Anda di halaman 1dari 1

Ragasukma Tingkat Tinggi

* Ragasukma tingkat tinggi dilakukan dengan cara bersemedi atau meditasi. Tujuannya menemui saudara
empat kelima pancer. Ragasukma tingkat tinggi ini juga disebut ilmu slamet atau juga disebut ilmu sejati.
Dalam tradisi jawa ilmu ini merupakan pedoman dasar dalam belajar ilmu jawa. Seseorang tidak akan bisa
menyerap ilmu dahsyat jika belum menguasai ilmu yang satu ini. Karena ilmu saudara kembar ini merupakan
wadah untuk mengantongi aji kesaktian lainnya.

Ragasukma tingkat tinggi dilakukan dengan duduk bersila dan menyatukan pikiran dan hati. Jika pikiran bisa
bersatu dengan hati, maka orang tersebut akan bisa melihat wajahnya sendiri. Atau dikatakan telah mengenal
jatidiri.

Pada saat melihat wajahnya sendiri tersebut, sebenarnya orang ini telah berhasil melepas sukma dan
langsung menembus alam gaib tingkat tinggi, yaitu alam ruh dan bertemu ruh suci. Disitu akan terjadi
pertemuan antara ruh suci dan sukma sejati yang tak lain adalah ruh orang itu sendiri.

* Di kalangan spiritualis jawa, orang yang sudah mahir dan berpengalaman dalam melakukan pengembaraan
di segala macam alam jin dikatakan masih belum bisa apa-apa. Dan jika sudah bisa melihat wajahnya sendiri,
barulah orang ini dikatakan sedikit mengerti. Karena masih ada lagi tingkatan yang lebih sempurna selain
hanya melihat wajahnya sendiri.
Namun jika sudah berhasil mencapai tingkat kesempurnaan yang lebih tinggi, maka barulah seseorang itu
dikatakan bisa dan mengerti. Orang yang telah mencapai tingkat kesempurnaan ini akan sadar bahwa
sebenarnya tidak ada orang sakti di jagat ini, karena semua makhluk yang ada di alam semesta ini berada
dibawah kendali Sang Pencipta, yakni Tuhan Yang Maha Esa.
Dan tidak ada tempat terindah di seluruh jagat ini kecuali berada di pangkuan illahi. Inilah ilmu tertinggi yang
sebenarnya. Orang jawa juga menyebutnya ilmu slamet, artinya ilmu selamat dunia dan akhirat.

Di kalangan masyarakat jawa, orang seperti ini disebut “pintar tanpa guru dan sakti tanpa kadigdajayaan”.
Artinya orang yang tidak memiliki guru tetapi bisa mengerti segala hal karena yang menjadi gurunya adalah
hati nurani yang sudah jernih, dan tidak memiliki aji kesaktian namun ucapannya bisa menundukkan halilintar.
Hanya orang-orang yang bisa meninggalkan kesenangan duniawi yang bisa menguasai ilmu ini.
* Tokoh jawa yang menguasai ilmu ini diantaranya adalah Sunan Kalijaga beserta para murid-muridnya, seperti
Ki Ageng Selo. Dikisahkan Ki Ageng Selo pernah menangkap petir yang mencoba menyambar dirinya di
daerah Demak, Jawa Tengah. Petir ditangkap dan dipaksa berjanji tidak akan menyambar anak cucu Ki Ageng
Selo sampai akhir zaman. Akhirnya hingga kini tidak pernah ada orang yang terkena sambaran petir di daerah
Demak meskipun halilintar sering menyambar-nyambar dengan dahsyatnya di saat musim hujan.

Kisah lain, Bung Karno pernah berubah menjadi 25 orang ketika terjadi percobaan penembakan atas dirinya
pada peristiwa Cikini tahun 1965. Selain itu, Bung Karno bisa menguasai bahasa apapun tanpa belajar.
Dimana kaki berpijak, Bung Karno bisa menguasai bahasa daerah itu. Masyarakat jawa meyakini Bung Karno
memiliki ilmu sejati.
Sumber: Hasil wawancara dengan para tokoh spiritualis dan murid putra putri di perguruan ilmu jawa di
Babadan Rukun dan Kenjeran, Surabaya. Jangan lupa baca juga Bukti Allah Menjadikan Manusia
Pemimpin di Muka Bumi.

Anda mungkin juga menyukai