Anda di halaman 1dari 4

Sebagai salah satu jenis tanamanya yang menghasilkan protein nabati, permintaan kedelai pada

tinggkatan lokal ataupun nasional semakin terus meningkat. Bahkan saat ini kedelai telah menjadi
salah satu produk komoditas yang pasukannya untuk dalam negeri sendiri masih sangat kurang.
Sampai-sampai Indonesia telah menjadi salah satu negara peng inpor kedelai.

Melihat tingginya impor kedelai ke Indonesia bisa menjadi indikator baru bagi Anda bahwa peluang
pasar untuk budidaya tanaman kedelai masing terbuka lebar. Fakta ini haru bisa Anda tangkap
menjadi sebuah peluang bisnis yang dapat mendatangkan banyak keuntungan setiap bulannya.

Konsumen kacang kedelai


Pada dasarnya kedelai atau kacang kedelai telah dikenal oleh publik Indonesia sejak lama. Biasanya
kedelai diolah oleh masyarakat Indonesia menjadi minuman atau makanan pokok sehari-hari. Tidak
hanya itu, sumber protein nabati ini juga diolah untuk memenuhi kebutuhan akan bahan baku
indsutri, seperti tempe, tahu, kecap, tauco, susu kedelai dan tauge ataupun untuk industri non
makanan seperti pembuatan cat, kertas, tinta cetak, industri farmasi, minyak kedelai serta industri
perternakan yang memerlukan batang dan daun tanaman kedelai untuk digunakan sebagai pakan
ternak ataupun sebagai bahan pembuatan pupuk kompos.

Info Bisnis Budidaya Tanaman kedelai


Saat ini budidaya tanaman kedelai telah menyebar hampir diseluruh daerah di Indonesia. Mulai dari
Provinsi Jawa Tengah meliputi Kabupaten Grobogan yang merupakan salah satu sentral penghasil
kedelai, hingga menyebar sampai ke Kabupaten Surakarta, Kedu, Tegal, Pekalongan, Rembang,
Jepara, sampai ke Provinsi Yogyakarta dan Jawa Timur khususnya kabupaten Jember kemudian
Provinsi Lombok, Bali, Sumatera Selatan, Aceh, Lampung, Sulawesi Utara (Gorontalo), Kalimantan
Barat, sampai di pelosok bagian timur Indonesia yaitu Provinsi Papua.

Teknik Budidaya Tanaman Kedelai

1. Langkah yang pertama dalam usaha budidaya tanaman jagung adalah mempersiapkan bibit
yang berkualitas baik, bibit kedelai yang baik adalah bibit yang memiliki ukuran besar,
warnanya putih kekuningan dan tidak cacat. Untuk luasan lahan 1 ha, kurang lebih
membutuhkan bibit kedelai sekitar 40 sampai 50 kg.

2. Langkah kedua adalah sawah atau lahan yang Anda persiapkan harus dibersihkan dari jerami
dan menambahkan dolomit atau kapur kurang lebih 200-300 kg/ha untuk pH tanah yang
rendah (pH yang ideal adalah 5,8 – 7). Alternatif lainya Anda juga dapat menambahkan pupuk
tanaman SP-36 sebanyak 100 kg/ha. Pastikan lahan yang Anda gunakan memiliki udara dan
draince yang baik dengan curah hujan berkisar antara 100-400 mm/bulan, ketinggian kurang
lebih 600 mdpl dan suhu kurang lebih 23°-30°C

3. Pada saat Anda telah selesai mengolah tanah, selanjutnya Anda harus membuat lubang
menggunakan tugal sedalam kurang lebih 5 cm dengan ukuran 20 cm x 30 cm. Selanjutnya,
masukan bibit yang sudah disiapkan ke lubang yang sudah dibuat dimana satu lubang berisi
2-3 biji. Setelah itu, tutup lubang dengan tanah yang gembur tanpa dipadatkan.
4. Setelah 6-7 hari, tanaman kedelai sudah mulai tumbuh dan segeralah mulai proses
penyulaman. Untuk benih yang tidak tumbuh Anda bisa menggantinya dengan benih baru
(sebaiknya dilakukan pada sore hari)

5. Selanjutnya pada saat tanaman berusia 30-35 hari Anda bisa melakukan proses penyiangan
dan pemupukan. Kemudian tambahkan pupuk urea 50 kg/ha dan pupuk KCL 50 kg/ha. Apa
bila kondisi tanaman kurang baik, Anda bisa menunda proses penyiangan sampai tanaman
berusia 55 hari.

6. Apa bila lahan yang Anda gunakan kekurangan air, tambahkan pengairan terutama pada usia
tanam 1-50 hari. Pada umumnya kondisi tanah yang dibutuhkan tanaman kedelai adalah
tanah yang tidak terlalu becek. Sebaliknya, apa bila sudah memasuki masa panen kondisi
tanah harus dalam kondisi kering.

7. Masa panen dari tanaman kedelai adalah pada saat umur tanaman 80-110 hari. Anda juga
bisa memanennya pada usia 75-100 hari apa bila biji kedelai akan Anda gunakan untuk
komoditas konsumsi dan umur 100-110 apa bila ingin Anda menjadikan biji kedelai sebagai
bakal bibit. Tanaman kedelai yang sudah siap panen memiliki ciri-ciri: buahnya menguning
kecoklatan, daunya kering dan buah polong terlihat sudah tua. Untuk proses pemanenan Anda
bisa langsung mencabut semua batang tanaman kemudian menjemurnya hingga benar-benar
dirasa kering. Apa bila biji kedelai sudah benar-benar kering sempurna, masukan kedalam
karung dan biji kedelai siap dipasarkan.

Artikel terkait budidaya tanaman kedelai : Tips dan Trik Jitu Meningkatkan Hasil Panen Kedelai Hingga 50%

Kelebihan Bisinis Budidaya Tanaman Kedelai


Seperti yang kami telah tuliskan diawal artikel ini, bawah kebutuhan akan biji kedelai dalam negeri
masih sangat tinggi. Tercatat pemerintah Indonesia masih melakukan import biji kedelai dari
beberapa negara tetangga sebesar 40% dari total kebutuhan biji kedelai dalam negeri. Fakta ini
menjadi bukti bawah tinggkat kebutuhan pasar akan biji kedelai masih sangat tinggi sekali. Dengan
demikian, budidaya tanaman kedelai memiliki prospek bisnis yang sangat strategis.

Kekurangan Bisinis Budidaya Tanaman Kedelai


Sejauh ini teknik para petani dalam budidaya tanaman kedelai masih sangat tradisional. Baik dalam
pemupukan, pengolahan lahan sampai dengan pemberantasan penyakit dan hama. Kondisi ini
membuat hasil produksi biji kedelai menjadi sangat rendah, karena banyak yang mati oleh penyakit
dan pengelolaan lahan yang kurang baik.

Baca Juga: 11 Cara Ampuh Tumpang Sari Budidaya Tanaman Kedelai dan Jagung

Strategi Pemasaran Budidaya kacang Kedelai


Anda bisa menjual hasil panen Anda ke koperasi unit desa (KUD), Anda juga bisa menjualnya ke
tengkulak yang nantinya akan diteruskan ke pedagang besar atau pengepul dan ahkirnya sampai ke
pelaku-pelaku industri besar yang memerlukan bahan baku biji kedelai. Anda juga bisa menjual hasil
panen Anda ke pelaku industri rumah tangga yang ada disekitaran Anda. Intinya Anda tidak perlu
terlalu kawatir hasil panen Anda tidak laku, menggingat tingginya permintaan pasar akan komoditi
tanama ini.

Analisa Ekonomi Budidaya Tanaman Kedelai

1. Asumsi
Luas lahan 1 ha
Sistem monokultur (penanaman tunggal)
Diperkirakan hasil kedelai adalah 2 ton atau 2.000 kg/ha
Harga jual biji kedelai per kg adalah Rp 5.500,00
Periode tanam kurang lebih 75-100 hari (3 bulan)

2. Modal awal budidaya tanaman kedelai


Sewa lahan/tahun adalah Rp 20.000.000,00
Peralatan (cangkul, sprayer, dll) adalah Rp 1.500.000,00
Harga Benih kedelai adalah Rp 9.000/kg x 50 kg : Rp 450.000,00+
Total modal: Rp 21.950.000,00

3. Peralatan mengalami penyusutan setelah pemakaian 5 tahun :


1/60 bulan x Rp 1.500.000,00 : Rp 25.000,/bulan

4. Biaya operasional per waktu tanam (3 bulan)


Bibit Kedelai : 50 kg x Rp 9.000,00/kg = Rp 450.000,00

Pupuk SP-36: 100 kg x Rp 2.000 = Rp 200.000,00


Pupuk urea: 50 kg x Rp 1.800,00/kg = Rp 75.000,00
Pupuk KCl: 50 kg x Rp 5.000 = Rp 250.000,00
Pestisida: 5 kg x Rp 50.000,00 = Rp 250.000,00
Dolomit/kapur: 200 kg x Rp 1.500 = Rp 300.000,00
Biaya transport = Rp 450.000,00
Upah tenaga kerja 3x Rp 900.000,00 = Rp 2.700.000,00
Sewa lahan per bulan: Rp 20.000.000,00 / 12 bulan = Rp 1.666.700,00
Biaya penyusutan = Rp 5.000,00+
Total pengeluaran = Rp 6.366.700,00

5. Omset per bulan budidaya tanaman kedelai


Hasil penjualan biji kedelai per waktu tanam (3 bulan) :
2.000 kg x Rp 5.600 = Rp 11.200.000,00

6. Laba bersih per bulan budidaya tanaman kedelai


Laba bersih :Rp 11.200.000,00 – Rp 6.366.700,00 = Rp 4.833.300,00
Laba bersih per bulan : Rp 4.833.300,00 : 3 bulan = Rp 1.611.100,00

BEP ( Break Event Poin )


Anda dapat menggitungnya dengan membagi modal awal anda dengan laba bersih per bulan ( Modal
awal: laba bersih per bulan = ± 13 bulan atau 4x panen). Semoga artikel analisis budidaya tanaman
kedelai ini dapat memberi inspirasi dan tambahan wawasan untuk Anda semua, sekian dulu yang bisa
kami berikan dan apa bila ada hal-hal yang mau ditanyakan jangan sungkan-sungkan untuk
menanyakanya.

Anda mungkin juga menyukai