ASTM C33 No. 467 100.00
Kumulatif Persentase Lolos (%)
Gambar 1.6 Grafik Agregat Kasar terhadap Batas Gradasi Uk. Butiran Maks. 40 mm
Grafik Perbandingan Hasil Gradasi Agregat Kasar dengan
Batas Gradasi ASTM C33 No. 467 100.00
50.00
40.00
30.00 29.01
20.00
14.17
10.00 0.14
0.00
4.75 19.00 76.00
Ukuran Saringan (mm)
Benda Uji Batas Bawah Batas Atas
Gambar 1.7 Grafik Agregat Kasar terhadap Batas Gradasi ASTM C33
Dari Gambar 1.6 dan Gambar 1.7 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kumulatif berat
lolos agregat halus telah memenuhi syarat SNI 03-2834-2000 Uk. Butiran Maks. 40 mm
dan syarat ASTM C33. Adapun modulus kehalusan dari agregat halus dan kasar yang
telah diuji disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1.13 Modulus Kehalusan Agregat
Σskum Syarat
Jenis Benda Uji Fineness
AH Average ACI Keterangan
Agregat No. Modulus
(%) 221
Tidak
Benda Uji 1 173,75 1,74
Agregat Memenuhi
1,73 2,2-3,1
Halus Tidak
Benda Uji 2 173,2 1,73
Memenuhi
Agregat Benda Uji 1 790,19 7,90 Memenuhi
7,91 5,5-8,5
Kasar Benda Uji 2 791,60 7,92 Memenuhi
Contoh perhitungan agregat halus benda uji 1:
Σ Skum AH = Berat total % tertahan kumulatif saringan 4, 8, 16, 30, 50, 100
= 0,00 + 0,40 + 3,21 + 17,43 + 54,51 + 98,20
= 173,75%
Σ Skum AH (%)
Fineness Modulus =
100
173,75
=
100
= 1,74
Pada Tabel 1.13 didapatkan hasil modulus kehalusan pada agregat halus sebesar 1,73
dan untuk agregat kasar 7,91. Dari hasil yang didapatkan maka pada benda uji agregat
halus tidak memenuhi persyaratan ACI 221 yaitu pada interval 2,2 – 3,1 hal ini
dikarenakan analisis saringan agregat halus yang ternasuk gradasi No.4 sehingga
dikategorikan sebagai agregat sangat halus, sedangkan untuk benda uji agregat kasar
memenuhi persyaratan ACI 221 yaitu pada interval 5,5 – 8,5. Agregat halus disarankan
untuk tidak digunakan pada pencampuran beton dikarenakan dapat mempengaruhi
kelecakan mortar beton.
BAB 2
PENGUJIAN KADAR AIR AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR
2.1 Pendahuluan
Ketepatan massa komponen agregat dan air dalam pembuatan beton sangat
mempengaruhi kualitas beton tersebut. Namun pada kenyataannya sering kali ditemui
stok agregat yang akan digunakan berada dalam kondisi basah sehingga massa agregat
dan massa air perlu dikoreksi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian kadar air
agregat antara lain sesuai dengan cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan.
2.4.2 Bahan
Berat minimum benda uji tergantung pada ukuran maksimum agregat dengan ketentuan
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Persyaratan Berat Minimum Benda Uji
Ukuran Nominal
Jenis Maksimum Massa Minimum Benda Uji
Agregat Agregat Agregat (Kg)
mm Inci
Agregat
4,75 (No. 4) 0,5
Halus
9,5 3/8 1,5
12,5 ½ 2
19,0 ¾ 3
Agregat
25,0 1 4
Kasar
37,5 1½ 6
50 2 8
63 2½ 10
(Sumber: SNI 1971:2011)
2.5 Persiapan Praktikum
Benda uji disiapkan agregat kasar dan agregat halus sesuai dengan yang diisyaratkan.
2.7 Perhitungan
Untuk menentukan besarnya kadar air agregat, digunakan rumus berikut:
W3 - W5
Kadar air agregat = x 100%.............................. (2-1)
W5
Keterangan:
W1 = Berat cawan
W2 = Berat cawan + benda uji awal
W3 = Berat benda uji awal (W2-W1)
W4 = Berat cawan + benda uji kering oven
W5 = Berat benda uji kering oven (W4-W1)
3.1 Pendahuluan
Pengujian ini digunakan untuk memberikan peringatan bahwa mungkin ada sejumlah
kotoran organik yang merugikan dalam penerimaan agregat halus yang akan digunakan
sebagai material untuk beton.
1) Agregat halus yang lolos saringan No. 4 dengan berat minimum 500 gram dalam
keadaan kering. Pengujian dilakukan dalam kondisi belum dicuci dua benda uji
dan sudah dicuci dua benda uji;
2) Larutan NaOH (Natrium Hidroksida) 3%.
3.5 Persiapan Praktikum
Benda uji dikeringkan sebanyak 500 gram dalam oven dengan suhu (110±5ºC) selama ±
24 jam atau hingga mencapai berat tetap.
Gambar
Dari hasil pengujian kadar organik agregat halus yang telah dilakukan, dapat dilihat
bahwa agregat halus yang telah dicuci termasuk warna gardner nomor 11 dan untuk
agregat halus yang belum dicuci termasuk warna gardner nomor 14, sehingga agregat
halus yang belum dicuci dianggap mengandung kotoran organik yang merugikan yang
akan menyebabkan campuran beton mengalami penurunan mutu beton dan kekuatan
mortar sesuai ASTM C87. Dan untuk agregat halus yang telah dicuci sudah berdasarkan
SNI 2861:2014 yaitu warna gardner nomor 11 dan dapat digunakan untuk campuran
beton.
BAB 4
PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN
4.1 Pendahuluan
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan untuk melakukan pengujian berat
isi semen portland. Berat isi semen Portland adalah perbandingan antara berat kering
semen pada suhu ruang dengan satuan isi.
4.6 Perhitungan
Rumus yang digunakan dalam menentukan berat jenis semen, yaitu:
Berat semen
Berat jenis semen = ……………………(9-1)
V2 - V1
Keterangan:
V1 = pembacaan tinggi permukaan kerosin terhadap skala botol suhu air;
V2 = pembacaan tinggi permukaan semen + kerosin terhadap skala botol suhu air.
4.7 Pengolahan Data
Pengujian berat jenis semen dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi.
Data disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Berat Jenis Semen
Keterangan Benda Uji 1 Benda Uji 2
Berat Semen (gram) 64 64
V1 (ml) 0,9 0,1
V2(ml) 22,3 20,8
Berat Jenis Semen 3,00 3,09
Rata-rata 3,05
Berdasarkan pengolahan data berat jenis semen yang telah dilakukan, diperoleh berat
jenis semen benda uji 1 sebesar 3,00 gram/ cm3, benda uji 2 sebesar 3,09 gram/ cm3 dan
berat jenis rata-rata kedua benda uji sebesar 3,05 gram/ cm3. Dari pengujian ini
disimpulkan bahwa berat jenis benda uji sudah memenuhi syarat pada SNI-15-2049-
2004 yaitu berat jenis 3,15 dengan variasi 0,15. Dengan demikian semen yang
digunakan pada telah memenuhi persyaratan sebagai material pencampuran beton. G0