Anda di halaman 1dari 21

Kompetensi Konselor di DUDI

KOMPETENSI YANG PERLU DIPUNYAI KONSELOR DI DUNIA USAHA

DAN INDUSTRI

The National Employment Counselors Association (1975) memperkenalkan

kemampuan-kemampuan dasar/kompetensi yang harus dikembangkan oleh konselor untuk

menyelesaikan tanggung jawabnya secara efektif, kompetensi itu yaitu:

1. Keterampilan sosial, yaitu kemampuan membentuk kepercayaan, terbuka dan hubungan yang

bermanfaat dengan konseli serta dengan cermat menginterpretasikan perasaan baik verbal

maupun non verbal dan memberikan pemahaman kepada para pelamar infor masi yang

dibutuhkan dan bantuan yang diperlukan.

2. Keterampilan menilai individu dan kelompok, yaitu kemampuan untuk memberikan penilaian

terhadap individu dan pengaturan kelompok yang disertai dengan penilaian dan pengukuran dari

kebutuhan-kebutuhan konseli, karakteristik, potensi, perbedaan individu dan penilain diri sendiri.

3. Konseling kelompok, yaitu kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar dinamika

kelompok dan peran-peran kepemimpinan yang berkelanjutan untuk membantu anggota


kelompok untuk memahami permasalahan mereka dan langkah-langkah positif untuk pemecahan

masalah mereka.

4. Pengembangan dan penggunaan informasi yang terkait dengan system, yaitu kemampuan untuk

mengembangkan dan menggunakan bidang pendidikan, jabatan dan informasi pasar tenaga kerja

untuk membantu konseli didalam membuat keputusan-keputusan dan merencanakan jabatan.

5. Pengembangan rencana jabatan dan implementasinya, yaitu kemampuan untuk membantu

konseli didalam mengembangkan dan menerapkan suatu rencana kerja yang pantas melalui arus

prosedur perbaikan pekerjaan yang diperlukan, termasuk pelatihan dan jasa yang mendukung

terkait dengan pekerjaan yang pantas.

6. Keterampilan penempatan, yaitu kemampuan untuk memastikan dan mengkomunikasikan

pemahaman yang dibutuhkan oleh pemberi kerja, untuk membuat kontak pengembangan

pekerjaan yang efektif, dan untuk membantu konseli didalam menampilkan kecakapan-

kecakapan dalam hubungannya dengan kebutuhan-kebutuhan pemberi kerja.

7. Keterampilan hubungan dengan masyarakat, yaitu kemampuan, pengetahuan yang luas yang

didasarkan pada pengantar system layanan yang penting di dalam masyarakat, untuk membantu

konseli dalam memperolah jasa yang dibutukananya.

8. Manajemen beban kerja dan keterampilan-keterampilan hubungan didalam kantor, yaitu

kemampuan untuk mengkoordinir berbagai aspek konseling dari jumlah keseluruhan program

pemanfaatan agen, hasil yang berkelanjutan dan rangkaian yang penuh arti untuk konseli, staf

agen dan masyarakat.

9. Keterampilan pengembangan professional, yaitu kemampuan yang didasarkan pada minat dalam

pengembangan profesioanal lebih lanjut, untuk terlibat dalam aktivitas promosi pengembangan
secara individu dan didalam profesi, dan untuk menunjukkan contoh, standard dan kinerja

konselor yang professional.

Langsung ke konten utama

ZALNI
KONSEP DASAR BK INDUSTRI

Desember 20, 2017


1. Pengetian BK industri
BK industri adalah suatu studi ilmiah tentang perilaku, kognitif, emosi dan motivasi serta
proses mental manusia yang ada dalam organisasi atau industri yang berorientasi pada sistem
kegiatan yang terkoordinasi dari suatu kelompok orang yang untuk mencapai tujuan yang sama
di bawah kepemimpinan tertentu. Serta membaantu suatu masalah dengan seorang karyawan
yang mempunyai masalah emosional dengan maksud untuk membantu karyawan tersebut agar
dapat mengatasi masalahnya secara lebih baik.
2. Tujuan BK industri
Untuk mencapai para pekerja untuk dapat memfokuskan pada dirinya sendiri agar dapat
mengembangkan potensi dan kompetensinya secara optimal di tempat kerja serta dapat
mengentaskan permasalahan yang sedang terjadi dalam ruang lingkup industri serta Konseling
bertujuan untuk memperbaiki kesehatan mental karyawan. Kesehatan mental yang baik berarti
bahwa orang-orang merasa nyaman akan mereka sendiri, baik terhadap orang
3. Prinsip-prinsip BK industri
Prinsip bk industri yang bersifat eksperimen maupun terapan di ruang lingkup industri.
Contohnya melakukan training untuk karyawan yang akan baru memulai pekerjaan yang di
anggap tidak ringan.
4. Bentuk-bentuk layanan BK industri
Dalam pelaksanaan konseling di industry tipe – tipe yang dipakai dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi oleh karyawan terdapat beberapa tipe yaitu:
1. Directive Counseling
Directive Counseling adalah proses mendengarkan masalah emosional individu membuat
keputusan bersama tentang apa yang harus dia lakukan, dan memberitahu serta memotivasinya
untuk melakukan hal tersebut. Directive Counseling sebagian besar menggunakan fungsi
konseling advice (nasihat) juga reassurance, communication, memberikan emotional release dan
sedikit clarified thinking
2. Non-directive Counseling
Non-directive counseling atau client-centered counseling adalah proses mendengarkan
karyawan sepenuhnya dan mendorongnya untuk menjelaskan masalah emosionalnya, memahami
masalah tersebut dan menentukan tindakan-tindakan yang akan diberikan. Tipe konseling ini
memfokuskan perhatian pada karyawan, konselor tidak bertindak sebagai penilai atau penasihat
makanya disebut client-centered.
3. Cooperative counseling
tidak seluruhnya client-centered counseling atau counselor-centered, tetapi merupakan
kerjasama saling menguntungkan antara konselor dan karyawan untuk menerapkan perbedaan
pandangan pengetahuan dan nilai terhadap masalah. Hal ini ditetapkan sebagai diskusi yang
saling menguntungkan tentang masalah emosional karyawan dan usaha kerja sama untuk
membangun kondisi yang akan memulihkan karyawan.
5. Sifat-sifat BK industri
a. Pencegahan
Ialah upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya agar tidak terjadi pada setiap karyawan.
b. Perbaikan
Ialah upaya yang dilakukan untuk membantu karyawan sehingga dapat memperbaiki kekeliruan
dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak
c. Pemeliharaan
Ialah upaya untuk membantu karyawan agar dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercapat dalam dirinya agar terhindar dari situasi yang dapat menurunkan
produktivitasnya.

Bimbingan dan Konseling


Minggu, 17 Maret 2013
Fungsi dalam Bimbingan dan Konseling

FUNGSI-FUNGSI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Dalam kelangsungan proses bimbingan dan konseling, terdapat berbagai pelayanan yang

sengaja diciptakan dan diselenggarakan. Keuntungan ataupun jasa yang diperoleh dari adanya

suatu pelayanan merupakan hasil dari fungsi sebuah pelayanan. Suatu pelayanan dikatakan tidak

akan berfungsi jika ia tidak bisa memperlihatkan kegunaan ataupun tidak bisa memberikan

manfaat atau keuntungan tertentu. Dalam bimbingan dan konseling fungsi bimbingan dan

konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat. Ataupun keuntungan-keuntungan apa yang

diperoleh melalui pelayanan tersebut. Berikut ini adalah beberapa fungsi bimbingan dan

konseling, antara lain:

1. Fungsi Pemahaman

Fungsi bimbingan konseling dimana konseli diharapkan mampu memahami segala potensi

yang dimilikinya, lingkungan sekitar klien, serta permasalahan yang sedang dihadapinya. Fungsi

pemahaman adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman

tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta

didik. Pemahaman sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah

pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak

yang akan membantu klien (konselor), serta pemahaman tentang lingkungan klien dan klien.
 Pemahaman tentang klien

Sebelum seorang konselor atau pihak-pihak lain dapat memberikan bantuan pelayanan

tertentu pada klien, maka mereka perlu terlebih dahulu memahami individu yang akan dibantu.

Materi pemahamannya dapat dikelompokkan ke dalam berbagai data tentang:

 Identitas individu (klien): nama, jenis kelamin, tempat tinggal, dan lain sebagainya.

 Pendidikan.

 Status perkawinan (klien dewasa).

 Status sosial-ekonomi dan pekerjaan.

 Kemampuan dosen, bakat, minat, hobi.

 Kesehatan

 Kecenderungan sikap dan kebiasaan.

 Cita-cita pendidikan dan pekerjaan,

 Keadaan lingkungan tempat tinggal.

 Kedudukan dan prestasi yang pernah dicapai.

 Kegiatan sosial kemasyarakatan.

Untuk individu yang masih mengikuti jenjang pendidikan tentu perlu ditambahkan:

 Jurusan atau program studi yang diikuti.

 Mata pelajaran yang diambil, nilai-nilai yang diperoleh dan prestasi menonjol ynag pernah

dicapai.

 Kegiatan ekstrakurikuler.

 Sikap dan kebiasaan belajar.

 Hubungan dengan teman sebaya.


Pemahaman konselor terhadap klien dipergunakan oleh konselor baik untuk secara langsung

membantu klien dalam pelayanan bimbingan dan konseling secara lebih lanjut, maupun sebagai

bahan acuan utama dalam rangka kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam membantu klien.

Bagi konselor, upaya mewujudkan fungsi pemahaman merupakan tugas awal dalam setiap

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap individu tertentu.

 Pemahaman tentang masalah klien

Pelayanan bimbingan dan konseling jika tanpa adanya pemahaman terhadap masalah klien,

penanganan terhadap masalah itu tidak mungkin dilakukan. Pemahaman terhadap masalah klien

terutama menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut-pautnya, sebab-sebabnya, dan

kemungkinan berkembangnya. Klien amat perlu memahami masalah yang sedang dialaminya,

sebab dengan memahami masalahnya itu ia memiliki dasar bagi upaya yang akan ditempuhnya

untuk mengatasi masalahnya itu. Bagi para siswa yang perkembangan dan kehidupannya masih

amat banyak dipengaruhi oleh orang tua dan guru, pemahaman masalah juga diperlukan oleh

orang tua dan guru siswa yang bersangkutan. Pemahaman masalah siswa sama gunanya dengan

pemahaman tentang individu pada umumnya oleh orang tua dan guru, yaitu untuk kepentingan

berkenaan dengan perhatian dan pelayanan orang tua terhadap anak, dan pengajaran oleh guru

terhadap siswa.

 Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas

Lingkungan yang lebih luas meliputi, lingkungan sekolah bagi para siswa, lingkungan kerja

dan industri bagi karyawan, dan lingkungan-lingkungan kerja bagi individu-individu sesuai

dengan sangkut-pautnya masing-masing. Sebagai siswa harus bisa memahami dengan baik

lingkungan sekolah, yang meliputi lingkungan fisik, berbagai hak dan tanggungjawab siswa

terhadap sekolah, peraturan yang harus ditaati, dan lain sebagainya.


2. Fungsi Pencegahan

Fungsi pencegahan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan

tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul,

yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan tertentu dalam

perkembangannya. Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan usaha

pencegahan terhadap timbulnya masalah. Bagi konselor profesional yang misi tugasnya dipenuhi

dengan perjuangan untuk menyingkirkan berbagai masalah yang dapat menghambat

perkembangan individu, pencegahan tidak sekedar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah

suatu keharusan yang bersifat etis (Horner & Mc.Elhaney, 1993). Oleh karena itu pelaksanaan

fungsi pencegahan bagi konselor merupakan bagian dari tugas kewajibannya yang amat penting.

Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar

terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang

berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi

data, dan sebagainya. Berikut ini adalah arah upaya pencegahan yang perlu dilakukan oleh

konselor, yaitu:

1) Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak negatif terhadap

individu yang bersangkutan.

2) Mendorong perbaikan kondisi pada diri pribadi klien.

3) Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan mempengaruhi

perkembangan dan kehidupannya.

4) Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko yang besar,

dan melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat.

5) Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.


Secara operasional konselor perlu menampilkan kegiatan dalam rangka pelaksanan fungsi

pencegahan. Kegiatannya antara lain dapat berupa program-program yang nyata. Secara garis

besar, program-program tersebut dikembangkan, disusun, dan diselenggarakan melalui tahap-

tahap :

 Identifikasi permasalahan yang mungkin timbul.

Misalnya di sekolah, kemungkinan masalah yang timbul adalah para siswa kurang disiplin;

gagal menjawab soal-soal ulangan; pertentangan antar teman, antar kelas, antar sekolah; kurang

menghargai guru; tidak suka pada salah satu mata pelajaran.

 Mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber penyebab timbulnya masalah-masalah.

Dalam hal ini kajian teoretik dan studi lapangan perlu dipadukan.

 Mengidentifikasi pihak-pihak yang dapat membantu pencegahan masalah tersebut.

 Menyusun rencana program pencegahan.

Rencana ini disusun berdasarkan spesifikasi permasalahan yang hendak dicegah timbulnya,

hasil kajian teoretik dan studi lapangan, peranan pihak-pihak terkait, faktor-faktor operasional

dan pendukung, seperti waktu, tempat, biaya, dan perlengkapan kerja.

 Pelaksanaan dan monitoring.

Pelaksanaan program sesuai dengan rencana dengan kemungkinan modifikasi yang tidak

mengganggu pencapaian tujuan dengan persetujuan pihak-pihak yang terkait.

 Evaluasi dan laporan.

Evaluasi dilakukan secara cermat dan obyektif. Laporannya diberikan kepada pihak-pihak

terkait untuk dipergunakan sebagai masukan bagi program sejenis lebih lanjut.

Program-program yang disusun dan diselenggarakan melalui tahap-tahap tersebut biasanya

merupakan program-program resmi yang diselenggarakan untuk sekelompok individu di


lembaga tempat konselor bekerja. Kegiatan pencegahan yang lebih sederhana dan bersifat tidak

resmi dapat direncanakan langsung dengan konseli yang bersangkutan dan langsung pula

diselenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling terhadap siswa tersebut.

Dalam hal ini, pemahaman terhadap siswa dan permasalahan siswa, serta unsur-unsur

pemahaman terhadap bimbingan yang lebih luas menjadi dasar bagi kegiatan pencegahan yang

dimaksudkan.

3. Fungsi Pengentasan

Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja konseli

yang ada di sekolah masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Individu yang mengalami

masalah akan merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya. Konseli yang mengalami

masalah akan datang pada konselor dengan tujuan untuk dientaskannya masalah yang tidak

mengenakkan dari dirinya. Di sinilah fungsi pengentasan (perbaikan) itu berperan, yaitu fungsi

bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai

permasalahan yang dialami klien.

 Langkah-langkah pengentasan masalah

Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap

masalah adalah unik. Masalah-masalah yang dihadapi individu yang berbeda tidak boleh

disamakan. Dengan demikian penanganannny pun harus secara unik disesuaikan terhadap

kondisi masing-masing dari masalah itu. Untuk itu konselor perlu memiliki ketersediaan dari

berbagai bahan dan keterampilan untuk menangani berbagai masalah yang beraneka ragam.

 Pengentasan masalah berdasarkan diagnosis


Model diagnosis yang diterima dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah model-

model diagnosis pemahaman, yaitu mengupayakan pemahaman masalah klien, yaitu pemahaman

terhadap seluk-beluk masalah klien, termasuk di dalamnya perkembangan dan sebab-sebab

timbulnya masalah. Disini ada tiga dimensi diagnosis, yaitu :

1) Diagnosis mental/psikologis mengarah kepada pemahaman tentang kondisi mental/psikologis

klien.

2) Diagnosis sosio-emosional mengacu pada hubungan sosial klien dengan orang-orang yang amat

besar pengaruhnya terhadap klien.

3) Diagnosis instrumental berkenaan dengan kondisi atau prasyarat yang diperlukan terlebih dahulu

sebelum individu mampu melakukan atau mencapai sesuatu.

 Pengentasan masalah berdasarkan teori konseling

Teori konseling pada umumnya dilengkapi dengan teori tentang kepribadian individu,

perkembangan tingkah laku individu yang dianggap sebagai masalah, tujuan konseling, serta

proses dan teknik-teknik khusus konseling. Tujuan dari teori-teori tersebut adalah mengentaskan

masalah yang diderita oleh klien dengan cara yang paling cepat, cermat, dan tepat. Meskipun

tujuan umumnya sama, namun dari segi teori prinsip-prinsip dan unsur-unsur teknis operasional

rasional masing-masing dari teori konseling itu sering kali tidak sama, bahkan ada pula yang

bertolak belakang.

4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi pengembangan (development), yaitu bantuan yang diberikan konselor kepada siswa

agar ia mampu mengembangkan diri secara optimal. Siswa menyadari akan potensi yang dimiliki

akan berusaha memanfaatkan potensi tersebut dengan sungguh-sungguh.


Bimbingan berfungsi preventif, pencegahan terjadinya atau timbulnya masalah dari anak-

anak didik dan berfungsi preservation, memelihara situasi-situasi yang baik dan menjaga supaya

situasi-situasi itu tetap baik. Bimbingan berfungsi mengembangkan secara maksimal apa yang

dimiliki anak didik dan apa yang telah dicapainya. Dimana usaha-usaha yang bersifat preventif

adalah berusaha menghindarkan atau mencegah terjadinya pengaruh-pengaruh yang buruk dan

menimbulkan masalah-masalah pada diri anak didik, memelihara situasi-situasi yang baik dan

menjaga supaya situasi-situasi yang baik itu tetap baik. Sedangkan usaha pengembangan adalah

mencoba untuk mengembangkan serta menumbuhkan cara berfikir dan bertingkah laku yang

dapat membantu anak didik mengembangkan dirinya secara maksimal. Pengembanagan ini

sudah barang tentu disesuaikan dengan berbagai kemungkinan yang ada pada diri anak serta

lingkungannya.

Pengembangan diri inilah inti dari layanan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu

bimbingan dan konseling bukan hanya menangani siswa yang bermasalah saja, namun juga

membantu para siswa untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Lebih dari itu misi utama

bimbingan dan konseling adalah menjadikan orang lain sukses dan bahagia. Pengembangan diri

secara optimal diharapkan dapat mengantarkan seseorang menuju kesuksesan.

Fungsi pemeliharaan berarti memlihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri

individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah

dicapai selama ini. Intelegensi yaang tinggi, bakat yang istimewa, minat yang menonjol untuk

hal-hal yang positif dan produktif, sikap dan kebiasaan yang telah terbian dalam bertinfak dan

bertingkah laku sehari -hari, cita-cita yang tinggi dan cuklup realistik, kesehatan dan kebugaran

jasmani, hubungan sosial yang harmonis dan dinamis, dan berbagai aspek pisitif lainnya dari

individu perlu dipertahankan dan dipelihara. Bukan itu saja, lingkungna yang baik pun
(lingkungan fisik, sosial dan budaya) harus dipelihara dan sebesar-besarnya dimanfaatkan untuk

kepentingan individu dan orang lain. Jangan sampai rusak ataupun berkurang mutu dan

kemanfaatannya.

Apabila berbicara tentang “pemeliharaan”, maka pemeliharaan yang baik bukanlah sekedar

mempertahankan agar hal-hal yang dimaksudkan tetap utuh, tidak rusak dan tetap dalam keadaan

semula, melainkan juga mengusahakan agar hal-hal tersebut bertambah baik, kalau dapat lebih

indah, lebih menyenangkan, memiliki nilai tambah dari pada waktu-waktu sebelumnya.

Pemeliharaan yang demikian itu adalah pemeliharaan yang membangun, pemeliharaan yang

memperkembangkan. Oleh karena itu fungsi pemeliharaan dan fungsi pengembangan tidak dapat

dipisahkan. Bahkan keduanya ibarat dua sisi dari mata uang. Jika sisi yang satu tidak ada atau

cacat, maka mata uang itu secara keseluruhan tidak mempunyai nilai nilai lagi. Kedua sisi

berfungsi seiring dan saling menunjang.

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling fungsi pemeliharaan dan pengembangan

dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan program. Misalnya disekolah, bentuk

dan ukuran meja murid disesuaikan sesuai ukuran tubuh (dan besarnya) serta sikap tubuh yang

diharapkkan (tegap dan gagah). Fentilasi, suhu, bentuk, dan susunan ruang kelas diusahakan agar

mereka yang berada diruang itu merasa nyaman, betah dapat melakukan kegiatan dengna tenang

dan sepenuh semangat. Letak duduk anak-anak dalam kelas setiap kali diubah (misalnya setiap

catur wulan atau semester) agar unsur-unsur organisme anak-anak itu (misalnya arah dan jarak

pandangnan, kemampuan mendengar, sikap dan arah menghadapkan tubuh) tidak berkembang

kearah yang menyimpang. Aturan disiplin dibuat sedemikian rupa, sehingga disatu sisi tidak

kaku atau membosankan dan sisi lain tidak menciptakan suasana keributan dan kesimpang

siuran. Tempat buang air dan membersihkan diri tersedia secukupnya agar kesehatan dan
kebersihan terjaga. Kegiatan kelompoik belajra dijaga kelangsungannya dan dikembangkan

sebagai salah satu arah kegiatan belajar para siswa di luar kelas. Penjurusan dan penempatan

siswa pada program-program akademik dan kokulikuler atau ekstrakulikuler disesuaikan

kemampuan, bakat dan minat siswa. Program penilaian dan apresiasi kemampuan dan prestasi

siswa diorientasikan pada prinsip “maju berkelanjutan”.

Contoh-contoh diatas baru menyebut beberapa dan secara garis besar berkenaan dengan

kehidupan siswa disekolah. Pengaturan, kegiatan dan program-program lain yang mengacu pada

fungsi bimbinga dan konseling tersebut dapat disusun dan dikembangkan dalam jenis dan jumlah

yang bervariasi dengan kemungkinan yang tidak terbatas. Demikian pula dengna berbagai jenis

pengaturan, kegiatan dan program untuk siswa berkenaan dengan keluarganya dan

lingkungannnya yang lebih luas.

Sejalan dengan apa yang dapat dilakukan dalam pelayanan terhadap siswa itu,

penyelenggaraan fungsi pemeliharaan dan pengembangan terhadap klien-klien dan lingkungna

luar sekolah dapat melalui pengaturan , kegiatan dan program berkenana dengna disiplin,

kesehatan, sarana ruangan dan kelengkapan kerja, keadaan rumah tangga dan keluarga, kegiatan

waktu senggang, dan lain sebagainya, sesuai dengna permasalahan klien yang bersangkutan.

Tugas-tugas dan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan, apalagi pemeliharaan dan

pengembangan individu manusia yang segenap aspek dan sangkut pautnya sangat bervariasi dan

kompleks, tidak dapat berdiri sendirri. Demikianlah, fungsi pemeliharaan dan pengembangan

dalam bimbingan dan konseling tidaklah mungkin berdiri sendiri. Dengan contoh-contoh diatas

menjadi jelas bahwa :

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam suatu kegiatan atau program bimbingan dan

konseling sebenarnya terkait langsung pada ketiga fungsi yang lain (pemahaman, pencegahan,
pengentasan); bahkan sering kali untuk dapat terpelihara dan terkembangnya aspek-aspek

tertentu pada diri klien perlu dipersarati dengan keberhasilan fungsi-fungsi pemahaman,

pencegahan, dan pengentasan.

Dalam menjalankan fungsi pemeliharaan dan pengembangan itu konselor sering kali tidak

dapat berjalan sendiri, melainkan perlu bekerjasama dengan pihak-pihak lain. Misalnya,

penyediaan meja atau kursi dan ruangan kelas yang memenuhi standar kesehatan dan

perkembangan anak-anak disekolah, sekaligus menjadi wahana pelaksanaan fungsi-fungsi

pemahaman (pemahaman pihak-pihak tertentu tentang pentingnya meja atau kursi dan ruangan

kelas standar pemahaman seperti itu perlu dibangkitkan oleh konselor), fungsi pencegahan (

terjegahnya anak-anak dari pertumbuhan atau perkembangan yang tidak di inginkan), fungsi

pengentasan (terentaskanya berbagai masalah yang timbul sebagai akibat sarana pendidikan yang

tidak standar itu yang ada sebelumnya), serta fungsi pemeliharaan dan pengembangan.

Lebih jauh, untuk tersedianya meja atau kursi dan ruangan kelas yang memenuhi standar

kesehatan dan perkembangan itu, konselor harus bekerjasama dengan guru, kepala sekolah,

orang tua(organisasi orang tua dan murid), dan bahkan mungkin perlu dengan pejabat diluar

sekolah yang berkepentingan dan menjadi sumber bagi pengadaan sarana sekolah. Untuk

keperluan itu konselor sering kali harus melakukan “strategi politik” demi kepentingan murid-

murid yang menjadi tanggung jawabnya itu. Demikian juga dengan kegiatan dan program-

program lainya, baik untuk siswa-siswa atau klien-klien disekolah maupun diluar sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Mugiarso, Heru. 2011. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press.

Prayitno. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=fungsi-pengentasan-berdasarkan-teori-

konseling.html

Diposting oleh Unknown di 19.17


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

6 komentar:

1.

Dewi Masithoh7 April 2017 22.09

terimakasih

Balas

2.

siska putri rembulan spr20 Februari 2018 21.28

jasa seo
jasa seo indonesia
jasa seo terpercaya
seo indonesia
jasa seo web judi
jasa buat website
jasa pembuatan website

situs poker
agen poker terbaik
agen poker terpercaya
poker uang asli
situs bandarq
situs dominobet qq

agen poker
poker online
pagen poker terbaik
agen poker terpercaya
poker uang asli

LK21

Balas

3.

siska putri rembulan spr20 Februari 2018 21.30

agen casino indonesia


agen judi sbobet
agen sbobet indonesia
agen sbo
agen sbobet terpercaya
agen sbobet
agen sbo terpercaya
agen judi terpercaya
sbosports
agent sbobet
agen sbobet indonesia
bandar judi terpercaya
agen judi bola terpercaya
agen judi ibcbet
sbobet indonesia
agen bola online
bandar judi bola
master agen betting online
bandar bola sbobet terpercaya
judi online

BANDARQ
Agen Poker
situs poker
poker online
Judi Poker Online
situs poker online terpercaya
Poker Online Terpercaya
poker uang asli
Domino QQ
Domino Poker
Capsa Online
QQ Online
Ceme Online
Blackjack Online
Poker Online Indonesia
Agen poker online
poker online asli
agen poker terbaik
agen poker terpercaya
situs poker uang asli

situs judi online


poker online
agen judi bola
agen judi terpercaya dan terlengkap
judi online

Balas

4.

siska putri rembulan spr20 Februari 2018 21.31

Jadual bola malam ini


Agen bola
Judi Online
Agen Bola Online

casino online terbaik


casino online
judi online
agen casino online
judi live casino

agen judi
agen bola
situs judi
judi bola
judi online
bandar bola
bandar judi
situs taruhan
taruhan bola
taruhan online
situs judi bola
situs judi online
situs judi terpercaya
agen bola terpercaya
agen judi online
judi online terpercaya
agen judi terpercaya
bandar judi online
bandar bola terpercaya
judi bola online
agen piala dunia 2018
bandar piala dunia 2018
situs taruhan piala dunia 2018
situs judi piala dunia 2018
agen resmi piala dunia 2018

Balas

5.

siska putri rembulan spr20 Februari 2018 21.32

Agen togel
judi togel
bandar togel online
bandar togel
togel singapura
togel online
bandar judi togel
agen togel online
judi togel online
togel sydney
togel hongkong

Agen togel
judi togel
bandar togel
bandar togel online
togel singapura
togel online
bandar judi togel
agen togel online
judi togel online
togel sydney
togel hongkong

agen poker
agen poker terbaik
agen poker terpercaya
poker uang asli
situs poker

JUDI BOLA
SBOBET
AGEN BOLA TERPERCAYA

agen bola
agen bola terpercaya
agen sbobet
casino online
judi bola

Balas

6.

Khaidirahman Fadilah2 Oktober 2018 06.18

Gan cara membuat kursor ada efek gimana ya?

Balas

Posting Lebih Baru Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ▼ 2013 (5)
o ► Mei (2)
o ▼ Maret (3)
 Teori Perkembangan Ginzberg
 Asas-Asas dalam Bimbingan dan Konseling
 Fungsi dalam Bimbingan dan Konseling
Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai