Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA IDE

OLEH :

KELOMPOK 3

ENDAH REZEKI FADLILAH 4191151011

INTAN AYUNA FAHRI 4191151003

NABILA AMALIA 4192451002

NINGRUM DANUATI 4191151008

NOLA SARI 4193351006

DOSEN PENGAMPU

Peny Husna Handayani S.Pd,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa.,karena atas rahmat dan
hidayah nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “ Filsafat Pendidikan” tantang
Rekayasa ide yang berjudul 3 kasus berita yang ada dalam masyarakat.

Tak lupa kami menyampaikan terimakasih yang sebesar besarnya kepada teman teman
yang telah membantu menyelesaikan Rekayasa ide ini.

Kami berharap semoga Rekayasa ide ini dapat bermanfat bagi pembaca. Kami telah
mengerjakan Rekayasa ide ini dengan sebaik baiknya,tetapi segaimana hakikat manusia
sebagai makhluk ciptaan tuhan yang tidak sempurna maka, kami meminta maaf yang sebsar
besar nya apabila dalam Rekayasa ide ini masihterdapat kesalahan dalam penulisan nya.

Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapakan demi lebih baiknya Rekayasa
ide yang selanjutnya .

Medan, September 2019

Kelompok 3
A.Cuplikan Kasus

Berita 1 : Meninggalnya Taruna ATKP Makasar

Kematian Aldama Pangkolan (19), taruna junior di Akademi Teknik dan Keselamatan
Penerbangan (ATKP), Makassar, yang diduga disebabkan penganiayaan kakak angkatannya
disebut sebagai momentum besar perombakan pendidikan kedinasan bercorak militer.

Pakar pendidikan karakter, Doni Koesoema, menilai kasus kekerasan, bahkan yang berujung
kematian, terus berulang di lembaga kedinasan milik pemerintah.

Menurutnya, sistem pendidikan ala militer juga cenderung menelurkan pejabat publik yang
otoritatif, bukan abdi negara yang berwatak pelayan masyarakat.

"Harus ada evaluasi menyeluruh, bukan hanya akademi di bawah Kementerian Perhubungan
tapi semua pendidikan kedinasan."
"Pendidikan model itu selalu menimbulkan budaya senior-junior, ada tingkatan dan jabatan.
Itu bukan model yang baik untuk mencetak pelayan rakyat," ujar Doni, Kamis (07/02).
Namun Direktur ATKP Makassar, Agus Susanto, menilai kematian Aldama yang diduga
meninggal dunia karena kekerasan fisik oleh seorang taruna senior tak berkaitan dengan gaya
pendidikan di lembaganya.

Agus berkata, akademinya akan terus mengadopsi gaya pendidikan yang mengedepankan
kedisiplinan dan keteraturan. Tujuannya, mencetak sumber daya manusia di sektor
perhubungan yang sigap mencegah insiden lalu lintas.

"Mereka pada akhirnya harus disiplin, apalagi karena bekerja di penerbangan, bukan bicara
menit tapi detik."

"Sebagai pengatur lalu lintas udara, kunci utama adalah disiplin, kalau meleset setengah detik
atau ragu-ragu, akan seperti apa yang terjadi," ujarnya.

Aldama meninggal dunia di asrama ATKP Makassar, 3 Februari lalu. Polisi menduga seorang
taruna senior, Muhammad Rusdi yang telah ditetapkan sebagai tersangka, menganiaya Aldama
karena melanggar ketentuan penggunaan helm.

Polrestabes Makassar menyebut Aldama meninggal dunia dengan luka lebam di dada dan
sejumlah bagian tubuh lainnya.

Kasus Aldama menambah daftar kekerasan senior-junior yang berujung kematian di lembaga
pendidikan kedinasan milik pemerintah.
Berita 2 : Diduga Hendak Tawuran, 12 Pelajar SMP Bersenjata Gergaji Es Balok

Diamankan Polisi

KRAMAT - Sejumlah pelajar SMP diamankan aparat Polsek Kramat Kabupaten Tegal karena
diduga hendak melakukan tawuran. Mereka membawa gergaji berukuran besar.

Informasi yang diperoleh radartegal.com, para pelajar tersebut diamankan di wilayah


Kemantran, Kramat, Kabupaten Tegal sembari membawa gergaji yang biasanya digunakan
untuk memotong es balok. Diduga mereka hendak melakukan tawuran dengan pelajar dari
sekolah lain.

Kapolsek Kramat AKP Edi Riyanto saat dikonfirmasi mengatakan, para pelajar tersebut
kedapatan bergerombol di wilayah Larangan pada Minggu (20/1) dini hari sekitar pukul 01.00
WIB.

"Itu (kejadian) kemarin malam. Mereka belum tawuran. Sedang berkumpul di dekat rel kereta,"
katanya, Senin (21/1) malam.
Menindaklanjuti hal itu, Edi melanjutkan, para pelajar dari salah satu SMP Negeri di
Kecamatan Talang itu kemudian dikumpulkan di Polsek Kramat, Senin (21/1) siang, untuk
diberikan pembinaan. “Ada sekitar 12 orang. Mereka kami kumpulkan sekaligus dengan guru
dan orangtuanya juga," ujarnya.

Edi membenarkan terdapat gergaji berukuran besar yang diamankan dari para pelajar tersebut.
"Iya, gergaji yang dari seng," ujarnya. (far/zul)

Berita 3 : Penculik Siswa SD di Siak Minta Tebusan Rp100 Juta

Jajaran Polres Siak berhasil membekuk pelaku penculikan siswa SD, Rehan Ganda Saputra (8).
Pihak kepolisian menyebut, pelaku bernama Deni Nugraha (36) meminta tebusan sejumlah
uang kepada pihak keluarga.

PEKANBARU - Jajaran Polres Siak berhasil membekuk pelaku penculikan siswa SD, Rehan
Ganda Saputra (8). Pihak kepolisian menyebut, pelaku bernama Deni Nugraha (36) meminta
tebusan sejumlah uang kepada pihak keluarga.

"Pelaku menghubungi meminta uang kepada orang tua korban agar menebus anaknya sebesar
Rp100 juta," kata Kasubbag Humas Polres Siak, Bripka Dedek Prayoga Kamis (28/3/2019).

Dia menceritakan bahwa pelaku tidak asing lagi bagi keluarga korban. Dimana Deni
merupakan tetangga korban di Kampung Tuah Indrapura Kecamatan Bungaraya, Siak.

Kronologis penculikan dan penangkapan pelaku, sebut Dedek bahwa peristiwa itu terjadi di
atas jembatan depan Masjid Nurul Hidayah Kampung Tuah Indrapura Kecamatan Bungaraya,
Siak pada Rabu 27 Maret 2019 pukul 18.00 WIB. Saat itu korban sedang berjalan di sekitar
jembatan. Kemudian didatangi oleh pelaku. Korbanpun dibawa paksa pelaku dengan
menggunakan sepeda motor.

Saat kejadian itu, ada dua warga yang melihat. Saksipun memberitahukan hal itu kepada
orangtua korban. Ayah korban, warga Kampung Tuah Indrapura RT 002 RW 005 Kecamatan
Bungaraya melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian sekitar pukul 21.30 WIB.

Setelah ayah korban bernama Zainal Jeje melopor ke polisi, malam itu pihak kepolisian
langsung membentuk tim mencari keberadaa pelaku dan korban.

Tak lama setelah penculikan, sekitar pukul 23.30 WIB, pelaku mengirim pesan singkat
(SMS) ke nomor handphone ayah korban. Isi pesan itu bahwa Rehan ada padanya. Pelaku
yang berstus pengangguran itu meminta tebusan Rp100 juta. Dia meminta Jeje mengantar
uang tersebut ke Danau Cincin. Pelaku mengancam keluarga korban agar memberitahukan
hal tersebut ke polisi jika ingin anaknya selamat.

Pihak keluarga yang mendapat SMS langsung memberitahukan ke polisi. Polisipun mencari
lokasi pelaku. Sementara itu sekitar pukul 01.30 WIB, korban berhasil kabur dari sekapan
pelaku.

Korban kabur setelah memanfaatkan kelalaian pelaku yang saat itu sedang ke kamar mandi.
Terpisah, polisi berhasil mendeteksi pelaku di Jalan Sungai Naga, Desa Pinang Sebatang
Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak. Pria berperawakan urakan inipun berhasil
dibekuk sekitar pukul 10.00 WIB.

"Korban ditemukan warga berada di Desa Sungai Mandau. Korban menceritakan kepada
warga kalau dirinya diculik. Saat ini korban sudah diserahkan ke orangtua. Sementara itu,
pelaku mengaku menculik korban yang merupakan tetangganya karena sakit hati tidak
dikasih pekerjaan oleh ayah korban. Ayah korban merupakan petani," pungkasnya.
B.Ontologi , Epistomologi , dan Aksiologi Pendidikan di Indonesia

Ontologi dari sebuah pendidikan adalah mengubah baik perilaku, kognitif, dan psikomotor
sebagai sebuah perubahan yang riil dimana penerapannya kepada peserta didik harus dilandasi
dengan humanisme yang akan merupah dari ketiga aspek tersebut dari background atau intake
yang buruk atau kurang baik menjadi lebih baik. Hakekat dari sebuah pendidikan haruslah
secara proper berniat dan berperilaku sebagai penerang suatu bangsa dari kegelapan berpikir.
Pemerintah sebagai pemangku kebijakan harus memiliki peran dan tindakan serius di dalam
memecahkan persoalan pendidikan. Dalam membuat, ataupun menerapkan aturan perundang -
undangan di dalam proses pendidikan hendaklah pemerintah menyatukan konsep ontologi
dalam tataran praktis bukan dalam tataran teoretis. Pencapaian tujuan pendidikan haruslah
benar - benar di imbangi dengan undang-undang yang berhakekat dengan pendidikan agar para
generasi pendidik dan peserta didik memiliki wawasan, jiwa, karakter yang benar - benar
pembelajar sejati bukan hanya belajar dimaknai sebagai cara untuk mendapatkan gelar ataupun
ijasah, tetapi hakekat dari pencarian ilmu haruslah menjadi landasan yang utama di dalam
medesain, merumuskan, melaksanakan, mengevaluasi sebuah sistem pendidikan Indonesia.
Proses pelaksanaan pendidikan tidak terlepas dari bagaimana pendidikan itu di rancang, di
rumuskan, dilaksanakan, ataupun di evaluasi.

Dalam epistimologi dikenal sebuah cara untuk mendapatkan sebuah ilmu, maka di dalam
pendidikan mulai dari perancangan sampai evaluasi pendidikan haruslah dilakukan secara
benar, tepat dan ilmiah. Pendidikan tidak bisa dilaksanakan secara pengalaman, oleh karena itu
di dalam mengkaji sebuah sistem proses pendidikan haruslah sebuah hasil dari kajian yang
amat mendalam. Peraturan baik itu perundang-undangan sampai kurikulum harus memiliki
dasar ilmiah dan kuat sehingga dalam pengambilan tindakan tidak serta merta berdasakan
pengalaman dari sebuah kebijakan masa lampau. Patokan atau pedoman yang akan
dilaksanakan merupakan sebuah mekanisme bagi para pelaksana baik di tingkat pusat sampai
pada guru yang sebagai ujung tombak pendidikan. Hasil dari pengembangan tersebut tentulah
memiliki implikasi dan dampak yang sangat luas. Apabila semua tindakan epistemologi di
lakukan dari tingkat pusat sampai guru, maka proses pendidikan ini tidak akan mengalami bias
yang sangat terlihat. Masalah pengangguran bukan hanya karena masalah kurangnya lapangan
kerja tetapi sangat kurangnya kualitas lulusan yang siap untuk bekerja, ataupun pengetahuan,
ilmu yang mumpuni untuk menciptakan lapangan kerja. Jika pendidikan hanya selalu di jadikan
objek pencarian hasil (ijasah atau gelar) semata, maka semakin ironis apabila di Indonesia
banyak meluluskan sarjana yang mencetak lapangan pengangguran yang baru. Sudah barang
tentu apabila semua desain, rumusan, tindakan, evaluasi dilakukan secara benar, tepat dan
ilmiah, sudah bisa dipastikan HDI (Human Development Index) Indonesia dari sektor
pendidikan akan menjadi lebih baik, dan terus membaik yang sustainable dari waktu kewaktu.
Salam mendidik, salam pendidikan maju terus pendidikan Indonesia.

Aksiologi mempelajari mengenai manfaat apa yang diperoleh dari ilmu


pengetahuan,menyelidiki hakikat nilai,serta berisi mengenai etika dan estetika. Landasan
aksiologis pendidikan akan menganalisis tentang penerapan teori-teori pendidikan yang
Landasan Aksiologis Sistem Pendidikan Nasional Indonesia dalam Persepktif Filsafat
Pendidikan terkait dengan tujuan pendidikan,terutama dalam hubungannya dengan nilai-nilai
dan norma-norma moral (Suharto,2011:29).Penerapan aksiologi dalam pendidikan misalnya
saja adalah dengan adanya mata pelajaran ilmu sosial dan kewarganegaraan yang mengajarkan
bagaimanakah etika atau sikap yang baik itu,selain itu adalah mata pelajaran kesenian yang
mengajarkan mengenai estetika atau keindahan dari sebuah karya manusia. Dasar Aksiologis
Pendidikan adalah Kemanfaatan teori pendidikan tidak hanya perlu sebagai ilmu yang otonom
tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan sebagai
proses pembudayaan manusia secara beradab.
C.Elemen Masyarakat

Berita kasus Meninggalnya Taruna ATKP Makasar

Menurut kakak apa pendapat tentang kasus ATKP tersebut ?

Kitakan seorang berpendidikan kita disekolah untuk menjadi orang yang berguna tidak hanya
untuk diri sendiri tapi untuk orang disekitar kita juga, kalau masalah ini ada biskomunikasi
antara pihak tarunanya dan pihak sekolah nya, pihak sekolah harus mengawasi senior senoir
nya untuk megajari junior junior nya bagaimana sistem disekolah tersebut, jadi kalau sampai
kasus seperti ini sebenarnya pihak sekolah yang bertanggung jawab, kenapa senior -seniornya
dibiarkan seperti itu terhadap juniornya tersebut, tidak seharusnya senior memperlakukan
juniornya seperti itu sama aja senior memberi kan arahan yang tidak baik terhadap junior
tersebut seharusnya dia mengajari sitem yang baik terhadap junior itu dan mengajari nya
bagaimana sitem yang berlaku di lingkungan tersebut.

Untuk apa senior berbuat seperti itu terhadap juniornya tersebut ?

Salah satunya untuk ekstensinya sebagai senior , supaya selalu dihormati dan disegani oleh
junior tersebut.

Berita kasus Diduga Hendak Tawuran, 12 Pelajar SMP Bersenjata Gergaji Es Balok

Diamankan Polisi

Apa pendapat ibu tentang kasus siswa smp yang hendak tawuran antar pelaja dengan
membawa alat gergaji es blok?
Yaa tidak baik yaa masi sekolah smp kayak gitu tawuran bawa benda tajam lagi, kadang siswa
tidak memikirkan apa yang terjadi kedepannya. Dan kalau posisi diantara anak itu anak ibu
pasti melarangnya, karna itu tidak bagus, bisa merugikan diri sendiri.

Bagaimana solusi agar itu tidak terjadi ?


Yaa pasti dari sekolah yang terlebih dahulu menangani anak itu karena kondisi anak masi pakai
baju sekolah, panggil.orang tua dan bauat surat perjanjian bawha akan ada sanksi jika mereka
melakukan tawuran lagi. Dan jangan gagungkan ham yang kalau anak bandel anak nakal
kemudian ditangani guru sang anak mengadu . Pastinya orang tua harus lebih memperhatiknya

Dan menurut ibu untuk apa mereka melakukan tawuran?


Bisa jadi untuk gaya gaya karena anak sekarang sok sok kali, karena ajakan kawan juga bisa
karen aikut ikutan biar terlihat hebat.

Berita kasus Penculik Siswa SD di Siak Minta Tebusan Rp100 Juta

Apa pendapat ibu tentang kasus penculikan seorang anak kemudian sipenculik minta tebusan
kepada ayah si anak?

Menurut saya itu perbuatan kriminal dan dapat membahayakan seorang anak, banyaknya
pengangguran serta sulitnya lapangan kerja mungkin yang menyebabkannoenculikan dengan
minta tebusan karena dia mencari uang dengan cara instan naamun tidak memperdulikan
keselqmatan orang lain

Bagaimana solusi ibu agar kasus itu tidak terjadi

Kita sebagai orang tua seharusnya lebih teliti dan lebih memperhatikan anak kita, dan
pemerintah harus membuka lapangan kerja untung oara pengangguran.

Menurut ibu untuk apa penculikan itu minta tebusan?

Pastinya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya hanya saja dia tidak tahu mana yang
baik dan mana yang salah, dia tidak mementingkan orang lain yang penting dirinya sendiri itu
merasa puas dengan mendapatkan uang yang instan tanpa capek.

D.Pandangan Ontologi , Epistomologi , dan Aksiologi dengan Kasus di Lapangan

Pandangan ontologi dengan kasus di lapangan

Pendidikan dan pengajaran memang tidak identik dengan kekerasan, baik di masa yang lalu
apalagi sekarang ini. Tapi kekerasan sering kali diubung-ubungkan dengan kedisiplinan dan
penerapan dalam dunia pendidikan. Istilah “tegas” dalam membina sikap disiplin pada anak
didik.

Di lingkungan pendidikan para guru biasanya menerapkan norma kejujuran dan kedisiplinan.
Namun untuk melaksanakannya tidak mudah, karena ada banyak peserta didik dengan berbagai
karakter yang harus di didik.

Belakangan ini banyak terjadi berbagai macam kasus yang terjadi di lingkungan pendidikan
yang berhubungan dengan kekerasan yang dilakukan. Seperti Senior yang menyiksa juniornya
sampai tewas, tawuran antar pelajar dengan membawa senjata tajam, dan sampai ada juga

Kebanyakan dari kasus yang terjadi disebabkan oleh penerapan norma kedisiplinan. Tidak
semua orang terbiasa dengan perilaku di siplin. Cara penanaman kedisiplinan yang salah dapat
berupa terjadinya kekerasan baik fisik maupun mental. Kekerasan pada siswa dapat terjadinya
dimana saja, termasuk disekolah maupun di luar sekolah.
Pandangan epistomologi dengan kasus di lapangan

Secara umum, kekerasan dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang tidak menyenangkan atau
merugikan orang lain, baik secara fisik maupun psikis. Kekerasan tidak hanya berbentuk
eksploitasi fisik semata, tetapi justru kekerasan psikis lah yang perlu diwaspadai karena akan
menimbulkan efek traumatis yang cukup lama bagi si korban. Pada kenyataannya, kekerasan
dapat dilakukan ole siapa saja, baik oleh teman sekelas, kakak kelas ke adik kelas, bahkan
seorang guru terhadap muridnya maupun murid terhadap gurunya. Terlepas dari alasan apa
yang melatarbelakangi tindakan tersebut dilakukan, tetap saja perbuatan tersebut tidak bisa
dibenarkan, terlebih lagi apabila terjadi dalam lingkungan pendidikan.

Pandangan aksiologi dengan kasus di lapangan

Aksiologi sebagai cabang filsafat yang mempelajari nilai-nilai menjadi penentu dan dasar
tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yang dirumuskan tanpa memperhatikan ajaran adalah
hampa. Mendidik adalah merealisasikan nilai-nilai yang dimiliki pengajar selama nilai-nilai itu
tidak bertentangan dengan hakekat anak didik. Jika masalah dalam pendidikan merupakan
masalah yang berhubungan langsung dengan hidup dan kehidupan manusia, maka masalah
kepribadian pun mempunyai ruang lingkup yang luas, yang didalamnya terdapat masalah
sederhana menyangkut pelaksanaan sehari-hari.

Dampak yang akan muncul dari kekerasan akan melahirkan pesimisme dan apatisme dalam
sebuah generasi. Selain itu terjadi proses ketakutan dalam diri. Gangguan psikologis ini dapat
dilihat pada gambaran seseorang saat ini yang cenderung pasif dan takut berbicara dan akan
lebih banyak diam dan menyendiri. Selain itu juga terkadang melakukan kekerasan yang sama
terhadap orang lain.
Daftar Pustaka

Ali , Hamdanu . 1993 . Filsafat Pendidikan . Yogyakarta : Kota Kembang .

Soeprapto , Sri . 2013 . Landasan Aksiologi Sistem Pendidikan Nasional Indonesia Dalam
Perspektif Filsafat Pendidikan . Cakrawala Pendidikan : 01(02) 266 – 276 .

Salam , Burhanuddin . 1997 . Logika Materil : Filsafat Ilmu Pengetahuan . Jakarta : Rineka
Cipta .

Salam , Burhanndudin . 2000 . Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi . Jakarta : Rineka Cipta .

Bahtiar , Suharto . 2011.Tahu dan Pengetahuan . Jakarta : Pustaka Pelajar .

Anda mungkin juga menyukai