Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
57
58
3. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari
bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Contoh : Mengumpulkan informasi
Dalam mapel IPA, siswa mengumpulkan data atau guru memberikan data tentang
komponen-komponen yang terdapat dalam larutan ekstrak buah belimbing atau
buah tomat.
4. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar
Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun
2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari
hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi.
Contoh: Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar, siswa mengolah
informasi yang diberikan oleh guru. Analisis data dalam IPS, misalnya siswa
diajak untuk membaca buku siswa halaman 2-6 tentang konsep ruang, waktu,
konektivitas, dan interaksi sosial. Konsep-konsep ini dihubungkan dengan
informasi atau data awal, pertanyaan dan hipotesis, serta data yang terkumpul.
5. Mengomunikasikan
Pada langkah ini, siswa dapat menyampaikan hasil kerjanya secara lisan
maupun tertulis, misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.
Contoh: Mengomunikasikan: Pada langkah ini, siswa dapat menyampaikan hasil
kerjanya secara lisan maupun tertulis, misalnya melalui presentasi kelompok,
diskusi, dan tanya jawab.
2. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam pendekatan saintifik
tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman siswa
terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi
pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa. Dalam kegiatan ini guru harus
mengupayakan agar siswa yang belum paham suatu konsep dapat memahami
60
1. Siklus 1
a. Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan calon kepala sekolah untuk kegiatan RTK
adalah :
1) Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah bahwa calon kepala sekolah
mempunyai program pengembangan kompetensi kepemimpinan untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP berbasis saintifik.
Bersama dengan kepala sekolah mengadakan koordinasi dengan wakasek
kurikulum untuk menyelaraskan program calon kepala sekolah dengan
program sekolah.
61
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Grafik 3.1 Monitoring dan evaluasi yang diberikan oleh peserta pada
Calon Kepala Sekolah Siklus 1
Kompetensi
Kepribadian :
86
85
84
83
82
81
Kompetensi
Kompetensi Sosial :
Kewirausahaan :
Grafik 3.2 Hasil evaluasi kepala sekolah dan guru tentang aspek kompetensi CKS
3. Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Workshop RPP Berbasis Saintifik
Workshop Calon Kepala Sekolah dalam rangka peningkatan kemampuan
guru dalam penyusunan RPP berbasis pendekatan saintifik diikuti oleh 8 orang
guru sebagai peserta. Calon kepala sekolah melakukan monitoring terhadap
pelaksanaan kegiatan workshop RPP berbasis saintifik pada siklus 1 sebagaimana
tabel 3.3.
65
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
d. Refleksi
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi siklus 1 pada kegiatan RTK melalui
workshop baru 25% yang mencapai ketuntasan artinya persentase ketuntasannya
masih dibawah indikator ketuntasan 85%. Sedangkan Analisis Evaluasi Tujuan
Calon Kepala Sekolah (CKS) siklus 1 adalah 84 termasuk kategori baik.
Hasil evaluasi penilaian kompetensi calon kepala sekolah dalam rencana
tindak kepemimpinan menunjukan bahwa skor rata-rata kompetensi kepribadian
adalah 83%, skor kompetensi sosial adalah 84%, skor rata-rata kompetensi
kewirausahaan adalah 86%.
Sementara monitoring pelaksanaan kegiatan workshop RPP berbasis
saintifik pada siklus 1 baru mencapai rata-rata 80% dari indikator ketercapaian
85% yang ditentukan sebelumnya. Walaupun secara ketuntasan perindividu
sudah ada 5 orang guru/peserta yang sudah mencapai nilai ketuntasan diatas 85%.
Berdasarkan uraian kerena belum mencapai ketuntasan sesuai dengan
indikator kinerja yang ditentukan yaitu 85% maka kegiatan RTK baik monitoring
dan evaluasi yang dilakukan instrumen evaluasi tujuan CKS dan monitoring
pelaksanaan kegiatan workshop oleh peserta, perlu dilanjutkan pada siklus 2.
2. Siklus 2
a. Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan calon kepala sekolah pada siklus kedua
adalah:
1) Berkoordinasi dengan wakasek sarana untuk penyiapan tempat yang akan
digunakan pendampingan, dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan saat
pelaksanaan workshop seperti sound system, LCD proyektor dan lain-lain.
2) Bersama panitia Workshop menyiapkan dan membagikan undangan untuk
peserta kegiatan.
3) Bersama panitia Workshop menyiapkan konsumsi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus 2 dalam rencana tindak kepemimpinan yaitu
“Peningkatan Kemampuan Guru dalam Penyusunan RPP berbasis pendekatan
67
Hasil monitoring dan evaluasi yang diberikan oleh peserta dapat dilihat
diagram 3.4 sebagai berikut.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil monev pada siklus 2
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yaitu mencapai rata-rata 96%.
Hal ini tentu saja sudah mencapai indikator kinerja yang sudah ditentukan
sebelumnya yaitu 85%. Dengan kata lain bahwa menurut peserta, bahwa calon
kepala sekolah sudah sukses melaksanakan tindak kepemimpinan melalui
68
98
97
96
95
94
93
92
1 2 3 4 5 6 7 8
Grafik 3.4 Monitoring dan evaluasi yang diberikan oleh peserta pada
Pelaksanaan Kegiatan Workshop Siklus 2
Tabel 3.5 Hasil Analisis Evaluasi Tujuan Calon Kepala Sekolah (CKS) Siklus 2
Kompetensi
Kepribadian :
99
99
99
98
98
98
Kompetensi Kompetensi
Kewirausahaan : Sosial :
Grafik 3.5 Hasil evaluasi kepala sekolah tentang aspek kompetensi CKS
70
d. Refleksi
Berdasarkan analisis data pada siklus 2 baik pelaksanaan monitoring dan
evaluasi pada kegiatan RTK melalui workshop, hasil evaluasi penilaian
kompetensi calon kepala sekolah dalam rencana tindak kepemimpinan, dan
monitoring pelaksanaan kegiatan workshop RPP berbasis saintifik sudah
mencapai nilai ketuntasan di atas 85%, maka kegiatan RTK tidak perlu
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
sebagai berikut (1) Menciptakan suasana akrab dengan guru, (2) Membahas
persiapan yang dibuat oleh guru (perangkat pembelajaran) dan membuat
kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan, dan (3)
Menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan
Berdasarkan data pada tabel 3.7 di atas dapat dijelaskan lebih lanjut hasil
analisis untuk kegiatan pra observasi guru yunior 1 dan guru yunior 2 sebagai
berikut.
a) Pra observasi guru Yunior 1
Pra observasi pada guru yunior 1 dilakukan untuk melihat kelengkapan
perencanaan pembelajaran. Pada pertemuan pertama calon kepala sekolah
meminta perangkat pembelajaran dilaksanakan sebelum mengujungi kelas yaitu
pada tanggal 23 Oktober 2017. Berdasarkan data padatabel 3.8 pra observasi
untuk guru yunior 1 diperoleh jumlah skor 43 dengan rata-rata persentase 98%
dengan kriteria sangat baik.
b) Pra observasi guru Yunior 2
Sama dengan dilakukan pada guru yunior 1, pra observasi untuk guru
yunior 2 juga dilaksanakan untuk tujuan yang sama yang dilaksanakan pada 20
Oktober 2017. Berdasarkan data padatabel 3.8 pra observasi untuk guru yunior 2
diperoleh jumlah skor 42 dengan rata-rata persentase 95% dengan kriteria sangat
baik.
2) Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan oleh calaon kepala sekolah untuk
melakukan supervisi di kelas yang dikenal dengan observasi pelaksanaan
pembelajaran untuk kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Hasil
obsrvasi pelaksanaan pembelajaran kedua guru senior dapat dilihat pada tabel 3.8
berikut.
Tabel 3.8. Analisis Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1
Nomor
No %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 84
2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 81
Persentase rata-rata 82
76
Berdasarkan data pada tabel 3.8 di atas dapat dijelaskan lebih lanjut hasil
analisis untuk kegiatan observasi guru yunior 1 dan guru yunior 2 sebagai berikut.
a) Observasi guru yunior 1
Calon kepala sekolah melakukan observasi langsung ke kelas VII-C
tempat guru yunior 1 yang dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2017.
Berdasarkan data di atas hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus 1
kegiatan pendahuluan memperoleh skor 4 (nilai sangat maksimal), dan pada
kegiatan inti, mendapat skor sangat maksimal (4) untuk 4 item dan 9 item
memperoleh skor 3 (maksimal), sementara kegiatan penutup kedua item
mendapat skor maksimal (3) dengan rata-rata persentase 84% (kriteria baik).
Pada kegiatan pendahuluan guru mengucapkan salam dan meminta ketua
kelas untuk berdoa, dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Guru
memberikan apresiasi dan motivasi, dan memberi tahu kompetensi yang akan
dicapai (tujuan pembelajaran). Calon kepala sekolah melihat kembali silabus,
RPP, bahan ajar, alat peraga atau media dan penilaian yang akan digunakan.
Pengamatan berlangsung saat pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan
pendauluan, kegiatan inti sampai pada kegiatan penutup.
Sub topik yang disampaikan guru yunior 1 adalah Zat Padat, Zat Cair dan
Gas. Pada kegiatan pendahuluan guru memberi apresiasi dan motivasi dimana
guru mengingatkan siswa pada fenomena alam melalui demonstrasi dengan
meniup balon, kemudian guru mengajukan pertanyaan seperti : Apa yang terdapat
dalam balon karet? Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari
klasifikasi benda.
Ketika masuk pada kegiatan ini guru menyampaikan informasi tentang
kegiatan yang akan dilakukan yaitu pengelompokan benda-benda berdasarkan
sifatnya, Membagi lembar kerja yang berisi table pengamatan, Membagi siswa
menjadi 5 kelompok, Peserta didik mengamati benda-benda tak hidup di sekitar
sekolah secara kelompok. Mengumpulkan benda-banda dan mengelompokan
berdasarkan sifatnya. Diskusi kelompok untuk mempelajari LKS dan
mengidentifikasi konsep yang harus diperoleh melalui observasi. Siswa mencatat
data yang diperoleh pada LKS yang tersedia, diskusi kelompok untuk mengolah
77
pertemuan berikutnya.
9. Dengan demikian, apa Inysa Allah akan saya perbaiki lagi dalam
yang akan Saudara KBM berikutnya
lakukan untuk pertemuan
berikutnya?
Kesan umum: Semoga KBM ini tidak hanya dalam
supervisi, tetapi dilanjutkan dalam KBM
sehari – hari
Saran: Beberapa item yang belum maksimal
sebaiknya menjadi refleksi untuk perbaikan
pada siklus 2.
2. Siklus 2
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan siklus kedua diawali dengan mendiskusikan jadwal
untuk supervisi berikutnya kepada guru yunior 1 dan 2. Kesepakatan untuk guru
yunior 1 diadakan pada tanggal 30 Oktober 2017, dan guru yunior 2 dilaksanakan
pada tanggal 27 Oktober 2017.
b. Tahap pelaksanaan
1) Pra-Observasi
Calon kepala sekolah menghubungi guru yunior yang akan diobservasi
dan menyiapkan sejumlah instrumen yang akan digunakan pada pelaksanaan
observasi di antaranya : (1) instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran, (2)
instrumen observasi kelas, (3) daftar pertanyaan setelah observasi, dan (4) format
tindak lanjut hasil supervisi. Selanjutnya melakukan pertemuan dengan guru
yunior yang akan diobservasi. Data pra observasi untuk guru yunior 1 dan guru
yunior 2 dapat dilihat pada tabel 3.12 sebagai berikut.
Tabel 3.12. Analisis Instrumen Perencanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus 2
Nomor
No Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 100
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43 98
Rerata persentase 99
guru yunior 1 diperoleh jumlah skor 44 dengan rata-rata persentase 100% dengan
kriteria sangat baik.
d) Pra observasi guru Yunior 2
Sama dengan dilakukan pada guru yunior 1, para observasi untuk guru
yunior 2 juga dilaksanakan untuk tujuan yang sama yang dilaksanakan pada 27
Oktober 2017. Berdasarkan data pada tabel 3.8 pra observasi untuk guru yunior 2
diperoleh jumlah skor 43 dengan rata-rata persentase 98% dengan kriteria sangat
baik.
2) Observasi
Berdasarkan data pada tabel 3.13 di atas dapat dijelaskan lebih lanjut hasil
analisis untuk kegiatan observasi guru yunior 1 dan guru yunior 2 sebagai berikut.
Tabel 3.13 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2
Nomor
No %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Jml
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 66 97
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 65 96
Rerata Presentase - 97
sedangkan pada kegiatan inti hanya 3 item memperoleh skor 3 (maksimal) dan
selebihnya mendapat skor 4 (sangat maksimal) dengan rata-rata persentase 96%
(kriteria amat baik).
Calon kepala sekolah melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran pada
guru guru yunior 2 yang mengajar bidang studi IPS kelas IX-D dengan mengacu
pada RPP yang disusun guru. Calon kepala sekolah mengamati jalannya proses
pembelajaran berlangsung, dengan melihat administrasi yang telah dipersiapkan
oleh guru yunior dalam pelaksanaan observasi di antaranya: RPP, bahan ajar, alat
peraga atau media dan penilaian yang akan digunakan. Pengamatan berlangsung
saat pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai pada kegiatan
penutup.
Materi yang disampaikan adalah perkembangan budaya. Sama seperti
siklus 1 ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk berdoa menurut agama
dan keyakinan masing-masing. Guru memberikan salam dan melakukan
komunikasi tentang kehadiran siswa. Guru memotivasi siswa dalam mengawali
kegiatan pembelajaran. Guru motivasi siswa dengan diminta untuk saling
menceritakan budaya masyarakat di sekitar wilayah tempat tinggalnya. Siswa
dapat menemukan perbedaan budaya masyarakat untuk menuju kompetensi yang
akan dicapai.
Selanjutnya, pada kegiatan inti Siswa dibagi dalam 5 kelompok. Setiap
kelompok mengkaji materi pelajaran tentang perkembangan budaya di Indonesia,
kemudian siswa mencatat materi yang essensial. Setiap kelompok menyampaikan
catatan esensial, dan setiap kelompok memberikan tanggapan dan penilaian.
Tanya jawab tentang hal-hal yang kurang dipahami oleh masing-masing.
Pada saat pelaksanaan supervisi, guru belum melakukan penilaian
pengamatan/observasi baik sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Padahal dalam
RPP direncanakan penilaian pengamatan di pertemuan ini. Dilanjutkan dengn
refleksi. Siswa mampu menumbuhkan sikap dan perilaku terhadap kepekaan
permasalahan sosial di masyarakat. Untuk memperoleh bukti pelaksanaan
pembelajaran tersebut calon kepala sekolah mendokumentasi-kannya dalam
bentuk foto.
87
Tahap tindak lanjut hasil supervisi pada 2 guru yunior dapat dijelaskan
sebagai berikut: Guru yunior 1 untuk mata pelajaran IPA kelas VII berkaitan
dengan perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 98% meningkat
menjadi 100% pada siklus 2, guru yunior 2 dari 95% pada siklus 1 menjadi 98
pada siklus 2. Sedangkan dari segi pelaksanaan pembelajaran guru yunior 1 84%
meningkat menjadi 97%, untuk guru yunior 2 dari 81% meningkat menjadi 96%
Berdasarkan hasil tersebut maka kedua guru yunior perlu mempertahankan dan
terus meningkatkan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
4) Hasil
Hasil pelaksanaan supervisi guru yunior yang telah dilaksanakan pada
siklus 1 terhadap guru yunior Ety Kusmiyati, S.Pd, dan Hilida, S.Pd diperoleh
nilai : (a) perencanaan pembelajaran pada siklus 1 98%, dan 95% (b) Observasi
pelaksanaan pembelajaran adalah 84% untuk Ibu Ety Kusmiyati, S.Pd, dan Ibu
Hilida, S.Pd., dengan persentase 81%. Hasil pelaksanaan supervisi guru yunior
yang telah dilaksanakan pada siklus 2 terhadap guru yunior Ety Kusmiyati, S.Pd,
dan Ibu Hilida, S.Pd diperoleh nilai : (a) perencanaan pembelajaran pada siklus 2
100%, dan 98% (b) Observasi pelaksanaan pembelajaran adalah 97% untuk Ibu
Ety Kusmiyati, S.Pd, dan Ibu Hilida, S.Pd., dengan persentase 96%. Nilai
tersebut mengindikasikan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran termasuk
ke dalam kategori kemampuan sangat baik artinya dapat digunakan untuk
contoh bagi guru lain.
Dari pengamatan pada siklus 1 dan siklus 2, untuk guru junior atas nama
Ety Kusmiyati, S.Pd, dan Ibu Hilida, S.Pd terlihat adanya peningkatan perolehan
skor nilai dari siklus 1 ke siklus 2 sebagaimana tabel berikut.
91
untuk satu bulan hingga satu tahun pelajaran. Perencanaan jangka menengah
adalah perencanaan untuk pekerjaan yang memerlukan waktu 1 - 4 tahun,
sedangkan perencanaan jangka panjang meliputi perencanaan sekitar 5 – 10 tahun.
Proses perencanaan menjadi salah satu keterampilan yang penting mengingat
perencanaan yang baik merupakan setengah dari kesuksesan suatu pekerjaan.
Prinsip perencanaan yang baik, akan selalu mengacu pada pertanyaan: “Apa,
siapa, kapan, di mana, dan bagaimana sesuatu dilakukan”. Detail perencanaan
inilah yang akan menjadi kunci kesuksesan pekerjaan.
Kedua, keterampilan melakukan pengorganisasian. Lembaga pendidikan
mempunyai sumber daya yang cukup besar mulai sumber daya manusia yang
terdiri dari guru, karyawan, dan siswa, sumber daya keuangan, hingga fisik mulai
dari gedung serta sarana dan prasarana yang dimiliki. Salah satu masalah yang
sering melanda lembaga pendidikan adalah keterbatasan sumber daya. Kepala
sekolah harus mampu menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia dengan sebaik-baiknya. Walaupun terbatas, namun sumber daya yang
dimiliki adalah modal awal dalam melakukan pekerjaan. Karena itulah seni
mengelola sumber daya menjadi keterampilan manajerial yang tidak bisa
ditinggalkan.
Ketiga, kemampuan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan. Tahapan ini mengisyaratkan kepala sekolah membangun
prosedur operasional lembaga pendidikan, memberi contoh bagaimana bekerja,
membangun motivasi dan kerjasama, serta selalu melakukan koordinasi dengan
berbagai elemen pendidikan. Tidak ada gunanya perencanaan yang baik jika
dalam implementasinya tidak dilakukan secara sungguh-sungguh dan profesional.
Keempat, kepala sekolah harus mampu melakukan tugas-tugas
pengawasan dan pengendalian. Pengawasan (supervisi) ini meliputi supervisi
manajemen dan supervisi dalam bidang pengajaran. Supervisi manajemen artinya
melakukan manajemen dalam bidang pengembangan keterampilan dan
kompetensi administrasi dan kelembagaan, sementara supervisi pengajaran adalah
melakukan pengawasan dan kendali terhadap tugas-tugas serta kemamapuan
tenaga pendidik sebagai guru. Karenanya kepala sekolah juga harus mempunyai
99
b. Sekolah Magang 2
Pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan menggunakan
panduan yang disusun BSNP. Kurikulum dibuat dengan mempertimbangkan
karakteristik daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta
didik, dan kebutuhan pembelajaran. Kurikulum telah menunjukan adanya alokasi
waktu, rencana program remedial, dan pengayaan bagi siswa. Sekolah
menyediakan layanan bimbingan dan konseling untuk memenuhi kebutuhan
pengembangan pribadi peserta didik. Sekolah menyediakan kegiatan ekstra
kurikuler untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik.
Ada Dokumen I dan II Kurikulum SMPN 8 Kota Bima. Ada SK Tim
Pengembang Kurikulum Sekolah. Kurikulum Sekolah kami disusun sesuai
Panduan BSNP yaitu : Jumlah Jam Pelajaran per minggu seharusnya 38 jam.
Perlu ada berita acara dan daftar hadir saat penyusunan dan pengembangan
kurikulum. Sekolah perlu memverifikasi Kurikulum/KTSP kepada pihak relevan.
Kurikulum telah menunjukan adanya alokasi waktu, rencana program remedial,
dan pengayaan bagi siswa. Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan disediakan
untuk setiap guru pada semester.
Alokasi waktu 38 jam pelajaran per minggu, 1 jam pelajaran 40 menit
Sekolah perlu pengaturan kegiatan remedial dan pengayaan disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing guru.
Penyelenggaraan berdasarkan kebutuhan peserta didik (jenis kelamin,
minat, bakat, dan usia peserta didik). Sekolah mempunyai kegiatan Ekstra
Kurikuler : Olah Raga Prestasi, Tarian, Paduan suara, Olimpiade, KIR.
Disusunnya Muatan Lokal sebagai bentuk penyesuaian dengan karakteristik
daerah, kebutuhan sosial, kondisi budaya dan kebutuhan pembelajaran. Sekolah
perlu pendalaman materi dan pengembangan Muatan lokal secara berkala dan
terus menerus.
3. Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Sekolah Magang 1
Sekolah memiliki program perencanaan yang berkaitan dengan pendidik
dan tenaga kependidikan walaupun belum seideal yang diharapkan. Sekolah
103
sesama PTK, PTK dengan semua warga sekolah, dan PTK dengan masyarakat,
Sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang mematuhi dan sanksi bagi
yang melanggar. Kepala sekolah melaporkan hasil evaluasi kepada komite
sekolah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan sekurang-kurangnya setiap
akhir semester. Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-kurangnya
setiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala sekolah/madrasah dan orang
tua/wali peserta didik.Tenaga Administrasi Sekolah melaporkan pelaksanaan
teknis dari tugas masing-masing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang
ditujukan kepada kepala sekolah.
b. Sekolah Magang 2
SMPN 8 Kota Bima Memiliki 58 tenaga pendidik berjenis kelamin laki 16
orang, perempuan 46 orang. Tenaga pendidik 3 orang berkualifikasi S2, 54 orang
berkualifikasi S1, 1 orang berkualifikasi D2 dan 1 orang berkualifikasi SMA. Dari
58 orang tenaga pendidik berstatus sebagai PNS 32 dan tenaga honor 26 orang.
SMP magang 2 memiliki 14 orang tenaga kependidikan dengan perincian 4
berstatus PNS dan 10 Non PNS. Berdasarkan analisis kebutuhan guru, kelebihan
pada mata pelajaran Bahasa Inggris (3), IPA (1), IPS (1) dan kekurangan guru
pada mata pelajaran bahasa indonessia (1), matematika (1), PJOK (2), Prakarya
(1), Seni budaya (3), PKN (1), BK (1)
4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah
a. Sekolah magang 1
Hasil kajian calon kepala sekolah tentang pengelolaan sarana dan
prasarana sekolah, baik di SMPN 4 Kota Bima, maupun di SMPN 8 Kota Bima
pada dasarnya sarana dan prasarana dilaksanakan sesuai kebutuhan sekolah.
Kondisi ideal berdasarkan acuan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang
sarana dan prasarana memenuhi kajian: a) Persyaratan perencanaan, b) Prosedur
perencanaan sarpras, c) Perencanaan pengadaan barang bergerak, d) Perencanaan
pengadaan barang tidak bergerak.
Jumlah ruang kelas ada 17 ruang, namun ruang ketrampilan 3 ruang
digunakan juga untuk ruang kelas, disamping itu 1 ruang laboratorium dijadikan
ruang kelas sehingga total ruang kelas digunakan sebanyak 21 ruang kelas.
105
dipenuhi yang prioritas saja, dan yang tidak bertentangan dengan petunjuk teknis
penggunaan dana BOS.
Hal terpenting yaitu usaha kepala sekolah dalam mengadakan sarpras dan
merawat sarpras sehingga menjadi milik bersama warga sekolah. Dengan
demikian nilai penting bagi calon kepala sekolah adalah tentang bentuk upaya
kepala sekolah dalam mengadakan sarpras dan merawat sarpras bagi warga
sekolah.
5. Pengelolaan Peserta Didik
a. Sekolah Magang 1
Hasil kajian calon kepala sekolah tentang pengelolaan pendidik dan tenaga
kependidikan di SMPN 4 Kota Bima. Pada SMPN 4 Kota Bima terdapat
perencanaan penerimaan peserta didik dengan mempertimbangkan daya tampung
sekolah. Dalam penerimaan peserta didik sekolah memperhatikan: Pembentukan
panitia PPDB, Rapat kerja dan pembagian tugas, Proses pendaftaran, Proses
Seleksi, Proses penentuan calon terpilih, Proses daftar ulang. Penerimaan peserta
didik sekolah dilakukan: secara obyektif, transparan, dan akuntabel sebagaimana
tertuang dalam aturan sekolah; tanpa diskriminasi atas dasar pertimbangan gender,
agama, etnis, status sosial, kemampuan ekonomi bagi penerima subsidi dari
Pemerintahdan/ atau Pemerintah Kota, sesuai dengan daya tampung sekolah.
Melakukan orientasi peserta didik yang bersifat akademik dan pengenalan
lingkungan tanpa kekerasan dengan pengawasan guru. Sekolah melakukan
administrasi peserta didik yang meliputi: Buku penerimaan peserta didik baru,
Buku klaper, Buku induk siswa, Buku mutasi siswa, Buku absensi siswa,dan
Buku alumni.
Terdapat kriteria yang jelas terhadap kenaikan kelas dan kelulusan peserta
didik Terdapat tata tertib untuk siswa yang petunjuk, larangan dan sanksi bagi
siswa yang melanggar tata tertib, tidak terdapat kode etik yang memuat norma
tentang : Hubungan sesama peserta didik, peserta didik dengan semua warga
sekolah, dan peserta didik dengan masyarakat, Sistem yang dapat memberikan
penghargaan bagi yang mematuhi dan sanksi bagi yang melanggar. Sekolah
mengatur organisasi peserta didik yang meliputi OSIS, sekolah mengatur layanan
107
Sekolah magang 1 tidak memiliki sumber keuangan selain dari dana BOS,
Sekolah melaporkan perubahan data siswa setiap triwulan kepada tim BOS kota.
Dana BOS masuk kesekolah lewat rekening sekolah. Setiap pengeluaran uang
harus didukung dengan bukti kwitansi yang sah. Uraian pembayaran harus jelas
dan terinci sesuai dengan peruntukannya. Setiap bukti pembayaran harus disetujui
kepala sekolah dan lunas dibayar oleh bendahara. Setiap pembelian barang harus
dilapor ke Dinas Pendidikan Kota Bima. Memiliki buku kas umum yang meliputi
semua transaksi eksternal yaitu yang berhubungan dengan pihak ketiga. Memiliki
buku kas pembantu untuk menulis transaksi tunai dan ditandatangani oleh
bendahara dan kepala sekolah. Memiliki buku pembantu bank untuk mencatat
transaksi melalui bank dan ditandatangani oleh bendahara dan kepala sekolah
memiliki buku pembantu pajak untuk mencatat semua transaksi yang harus
dipungut pajak. Sekolah memili ki buku bank. Sekolah mengumumkan besar dana
yang diterima dan dikelola oleh sekolah dan rencana penggunaan dana dipapan
pengumuman sekolah. Sekolah mengumumkan penggunaan dana di papan
pengumuman.
Laporan kegiatan dan pertanggung-jawaban selama satu tahun anggaran
disampaikan kepada dinas pendidikan Kota Bima. Sekolah menyusun laporan
disusun berdasarkan buku kas umum dari sumber dana yang dikelola oleh
sekolah pada periode yang sama. Sekolah melaporkan per triwulan dan
ditandatangani oleh bendahara, kepala sekolah dan komite sekolah.
b. Sekolah Magang 2
Manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan,
pengawasan, dan pertanggungjawaban keuangan sekolah. Mengkaji pengelolaan
keuangan sekolah tempat magang pada kegiatan OJL bertujuan untuk melatih
calon kepala sekolah dalam mengidentifikasi sumber-sumber keuangan sekolah,
menentukan alokasi pembiayaan sekolah dengan baik, dan memahami mekanisme
pertanggungjawaban keuangan sekolah. Setelah melakukan wawancara dengan
kepala sekolah dan bendahara sekolah dapat digambarkan pengelolaan keuangan
di dua seolah sebagai berikut. Sumber keuangan yang berasal dari pemerintah
110
berupa yang rutin yaitu BOS. Pada dasarnya pengelolaan keuangan sudah sesuai
dengan standar pengelolaan, hal ini terbukti dalam peneyelesaian pelaporan secara
berkala baik ke komite maupun ke Dinas Pendidikan tidak bermasalah.
Kesenjangan terjadi pada transparansi yang masih kurang ini terlihat dari tidak
tersedianya papan informasi dana BOS, baik penerimaan maupun
penggunaannnya.
Sekolah magang 2 memiliki sumber dana lain selain dana BOS yaitu dari
hasil sewa Kantin dan sewa lahan sawah produktif . Penghasilan dari jasa
produksi dikonsentrasikan untuk pembangunan Mushala. Sekolah melaporkan
perubahan data siswa setiap triwulan kepada tim BOS kota. Dana BOS masuk
kesekolah lewat rekening sekolah. Setiap pengeluaran uang harus didukung
dengan bukti kwitansi yang sah. Uraian pembayaran harus jelas dan terinci sesuai
dengan peruntukannya. Setiap bukti pembayaran harus disetujui kepala sekolah
dan lunas dibayar oleh bendahara. Setiap pembelian barang harus dilapor ke
Dinas Pendidikan Kota Bima. Memiliki buku kas umum yang meliputi semua
transaksi eksternal yaitu yang berhubungan dengan pihak ketiga. Memiliki buku
kas pembantu untuk menulis transaksi tunai dan ditandatangani oleh bendahara
dan kepala sekolah. Memiliki buku pembantu bank untuk mencatat transaksi
melalui bank dan ditandatangani oleh bendahara dan kepala sekolahMemiliki
buku pembantu pajak untuk mencatat semua transaksi yang harus dipungut pajak.
Sekolah memili kibuku bank. Sekolah tidak mengumumkan besar dana yang
diterima dan dikelola oleh sekolah dan rencana penggunaan dana dipapan
pengumuman sekolah.
Laporan kegiatan dan pertanggung-jawaban selama satu tahun anggaran
disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kota Bima. Sekolah menyusun laporan
disusun berdasarkan buku kas umum dari semua sumber dana yang dikelola oleh
sekolah pada periode yang sama. Sekolah melaporkan per triwulan dan
ditandatangani oleh bendahara, kepala sekolah dan komite sekolah.
7. Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah (TAS)
a. Sekolah Magang 1
111
Supervisi 4 100
Sosial 5 95
2. Pelaksanaan
a. Kewirausahaan
Sebagaimana yang penulis tuangkan pada Analisis Kebutuhan
Pengembangan Keprofesian (AKPK), penulis merasa masih kurang dalam
kompetensi kewirausahaan, khususnya aspek meningkatkan pengalaman dalam
menyusun rencana pengelolaan kegiatan produksi dan jasa di sekolah dengan
baik.
Tindakan kepala sekolah menjadi contoh dalam kecermatan memper-
hitungkan risiko sehingga dapat mengarahkan guru, TAS, dan peserta didik dalam
semangat kewirausahaan sekolah (teladan). Kepala SMPN 8 Kota Bima memiliki
analisis kebutuhan dalam kewirausahaan yang dapat dijadikan oleh calon kepala
sekolah sebagai referensi dalam menyusun rencana pengelolaan kegiatan produksi
dan jasa di sekolah. Apa yang dilaksanakan di sekolah magang 2 ini menjadi
bahan pembelajaran bagi calon kepala sekolah dalam rangka memperkuat AKPK
kewirausahaan yang lemah.
Adapun kompetensi kewirausahaan, dalam hal ini menyusun rencana
pengelolaan kegiatan produksi dan jasa di sekolah, sekolah agang 2 telah
mengintegrasikannya dalam mata pelajaran, khususnya mulok. Dalam struktur
kurikulum KTSP SMP Negeri 8 Kota Bima, Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal (PBKL) yang berkaitan dengan kewirausahaan nampak dalam :
1. Pendidikan Lingkungan Hidup dan Kewirausahaan (Terintegrasi dalam Mata
Pelajaran Prakarya)
2. Seni Tari Tradisional (Terintegrasi dalam Mata Pelajaran Seni Budaya)
116