Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Peternakan Vol 14 No 2 September 2017 (48–53) ISSN1829 – 8729

FRAKSI SERAT KULIT UBI KAYU (Manihot utilissima)


YANG DIFERMENTASI
DENGAN RAGI TAPE (Saccharomyces cerevisae)

E. IRAWATI, LIL FITRI, T. ADELINA DAN ELVIRIADI


Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Kampus II Raja Ali Haji Jln. Soebrantas KM 16 Panam–Pekanbaru
Email : eviirawati2013@gmail.com

ABSTRACT

Feed is one of the important factors in the livestock business. Cassava skin can be made into one alternative feed by
fermentation. This study purposed to know the content of the fiber fraction such as neutral detergent fiber (NDF), acid
detergent fiber (ADF), acid detergent lignin (ADL), hemicellulose and sellulose cassava skin with tape yeast on different
fermentation time. This research was conducted from September to October 2016 at Laboratory of Nutrition and Chemistry,
Faculty of Agriculture and Animal Husbandry of State Islamic University Sultan Syarif Kasim of Riau. This Research was
conducted by experiment. The study design used was completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments and 5
replications. The treatment in this study was fermentation time A = 0 days, B = 3 days, C = 6 days and D =9 days. The
results showed that the different fermentation time (9 days) hight significantly (P<0.01) the content of ADF and no
significant (P>0.05) in NDF, ADL, hemicellulose and sellulose. As conclusion that the different fermentation time was
gived effect the content of ADF but no significantly (P>0.05) to content NDF,ADL, hemicellulose and sellulose KUKF.

Keywords : cassava skin, NDF, ADF, ADL, hemiselulosa, selulosa, fermentation

PENDAHULUAN Hersoelistyorini, 2009). Kandungan Serat


Kasar (SK) dalam kulit ubi kayu sebesar
Kulit ubi kayu merupakan limbah 28-31%. Serat kasar termasuk didalamnya
agroindustri yang berpotensi dijadikan lignin, selulosa dan hemiselulosa
sebagai salah satu pakan alternatif untuk merupakan faktor utama penyebab
ternak. Meningkatnya produk ubi kayu di rendahnya kecernaan pakan, efisiensi
Riau menyebabkan ketersediaan limbah pakan dan penurunan performa (Murni et
ini ada setiap tahun. Menurut data Badan al., 2008). Kandungan nutrisi lainnya
Pusat Statistik Riau (2013) luas areal seperti Lemak Kasar (LK) 4,02%; BETN
perkebunan ubi kayu di Riau pada tahun 56,06%; abu 2,32% (Nuraini dkk., 2007), di
2013 adalah 3863 Ha dengan produksi samping itu, juga terdapat HCN sebanyak
103.070 ton/tahun. Setiap kilogram ubi 225 ppm, lignin 12,56% dan selulosa
kayu dapat menghasilkan 15–20% kulit 14,00% (Lira, 2012).
ubi kayu (Nurhayani et al., 2000) dan
Untuk meningkatkan kualitas dan
berpotensi mencemari lingkungan.
menurunkan faktor pembatas dari kulit
Limbah ini apabila diolah dengan baik
ubi kayu serta pemanfaatan dalam
menggunakan teknologi pengolahan
ransum ternak dapat maksimal, maka
pakan yang tepat akan menghasilkan
diperlukan teknologi pengolahan pakan
bahan baku pakan (utama atau suplemen)
yang sesuai untuk meningkatkan kualitas
yang berkualitas juga sebagai sumber
nutrisi dan menurunkan kandungan serat
karbohidrat dan energi penting dalam
kasar terutama lignin dan selulosa. Salah
pakan (Aro 2008; Anaeto et al., 2013).
satu upaya yang dapat dilakukan yaitu
Kulit ubi kayu mempunyai dengan melakukan teknologi fermentasi
keterbatasan dalam pemanfaatan sebagai dengan bantuan ragi tape (Saccharomyces
bahan baku pakan yaitu tingginya cereviseae).
kandungan serat kasar (Busairi dan
48
Vol 14 No 2 FRAKSI SERAT KULIT UBI KAYU

Fermentasi pada dasarnya adalah METODE PENELITIAN


memperbanyak mikroorganisme dan
meningkatkan kualitas nutrien substrat Waktu dan Tempat
dan menambah aroma menjadi lebih Penelitian ini dilaksanakan bulan
disukai (Winarno dkk., 1980). Ragi September sampai Oktober 2016 di
tape bersifat katabolik atau memecah Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia
komponen kompleks menjadi zat yang Fakultas Pertanian dan Peternakan
lebih sederhana sehingga lebih mudah Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
dicerna oleh ternak. Spesies Aspergillus Kasim Riau Pekanbaru.
flavus relatif tidak aktif dibandingkan
jamur selulolitik lain, tapi enzim yang Bahan dan Alat
dihasilkan oleh Aspergillus orizae dan
Bahan yang digunakan untuk
Aspergillus flavus mampu mendegradasi
fermentasi adalah kulit ubi kayu, dedak
sellulosa dan juga menghidrolisis xylon
padi, ragi tape (Saccharomyces cereviseae).
(Susanto dan Saneto, 1994).
Bahan untuk analisis fraksi serat yaitu
Nuraini dkk. (2007) menyatakan aquades 1 liter, Natrium-Lauryl Sulfat,
fermentasi kulit ubi kayu dengan kapang Tritiplek III, Natrium borat, Disodium
Neurospora crasa hanya dapat menurunkan Hydrogen Phosphate, H2SO4, CTAB (Cetyl
serat kasar sekitar 50 persen dari serat Trymethyl Amonium Bromide) oktanol
kasar kulit ubi kayu, karena kapang dan alkohol.
Neurospora crasa tersebut sedikit
Alat yang digunakan adalah kantong
menghasilkan enzim selulase.
plastik, timbangan, pisau, baskom, talenan,
Ditambahkan bahwa keberhasilan
kukusan dan sendok pengaduk
fermentasi media padat sangat tergantung
(fermentasi), cawan, crusibel, gelas piala
pada kondisi optimum yang diberikan.
1.000 mL, spatula, pipet tetes, timbangan
Faktor-faktor yang mempengaruhinya
analitik, fibertex yang dilengkapi dengan
adalah komposisi dan ketebalan subtrat,
hot extraction dan cold extraction, pemanas,
dosis inokulum, lama fermentasi serta
listrik, oven, tanur, desikator dan gelas
suhu dan pH. Semakin tinggi dosis maka
ukur (analisis fraksi serat).
semakin cepat pertumbuhan mikroba dan
semakin lama fermentasi dilakukan maka
Metode Penelitian
semakin banyak pula zat makanan
dirombak (Winarno, 1980). Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen menggunakan
Berdasarkan latar belakang di atas dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menurut
belum diketahuinya pengaruh lama Steel dan Torrie (1995) dengan 4 perlakuan
fermentasi kulit ubi kayu dengan ragi tape dan 5 ulangan.
(Saccharomyces cereviseae) terhadap fraksi
serat kulit ubi kayu, perlu dilakukan Yij = μ +αi + εij
penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui kandungan fraksi serat yaitu Keterangan:
NDF, ADF, ADL, hemiselulosa dan Yij : Pengamatan perlakuan ke-i dan
selulosa kulit ubi kayu dengan inokulan ulangan ke-j
ragi tape (Saccharomyces cereviseae) pada μ : Rataan umum
lama fermentasi yang berbeda, sehingga αi : Pengaruh perlakuan ke-i
bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku εij : Pengaruh galat pada perlakuan ke-
pakan yang berkualiatas dan tersedia i dan ulangan ke-j
sepanjang tahun. i : 1, 2, 3 dan 4 (perlakuan)
j : 1, 2, 3, 4 dan 5 (ulangan)

49
IRAWATI DKK Jurnal Peternakan

Perlakuan adalah : Prosedur Penelitian


A1= Lama fermentasi 0 hari
Pembuatan kulit ubi kayu fermentasi
A2= Lama fermentasi 3 hari
diawali dengan pencacahan kulit ubi kayu
A3= Lama fermentasi 6 hari
(2-3 cm), dicuci, ditiriskan sampai kering
A4= Lama fermentasi 9 hari
(KA 80%), kemudian kulit ubi kayu (800 g)
dan dedak (200 g) dikukus (15 menit),
Dosis ragi yang dipakai adalah 3 g/kg
diangkat, didinginkan (hangat kuku),
substrat. Substrat yang digunakan terdiri
dilakukan pencampuran substrat dengan
dari 80% kulit ubi kayu dan 20% dedak.
ragi tape (3 g), diaduk sampai homogen,
Lama fermentasi yang digunakan adalah
dimasukkan ke dalam kantong plastik
0, 3, 6 dan 9 hari (Nurhayani et al. 2000)
(1 kg), dihekter, dilobangi dengan jarum
dan komposisi substrat berdasarkan
(aerob), diberi label dan disimpan dalam
Adelina (2005).
inkubator sesuai masing masing
perlakuan. Setelah waktu fermentasi
Peubah yang diukur
berakhir dilakukan pemanenan dan
Peubah yang diukur adalah komposisi analisis fraksi serat (NDF, ADF, ADL,
fraksi serat yaitu : Neutral detergent fibre, selulosa dan hemiselulosa).
Acid detergent fibre, Acid detergent lignin,
hemiselulosa dan selulosa. HASIL DAN PEMBAHASAN

Fraksi Serat KUKF.


Rataan fraksi serat Kulit Ubi Kayu
Fermentasi (KUKF) dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Rataan Fraksi Serat KUKF (%)


Perlakuan
Parameter
A B C D
NDF 59,25±4,40 57,61±4,06 57,16±4,70 63,26±3,25
ADF 35,48a±1,90 39,98a±3,18 38,11a±4,67 45,53a±2,11
ADL 16,02±4,20 16,85±7,51 14,75±5,30 15,20±5,62
Hemiselulosa 23,77±4,56 17,63±2,30 19,05±1,46 17,73±7,06
Selulosa 16,25±3,98 18,66±10,09 23,00±5,04 27,07±0,30
Ket : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama memperlihatkan perbedaan sangat sangat nyata
(P<0,01) Data adalah rataan±standar deviasi

Kadar NDF tidak berbeda. Allaily et al. (2011)


menyatakan Bakteri Asam Laktat akan
Data pada Tabel 1. menunjukkan lama
mengalami perkembangan secara
fermentasi 0-9 hari tidak berpengaruh
logaritmik pada umur 21 hari, sementara
nyata (P>0,05) terhadap kadar NDF
lama fermentasi hanya sampai 9 hari.
KUKF. Tidak berbeda nyata (P>0,05)
kadar NDF KUKF diduga karena Bakteri Kadar NDF yang didapat pada
Asam Laktat (BAL) masih berada di fase penelitian ini berkisar 57,16%-63,26%.
pertumbuhan lambat dan perlu Nilai yang didapat pada penelitian ini
penyesuaian dengan lingkungan baru, hal lebih tinggi dibanding yang dilaporkan
ini menyebabkan Bakteri Asam Laktat Melati dan Sunarno (2016) menggunakan
belum mampu merombak ikatan kulit ubi kayu segar yang ditambahkan
lignoselulosa dan lignohemiselulosa enzim selulase Bacillus subtilis (25%)
secara optimal sehingga kadar NDF KUKF
50
Vol 14 No 2 FRAKSI SERAT KULIT UBI KAYU

didapat perubahan kadar NDF dari Tidak berbeda nyata (P>0,05) kadar
39,75% menjadi 33,28%. ADL KUKF pada lama fermentasi 0-9 hari
diduga karena pemanfaatan substrat yang
Kadar ADF belum optimal oleh mikroba dimana
Data pada Tabel 1. menunjukkan lama lignoselulosa yang dihasilkan mikroba
fermentasi 0-9 hari berpengaruh sangat selama proses fermentasi belum mampu
nyata (P<0,01) terhadap kadar ADF merombak kandungan lignin, karena lama
KUKF. Rendahnya kadar ADF KUKF fermentasi yang masih kurang untuk
pada lama fermentasi 9 hari dibandingkan mikroba mendegradasi lignoselulosa pada
0, 3 dan 6 hari hal ini disebabkan oleh pH, substrat. Miswandi (2009) menyatakan
dimana pH pada lama fermentasi 9 hari kecernaan terhadap bahan pakan juga
(5,16) lebih tinggi dibanding 0 hari (4,50), dipengaruhi oleh kadar lignin yang
3 hari (4,52) dan 6 hari (4,51), sehingga terkandung dalam bahan pakan. Surono
asam laktat yang diproduksi juga lebih et al. (2012) menambahkan lama
banyak akibatnya kemampuan untuk pemeraman 4 minggu dapat memberikan
meningkatkan ADF lebih maksimal. Selain waktu yang cukup bagi mikroba untuk
itu juga disebabkan tidak terjadi mendegradasi substrat.
pemecahan ikatan lignoselulosa yang Penyebab lain tidak berbeda nyata
menyebabkan selulosa dan hemiselulosa (P>0,05) kadar ADL KUKF pada
yang merupakan bagian dari ADF tidak penelitian ini berhubungan dengan kadar
terlepas dan lignin tidak dikonversi NDF yang didapat pada penelitian ini
menjadi gula sederhana, hal ini juga tidak berbeda pada setiap perlakuan.
menyebabakan kandungan ADF Menurut Van Soest (1982) dalam bahan
meningkat. Lynch (1987) menyatakan makanan terdapat fraksi serat yang sukar
perombakan dinding sel dan isi sel yang dicerna yaitu Neutral Detergent Fiber
berupa selulosa dan hemiselulosa dari (NDF). NDF adalah zat yang tidak larut
ikatan lignoselulosa menyebabkan dalam detergent netral dan merupakan
penurunan kandungan ADF untuk bagian terbesar dari dinding sel tanaman.
selanjutnya selulosa dan hemiselulosa NDF terdiri dari selulosa, hemiselulosa,
dikonversi menjadi gula sederhana untuk lignin, silika dan protein fibrosa.
dan digunakan sebagai sumber energi
bagi mikroba. Kadar Hemiselulosa
Kadar ADF yang didapat pada Data pada Tabel 1. menunjukkan lama
penelitian ini berkisar 35,48%-45,53%. fermentasi 0-9 hari tidak berpengaruh
Nilai yang didapat pada penelitian ini nyata (P>0,05) terhadap kadar
lebih rendah dibandingkan Badarina hemiselulosa KUKF. Tidak berbeda nyata
(2013) menggunakan substrat kulit kopi (P>0,05) kadar hemiselulosa KUKF pada
yang difermentasi dengan Pleurotus penelitian ini disebabkan oleh komposisi
ostreatus didapat perubahan kadar ADF substrat tidak memberikan pengaruh
dari sebelum fermentasi 87,18% menjadi terhadap kadar NDF KUKF. Selain itu
74,08% setelah fermentasi. kerja mikroba belum optimal merombak
ikatan ligno hemiselulosa dimana
Kadar ADL hemiselulosa masih berikatan dengan
Data pada Tabel 1. menunjukkan lama lignin. Senjaya dkk. (2010)
fermentasi 0-9 hari tidak berpengaruh menyatakan ikatan hemiselulosa akan
nyata (P>0,05) terhadap kadar ADF terdegradasi dan larut dalam deterjen
KUKF. Kadar ADL yang didapat pada netral setelah derajat keasaman mencapai
penelitian ini berkisar 14,75%-16,85%. kondisi yang optimal untuk
melonggarkan fraksi serat.
51
IRAWATI DKK Jurnal Peternakan

Kadar hemiselulosa KUKF yang kandungan ADF KUKF, namun belum


didapat pada penelitian ini berkisar berpengaruh terhadap kandungan NDF,
17,63%-23,77%. Kadar hemiselulosa yang ADL, hemiselulosa dan selulosa KUKF.
didapat pada penelitian ini lebih rendah
dibandingkan Mokoginta (2014) yang Saran
menggunakan kulit nanas yang Disarankan untuk melakukan
difermentasi dengan penambahan molases penelitian lanjutan menggunakan
(20%) didapat perubahan kadar hemi inokulum lainnya.
selulosa dari 24,31% menjadi 28,69%.
DAFTAR PUSTAKA
Kadar Selulosa
Adelina, T. 2005. Pengaruh komposisi substrat
Data pada Tabel 1. menunjukkan lama dan dosis inokulum laru terhadap nilai gizi
fermentasi 0-9 hari tidak berpengaruh ampas sagu (Metroxylon sp) fermentasi.
nyata (P>0,05) terhadap kadar selulosa Laporan Penelitian UIN Suska Riau.
KUKF. Tidak berbeda nyata (P>0,05) Pekanbaru.
kadar selulosa KUKF pada penelitian ini
disebabkan oleh Bakteri Asam Laktat Allaily., Ramli, N., dan Ridwan, R. 2011
masih berada dalam fase adatasi sehingga Kualitas silase ransum komplit berbahan
belum mampu meningkatkan kadar baku pakan lokal.Jurnal Agripet.11(2):35-40
selulosa KUKF berarti pemanfaatan
Amnur, F. Y. 2015. Fraksi Serat Silase Daun
substrat belum optimal sehingga Sagu Menggunakan Komposisi Substrat
kandungan selulosa tidak terjadi dan Lama Fermentasi Berbeda. Skripsi.
peningkatan. Menurut Amnur (2015) Fakultas Pertanian dan Peternakan.
enzim selulase merupakan salah satu Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau.
enzim yang dihasilkan oleh Pekanbaru.
mikroorganisme yang berfungsi untuk
mendegradasi selulosa menjadi glukosa. Anaeto, M., A. F. Sawyerr, T. R. Alli, G.O.
Fogarty (1983) menyatakan selulosa Tayo, J. A. Adeyeye, and A. O. Olarinmoye.
merupakan komponen utama penyusun 2013. Cassava Leaf Silage and Cassava
Peel as Dry Season Feed for West African
dinding sel tumbuhan, selain hemiselulosa
Dwarf Sheep. Global Journal of Science
dan lignin. Kebanyakan selulosa
Frontier Research 13(2): 5 p.
berasosiasi dengan lignin, oleh karena itu
sering disebut juga lignoselulosa. Selulosa, Aro, S. O. 2008. “Improvement in The Nutritive
hemiselulosa dan lignin dihasilkan dari Quality of Cassava and Its by Products
proses fotosintesis. through Microbial Fermentation.” African
Journal of Biotechnology 7 (25): 4789–97
Kadar selulosa yang didapat pada
penelitian ini berkisar 16,25%-27,07%.
Badan Pusat Statistika Riau.
Kadar selulosa yang didapat pada 2013.http://riau.bps.go.id/publikasi-
penelitian ini berbeda dibandingkan online/riau-dalam angka 2010 /
Maneerat et al. (2013) menggunakan silase perkebunan. html. Diakses 2 Maret 2014.
kulit nanas didapatkan kandungan
selulosa 32,57%. Badarina, I. 2013. Pemanfaatan kulit buah kopi
produk biokonversi Peurotus ostreatus
KESIMPULAN DAN SARAN untuk meningkatkan kesehatan dan
performa kambing laktasi. Disertasi IPB.
Kesimpulan Bogor.

Lama fermentasi yang berbeda Busairi, A. M., and W. Hersoelistyorini. 2009.


memberikan pengaruh terhadap Pengkayaan Protein Kulit Ubi Kayu

52
Vol 14 No 2 FRAKSI SERAT KULIT UBI KAYU

Melalui Proses Fermentasi: Optimasi Nuraini, S. A. Latif dan Sabrina. 2007.


Nutrien Subtrat Menggunakan Respon Peningkatan kualitas limbah aroindustri
Surface Methodology. dalam Seminar dengan kapang Neurospora crasa sebagai
Nasional Teknik Kimia Indonesia, 6 hal. pakan ternak unggas. Laporan penelitian
hibah bersaing, DIKTI. Lembaga Penelitian
Fogarty, W. M. 1983. Microbial Enzimes and Universitas Andalas, Padang.
Biotechnology. Applied Sciences Publ.,
London. Nurhayani. H. M., J. Nuryati, dan I.P.A.
Nyoman. 2000. Peningkatan kandungan
Lira. Y. M, 2012. Pengaruh komposisi susbtrat
protein kulit umbi ubi kayu melalui proses
kulit umbi ubi kayu dan ampas tahu
fermentasi. Departemen Biologi. Fakultas
fermentasi dengan Phanerochaete
MIPA. Institut Teknologi Bandung.
chrysosporium terhadap perubahan nutrisi.
Bandung.
Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas
Andalas. Padang.
Senjaya, T. Oka. T. Dhalika. A. Budiman. I.
Lync, J. M. 1982. Utilization of lignocelulosic Hernamawan dan Mansyur. 2010.
wastes. The Soc. For Applied Bacteriology Pengaruh Lama Penyimpanan dan Aditif
SymP. Series No.16. dalam Pembuatan Silase terhadap
Kandungan NDF dan ADF Silase Rumput
Maneerat, W., Prasanpanich, S., Kongmum, P., Gajah. Jurnal Ilmu Ternak. 10(2) : 85-89.
Sinsmut, W and Tumwasorn, S. 2013.
Feeding total mixed fiber on feed intake Steel, R.G. and J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan
and milk production in mid-lactating dairy Prosedur Statistika Suatu Pendekatan
cows. Kasetsar J. (Nat.Sci.) 47: 571-580. Biometrik. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Melati, I.,M. T. D. Sunarno, 2016. Pengaruh
Enzim Selulase Bacillus subtilis terhadap Surono., Prastyawan, R., dan Tampoebolon, B.
Penurunan Serat Kasar Kulit Ubi Kayu 2012. Peningkatan kualitas tongkol jagung
untuk Bahan Baku Pakan Ikan. melalui teknologi amoniasi fermentasi
Widyariset.1(2):57–56. (amofer) terhadap kecernaan bahan kering
dan bahan organik serta protein total secara
Miswandi. 2009. Analisis Komponen Daun in vitro. Animal Agriculture Journal. 1(1):612-
Kelapa Sawit yang Difermentasi dengan 621.
Feses Ayam. Skripsi. Fakultas Pertanian dan
Peternakan. Universitas Islam Sultan Syarif Susanto, T. dan B. Saneto. 1994. Teknologi
Kasim Riau. Pekanbaru. Pengolahan Hasil Pertanian. Bina Ilmu.
Surabaya.
Mokoginta, I. 2014. Fraksi Serat Silase Kulit
Nanas yang Difermentasi dengan Van Soest, P. J.1982. Nutritional Ecology of The
Penambahan Molases pada Level yang Ruminan. O dan B Book, Corvalilis, Oregon.
Berbeda. Skripsi. Fakultas Pertanian dan http://books.google.co.id. Diakses 20 Mei 2014.
Peternakan. Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru. Winarno, F. G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz,
1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia
Murni, R., Suparjo, Akmal, and B. L. Ginting. Pustaka Utama, Jakarta.
2008. Teknologi Pemanfaatan Limbah Untuk
Pakan. Labotarorium Makanan Ternak.
Fakultas Peternakan. Universitas Jambi.
Jambi.

53

Anda mungkin juga menyukai