Anda di halaman 1dari 22

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
a. Identitas Sekolah
1. Nama Madrasah : MIN Mojorejo Kab. Blitar
2. Alamat/Desa : Mojorejo
Kecamatan : Wates
Kabupaten : Blitar
Propinsi : Jawa Timur
3. Status Madrasah : Negeri
4. SK Lembaga Pendidikan : KMA 107 tahun 1997 Tanggal 17 Maret
1997
5. NSM : 111135050012
6. NPSN : 60714730
7. Tahun Didirikan/Beroperasi : 1979
8. Status Tanah : Milik Sendiri
9. Luas Tanah : 3.236 m2
10. Nama Kepala Madrasah : Hj. Ernawati Khusnul Khotimah, M.Pd
11. NIP Kepala Madrasah : 197303201998032003

2. Visi dan Misi Organisasi


a. Visi dan Misi MIN 3 Blitar
Visi MIN 3 adalah:
“Terwujudnya Generasi Muslim yang Berprestasi dan Berkarakter Serta
berbudaya Lingkungan”

Misi MIN 3 Blitar adalah:


1. Mewujudkan kurikulum madrasah yang kreatif, adaptif dan inovatif
sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan yang peduli dan
berbudaya lingkungan.

5
2. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
berkarakter peduli dan berbudaya lingkungan (melestarikan fungsi
lingkungan hidup)
3. Meningkatkan sumber daya manusia (guru) yang profesional dan
berkompetensi dalam bidangnya dan mempunyai karakter peduli dan
berbudaya lingkungan
4. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang
menunjang pembelajaran, pendidikan lingkungan hidup dan
pendidikan karakter
5. Menetapkan kriteria kelulusan yang mengacu pada nilai Ahklak,
pengetahuan dan peduli dan berbudaya lingkungan
6. Melakukan pembagian tugas sesuai dengan tupoksi masing-masing
7. Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang memadai dan proporsional
sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
8. Melaksanakan penilaian baik dibidang akademik dan non akademik
berbasis pendidikan karakter

B. Deskripsi Isu
Untuk merancang sebuah kegiatan diperlukan proses penentuan dan
identifikasi terhadap isu yang diambil. Adapun isu-isu yang diajukan adalah
sebagai berikut:
1. Kurangnya kemampuan membaca Al-Qur’an siswa Kelas 4B MIN 3 Blitar
Dalam rangka memenuhi tuntutan kurikulum pendidikan, maka siswa dituntut
tuntas dalam belajar. Namun kenyataannya, semangat dan kemampuan
membaca Al-Qur’an siswa Kelas 4B MIN 3 Blitar masih rendah. Untuk itu, maka
perlu adanya peningkatan kreativitas mengajar guru dalam pengelolaan proses
pembelajaran Al-Qur’an Hadits agar kemampuan siswa meningkat.
2. Kurang efektifnya pengelolaan sampah di MIN 3 Blitar
Jumlah siswa di MIN 3 sangat banyak, tapi masih mengalami kesulitan dalam
mengelola sampah. Masih sering dijumpai sampah yang tidak pada tempatnya,
sampah menumpuk, dan sampah tidak terkelola dengan baik. Jika sampah
tidak dikelola, maka sulit tercipta sekolah yang bersih dan sehat. Untuk itu,
maka diperlukan penanganan dengan segera agar masalah sampah dapat
teratasi.

6
3. Kurangnya kreativitas siswa dalam menggunakan mading di kelas 4B MIN 3
Blitar
Majalah dinding berfungsi bukan sekadar sebagai media komunikasi antara
siswa dengan siswa dan siswa dengan sekolah. Mading juga memiliki fungsi
sebagai media pembelajaran dan alat motivasi agar siswa menjadi kreatif. Tapi
pada saat ini, siswa kelas 4B belum kreatif dalam memanfaatkan mading.
Untuk itu, maka perlu adanya peran guru agar ketrampilan dan kreativitas
siswa meningkat.
4. Kurang efektifnya pengelolaan kantin di MIN 3 Blitar
Jumlah siswa MIN 3 Blitar sangat banyak, namun untuk saat ini, pegawai yang
melayani di kantin masih terbatas jumlahnya, sehingga terdapat antrian
panjang saat siswa ingin membeli makanan. Untuk itu, maka perlu adanya
penataan pegawai agar siswa terlayani dengan cepat.
5. Minimnya sarana dan prasarana belajar di kelas 4B MIN 3 Blitar
Kegiatan belajar mengajar di kelas 4B MIN masih menumpang di sekolah lain.
Implikasinya kelancaran belajar tidak bisa berjalan maksimal.
6. Kurang efektifnya pengelolaan perpustakaan di MIN 3 Blitar
Perpustakaan di MIN 3 Blitar sudah tersedia. Namun kesadaran siswa untuk
membaca masih kurang. Sehingga jarang ada siswa yang mengunjungi
perpustakaan. Untuk itu perlu adanya perbaikan dalam pengelolaan
perpustakaan.

C. Analisis Isu
Analisis terhadap isu dilakukan untuk menentukan kriteria isu dan kualitas
isu. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu yang tertinggi. Tidak
semua isu dapat dikategorikan sebagai isu actual sehingga perlu dilakukan
analisis kriteria isu menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan), sedangkan untuk menentukan kualitas isu dengan
menggunakan alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
AKPK:
1) Aktual (A)
Isu yang diangkat benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.

7
2) Kekhalayakan (K)
Isu yang diambil menyangkut hajat hidup orang banyak.
3) Problematik (P)
Isu yang dipilih memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4) Kelayakan (K)
Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.

Tabel 1 Bobot Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK


Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 2 Indeks Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK


No Isu A K P K Jml Peringkat
1. Kurangnya kemampuan membaca Al-Qur’an 4 3 5 4 16 3
siswa Kelas 4B MIN 3 Blitar
2. Kurangnya efektifnya pengelolaan sampah di 5 5 5 5 20 1
MIN 3 Blitar
3. Kurangnya kreativitas siswa dalam 3 2 5 4 14 5
menggunakan mading di kelas 4B MIN 3 Blitar
4. Kurang efektifnya pengelolaan kantin di MIN 3 4 3 5 5 17 2
Blitar
5. Minimnya sarana dan prasarana belajar di kelas 4 3 4 4 15 4
4B MIN 3 Blitar
6. Kurang efektifnya pengelolaan perpustakaan di 3 2 4 4 13 7
MIN 3 Blitar

Dari hasil analisis isu dengan AKPK diperoleh 3 isu dengan peringkat teratas
seperti pada Tabel 2 di atas yang selanjutnya akan dilakukan analisis lanjutan
dengan menggunakan alat analisis USG untuk mengetahui kualitas isu yang
dipilih.
USG merupakan alat analisis isu yang berprinsip pada:
1. Urgency (U)
Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti

8
2. Seriousness (S)
Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan
3. Growth (G)
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.

Tabel 3 Indeks Penilaian Kualitas Isu dengan USG


No Isu U S G Jml Peringkat
1. Kurangnya kemampuan membaca Al-Qur’an 4 4 4 12 2
siswa Kelas 4B MIN 3 Blitar
2. Kurangnya efektifnya pengelolaan sampah di 5 4 4 13 1
MIN 3 Blitar
3. Kurang efektifnya pengelolaan kantin di MIN 3 4 3 4 11 3
Blitar

Berdasarkan hasil analisis dengan USG seperti pada Tabel 3 di atas


ditetapkan isu “Peningkatan Pengelolaan Sampah di MIN 3 Blitar” terpilih sebagai
isu yang terpilih untuk diselesaikan dan dicarikan alternatif solusi pemecahan
masalah.

D. Argumentasi terhadap Core Issue


Isu yang terpilih untuk diselesaikan adalah “Kurang efektifnya Pengelolaan
Sampah di MIN 3 Blitar”. Isu ini layak untuk diselesaikan dibanding dengan isu-isu
yang lain dikarenakan apabila tidak diselesaikan, maka ada beberapa dampak
yang akan muncul, yaitu:
1. Misi sekolah untuk menciptakan sekolah yang peduli dan berbudaya
lingkungan tidak terwujud.
2. Pengelolaan sampah yang kurang memadai dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit.
3. Kurangnya pengendalian sampah dapat menjadi pemicu utama tercemarnya
lingkungan.
Dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah ini terdiri dari beberapa
kegiatan yang akan dilakukan, yaitu:
1. Konsultasi rencana kegiatan dengan mentor

9
2. Koordinasi dengan MIN 5 Blitar yang sudah menerapkan Adiwiyata
3. Kerja sama dengan kantin sekolah untuk menyediakan jajanan yang minim
penggunaan plastik
4. Kerja sama dengan pengelola sampah
5. Sosialisasi pengelolaan sampah kepada rekan guru tentang cara pengelolaan
sampah dengan menggunakan metode 3R
6. Menyampaikan cara mengelola sampah kepada siswa oleh wali kelas masing-
masing
7. Melaksanakan kegiatan pengurangan sampah
8. Melaksanakan kegiatan penggunaan kembali barang bekas
9. Melaksanakan penggunaan kembali sampah

E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS


1. Nilai-nilai Dasar PNS
Nilai-nilai dasar PNS biasa diakronimkan dengan ANEKA yang
merupakan akronim dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing nilai
dasar PNS:

a. Akuntabilitas
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep
tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai1.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
 Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;

1
Modul Akuntabilitas PNS, hlm. 7-8

10
 memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
 memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
 menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan
b. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya.
Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang
rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
- menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan;
- menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
negara;bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
serta tidak merasa rendah diri;mengakui persamaan derajat, persamaan
hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
- menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
- mengembangkan sikap tenggang rasa.
c. Etika Publik
Etika lebih difahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau
apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik,
etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk

11
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.
d. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai
upaya telah dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan tersebut, namun
dalam implementasinya masih belum sesuai harapan. Hal ini ditandai
dengan banyaknya keluhan masyarakat atas buruknya layanan aparatur
pemerintahan, misalnya:
1) terkait dengan maraknya kasus korupsi, sebagai cerminan
penyelenggaraan pemerintahan yang tidak efisien;
2) banyaknya program pembangunan sarana fisik yang terbengkalai,
sebagai cerminan ketidak-efektifan roda pemerintahan;
3) kecenderungan pelaksanaan tugas yang lebih bersifat rule driven dan
sebatas menjalankan rutinitas kewajiban, sebagai cerminan tidak
adanya kreativitas untuk melahirkan inovasi; serta
4) masih banyaknya keluhan masyarakat karena merasa tidak puas atas
mutu layanan aparatur, sebagai cerminan penyelenggaraan layanan
yang kurang bermutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya,
dan bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar
yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat
dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa
sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing
(competitors).
Oleh karena itu, organisasi dituntut untuk menetapkan perencanaan
mutu, termasuk membuat standar mutu (mulai dari mutu input, proses,
sampai hasil), yang akan menjadi pedoman dalam proses implementasi,
sampai ke pengawasan dan perbaikan mutu.
Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi

12
pemborosan sumberdaya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur.
Karakteristik ideal dari tindakan yang efektif dan efisien antara lain:
penghematan, ketercapaian target secara tepat sesuai dengan yang
direncanakan, pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat, serta
terciptanya kepuasan semua pihak: pimpinan, pelanggan, masyarakat, dan
pegawai itu sendiri.
Konsekuensi dari penyelenggaraan kerja yang tidak efektif dan tidak
efisien adalah ketidaktercapaian target kerja, ketidakpuasan banyak pihak,
menurunkan kredibilitas instansi tempat bekerja di mata masyarakat,
bahkan akan menimbulkan kerugian secara finansial.
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang-kurangnya akan mencakup hal-hal berikut:
 mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients;
 memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar customers/clients tetap setia;
 menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi: tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan;
 beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients maupun
perkembangan teknologi;
 menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan;
 melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara,
antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi,
dan benchmark.
e. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya,
korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya
adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik
dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang
lebih luas.

13
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi
integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang
menjalankan sistem integritas dengan baik.
Kehidupan telah diciptakan dengan penuh harmoni, semua berjalan
sesuai dengan orbitnya, ketika sesuatu mengalami penyimpangan maka
terjadi kerusakan dimuka bumi. Penanganan korupsi perlu diselesaikan
secara komprehensif, karena korupsi adalah masalah kehidupan, dampak
dan bahayanya bisa berpengaruh secara jangka panjang dan merusak
kehidupan.
Kesadaran Anti korupsi akan menyentuh spiritual accountability.
Spiritual Accountability yang baik akan menghasilkan niat baik, yang akan
menghasilkan visi dan misi yang baik, selanjutnya akan diterjemahkan
dalam usaha yang terbaik untuk mendapatkan hasil terbaik. Hubungan
konsekuensi tersebut idealnya dapat menjamin bahwa pemilik spiritual
accountability yang baik akan mendorong public accountability yang baik
pula, dan tentunya tidak akan tergerak dan mempunyai niat sedikit pun untuk
membuat kerusakan di muka termasuk didalamnya adalah melakukan
korupsi, sebaliknya justeru akan mempunyai niat yang sangat kuat untuk
menghindari korupsi.
Kualitas spiritual accountability yang baik secara otomatis membuat
manusia berhati-hati atas akibat perbuatannya. kepada manusia dan alam
pada umumnya (menjadi manusia yang amanah, berempati dan santun),
dan dengan sendirinya mendorong manusia berusaha sebaik mungkin
dalam bekerja, bersabar, dan mensyukuri nikmat Tuhan dan
mewujudkannya dalam setiap langkah dan laku.

2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


a. Pelayanan Publik
Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan
nasional sangat tergantung pada mekanisme kerja aparatur Negara,
khususnya Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya
disingkat PNS bukan saja unsur aparatur Negara, tetapi juga abdi
masyarakat yang hidup di tengah- tengah masyarakat dan bekerja untuk
kepentingan masyarakat. Kedudukan dan peranan dari Pegawai Negeri

14
dalam setiap organisasi pemerintah sangatlah menentukan, sebab
Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang punggung pemerintahan dalam
melakukan pembangunan nasional.
Seorang PNS harus arif dan bijaksana di dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. PNS harus memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai pentingnya tanda pengenal, dan di dalam proses
pembuatannya PNS juga harus memberikan pelayanan yang baik tanpa
mempersulit masyarakat.
b. Manajemen ASN
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul
selaras dengan perkembangan zaman.
c. Whole of Government
WoG didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integratif
fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems
yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau
keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi,
menyangkut perubahan perilaku2.
Whole of Government (WoG) adalah model pendekatan integratif
fungsional satu atap yang dewasa ini menjadi opsi alternatif dalam
menyelesaikan masalah-masalah rumit.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan
publik yang dikenalI dapat didekati oleh pendekatan WoG sebagai berikut:
1). Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan warga
masyarakat. Dokumen yang dihasilkan bisa meliputi KTP, status
kewarganegaraan, status usaha, surat kepemilikan, atau penguasaan

2
Budiati, Lilin, Whole of Government (WoG) Pada Sektor Publik, (Jawa Tengah: Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah, 2017), hlm. 3

15
atas barang, termasuk dokumen-dokumen resmi seperti SIUP, izin
trayek, izin usaha, akta, sertifikat tanah dan lain-lain.
2). Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan dan lain-lain.
3). Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis barang
yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan, jembatan,
perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lain-lain
4). Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan
peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang
mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat3.
Berdasarkan tugas-tugas ASN seperti yang tersebut di atas, maka saya
perlu berkontribusi dan berperan serta dalam upaya peningkatan pengelolaan
sampah di MIN 3 Blitar. Dalam melaksanakan kegiatan ini, ada kerja sama dengan
berbagai pihak agar pelaksanaannya berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.

3
Gushairi, Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI, http://agushairi.blogspot.com/2018/04/kedudukan-dan-
peran-pns-dalam-nkri-bab.html, diakses Kamis, 29 Agustus 2019

16
F. Matrix Rancangan
Tabel 4 Matriks Rancangan Aktualisasi

Penguatan Nilai
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Organisasi
Mata Pelatihan (ANEKA) Visi-Misi Organisasi
5 budaya kerja
1 2 3 4 5 6 7
1. Konsultasi - Menghubungi - Tersampaikannya - Akuntabilitas: Visi MIN 3 Blitar - Integritas:
rencana mentor dan informasi kepada Transparan dalam Terwujudnya Menyampaikan
kegiatan menyampaikan mentor tentang tugas menyampaikan Generasi Muslim informasi secara
dengan mentor informasi bahwa yang akan informasi kepada yang Berprestasi dan benar kepada
telah menerima dilaksanakan mentor Berkarakter Serta mentor
tugas tentang - Nasionalisme: Berbudaya - Profesionalitas:
aktualisasi Musyawarah mufakat Lingkungan Melaksanakan
dengan mentor tugas yang telah
- Meminta - Tercapainya - Etika Publik: Sopan Kegiatan ini diberikan secara
persetujuan persetujuan dari mentor dalam berkomunikasi berkontribusi kepada disiplin dan
mentor untuk untuk membuat suatu dengan mentor misi Meningkatkan sungguh-sungguh
membuat suatu kegiatan - Komitmen Mutu: sumber daya - Inovasi: Bersikap
kegiatan Mempunyai inovasi manusia (guru) yang terbuka dalam
dalam merumuskan profesional dan menerima masukan
core issue berkompetensi dari mentor
- Meminta bantuan - Terumuskannya core - Anti korupsi: dalam bidangnya - Tanggung jawab:
dan pengarahan issue Tanggung jawab dan mempunyai Berkomitmen
dari mentor dalam melaksanakan tugas karakter peduli dan dengan tugas yang
merumuskan core yang telah diamanatkan berbudaya telah diberikan
issue lingkungan - Keteladanan:
Berperilaku baik
saat konsultasi
Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS:
a. Apabila dalam menghubungi mentor tidak transparan dalam menyampaikan informasi, maka informasi tidak dapat tersampaikan secara jelas
b. Apabila saat meminta persetujuan mentor berperilaku tidak baik, maka persetujuan akan sulit didapatkan
c. Apabila dalam meminta bantuan dan pengarahan tidak bersikap terbuka menerima masukan mentor, maka core issue akan terhambat perumusannya
2. Koordinasi - Menghubungi - Terwujudnya izin dari - Akuntabilitas: Visi MIN 3 Blitar - Integritas:
dengan MIN 5 mentor dan mentor untuk Transparan dalam Terwujudnya Menyampaikan
Blitar yang meminta izin melaksanakan menyampaikan Generasi Muslim informasi secara
sudah untuk yang Berprestasi dan benar kepada

17
menerapkan melaksanakan koordinasi dengan MIN informasi kepada Berkarakter Serta kepala madrasah
Adiwiyata koordinasi 5 Blitar kepala di MIN 5 Blitar Berbudaya dan atau guru MIN
dengan MIN 5 - Nasionalisme: Lingkungan 5 Blitar bahwa akan
Blitar Melaksanakan melaksanakan studi
musyawarah mufakat Kegiatan ini banding tentang
- Menghubungi - Tersampaikannya dengan mentor, kepala berkontribusi kepada pengelolaan
kepala MIN 5 informasi kepada madrasah, dan rekan misi Meningkatkan sampah
Blitar dan kepala MIN 5 Blitar guru MIN 5 Blitar terkait sumber daya - Profesionalitas:
menyampaikan bahwa akan kegiatan koordinasi manusia (guru) yang Melaksanakan
informasi bahwa melaksanakan studi - Etika Publik: Sopan profesional dan tugas yang telah
akan banding tentang dalam berkomunikasi berkompetensi diberikan secara
melaksanakan pengelolaan sampah dengan mentor, kepala dalam bidangnya disiplin dan
studi banding madrasah, dan rekan dan mempunyai sungguh-sungguh
tentang guru MIN 5 Blitar karakter peduli dan - Inovasi: Bersikap
pengelolaan - Komitmen Mutu: berbudaya terbuka dalam
sampah Mempunyai inovasi lingkungan menerima masukan
untuk memecahkan dari kepala
- Meminta - Tercapainya masalah dengan cara madrasah dan atau
persetujuan dari persetujuan dari kepala bekerja sama dengan rekan guru MIN 5
kepala MIN 5 MIN 5 Blitar untuk sekolah lain Blitar
Blitar untuk melaksanakan studi - Anti korupsi: - Tanggung jawab:
melaksanakan banding tentang Tanggung jawab Berkomitmen
studi banding pengelolaan sampah melaksanakan tugas dengan tugas yang
tentang yang telah diamanatkan telah diberikan
pengelolaan - Whole of Government: - Keteladanan:
sampah Adanya koordinasi Berperilaku baik
dengan sekolah lain saat melaksanakan
- Meminta bantuan - Terwujudnya bantuan koordinasi
dan pengarahan dan pengarahan dari
dari kepala kepala madrasah dan
madrasah dan rekan guru MIN 5 Blitar
rekan guru MIN 5 tentang cara tentang
Blitar tentang cara pengelolaan sampah
tentang
pengelolaan
sampah
Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS:
a. Apabila saat meminta izin mentor untuk melaksanakan koordinasi dengan MIN 5 Blitar tidak berperilaku tidak, maka izin akan sulit didapatkan

18
b. Apabila dalam menghubungi kepala MIN 5 Blitar tidak transparan dalam menyampaikan informasi bahwa akan melaksanakan studi banding tentang
pengelolaan sampah, maka informasi tidak dapat tersampaikan secara jelas
c. Apabila saat meminta persetujuan dari kepala MIN 5 Blitar tidak bersikap baik, maka izin akan sulit didapatkan
d. Apabila dalam meminta bantuan dan pengarahan dari kepala madrasah dan rekan guru MIN 5 Blitar tidak bersikap terbuka menerima masukan, maka
bantuan dan pengarahan akan terhambat pelaksanaannya
3. Kerja sama - Menghubungi - Tersampaikannya - Akuntabilitas: Adanya Visi MIN 3 Blitar - Integritas:
dengan kantin pengelola kantin informasi kepada kantin kejelasan target yang Terwujudnya Menyampaikan
sekolah untuk sekolah untuk sekolah untuk ingin dicapai, yaitu Generasi Muslim informasi secara
menyediakan melakukan kerja melakukan kerja sama minimnya penggunaan yang Berprestasi dan benar dan jelas
jajanan yang sama plastik Berkarakter Serta kepada kantin
minim - Nasionalisme: Adanya Berbudaya sekolah
penggunaan - Melakukan - Terjalinnya koordinasi kerja sama dengan Lingkungan - Profesionalitas:
plastik koordinasi dengan kantin sekolah kantin sekolah Melaksanakan
dengan kantin - Etika Publik: Sopan Kegiatan ini tugas yang telah
sekolah dalam berkomunikasi berkontribusi kepada diberikan secara
dengan pengelola misi Meningkatkan disiplin dan
- Melakukan - Terwujudnya kerja kantin sekolah sumber daya sungguh-sungguh
kerjasama sama dengan kantin - Komitmen Mutu: manusia (guru) yang - Inovasi: Berani
dengan kantin sekolah untuk Mempunyai inovasi profesional dan mengambil
sekolah untuk menyediakan jajanan untuk memecahkan berkompetensi terobosan dalam
menyediakan yang minim masalah dengan cara dalam bidangnya memecahkan
jajanan yang penggunaan plastik bekerja sama dengan dan mempunyai masalah, yaitu kerja
minim kantin sekolah untuk karakter peduli dan sama dengan
penggunaan menyediakan jajanan berbudaya kantin sekolah
plastik yang minim lingkungan untuk menyediakan
penggunaan plastik jajanan yang minim
- Anti korupsi: penggunaan plastik
Tanggung jawab dan - Tanggung jawab:
bekerja keras Berkomitmen
melaksanakan tugas dengan tugas yang
yang telah diamanatkan telah diberikan
- Keteladanan:
Berperilaku baik
saat melaksanakan
kerja sama
Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS:
a. Apabila dalam menghubungi kantin sekolah tidak transparan dalam menyampaikan informasi, maka informasi tidak dapat tersampaikan secara jelas
b. Apabila saat melakukan koordinasi dengan kantin sekolah tidak bertindak sopan, maka dapat menghambat pelaksanaan koordinasi

19
c. Apabila dalam melakukan kerjasama dengan kantin sekolah tidak bersikap baik dan tidak mengutamakan asas gotong royong, maka kerja sama tidak
dapat terjalin dengan baik
4. Kerja sama - Menghubungi - Terwujudnya izin dari - Akuntabilitas: Visi MIN 3 Blitar - Integritas:
dengan mentor dan mentor untuk Transparan dalam Terwujudnya Menyampaikan
pengelola meminta izin melaksanakan kerja menyampaikan Generasi Muslim informasi secara
sampah untuk sama dengan informasi kepada yang Berprestasi dan benar dan jelas
melaksanakan pengelola sampah mentor dan pengelola Berkarakter Serta kepada mentor dan
kerja sama sampah Berbudaya pengelola sampah
dengan pengelola - Nasionalisme: Adanya Lingkungan - Profesionalitas:
sampah kerja sama dengan Melaksanakan
pengelola sampah Kegiatan ini tugas yang telah
- Menghubungi - Tersampaikannya - Etika Publik: Sopan berkontribusi kepada diberikan secara
pengelola informasi kepada dalam berkomunikasi misi Meningkatkan disiplin dan
sampah untuk pengelola sampah dengan pimpinan sumber daya sungguh-sungguh
melakukan kerja untuk melakukan kerja kepala madrasah dan manusia (guru) yang - Inovasi: Berani
sama sama atau rekan guru MIN 5 profesional dan mengambil
Blitar berkompetensi terobosan dalam
- Melakukan - Terwujudnya kerja - Komitmen Mutu: dalam bidangnya memecahkan
kerjasama sama dengan Mempunyai inovasi dan mempunyai masalah
dengan pengelola pengelola sampah untuk memecahkan karakter peduli dan - Tanggung jawab:
sampah masalah dengan cara berbudaya Berkomitmen
bekerja sama dengan lingkungan dengan tugas yang
sekolah lain telah diberikan
- Anti korupsi: - Keteladanan:
Tanggung jawab dan Berperilaku baik
bekerja keras saat melaksanakan
melaksanakan tugas kerja sama
yang telah diamanatkan
Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS:
a. Apabila saat meminta izin mentor untuk melaksanakan kerja sama dengan pengelola sampah tidak berperilaku tidak, maka izin akan sulit didapatkan
b. Apabila dalam menghubungi pengelola sampah tidak transparan dalam menyampaikan informasi, maka informasi tidak dapat tersampaikan secara jelas
c. Apabila dalam melakukan kerjasama dengan pengelola sampah tidak bersikap baik, maka kerja sama tidak dapat terjalin dengan baik
5. Sosialisasi - Menyiapkan - Tersedianya materi - Akuntabilitas: Visi MIN 3 Blitar - Integritas:
pengelolaan materi sosialisasi sosialisasi Transparan dalam Terwujudnya Menyampaikan
sampah kepada menyampaikan Generasi Muslim informasi secara
rekan guru - Membuat berita - Tersedianya berita informasi kepada rekan yang Berprestasi dan benar dan jelas
tentang cara acara acara guru tentang Berkarakter Serta kepada rekan guru
pengelolaan pengelolaan sampah Berbudaya - Profesionalitas:
sampah dengan Lingkungan Melaksanakan

20
menggunakan - Membuat surat - Tercetaknya surat - Nasionalisme: Adanya tugas yang telah
metode 3R undangan undangan kerja sama dengan Kegiatan ini diberikan secara
rekan guru berkontribusi kepada disiplin dan
- Menyusun daftar - Tersedianya daftar - Etika Publik: Sopan misi mewujudkan sungguh-sungguh
hadir hadir dalam berkomunikasi kurikulum madrasah - Inovasi: Bersikap
dengan rekan guru yang kreatif, adaptif terbuka dalam
- Komitmen Mutu: dan inovatif sesuai menerima ide baru
- Menyiapkan - Tersedianya notula Materi tentang sampah dengan yang konstruktif
notula sosialisasi sosialisasi dibuat ringkas sehingga perkembangan - Tanggung jawab:
efisien biaya. dunia pendidikan Bersedia
- Meminta bantuan - Terwujudnya bantuan - Anti korupsi: yang peduli dan melakukan
mentor untuk dari mentor untuk Tanggung jawab dan berbudaya langkah-langkah
melakukan melakukan sosialisasi bekerja keras lingkungan perbaikan
sosialisasi kepada melaksanakan tugas - Keteladanan:
rekan guru terkait yang telah diamanatkan Bekerja sama
materi dengan mentor
pengelolaan untuk memerikan
sampah arahan kepada
rekan guru
Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS:
a. Apabila kegiatan sosialisasi dan kerja sama tidak terlaksana, maka kegiatan pengelolaan sampah akan terhambat pelaksanaannya
b. Apabila materi sosialisasi tidak tersedia, maka dikhawatirkan informasi tidak tersampaikan secara jelas
c. Apabila berita acara tidak tersedia, maka dokumentasi kegiatan sosialisasi tidak terwujud
d. Apabila surat undangan tidak tersedia, maka dikhawatirkan rekan guru tidak hadir dalam kegiatan sosialisasi
e. Apabila daftar hadir tidak tersedia dikhawatirkan ada rekan guru yang berhalangan hadir tidak tercatat, dikhawatirkan informasi tidak tersampaikan secara
jelas
f. Apabila notula rapat tidak tersedia, dikhawatirkan tujuan, waktu, tempat, peserta, acara, pelaksanaan, jalannya sosialisasi, dan hasil sosialisasi tidak
tercatat secara jelas
g. Terwujudnya bantuan dari mentor untuk melakukan sosialisasi
6. Menyampaikan - Menyampaikan - Tersampaikannya - Akuntabilitas: Visi MIN 3 Blitar - Integritas:
cara mengelola kepada siswa informasi kepada siswa Transparan dalam Terwujudnya Menyampaikan
sampah kepada tentang cara tentang cara menyampaikan Generasi Muslim informasi secara
siswa oleh wali pengelolaan pengelolaan sampah informasi rekan guru yang Berprestasi dan benar dan jelas
kelas masing- sampah oleh wali tentang pengelolaan Berkarakter Serta kepada siswa
masing kelas masing- sampah Berbudaya - Profesionalitas:
masing - Nasionalisme: Adanya Lingkungan Warga sekolah
kesadaran dari siswa mempunyai
untuk tertib menjaga Kegiatan ini gambaran terhadap
kebersihan berkontribusi kepada

21
- Etika Publik: Siswa misi mewujudkan kegiatan yang akan
patuh pada perintah kurikulum madrasah dilaksanakan
guru yang kreatif, adaptif - Inovasi:
- Komitmen Mutu: dan inovatif sesuai Merangsang
Materi tentang sampah dengan kemampuan siswa
disampaikan oleh perkembangan untuk memelajari
masing-masing wali dunia pendidikan tentang
kelas, sehingga efisien yang peduli dan pengelolaan
waktu berbudaya sampah
- Anti korupsi: Muncul lingkungan - Tanggung jawab:
rasa peduli siswa Bersedia
terhadap kebersihan melakukan
lingkungan langkah-langkah
perbaikan
- Keteladanan: Wali
kelas membimbing
siswa agar memiliki
pemahaman
terhadap
pengelolaan
sampah
Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS:
Apabila penyampaian informasi tidak benar dan jelas, maka dikhawatirkan informasi tidak tersampaikan secara jelas yang mengakibatkan siswa tidak
memahami tentang cara pengelolaan sampah dengan menggunakan metode 3R
7. Melaksanakan - Menyediakan - Tersedianya jajanan - Akuntabilitas: Visi MIN 3 Blitar - Integritas:
kegiatan jajanan yang yang minim Partisipatif dalam Terwujudnya Bertanggung jawab
pengurangan minim penggunaan plastik di pengelolaan sampah Generasi Muslim dalam menjalankan
sampah penggunaan kantin sekolah - Nasionalisme: Adanya yang Berprestasi dan tugas
plastik di kantin kerja sama dalam Berkarakter Serta - Profesionalitas:
sekolah mengelola sampah Berbudaya Melaksanakan
- Etika Publik: Lingkungan pekerjaan sesuai
Bertanggung jawab dengan yang sudah
dalam melaksanakan Kegiatan ini ditugaskan
tugas yang diberikan berkontribusi kepada - Inovasi: Melakukan
- Komitmen Mutu: misi mewujudkan perbaikan dalam
Terwujudnya sekolah kurikulum madrasah melaksanakan
yang minim dalam yang kreatif, adaptif tugas
menghasilkan sampah dan inovatif sesuai - Tanggung jawab:
dengan Bersedia

22
- Anti korupsi: Peduli perkembangan melakukan
terhadap pengelolaan dunia pendidikan langkah-langkah
sampah yang peduli dan perbaikan apabila
berbudaya tindakannya belum
lingkungan sesuai dengan
tujuan
- Keteladanan:
Melaksanakan tata
tertib dengan
sungguh-sungguh
Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS:
Apabila jajanan yang dijual kantin tidak minim penggunaan plastik, maka jumlah sampah akan tetap banyak
8. Melaksanakan - Membimbing - Terwujudnya bekas - Akuntabilitas: Visi MIN 3 Blitar - Integritas:
kegiatan siswa gelas plastik menjadi Partisipatif dalam Terwujudnya Bertanggung jawab
penggunaan menggunakan tempat alat tulis pengelolaan sampah Generasi Muslim dalam menjalankan
kembali barang kembali bekas - Nasionalisme: Adanya yang Berprestasi dan tugas
bekas gelas plastik usaha dalam kegiatan Berkarakter Serta - Profesionalitas:
menjadi tempat pengelolaan sampah Berbudaya Melaksanakan
alat tulis - Etika Publik: Lingkungan pekerjaan sesuai
Bertanggung jawab dengan yang sudah
dalam melaksanakan Kegiatan ini ditugaskan
tugas yang diberikan berkontribusi kepada - Inovasi: Bersikap
- Komitmen Mutu: misi mewujudkan terbuka dalam
Tempat alat tulis yang kurikulum madrasah menerima masukan
terbentuk efisien karena yang kreatif, adaptif - Tanggung jawab:
menghemat biaya dan inovatif sesuai Bersedia
- Anti korupsi: Adanya dengan melakukan
kerja keras dalam perkembangan langkah-langkah
mengelola barang dunia pendidikan perbaikan apabila
bekas yang peduli dan tindakannya belum
berbudaya sesuai dengan
lingkungan dan tujuan
Melaksanakan - Keteladanan:
pembelajaran aktif, Melakukan
kreatif, efektif dan pekerjaan yang
menyenangkan baik dimulai dari diri
berkarakter peduli sendiri
dan berbudaya
lingkungan

23
(melestarikan fungsi
lingkungan hidup)
Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS:
Apabila kegiatan membimbing tidak dilaksanakan, maka pemahaman siswa dalam menggunakan kembali barang bekas tidak terlaksana dengan baik.
9. Melaksanakan - Membimbing - Terolahnya sampah - Akuntabilitas: Visi MIN 3 Blitar - Integritas:
penggunaan siswa mengolah menjadi bentuk lain Partisipatif dalam Terwujudnya Bertanggung jawab
kembali sampah sampah menjadi yang bisa digunakan pengelolaan sampah Generasi Muslim dalam menjalankan
bentuk lain yang kembali - Nasionalisme: Adanya yang Berprestasi dan tugas
bisa digunakan usaha dalam kegiatan Berkarakter Serta - Profesionalitas:
kembali pengelolaan sampah Berbudaya Melaksanakan
- Etika Publik: Lingkungan pekerjaan sesuai
Bertanggung jawab dengan yang sudah
dalam melaksanakan Kegiatan ini ditugaskan
tugas yang diberikan berkontribusi kepada - Inovasi: Bersikap
- Komitmen Mutu: misi mewujudkan terbuka dalam
Adanya inovasi dalam kurikulum madrasah menerima masukan
menciptakan produk yang kreatif, adaptif - Tanggung jawab:
baru dari barang bekas dan inovatif sesuai Bersedia
- Anti korupsi: Adanya dengan melakukan
kerja keras dalam perkembangan langkah-langkah
mengelola barang dunia pendidikan perbaikan apabila
bekas yang peduli dan tindakannya belum
berbudaya sesuai dengan
lingkungan dan tujuan
Melaksanakan - Keteladanan:
pembelajaran aktif, Melakukan
kreatif, efektif dan pekerjaan yang
menyenangkan baik dimulai dari diri
berkarakter peduli sendiri
dan berbudaya
lingkungan
(melestarikan fungsi
lingkungan hidup)
Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS:
Apabila kegiatan membimbing tidak dilaksanakan, maka kegiatan siswa dalam menciptakan produk baru dari barang bekas tidak terlaksana dengan baik.

24
G. Jadwal Kegiatan
Tabel 5 Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan Tanggal
1. Konsultasi rencana kegiatan dengan mentor 04 - 05 September 2019
2. Koordinasi dengan MIN 5 Blitar yang sudah 06 September 2019
menerapkan Adiwiyata
3. Kerja sama dengan kantin sekolah untuk 06 - 07 September 2019
menyediakan jajanan yang minim
penggunaan plastik
4. Kerja sama dengan pengelola sampah 08 September 2019
5. Sosialisasi pengelolaan sampah kepada 09 September 2019
rekan guru tentang cara pengelolaan
sampah dengan menggunakan metode 3R
6. Menyampaikan cara mengelola sampah 11 September 2019
kepada siswa oleh wali kelas masing-
masing
7. Melaksanakan kegiatan pengurangan 15 September 2019
sampah
8. Melaksanakan kegiatan penggunaan 17 September 2019
kembali barang bekas
9. Melaksanakan penggunaan kembali 20 September 2019
sampah

H. Kendala dan Antisipasi


Kendala-kendala yang kemungkinan akan muncul saat aktualisasi dan
antisipasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Kendala Kegiatan dan Antisipasinya


No. Kegiatan Kendala Antisipasi
1. Konsultasi rencana Jadwal kerja Menyesuaikan
kegiatan dengan mentor mentor padat. kegiatan dengan
Sehingga belum jadwal mentor
bisa dipastikan
langsung bisa
konsultasi
2. Koordinasi dengan MIN 5 Pelaku aktualisasi Dibantu oleh
Blitar yang sudah belum kenal baik mentor untuk
menerapkan Adiwiyata dengan warga MIN melakukan
5 Blitar koordinasi
3. Kerja sama dengan kantin Jajanan di kantin Kantin menjual
sekolah untuk sekolah masih jajanan yang tidak
menyediakan jajanan banyak yang perlu
yang minim penggunaan menggunakan menggunakan
plastik plastik plastik sebagai
wadahnya

25
4. Kerja sama dengan Belum terjalinnyaBekerja sama
pengelola sampah hubungan dengan dengan petugas
petugas pengelolakebersihan
sampah sekolah untuk
menjalin kerja
sama
5. Sosialisasi pengelolaan Belum seragamnya Dibantu oleh
sampah kepada rekan persepsi guru mentor dalam
guru tentang cara tentang menyamakan
pengelolaan sampah pengelolaan persepsi
dengan menggunakan sampah
metode 3R
6. Menyampaikan cara Untuk siswa kelas Guru mengulang
mengelola sampah 1-3 belum terlalu penyampaian
kepada siswa oleh wali paham dalam tentang jenis-jenis
kelas masing-masing memahami jenis- sampah
jenis sampah
7. Melaksanakan kegiatan Jumlah siswa yang Kantin sekolah
pengurangan sampah banyak, menyediakan
sampahnya juga jajanan yang
banyak minim
penggunaan
plastik
8. Melaksanakan kegiatan Siswa belum bisa Wali kelas
penggunaan kembali melaksanakannya membimbing
barang bekas secara mandiri siswa di kelas
masing-masing
9. Melaksanakan Siswa belum bisa Wali kelas
penggunaan kembali melaksanakannya membimbing
sampah secara mandiri siswa di kelas
masing-masing

26

Anda mungkin juga menyukai