Anda di halaman 1dari 12

EPISTEMOLOGI ILMU

“Filsafat Pendidikan”
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Baharuddin S.T, M.Pd/May Sari Lubis S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Indra Wahyudi Simbolon (5191131002)


2. M. Roychani Mushoffa (5191131007)
3. Oscar Josqueline Serpara (5193131017)
4. Rizka Nanda (5191131006)
5. Sintya Verina Br Tarigan (5193131011)
6. Wahyudi (5193131018)

FAKULTAS TEKNIK
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh
pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. “ EPISTEMOLOGI ILMU ” ini sengaja di
bahas karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih
mengenal mengenai filsafat pendidikan.
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan-pengarahan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada Ibu dosen dan teman-teman yang lain untuk
memberikan sarannya kepada penyusun agar penyusunan makalah ini lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
semua yang membaca makalah ini.
Wassallamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, September 2019

Tim Penyusun Kelompok 1

Epistemologi Ilmu Kel.1 PTE A 2019 |i


ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i


BAB I .................................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN .............................................................................................................................iii
A. Pendahuluan ...........................................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. iv
C. Tujuan penulisan .................................................................................................................... iv
BAB II ............................................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 1
A. Pengertian Epistemologi ........................................................................................................ 1
B. Epistemologi Filsafat.............................................................................................................. 2
1. Objek filsafat .......................................................................................................................... 2
2. Ukuran kebenaran filsafat ..................................................................................................... 2
C. Objek dan Tujuan Epistemologi ............................................................................................. 3
D. Landasan Epistemologi .......................................................................................................... 4
E. Pengaruh Epistemologi .......................................................................................................... 5
BAB II ............................................................................................................................................... 6
PENUTUP ......................................................................................................................................... 6
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 7

E p i s t e m o l o g i I l m u K e l . 1 P T E A 2 0 1 9 | ii
iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Masalah epistemologi bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang
pengetahuan. Sebelum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan kefilsafatan, perlu
diperhatikan bagaimana dan sarana apakah kita dapat memperoleh pengetahuan. Jika kita
mengetahui batas-batas pengetahuan, kita tidak akan mencoba untuk mengetahui hal-hal
yang pada akhirnya tidak dapat diketahui. Sebenarnya kita baru dapat menganggap
mempunyai suatu pengetahuan setelah kita meneliti pertanyaan-pertanyaan epistemologi.
Kita mungkin terpaksa mengingkari kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan, atau
mungkin sampai kepada kesimpulan bahwa apa yang kita punyai hanya kemungkinan-
kemungkinan dan bukannya kepastian, atau mungkin dapat menenatapkan batas-batas antara
bidang-bidang yang memungkinkan adanya kepastian yang mutlak dengan bidang-bidang
yang tidak memungkinkannya (Luis O. Kattsoff, 2004).

Dalam pembahasan filsafat, epistemologi dikenal sebagai sub sistem dari filsafat.
Sistem filsafat disamping meliputi epistemologi, juga ontologi dan aksiologi. Epistemologi
adalah teori pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana cara mendapatkan
pengetahuan dari objek yang ingin dipikirkan. Ontologi adalah teori tentang “ada”, yaitu
tentang apa yang dipikirkan, yang menjadi objek pemikiran. Sedangkan aksiologi adalah
teori tentang nilai yang membahas tentang manfaat, kegunaan maupun fungsi dari objek
yang dipikirkan itu. Oleh karena itu, ketiga sub sistem ini biasanya disebutkan secara
berurutan, mulai dari ontologi, epistemologi, kemudian aksiologi. Dengan gambaran
senderhana dapat dikatakan, ada sesuatu yang dipikirkan (ontologi), lalu dicari cara-cara
memikirkannnya (epistemologi), kemudian timbul hasil pemikiran yang memberikan suatu
manfaat atau kegunaan (aksiologi).

E p i s t e m o l o g i I l m u K e l . 1 P T E A 2 0 1 9 | iii
iv

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti dari epistemologi?
2. Apa yang di maksud epistemologi filsafat?
3. Apa saja objek dan tujuan epistemologi?
4. Apa landasan dari epistemologi?
5. Apa saja pengaruh-pengaruh dari epistemologi?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah filsafat pendidikan
2. Mengetahui arti dari epistemologi.
3. Mengetahui apa yang di maksud epistemologi filsafat.
4. Mengetahui apa saja objek dan tujuan epistemologi.
5. Mengetahui apa landasan dari epistemologi.
6. Mengetahui apa saja pengaruh-pengaruh dari epistemologi.

E p i s t e m o l o g i I l m u K e l . 1 P T E A 2 0 1 9 | iv
1

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Epistemologi
Epistemologi (filsafat ilmu) adalah pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan.
Epistemologi merupakan salah satu objek kajian dalam filsafat, dalam pengembangannya
menunjukkan bahwa epistemologi secara langsung berhubungan secara radikal
(mendalam) dengan diri dan kehidupan manusia. Pokok kajian epistemologi akan sangat
menonjol bila dikaitan dengan pembahasan mengenai hakekat epistemologi itu sendiri.

Secara linguistik kata “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu: kata
“Episteme” dengan arti pengetahuan dan kata “Logos” berarti teori, uraian, atau alasan.
Epistemologi dapat diartikan sebagai teori tentang pengetahuan yang dalam bahasa
Inggris dipergunakan istilah theory of knowledge. Istilah epistemologi secara etimologis
diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar dan dalam bahasa Indonesia disebut
filsafat pengetahuan. Secara terminologi epistemologi adalah teori mengenai hakikat ilmu
pengetahuan atau ilmu filsafat tentang pengetahuan.

Pengetahuan,pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta


pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Masalah
utama dari epistemologi adalah bagaimana cara memperoleh pengetahuan, Sebenarnya
seseorang baru dapat dikatakan berpengetahuan apabila telah sanggup menjawab
pertanyaan-pertanyaan epistemologi artinya pertanyaan epistemologi dapat
menggambarkan manusia mencintai pengetahuan. Hal ini menyebabkan eksistensi
epistemologi sangat urgen untuk menggambar manusia berpengetahuan yaitu dengan
jalan menjawab dan menyelesaikan masalah-masalah yang dipertanyakan dalam
epistemologi. Makna pengetahuan dalam epistemologi adalah nilai tahu manusia tentang
sesuatu sehingga ia dapat membedakan antara satu ilmu dengan ilmu lainnya.

Dalam epistemologi peroses terjadinya pengetahuan menjadi masalah yang paling


mendasar, sebab hal inia kan mewarnai pemikiran kefilsafatannya. Pandangan yang
sederhana dalam memikirkan proses terjadinya pengetahuan yaitu dalam sifatnya baik a
priori maupun a porteriori. Pengetahuan a priori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa
adanya atau melalui pengalaman, baik pengalaman indera maupun pengalaman batin.
Sedangkan a posteriori adalah pengetahuan yang terjadi karena adanya pengalaman.

Epistemologi Ilmu Kel.1 PTE A 2019 |1


2

B. Epistemologi Filsafat
Epistemelogi filsafat membicarakan tiga hal, yakni objek filsafat (yaitu yang di
pikirkan), cara memperoleh pengetahuan filsafat dan ukuran kebenaran pengetahan
filsafat).
1. Objek filsafat
Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya, yang
terdalam. Jika hasil pemikiran itulah sistematika flsafat. Sistematika atau
struktur filsafat dalam garis besar terdiri dari ontology, epistemologi, dan
eksiologi. Isi setiap cabang filsafat di temukan oleh objek apa yang di teliti
(pemikiranya). Jika ia memikirkan pandidikan maka jadilah filsafat pendidikan,
jika yang di pikirkannya adalah hukum maka hasilnya tentulah filsafat hukum,
dan begitu juga seterusnya. Seberapa luas yang kemungkinaan dapat di pikirkan?
luas sekali.yaitu semua yang ada dan mungkin ada, inilah objek filsafat. Jika ia
memikirkan etika jadilah filsafat etika, dst.
Objek penelitian filsafat lebih luas dari objek penelitian sain. Sain hanya
meneliti objek yang ada, sedangkan filsafat meneliti ojek yang ada dan mungkin
ada. Sebenarnaya masih ada objek lain yang di sebut objek forma yang
menjelaskan tentang sifat kemendalaman penelitian filsafat. Ini di bicarakan
pada efistemologi filsafat. Perlu juga di tegaskan (lagi) bahwa sains meneliti
objek-objek yang ada dan emperis; yang ada tetapi abstak (tidak emperis) tidak
dapat meneliti oleh sain. Sedangkan filsafat meneliti objek yang ada tetapi
abstrak, adapun yang mungkin ada, sudah jelas abstrak, itu pun jika ada.

2. Ukuran kebenaran filsafat


Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang logis tidak empiris. Pernyataan
ini menjelaskan bahwa ukuran kebenaran filsafat ialah logis tidaknya
pengetahuan itu. Bila logis benar, bila tidak logis, salah. Kebenaran teori filsafat
di tentukan oleh logis tidaknya teori itu. Ukuran logis tidaknya tersebut akan
terlihat pada argumen yang menghasilkan kesimpulan ( teori) itu. Fungsi
argumen dalam filsafat sangatlah penting,sama dengan fungsi data pada
pengetahuan sain, argument itu terjadi kesatuan dengan konklasi,konklasi itulah
yang di sebut ilmu filsafat. Bobot teori filsafat justru terletak pada kekuatan
argumen, bukan pada kehebatan konkulasi. Karena argument itu menjadi

Epistemologi Ilmu Kel.1 PTE A 2019 |2


3

kesatuan konkulasi,maka boleh juga di terima pendapat yang mengatakan bahwa


filsafat itu argumen kebenaran konkulasi di tentukan 100% oleh argumennya.

C. Objek dan Tujuan Epistemologi

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, tidak jarang pemahaman objek


disamakan dengan tujuan, sehingga pengertiannya menjadi rancu bahkan kabur. Jika
diamati secara cermat, sebenarnya objek tidak sama dengan tujuan. Objek sama dengan
sasaran sedangkan tujuan hampir sama dengan harapan. Meskipun berbeda, tetapi
antara objek dan tujuan memiliki hubungan yang berkesinambungan, sebab objeklah
yang mengantarkan tercapainya tujuan.

Sebagai sub sistem filsafat, epistemologi atau teori pengetahuan yang untuk
pertama kali digagas oleh Plato ini memiliki objek tertentu. Objek epistemologi ini
menurut Jujun S. Suriasuamantri berupa “ segenap proses yang terlibat dalam usaha kita
untuk memperoleh pengetahuan.” Proses untuk memperoleh pengetahuan inilah yang
mejadi sasaran teori pengetahuan dan sekaligus berfungsi mengantarkan tercapainya
tujuan, sebab sasaran itu merupakan suatu tahap perantara yang harus dilalui dalam
mewujudkan tujan. Tanpa suatu sasaran, mustahil tujuan bisa terealisir, sebaliknya tanpa
suatu tujuan, maka sasaran menjadi tidak terarah sama sekali.

Selanjutnya, apakah yang menjadi tujuan epistemologi tersebut? Jacques Martain


mengatakan, “ tujuan epistemologi bukanlah hal yang utama untuk menjawab
pertanyaan, apakah saya dapat tahu, tetapi untuk menemukan syarat-syarat yang
memungkinkan saya dapat tahu.”hal ini menunjukkan, bahwa tujuan epistemologi
bukan untuk memperoleh pengetahuan kendatipun keadaan ini tak bisa dihindari akan
tetapi yang menjadi pusat perhatian dari tujuan epistemologi adalah hal lebih penting
dari itu, yaitu ingin memiliki potensi untuk memperoleh pengetahuan.

Rumusan tujuan epistemologi tersebut memiliki makna strategis dalam dinamika


pengetuhuan. Rumusan tersebut menumbuhkan kesadaran seseorang bahwa jangan
sampai kita puas dengan sekedar memperoleh pengetahuan, tanpa disertai dengan cara
atau bekal untuk memperoleh pengetahuan, sebab keadaan memperoleh pengetahuan
melambangkan sikap pasif, sedangkan cara memperoleh pengetahuan melambangkan
sikap dinamis.

Epistemologi Ilmu Kel.1 PTE A 2019 |3


4

D. Landasan Epistemologi

Landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah, yaitu cara yag dilakukan ilmu
dalam menyusun pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan
pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan disebut
ilmiah, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi
syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan bisa
disebut ilmu yang tercantum dalam metode ilmiah.

Metode ilmiah berperan dalam tataran transformasi dari wujud pengetahuan menjadi
ilmu pengetahuan. Bisa tidaknya pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan sangat
bergantung pada metode ilmiah. Dengan demikian metode ilmiah selalu disokong oleh
dua pilar pengetahuan, yaitu rasio dan fakta secara integratif. Rasio atau akal merupakan
instrumen utama untuk memperoleh pengetahuan. Rasio ini telah lama digunakan
manusia untuk memecahkan atau menemukan jawaban atas suatu masalah pengetahuan.
Bahkan ini merupakan cara tertua yang digunakan manusia dalam wilayah keilmuan.
Pendekatan sistematis yang mengandalkan rasio disebut pendekatan rasional denagn
pegertian lain disebut dengan metode deduktif yaang dikenal denagn silogisme
Aristoteles, karena dirintis oleh Aristoteles.

Pada silogisme ini pengetahuan baru diperoleh melalui kesimpulan deduktif (baik
menggunakan logika deduktif, berpikir deduktif atau metode deduktif), maka harus ada
pengetahuan dan dalil umum yang disebut premis mayor yang menjadi sandaran atau
dasar berpijak dari kesimpulan-kesimpulan khusus. Bertolak dari premis mayor ini
dimunculkan premis minor yang merupakan bagia dari premis mayor. Setelah itu baru
bisa ditarik kesimpulan deduktif. Dismping itu, pendekatan rasiaonal ini selalu
mendayagunakan pemikiran dalam menafsirkan suatu objek berdasarkan argumentasi-
argumentasi yang logis. Jika kita berpedoman bahwa argumentasi yang benar adalah
penjelasan yang memilki kerangka berpikir yang paling meyakinkan, maka pedoman ini
pun tidak mampu memecahkan persoalan, sebab kriteria penilainya bersifata nisbi dan
selalu subjektif. Lagi pula kesimpulan yang benar menurut alur pemikiran belum tentu
benar menurut kenyataan. Seseorang yang menguasai teori-teori ekonomi belum tentu
mampu menghasilkan keuntungan yang besar, ketika dia mempraktekan teori-teorinya.
Padahal teori-teori itu dibangun menurut alur pemikiran yang benar.

Epistemologi Ilmu Kel.1 PTE A 2019 |4


5

Karena kelemahan rasionalisme atau metode deduktif inilah, maka memunculkan


aliran empirisme. Aliran ini dipelopori oleh Francis Bacon (1561-1626). Bacon yakin
mampu membuat kesimpulan umum yang lebih benar, bila kita mau engumpulkan fakta
melalui pengamatan langsung, maka dia mengenalkan metode induktif sebagi lawan dari
metode deduktif. Sebagi implikasi dari metode induktif, tentunya Bacon menolak segala
macam kesimpulan yang tidak didasarkan fakta lapangan dan hasil pengamatan.

E. Pengaruh Epistemologi

Sebagai teori pengetahuan ilmiah, epistemologi berfungsi dan bertugas menganalisis


secara kritis prosedur yang ditempuh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan harus
berkembang terus, sehingga tidak jarang temuan ilmu pengetahuan ditentang atau
disempurnakan oleh temuan ilmu pengetahuan yang kemudian. Epistemologi juga
membekali daya kritik yang tinggi terhadap konsep-konsep atau teori-teori yang ada.
Penguasaan epistemologi, terutama cara-cara memperoleh pengetahuan sangat
membantu seseorang dalam melakuakan koreksi kritis terhadap bangunan pemikiran
yang diajukan orang lain maupun dirinya sendirinya. Sehingga perkembangan ilmu
pengetahuan relatig mudah dicapai, bila para ilmuwan memperkuat penguasaannya.

Secara global epistemologi berpengaruh terhadap peradaban manusia. Suatu


peradaban sudah tentu dibentuk oleh teori pengetahuannya. Epistemologilah yang
menentukan kemajuan sains dan teknologi. Epistemologi menjadi modal dasar dan alat
strategis dalam merekayasa pegembangan alam menjadi sebuah produk sains yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Demikian halnya yang terjadi pada teknologi
meskipun teknologi sebagai penerapan sains, tetapi jika dilacak lebih jauh ternyata
teknologi sebagai akibat dari pemanfaatan dan pengembangan epistemologi.

Epistemologi Ilmu Kel.1 PTE A 2019 |5


6

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Epistemologi (filsafat ilmu) adalah pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan.
Epistemologi merupakan salah satu objek kajian dalam filsafat, dalam
pengembangannya menunjukkan bahwa epistemologi secara langsung berhubungan
secara radikal (mendalam) dengan diri dan kehidupan manusia. Pokok kajian
epistemologi akan sangat menonjol bila dikaitan dengan pembahasan mengenai hakekat
epistemologi itu sendiri. Epistemelogi filsafat membicarakan tiga hal, yakni objek
filsafat (yaitu yang di pikirkan), cara memperoleh pengetahuan filsafat dan ukuran
kebenaran pengetahan filsafat. Sebagai sub sistem filsafat, epistemologi atau teori
pengetahuan yang untuk pertama kali digagas oleh Plato ini memiliki objek tertentu.
Objek epistemologi ini menurut Jujun S. Suriasuamantri berupa “ segenap proses yang
terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan.” Proses untuk memperoleh
pengetahuan inilah yang mejadi sasaran teori pengetahuan dan sekaligus berfungsi
mengantarkan tercapainya tujuan, sebab sasaran itu merupakan suatu tahap perantara
yang harus dilalui dalam mewujudkan tujan. Tanpa suatu sasaran, mustahil tujuan bisa
terealisir, sebaliknya tanpa suatu tujuan, maka sasaran menjadi tidak terarah sama sekali.
Selanjutnya, apakah yang menjadi tujuan epistemologi tersebut? Jacques Martain
mengatakan, “ tujuan epistemologi bukanlah hal yang utama untuk menjawab
pertanyaan, apakah saya dapat tahu, tetapi untuk menemukan syarat-syarat yang
memungkinkan saya dapat tahu.”hal ini menunjukkan, bahwa tujuan epistemologi bukan
untuk memperoleh pengetahuan kendatipun keadaan ini tak bisa dihindari akan tetapi
yang menjadi pusat perhatian dari tujuan epistemologi adalah hal lebih penting dari itu,
yaitu ingin memiliki potensi untuk memperoleh pengetahuan. Landasan epistemologi
ilmu disebut metode ilmiah, yaitu cara yag dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan
yang benar. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu. Pengaruh epistemologi secara global epistemologi berpengaruh terhadap
peradaban manusia. Suatu peradaban sudah tentu dibentuk oleh teori pengetahuannya.
Epistemologilah yang menentukan kemajuan sains dan teknologi. Epistemologi menjadi
modal dasar dan alat strategis dalam merekayasa pegembangan alam menjadi sebuah
produk sains yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Epistemologi Ilmu Kel.1 PTE A 2019 |6


7

DAFTAR PUSTAKA

Kristiawan, Muhammad. 2016. Filsafat Pendidikan: The Choice Is Yours .


Jogjakarta: Penerbit Valin Pustaka.

http://belongtosarah.blogspot.com/2013/04/makalah-filsafat-ilmu-epistemologi.html.

Epistemologi Ilmu Kel.1 PTE A 2019 |7

Anda mungkin juga menyukai