Stroke adalah cedera vaskuler akut pada otak. Dengan kata lain stroke adalah suatu cedera mendadak dan berat pada pembuluh-pembuluh darah otak. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan bekuan darah, penyempitan pembuluh darah, sumbatan dan penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah. Semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang memadai.(Soertidewi L, Misbach, 2011) Definisi stroke menurut WHO dalam Alrasyid (2011), adalah tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 am atau lebih yang bisa menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Di Amerika Serikat kejadian baru stroke diperkirakan seitar 400.000 orang pertahun. Data statistik menunjukkan hampir empat juta orang di Amerika Serikat menderita stroke. Stroke merupakan penyebab kematian ketiga dan penyebab kecacatan utama pada orang dewasa di Amarika Serikat ( National Stroke Associatition, 2000 dalam Alrasyid, 2011) Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam Armandhu (2012) mengatakan prevalensi (angka kejadian) stroke di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 adalah delapan per seribu penduduk atau 0,8 %. Sebagai perbandingan, prevalensi stroke di Amarika Serikat adalah 3,4% per 100 ribu penduduk, di Singapura 55 % per 100 ribu penduduk dan Thailand 11% per 100 ribu penduduk. Dari jumlah total penderita stroke di Indonesia sekitar 2,5% atau 250 ribu orang meninggal dunia dan sisanya cacat ringan maupun berat. Pada 2020 mendatang diperkirakan 7,6 juta orang akan meninggal karena stroke. Teguh (2008) mengatakan bahwa, stroke merupakan penyebab nomor satu kecacatan pada pasien. Keluarga merupakan sistem pendukung (suport system) yang sangat diperlukan oleh penderita stroke selama dalam masa pengobatan, dukungan keluarga dapat membantu dan mengatasi hambatan dalam keterampilan atau perilaku yang baru serta mencegah kekambuhan. Tanpa pendidikan pada keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dalam merawat pasien stroke dan mengorientasikan mereka pada perawatan untuk penderita stroke maka keluarga tidak akan mengerti dalam memberikan perawatan yang memadai dan dibutuhkan oleh penderita stroke. Keluarga perlu mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh penyakit stroke serta kemungkinan komplikasi yang akan terjadi paska stroke, kesembuhan pasien juga akan sulit tercapai optimal jika keluarga tidak mengerti apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi penyakit pasien setelah terjadi stroke dan perawatan apa yang sebaiknya diberikan untuk keluarganya yang mengalami stroke (Yastroki, 2011) Pada umumnya pasien stroke hidup bersama keluarganya, sehubungan dengan meningkatnya penyakit stroke saat ini dan pentingnya pengetahuan keluarga dalam pelayanan penyakit stroke, peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit stroke dan pelayanan dirumah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Keluarga tentang Penyakit Stroke dan Pelayanan di Rumah?” 1.3 Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk menganalisis Tingkat Pengetahuan Keluarga tentang Penyakir Stroke dan Pelayanan diRumah. 2. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Keluarga tentang Penyakit Stroke di Rumah 2. Mengidentifikasi Pelayanan Penyakit Stroke di Rumah 3. Menganalisis Tingkat Pengetahuan Keluarga tentang Penyakit Stroke dan Pelayanan di Rumah 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat membantu proses pembelajaran dan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan khususnya terhadap ilmu keperawatan Komunitas terkait Pengetahuan Keluarga tentang Penyakit Stroke dan Pelayanan di Rumah.