Anda di halaman 1dari 5

Konsep “Urban Water Balance” Kawasan Puncak Bogor

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siklus hidrologi merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa guna memberikan manfaat
yang besar bagi kehidupan manusia. Salah satunya yang menjadi bagian adalah hujan, yang
memiliki pengertian proses turunnya kumpulan air yang jatuh pada permukaan bumi dari
langit melalui proses presitipasi. Hujan merupakan bagian dari siklus hidrologi atau siklus air,
dimana hujan beperan sebagai salah satu proses dari sirkulasi air. Siklus air merukan suatu
sirkulasi air di dalam bumi yang digerakkan oleh sinar matahari melalui berbagai proses
secara terus menerus dari atmosfer yang jatuh ke bumi lalu kembali lagi ke atmosfer.

Dalam prosesnya air akan berubah bentuk dari fase cair, padatan, dan gas. Konsep water
balance merupakan konsep yang dikembangkan dari siklus hidrologi tersebut. Komponen
didalamnya adalah limpasan permukaan, infiltrasi, perlokasi, dan evaporasi. Jika volume total
dari air hujan sama dengan keempat komponen tersebut, inilah yang dinamakan sebagai
water balance. Konsep ini sangat penting untuk mengetahui sirkulasi air, khususnya di daerah
perkotaan dengan bangunan yang sudah sangat padat menyebabkan pergeraka sirkulasi air
di permukaan sangat tinggi bila di bandingkan dengan yang terinfiltrasi. Jika di biarkan dapat
memberi dampak negatif, misalnya banjir dan erosi.

Urbanisasi bisa mempengaruhi siklus hidrologi secara signifikan, bagamaina tidak arus
urbanisasi membuat suatu daerah mengembangkan lahan baru dan berakibat berkurangnya
infiltrasi air karena pembangunan. Maka akan terjadi banyak limpasan air yang berarti
polutan-polutan akan langsung terbuang kesungai. Aliran air menuju sungai lebih besar, dan
berkurang pengisisan air tanah.

Saat ini sudah banyak pembangunan yang terjadi, misalnya saja Puncak Bogor hulu dari kali
Ciliwung. Dahulu pembangunan daerah tersebut tidak semasif sekarang yang menyebabkan
banjir besar di Jakarta. Pemerintah Provinsi Jakarta harus selalu memantau ketinggian Kali
Ciliwung untuk mengantisipasi bencana banjir. Makalah di buat sebagai bahan pembelajaran
urban water balance dengan studi kasus daerah Puncak Bogor.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana water balance di kawasan Bogor, khususnya Puncak?
2. Bagaimana pengaruh pembangunan di Puncak Bogor untuk daerah sekitarnya?
3. Bagaimana solusi pembangunan dengan konsep urban water balance?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dai makalah ini adalah sebagai barikut:
1. Mengetahui kondisi water balance di kawasan Bogor, khususnya Puncak.
2. Mengetahui pengaruh pembangunan di Puncak Bogor untuk daerah sekitarnya.
3. Memberi solusi pembangunan dengan konsep urban water balance.
Konsep “Urban Water Balance” Kawasan Puncak Bogor

BAB II
ISI

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi merupakan suatu sirkulasi air dalam bumi yang digerakkan oleh sinar
matahari memalu berbagai proses yaitu kondensasi, presipitasi, evaporasi, transpirasi,
infiltrasi, pergerakan air permukaan, dan pergerakan air bawah tanah, secara terus
menerus dari atmosfer yang jatuh ke bumi, lalu kembali lagi ke atmosfer.
Berikut beberapa prosoe yang terjafi dalam siklus hidrologi, yaitu:
 Evaporasi/transpirasi: Air yang ada di laut, daratan, sungai, pada tanaman dll, akan
menguap ke atmosfer dan kemudian akan menjadi awan, selanjutnya terbentuk awan
akhirnya air akan turun dalam bentuk hujan, salju dll.
 Infiltrasi ke dalam tanah: Air bergerak ke dalam tanah melalui celah atau pori-poridan
batuan menuju air tanah.
 Air permukaan: Air yang bergerak di atas permukaan tanah dekat deanga alur utama
dan danau.

Gambar 2. 1 Siklus Hidrologi Umum

Konsep water balance merupakan suatu konsep yang di kembangkan dari siklus hidrologi
tersebut. Pada proses presipitasi, dapat menjadi air permukaan (surface runoff) yang
mengalir diatas permukaan daratan, dapat terinfiltrasi daam tanah memalui aliran bawah
permukaan tanah, terjadi perlokasi secara vertical ke dalam tanh yang dalam, dan juga
dapat mellakukan evaporasi kembali dari berbagai permukaan dan tranpirasi dari daun-
daunan (evapotranspirasi). Karena volume total dari air hujan adalah sama dengan
keempat komponen tersebut, maka hubungan ini dikenal dengan “Water Balance”.
2.1.2 Komponen Siklus Hidrologi yang Mempengaruhi Water Balance
Beberapa komponen dari siklus hidrologi yang mempengaruhi neraca air adalah sebagi
berikut:
 Limpasan Permukaan
Limpasan permukaan adalah kejadian pengaliran air di bumu yang terjadi akibat
presipitasi di suatu daerah, menyebabkan air berinteraksi dengan permukaan tanah dan
menuju badan air terdekat. Faktor yang mempengaruhi limpasan permukaan adalah
tipe presitipasi (hujan,salju,dll), intensitas hujan, jumlah hujan, durasi hujan, arah aliran
hujan, dan kondisi meteorologi yang lain.
Konsep “Urban Water Balance” Kawasan Puncak Bogor

 Infiltrasi
Infiltrasi adalah dimana air huan melakukan penetrasi dari permukaan daratan kepada
tanah untuk dapat meresap dan mengalir dibawah permukaan tanah
 Perkolasi
Perkolasi adalah proses pergerakan dan filtrasi air di dalam tanah melalui materi materi
poros

Gambar 2. 2 Skema aliran air

 Evatranspirasi
Evatranspirasi merupaka proses gabungan antara proses evaporasi dan proses
transpirasi. Evaporasi adalah proses berubahnya fase air daricair menjadi uap dalam
siklus hidrologi, yang juga dikenal sebagai proses penguapan. Proses evaporasi ini
merupakan proses primer menggerakan air dari fase cair untuk kembali ke dalam siklus
air menjadi uap air atmosfer. Sedangkan, transpirasi adalah proses evaporasi yang
terjadi pada tumbuhan.
2.2 Kosep Water Balance di Puncak Bogor pada Zaman Dahulu
Pada zaman dahulu daerah Puncak Bogor dahulu adalah tempat yang sangat asri dan memiliki
pemandangan yang sangat indah. Neraca air pada masa itu sangat baik karena masih banyak
pepohonan sehingga siklus air masih bisa terjadi dengan baik. Aliran air bawah permukaan dan
limpasan air sangat baik dan seimbang. Dan kawasan Puncak Bogor menjadi lumbung air dan
penyangga bagi kota sekitarnya. Penyerapan air bawah tanahnya pun baik sehingga aliran air
seimbang menuju badan air. Daerah sekitaran Puncak Bogor, terutama Jakarta tidak khawatir
karena Bogor merupakan hulu dari sungai Ciliwung.

2.3 Konsep Water Balance di Puncak Bogor Saat Ini


Siklus hidrologi akan berubah drastis secara dasyat setelah di bangun dengan besar-besaran,
akibat dari urbanisasi. Seperti daerah lain Puncak Bogor juga mengalami pembangunan yang
sangat pesat, bagaiman tidak Puncak Bogor merupakan destinasi pariwisata yang terbaik dan
terdekat dari Kota Jakarta sehingga banyak turis yang mengunjungi daerah ini. Terdapat villa
pribadi, hotel dan perumahan mewah. Mengakibatkan pembukaan lahan besar-besaran,
sehingga banyak pohon yang di tebang begitu saja. Permukaan-permukaan yang terbangun akan
menyebabkan perlambatan infiltrasi, makan akan terjadi lebih banyak limpasan yang berarti
polutan-polutan akan terbuan ke dalam sungai, dan lebih banyak erosi terjadi. Ini terjadi di Puncak
Bogor dengan pembanguan yang massif, masalah selanjutnya adalah hujan. Jika hujan terjadi
Konsep “Urban Water Balance” Kawasan Puncak Bogor

bisa berpotensi banjir dan tanah longsor. Lingkungan alam yang sudah didatangi, dihuni, dan
dikembangkan oleh manusia, maka yang semula vegetasi dan tanah yang alami di daerah
tersebut tertutupi oleh gedung-gedung dan jalan raya. Berubahnya tata guna lahan di Puncak
Bogor mempengaruhi daya resap air tanah pada derah tersebut. Saat ini Puncak Bogor sudah
rusak parah dan menjadi penyebab banjir di Jakarta. Sangat disayangkan keindahan Puncak
Bogor rusak karena ketamakan orang-orang yang mecari keuntungan.

BAB III
KESIMPULAN

Dari makalah diatas dapat ditarik kesimpilan sebagai berikut:


1. Semua pembanguan harus dikonsep dengan baik dan diintegrasikan dengan konsep
Urban Water Balance agar aliran air yang menuju badan air seimbang dan tidak ada
ketimpangan yang menyebabkan melimpahnya limpasan air menuju sungai yang
menyebabkan banjir.
2. Pemerintah Kota Bogor harus tegas dan tidak pilih dalam menindak setiap pelanggaran
terkait pembangunan karena kawasan Puncak sudah sangat mengkhawatirkan.
3. Dengan mengedepankan konsep Urban Water Balance dapat membuat cadangan air
dalam tanah tetap terjaga dengan baik.
Konsep “Urban Water Balance” Kawasan Puncak Bogor

Daftar Pustaka

- Rahman, Herjuna. 2008. “Aplikasi ‘ Water Balance Model’ Untuk Manajemen Air Hujan
Perkotaan”: Jakarta. Universitas Indonesia
- http://water.usgs.gov/edu/watercycle.html
- http://fastrans22.blogspot.co.id/2013/06/siklus-hidrologi-dan-penjelasannya.html

Anda mungkin juga menyukai