2.
1. Revolusi Industri 1.0
Revolusi Industri yang pertama terjadi pada abad ke-18 ditandai dengan penemuan
mesin uap yang digunakan untuk proses produksi barang.
2. Revolusi Industri 2.0
Revolusi industri 2.0 terjadi di awal abad ke-20. Revolusi industri ini
ditandai dengan penemuan tenaga listrik. Tenaga otot yang saat itu sudah
tergantikan oleh mesin uap, perlahan mulai tergantikan lagi oleh tenaga listrik.
Walaupun begitu, masih ada kendala yang menghambat proses produksi di pabrik,
yaitu masalah transportasi.
3. Revolusi Industri 3.0
Setelah revolusi industri yang ketiga, manusia tidak lagi memegang
peranan penting. Setelah revolusi ini, abad industri pelan-pelan berakhir dan abad
informasi dimulai.
Revolusi ketiga ini dipicu oleh mesin yang dapat bergerak dan berpikir
secara otomatis, yaitu komputer dan robot.
4. Revolusi Industri 4.0
Industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi
otomatisasi dengan teknologi siber. Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek
dalam strategi teknologi canggih Pemerintah Jerman yang mengutamakan
komputerisasi pabrik.
Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren
otomatisasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem siber-
fisik, internet of things (IoT), cloud computing, dan cognitive computing.
5. Revolusi Industri 5.0
Melalui Society 5.0, kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan
mentransformasi big data pada segala sendi kehidupan serta the Internet of
Things akan menjadi suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk
meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi
kemanusiaan. Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani
kehidupan yang lebih bermakna.
Secara sederhana, Society 5.0 dapat diartikan sebagai suatu konsep
masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis
teknologi (technology based).
3
Renaissance muncul karena berbagai faktor antara lain adalah gerakan
cultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan kemasyarakatan,
di kegerejaan di Italia pada abad pertengahan abad XIV, berakar pada cita-cita
keksatrian abad pertengahan yang menginginkan kemewahan, kemegahan,
keperkasaan dan kemasyhuran, mereka mensitesakan gagasan Kristiani dengan
pemikiran klasik (Yunani-Romawi).
4
Reformasi Gereja Protestan adalah gerakan besar di Eropa Barat pada abad XVI
(tahun 1517). Reformasi ini dipelopori biarawan dari ordo Agustinian, yaitu Martin
Luther. Tujuannya adalah mereformasi kepercayaan, doktrin, dan praktik-praktik
dalam Geraja Katolik Roma.
Gerakan itu ditandai dengan peristiwa pemakuan (penempelan) 95 dalil
Marin Luther di depan pintu atau tembok Gereja Wittenberg di Jerman.
Pada bulan Juni 1520, Paus Leo X melalui surat ketetapan (bulla) berjudul
Exsurge Domine (Bangkitlah, ya Tuhan) berharap agar Martin Luther mencabut
apa yang disebutnya sebagai ke-41 kesalahan Gereja, sebagian dari ke-95
dalilnya, dan lain-lainnya dari tulisan-tulisan dan ucapan-ucapan yang
dianggap berasal dari Luther. Atas Bulla tersebut, Kaisar Charles V memanggil
Luther ke Sidang Umum Kekaisaran Jerman di Worms (Diet of Worms),
Jerman, Untuk mempertanggung jawabkan dalil-dalil yang dianggap paus,
Girolamo Aleandro. Di Worms pada tanggal 18 April 1521, Luther
mempertahankan dalil-dalilnya dan menutupi pembelaanya.
Luther meninggalkan Worms dengan selamat pada tanggal 26 April 1521 atas
bantuan Pangeran Frederick III, Penguasa Saxon(vassal atau negara bawahan
Kekaisaran Romawi Suci).
Luther meninggalkan Worms dengan selamat pada tanggal 26 April 1521 atas
bantuan Pangeran Frederick III, Penguasa Saxon(vassal atau negara bawahan
Kekaisaran Romawi Suci).
5
Merkantilisme memicu era penjelajahan samudra dan imperialisme dengan
tujuan menguasai koloni-koloni atau wilayah-wilayah yang akan menjadi
sumber bahan baku dan pasar potensial. Pada waktu itu, rempah-rempah
merupakan komoditas yang sangat laku di pasaran Eropa.
Ringkasnya, merkantilisme secara langsung ataupun tidak langsung ikut berperan
melahirkan penjajahan di dunia, termasuk Nusantara.
Hal yang menyebabkan perkembangan ekonomi merkantilisme ini antara lain :
b. Adanya sumber arus modal baru, baik dari wilayah geografi baru maupun
ke wilayah geografi baru tersebut.
c. Kebangkitan para raja dan saudagar yang mendorong nasionalisme.
7.
Dampak Langsung Reformasi Gereja
a. Lahirnya protestanisme
8.
Revolusi Industri yang terjadi di Eropa dan Inggris khususnya membawa dampak di
bidang sosial, ekonomi, dan politik. Di bidang sosial munculnya golongan buruh yang hidup
menderita dan berusaha berjuang untuk memperbaiki nasib. Gerakan kaum buruh inilah yang
kemudian melahirkan gerakan sosialis yang menjadi lawan dari kapitalis. Bahkan kaum buruh
akhirnya bersatu dalam suatu wadah organisasi, yakni Partai Buruh. Di bidang ekonomi,
perdagangan makin berkembang. Perdagangan lokal berubah menjadi perdagangan regional
dan internasional. Sebaliknya, di bidang politik, Revolusi Industri melahirkan imperialisme
modern.
Perubahan di bidang politik :
Sejak VOC dibubarkan pada tahun 1799, Indonesia diserahkan kembali kepada
pemerintahan Kerajaan Belanda. Pindahnya kekuasaan pemerintahan dari VOC ke tangan
pemerintah Belanda tidak berarti dengan sendirinya membawa perbaikan. Kemerosotan
moral di kalangan para penguasa dan penderitaan penduduk jajahan tidak berubah. Usaha
perbaikan bagi penduduk tanah jajahan tidak dapat dilaksanakan karena Negeri Belanda
sendiri terseret dalam perang dengan negara-negara besar tetangganya. Hal ini terjadi karena
Negeri Belanda pada waktu itu diperintah oleh pemerintah boneka dari Kerajaan Prancis di
bawah pimpinan Napoleon Bonaparte. Dalam situasi yang demikian, Inggris dapat
memperluas daerah kekuasaannya dengan merebut jajahan Belanda, yaitu Indonesia.
10.
Bonivacius VIII versus Philip IV
Antara pertengahan abad XIV dan menjelang awal abad XV, muncul dua teolog
terkemuka di Eropa yang melakukan kritik dan kecaman terbuka terhadap Gereja,
yaitu John Wycliffe (1324-1384) dari Inggris dan Jan Hus (1369-1415) dari Bohemia
(Republik Ceko). Wycliffe mempertanyakan hak Gereja atas kuasa duniawi dan
kekayaan Gereja. Gereja seharusnya tidak memiliki harta duniawi . Gereja harus
miskin dan sederhana seperti Gereja di awl-awal kekristenan.Wycliffe juga
mempertanyakan penjualan surat-surat pengampunan dosa dan jabatan-jabatan di
gereja serta penyembahan kepada relikui yang dianggapnya sebagai bentuk tahayul.