Very Small Aperture Terminal (VSAT) adalah stasiun penerima sinyal dari satelit
dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter antara 0,9 – 3,8 meter,
yang digunakan untuk melakukan pengiriman data, gambar maupun suara via satelit.
Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Satelit
berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi.
Sebenarnya piringan VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit
geostasioner merupakan satelit yang selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan
perputaran bumi pada sumbunya yang dimungkinkan karena mengorbit pada titik yang
sama di atas permukaan bumi dan mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.
VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal, awalnya merupakan
suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar tahun 1980 oleh
Telecom General di Amerika. Dalam terjemahan bebasnya, VSAT dapat diartikan
sebagai suatu terminal pemancar dan penerima transmisi satelit yang tersebar di banyak
lokasi dan terhubung ke hub sentral melalui satelit dengan menggunakan antena
parabola berdiameter tertentu.
VSAT merupakan salah satu kemajuan dalam tren untuk mereduksi ukuran ground
segment (stasiun bumi) pada komunikasi satelit. VSAT terletak di akhir jalur
komunikasi satelit dimana VSAT ini menawarkan berbagai macam layanan
komunikasi. VSAT merupakan stasiun kecil berdiameter tak lebih dari 2.4 meter.
Dengan ukuran antena yang bisa di bilang realtif kecil, membuat band frekuensi Ku
Band sangat popular digunakan untuk kebanyakan aplikasi VSAT.
Cara Kerja Very Small Aperture Termina (VSAT)
Secara umum, VSAT bekerja dengan cara sebagai berikut, informasi yang akan
dikirimkan akan dilewatkan ke hub lalu ditransmisikan melalui VSAT di bumi menuju
satelit. Bagian satelit akan bekerja sebagai repeater frekuensi. Informasi yang diterima
akan dikuatkan dan dikirimkan kembali dengan frekuensi yang lebih tinggi
(retransmisi). Setelah informasi ditransmisikan, hub di bumi mengontrol seluruh
operasi dari jaringan komunikasi tersebut.
Teknologi VSAT pertama kali dikenal di Amerika Serikat pada awal tahun 1980-an.
VSAT masuk pertama kali ke Indonesia tahun 1989 seiring dengan bermunculannya
bank-bank swasta yang sangat membutuhkan sistem komunikasi online seperti ATM
(Automated Teller Machine).
Keseluruhan jaringan VSAT ini dimonitor dan dikendalikan oleh suatu Network
Management System (NMS) yang berlokasi di Hub Network Operations Center (NOC).
Sampai saat ini VSAT telah digunakan di lebih dari 120 negara dengan lebih dari
500.000 terminal terpasang. Solusi komunikasi hemat biaya yang ditawarkan VSAT
menjadi pilihan berbagai sektor industri yang seringkali menghadapi kenyataan bahwa
adopsi teknologi akan diikuti dengan kebutuhan biaya yang lebih tinggi
Topologi yang digunakan pada teknologi VSAT ini adalah topologi star, sedangkan
koneksi yang terjadi adalah point to point, point to multipoint, multipoint to point.
VSAT Point-to-Point
VSAT Point-to-Point menggunakan teknologi Single Channel per Carrier.
Konfigurasi ini umumnya digunakan untuk aplikasi yang menggunakan kanal yang
relatif besar dan transmission delay yang relatif kecil. SCPC biasa digunakan
sebagai backbone pada komunikasi antar kantor pusat dan pabrik atau kantor cabang
besar. Di samping untuk data komunikasi juga digunakan untuk saluran telepon.
Contoh penggunaan konfigurasi ini adalah backbone pada jaringan selular,
perusahaan minyak, pertambangan dan lain lain.
VSAT Point-to-Multipoint
VSAT Point-to-Multipoint menggunakan teknologi TDM/TDMA. Teknologi ini pada
umumnya digunakan pada korporasi yang mempunyai data center terpusat, dengan
karakteristik aplikasi mempunyai outbound data yang besar (dari Kantor Pusat)
daninbound data yang kecil. Pengiriman data harus melalui Hub atau stasiun pusat
pengendali. Contoh pengguna teknologi ini adalah perbankan, pemerintah, perusahaan
pembiayaan, kantor pos dan lain-lain.
1. Konfigurasi Mesh
Konfigurasi Mesh menggunakan teknologi DAMA/TDMA. Konfigurasi ini
memungkinkan komunikasi secara langsung dari satu titik ke titik lainnya. Digunakan
untuk telephony dan saluran data.
1. Konfigurasi STAR
Konfigurasi STAR merupakan pengembangan dari teknologi TDM/TDMA
dengan outbound channel yang mencapai 40 Mbps. Aplikasinya
membutuhkan bandwidth besar yaitu asimetrikal. Teknologi andal dan mampu
mengurangi waktu keterlambatan pengiriman. Biasa digunakan untuk Internet.
B. TOPOLOGI JARINGAN VSAT[2]
Topologi jaringan VSAT dapat dibagi menjadi dua kategori besar,yaitu topologi fisik
dan topologi kerja jaringan yang sesungguhnya. Topologi fisik berpusat pada letak
dan posisi jaringan, sehingga tiap terminal dibedakan menurut letaknya saja.
Sedangkan pada topologi kerja jaringan, tiap terminal dibedakan menurut kemampuan
akses setiap terminalnya. Jenis topologi kerja jaringan yang sering digunakan pada
jaringan VSAT yaitu topologi jala-jala (mesh), topologi bintang (star) dan topologi
point to point.
1. Topologi Jala-jala (Mesh)
Pada topologi mesh, di dalam sebuah group, setiap terminal VSAT dapat saling
berkomunikasi langsung tanpa melalui stasiun hub bumi. Stasiun hub bumi hanya
berfungsi sebagai kontrol dan pemantauan terhadap jaringan. Topologi ini biasa
digunakan untuk jaringan yang membutuhkan keseragaman model pengiriman paket
informasi, dimana antara terminal yang satu dengan terminal lainnya tidak terdapat
pembedaan, baik untuk akses forward (pengiriman) ataupun return (penerimaan).
Keunggulan dari jaringan ini yaitu memiliki banyak jalur akses, sehingga bila terjadi
gangguan pada salah satu jalur, paket informasi masih dapat dikirimkan melalui jalur
lainnya.
2. Topologi Bintang (Star)
Pada topologi bintang setiap terminal VSAT yang berkomunikasi akan melalui stasiun
hub bumi. Setiap VSAT tidak dapat berhubungan secara langsung dengan VSAT yang
dituju tanpa melalui hub. Sehingga terjadi hop ganda yaitu dari VSAT ke hub yang
disebut dengan inbound dan dari hub ke VSAT yang disebut dengan outbound. Hub
berfungsi sebagai penghubung antar VSAT dan juga sebagai repeater, pengendali dan
pengatur jaringan. Dengan demikian dapat dipastikan adanya pembedaan akses dari
setiap terminal.
3. Topologi Point to Point
Pada topologi point to point atau yang lebih dikenal dengan VSAT link ini,
berlangsung komunikasi (point to point) antara dua buah stasiun bumi tanpa ada
stasiun pusat sebagai pengontrol. VSAT link sering dikenal dengan nama Single
Channel Per Carrier (SCPC). SCPC merupakan jasa komunikasi yang menyediakan
sebuah kanal khusus untuk satu sinyal pembawa sehingga dalam pelaksanaan
komunikasi tidak terganggu oleh sinyal pembawa yang lain. Dengan menggunakan
SCPC tidak diperlukan adanya waktu tunggu untuk berkomunikasi sehingga
kemudahan dalam komunikasi kapanpun diinginkan dapat dilakukan.
Tetapi karena SCPC ini selalu dalam keadaan siap atau on, otomatis biaya yang
dikeluarkan cukup besar. Dalam konsep ini penguatan pada transponder satelit lebih
besar daripada di terminal bumi.
Komponen VSAT
Jaringan komunikasi VSAT terdiri atas empat komponen pokok, yaitu satelit, hub
station sebagai stasiun pengendali utama, VSAT, dan PES (Personal Earth Station)
VSAT terdiri dari dua unit, yaitu outdoor unit dan indoor unit yang saling
dihubungkan. Outdoor unit berupa sebuah antena parabola dengan diameter 1,8 meter,
sedangkan indoor unit berbentuk sebuah kotak yang mirip dengan komputer PC.
VSAT ini dipasang pada lokasi pemakai.
1. Hub Station
Hub station mengontrol seluruh operasi jaringan komunikasi. Pada hub terdapat sebuah
Server Network Management System (NMS) yang memberikan akses pada operator
jaringan untuk memonitor dan mengontrol jaringan komunikasi melalui integrasi
perangkat keras dan komponen perangkat lunak.
Stasiun hub terdiri atas Radio Frequency (RF), Intermediate Frequency (IF), dan
peralatan baseband. Stasiun ini mengatur multiple channel dari inbound dan outbound
data. Peralatan RF terdiri atas antena, low noise amplifier (LNA), down-converter,
up-converter, dan high-power amplifier. Peralatan IF dan baseband tediri dari IF
combiner/divider, modulator dan demodulator.
2. Remote Station
a) Antena
Antena/dish/parabola ukuran 2 hingga 4 kaki (0.55-2.4 m), yang dipasang pada atap,
dinding atau di tanah.
RFT dipasang pada frame antena dan dihubungkan secara internal ke feedhorn.
LNA berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal yang dating dari satelit
melalui antena dengan noise noise yang cukup rendah dan bandwidth yang lebar (500
MHz).
SSPA berfungsi memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada jarak yang
jauh. SSPA ini merupakan penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar (transmit side)
yang merupakan penguat daya frekuensi sangat tinggi dalam orde Gega Hertz. Tujuan
penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band frekuensi
5.925 GHz sampai dengan 6.425 GHz.
Perangkat ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu sebagai
up converter dan sebagai down converter.
BUC berfungsi menghantarkan sinyal informasi ke satelit. Juga sering disebut sebagai
transmitter. BUC memiliki daya 2-5 watt.
1. IFL (Inter Facility Link). Merupakan media penghubung antara ODU & IDU.
Fisiknya biasanya berupa kabel dengan jenis koaksial dan biasanya menggunakan
konektor jenis BNC (Bayonet Neill-Concelman).
Sebuah antena penerima satelit 2,5m untuk akses internet melalui satelit dua arah
Mengirim Dan Menerima Data
Mendapatkan data Internet dari Satelit sama dengan mendapatkan sinyal Televisi dari
satelit. Data dikirimkan oleh satelit dan diterima oleh sebuah alat decoder pada sisi
pelanggan. Data yang diterima dan yang hendak dikirimkan melalui VSAT harus
di-encode dan di-decodeterlebih dahulu. Satelit Telkom-1 menggunakan C-Band (4-6
GHz). Selain C-Band ada juga KU-Band. Namun C-Band lebih tahan terhadap cuaca
dibandingkan dengan KU-Band. Satelit ini menggunakan frekuensi yang berbeda
antara menerima dan mengirim data. Intinya, frekuensi yang tinggi digunakan untuk
uplink (5,925 sampai 6,425 GHz), frekuensi yang lebih rendah digunakan untuk
downlink (3,7 sampai 4.2 GHz).
Sistem ini mengadopsi teknologi TDM dan TDMA. Umumnya konfigurasi VSAT
adalah seperti bintang. Piringan yang di tengah disebut hub dan melayani banyak
piringan lainnya yang berlokasi di tempat yang jauh. Hub berkomunikasi dengan
piringan lainnya menggunakan kanal TDM dan diterima oleh semua piringan lainnya.
Piringan lainnya mengirimkan data ke hub menggunakan kanal TDMA. Dengan cara
ini diharapkan dapat memberikan konektifitas yang baik untuk hubungan data, suara
dan Fax. Semua lalu lintas data harus melalui hub ini, bahkan jika suatu piringan lain
hendak berhubungan dengan piringan lainnya. Hub ini mengatur semua rute data pada
jaringan VSAT.
Frame TDM selalu berukuran 5.760 byte. Setiap frame memiliki 240 sub-frame.
Setiap sub-frame adalah 24 byte. Panjang waktu frame tergantung pada data rate
outbound yang dipilih. TDMA selalu pada 180 ms. TDMA disinkronisasi untuk
memastikan bahwa kiriman data yang berasal dari stasiun yang berbeda tidak
bertabrakan satu dengan yang lainnya.
Pendapat umum mengatakan bahwa koneksi dengan satelit adalah koneksi yang
paling cepat. Kenyataanya adalah tidak. Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas
bumi ke titik lainnya melalui satelit adalah sekitar 700 milisecond, sementara leased
line hanya butuh waktu sekitar 40 milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang
harus ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit
geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi.
Perangkat
Terminal Antena Sangat Kecil adalah alat di Stasiun Bumi dan digunakan untuk
mengirim serta menerima pancaran frekuensi daripada satelit. Antena VSAT
berukuran lebih kurang 2 hingga 10 kaki (0.55-2.75 m) dipasang di atap,dinding atau
atas tanah dan pemilihan besar kecilnya antena sangat tergantung pada jenis frekuensi
(misalnya C band atau Ku band) yang akan digunakan
C. APLIKASI VSAT SISTEM TDM/TDMA[3]
Khusus untuk komunikasi data, VSAT memberikan aplikasi yang cukup beragam
antara lain :
a. One-Way Transmission (Broadcast)
Disini biasanya terjadi pemancaran dari hub ke remote station berupa data sinyal
video. Hal ini digunakan untuk distribusi data/berita, misalnya oleh kantor-kantor
berita, pasar modal, pendidikan dan lain-lain.
b. Komunikasi Data Inter-Active
Yang ditawarkan sekarang adalah hubungan interactive hanya antara remote dengan
pusat kelompok, untuk komunikasi terminal ke host, host ke host dan lain-lain. Sistem
ini digunakan misalnya untuk : point of sales, reservasi hotel, kartu kredit dan
lain-lain.
D. PERANGKAT VSAT[5]
Pada komunikasi VSAT terdapat tiga bagian yaitu indoor unit (IDU), outdoor unit
(ODU) dan satelit.
1. Outdoor Unit (ODU)
ODU merupakan perangkat yang letak atau posisi efisiensi relatif penggunaanya
diluar ruangan stasiun bumi sehingga secara langsung dapat menerima sinyal dari
satelit. Antena dan Radio Frequency Transmitter (RFT). Radio Frequency Transmitter
(RFT) terdiri dari Low Noise Amplifier (LNA), Solid Stated Power Amplifier (SSPA)
dan Up/Down Converter merupakan perangkat dari ODU.
a) Antena
Antena pada komunikasi VSAT berfungsi untuk memancarkan gelombang radio RF
dari stasiun bumi ke satelit dengan besar frekuensinya dari 5,925 GHz sampai 6,425
GHz dan menerima gelombang radio RF dari satelit ke statsiun bumi dengan
frekuensi dari 3,7 GHz sampai 4,2 GHz. Antena yang digunakan sebuah solid dish
antena berbentuk parabola dengan jenis antena offset.
Bagian antena terdiri atas reflector, feedhorn dan penyangga. Dengan ukuran diameter
piringan antena atau dish VSAT berkisar antara 1,8 meter sampai 3,8 meter. Ukuran
dish sebanding dengan kemampuan antena untuk menguatkan sinyal. Feedhorn
dipasang pada frame antena pada titik fokusnya dengan bantuan lengan penyangga.
Feedhorn mengarahkan tenaga yang ditransmisikan kearah piringan antena atau
mengumpulkan tenaga dari piringan tersebut. Feedhorn terdiri atas sebuah larik
komponen pasif microwave.
b) Low Noise Amplifier (LNA)
LNA berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal yang datang dari satelit
melalui antena dengan noise yang cukup rendah dan bandwidth yang lebar. Lemahnya
sinyal dari satelit yang diterima oleh LNA disebabkan faktor jaugnya letak satelit
sehingga mengalami redaman yang cukup besar disepanjang jalan dan keterbatasan
daya yang dipancarkan oleh satelit untuk mencakup wilayah yang luas.
Untuk dapat memberikan sensitivitas penerimaan yang baik, maka LNA harus
memiliki noise temperatur yang rendah dan mempunyai penguatan yang cukup tinggi
(Gain LNA = 50 dB). LNA harus sanggup bekerja pada band frekuensi antara 3,7
GHz sampai dengan 4,2 GHz dan besar bandwidth 500 MHz.
c) Solid State Power Amplifier (SSPA)
SSPA merupakan penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar yang merupakan penguat
daya frekuensi sangat tinggi dalam Giga Hertz (GHz). SSPA befungsi untuk
memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada jarak yang jauh.
Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band
frekuensi 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz dari Ground Communication
Equipment (GCE) pada level tertentu yang jika digabungkan dengan gain antena akan
menghasilkan daya pancar (EIRP) yang dikehendaki satelit.
d) Up/Down Converter
Up Converter berfungsi untuk mengkonversi sinyal Intermediate Frequency (IF) atau
sunyal frekuensi menengah dengan center-nya sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF
Uplink (5,925 – 6,425 GHz).
Down Converter berfungsi untuk mengkonversikkan sinyal RF Downlik (3,7 MHz –
4,2 MHz) menjadi sinyal Intermediate Frequency (IF) dengan frekuensi center sebesar
70 MHz.
1. Tidak mengalami penurunan kecepatan bila jalur sibuk dan rute komplek
2. Mengurangi waktu tunda pada saat transsmisi berlangsung
3. Secara umum komunikasi antara satelit dengan VAT tidak
pernah mengalami kegagalan
4. Dapat menjangkau daerah luas (nasional, regional dan internasional).
5. VSAT sangat cocok digunakan di tempat – tempat terpencil, khususnya yang
masih belum tersedia saluran telepon. Ini dikarenakan teknologi VSAT tidak
memiliki batas wilayah kabel, namun lebuh berupa topografi alam agar bias
berhubungan dengan satelit.
6. Pemasangannya cepat.
7. Jangkauan terjauh dapat mencapai setengah permukaan bumi karena
menggunakan satelit GEO.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Media satelit memiliki cakupan wilayah yang luas. Selain itu, pemasangannya mudah
dan implementasinya singkat. Diperlukan waktu tidak lebih dari satu hari untuk
instalasi antena beserta perangkatnya. Penggunaan satelit juga dapat meminimalisir
gangguan eksternal karena tidak lagi dipengaruhi faktor jarak. Kalaupun terjadi,
gangguan akan jauh lebih cepat diidentifikasi dan diatasi, dibandingkan pada jaringan
teresterial.
Di samping itu, teknologi komunikasi dengan media satelit ini memiliki banyak
kelebihan lain, di antaranya :
DAFTAR PUSTAKA
1. http://jumpsheet.blogspot.com/2008/03/vpn.html
2. http://leoganda.files.wordpress.com/2008/06/presentasi-vsat-net-new.ppt
3. http://ndhobos.blogspot.com/2008/11/vpn-komunikasi-data-pribadi-tanpa-bata
s.html
http://ahmadasrori.blog.st3telkom.ac.id/2015/06/03/jaringan-vsat/