Abstrak—Apotik PS sering mengalami kesulitan dalam skor total nilai pakai dan nilai investasi (nilai indeks kritis).
mengambil keputusan untuk pengadaan obat. Hal ini disebabkan Dalam metode ini, item obat dikelompokkan menjadi 3
karena adanya faktor yang harus dipertimbangkan oleh kelompok berdasarkan persentase kumulatif dari nilai pakai
pengelola apotik yaitu jumlah penjualan item obat, investasi, dan dan nilai investasi, yaitu 80% untuk kelompok A, 15% untuk
alokasi biaya. Pengelola apotik dituntut untuk menemukan cara kelompok B, dan 5% untuk kelompok C. Item prioritas
mengendalikan pemesanan yang tepat dengan biaya yang merupakan item kelompok A yang menghabiskan biaya
optimal sehingga mengurangi terjadinya penumpukan obat dan sebesar 80% dari total biaya persediaan [2].
menghindari masa kadaluarsa obat. Untuk itu dalam makalah
ini diuraikan pengembangan sistem pendukung pengambilan Proses analisis ini masih dilakukan secara manual. Hal
keputusan pengadaan obat yang dapat memberikan rekomendasi tersebut tidak menimbulkan masalah ketika data yang diolah
pengadaan obat kepada pengelola apotik. Sistem dirancang masih dalam jumlah sedikit. Jika data sediaan dalam jumlah
dengan memperhatikan kebutuhan pengguna terkait proses banyak, tentu membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup
analisis Pareto ABC, yaitu metode yang digunakan untuk analisis banyak. Permasalahan lain muncul ketika pengelola kurang
perencanaan sediaan. Sistem ini dibuat dalam bentuk aplikasi tepat memberikan skor utuk nilai pakai atau nilai investasi.
desktop menggunakan Pemrograman Java dan Database Akibatnya, informasi yang didapat kurang akurat.
Management System MySQL. Model yang digunakan adalah
metode analisis Pareto ABC dan optimasi kualitatif. Sistem telah Untuk mengatasi permasalahan di atas maka dibutuhkan
diuji oleh pengguna dengan hasil bahwa sistem sesuai dengan sebuah sistem pendukung pengambilan keputusan yang
kebutuhan pengguna dan rekomendasinya dapat mendukung bertujuan untuk memberikan rekomendasi kelompok obat
pengambilan keputusan pengadaan obat di apotik. dengan menggunakan metode analisis Pareto ABC dan
optimasi kualitatif, sehingga pengadaan obat dapat dilakukan
Kata kunci—Sistem pendukung keputusan; apotik; pareto
dengan lebih efektif.
ABC; optimasi kualitatif
B. Rumusan Masalah
I. PENDAHULUAN Apakah sistem pendukung pengambilan keputusan
A. Latar Belakang pengadaan obat dapat meningkatkan efektivitas proses
Pengelola apotik dituntut untuk menemukan strategi dalam pengambilan keputusan pengadaan obat di apotik PS ?
memberikan pelayanan pasien secara efektif dan efisien. Oleh C. Tujuan
karena itu, diperlukan suatu metode untuk melakukan Tujuan yang ingin dicapai adalah menghasilkan sistem
manajemen persediaan yang baik. Manajemen persediaan pendukung pengambilan keputusan dengan menggunakan
adalah “suatu cara mengendalikan pesediaan agar dapat Pareto ABC dan optimasi kualitatif, yang dapat membantu
melakukan pemesanan yang tepat yaitu dengan biaya yang apotiker pengelola dalam pengadaan obat di apotik secara
optimal”[1]. efektif.
Salah satu cara untuk analisis perencanaan sediaan adalah
dengan Pareto ABC. Pareto ABC digunakan untuk mengetahui
prioritas item yang digunakan di apotik yaitu dengan melihat
persentase kumulatif dari jumlah pemakaian (nilai pakai),
persentase kumulatif dari jumlah investasi (nilai investasi), dan
Di mana:
x1 : nilai tertinggi dari skor pareto nilai pakai
y1 : nilai tertinggi dari skor pareto nilai investasi
Gambar 1. Komponen SPPK [3] x2 : nilai terendah dari skor pareto nilai pakai
y2 : nilai terendah dari skor pareto nilai investasi
B. Analisis Pareto ABC (Always, Better, Control)
Metode analisis Pareto ABC dilakukan dengan C. Optimasi Kualitatif
memperhatikan 3 hal, yaitu analisis nilai pakai, analisis nilai
Ada dua paradigma dalam proses pengambilan suatu
investasi, dan analisis indeks kritis [4].
keputusan organisasi yaitu dengan menggunakan optimasi dan
Nilai pakai didapat dari jumlah pemakaian dalam satu
berdasarkan kepuasan pengguna [5].
periode, kemudian diurutkan dari jumlah pemakaian tertinggi
Dalam optimasi, pengambil keputusan berusaha menyusun
hingga jumlah pemakaian terendah. Setelah data item terurut,
alternatif-alternatif, memperhitungkan untung rugi dari setiap
kemudian dihitung persentase pemakaiannya dengan
alternatif itu terhadap tujuan organisasi. Sesudah itu
perhitungan berikut :
memperkirakan kemungkinan timbulnya bermacam-macam
kejadian ke depan, mempertimbangkan dampak dari kejadian-
Persentase pemakaian = (x/x) x 100% (1) kejadian itu terhadap alternatif-alternatif yang telah
dirumuskan dan kemudian menyusun urut-urutannya secara
Di mana: sistematis sesuai dengan prioritas lalu dibuat keputusan.
x : jumlah pemakaian per item obat Keputusan yang dibuat dianggap optimal karena setidaknya
∑x : total jumlah pemakaian obat telah memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan
keputusan tersebut.
Setelah persentase pemakaian dihitung, dibuat kategori Dalam paradigma berdasarkan kepuasan pengguna,
sediaan sesuai jumlah pemakaiannya menjadi kelompok ANP, pengambil keputusan cukup menempuh suatu penyelesaian
BNP, dan CNP berdasarkan persentase kumulatif 80%, 15%, dan yang memuaskan tanpa harus mengejar penyelesaian yang
5%. terbaik. Model ini dikembangkan karena adanya pengakuan
Nilai investasi didapat dengan mengalikan jumlah terhadap rasionalitas terbatas (bounded rationality).
pemakaian dengan harga satuannya. Setelah didapat jumlah Rasionalitas terbatas adalah batas-batas pemikiran yang
investasi per item obat selama setahun kemudian diurutkan memaksa orang membatasi pandangan mereka atas masalah
dari jumlah investasi tertimggi hingga jumlah investasi dan situasi. Pemikiran itu terbatas karena pikiran manusia
terendah. Kemudian, dihitung persentase investasi per item tidak memiliki kemampuan untuk memisahkan informasi yang
obat dengan perhitungan sebagai berikut : tertumpuk.
Teknik pengambilan keputusan juga sering dibagi dalam
Persentase investasi = (y/y) x 100% (2) teknik pengambilan keputusan matematik (kuantitatif) dan
teknik pengambilan keputusan non-matematik (kualitatif).
ketika mereka dibutuhkan dan tidak ada ketika mereka tidak kelas_paretonik batas_atas kelas_paretoni batas_atas
1..1
a. Investasi persediaan, dengan metode JIT ini biaya 1..1
memiliki
investasi barang yang termasuk slow moving stock dapat memiliki memiliki
1..*
1..*
digunakan untuk menambah investasi barang yang 1..* persentase
kelas_paretoni
persentase_kumulatif
kelas_paretonp persentase_kumulatif
kelas_paretonik
termasuk dalam fast moving stock. kode_obat kode_obat jumlah_investasi
1
1..
1..1
m
memesan. em
ilik
kode_obat persentase
i
lik
i memiliki
mi
c. Mengurangi slow moving stock. Hal ini bertujuan untuk
me
1.
.1
kode_obat
1
1..1
mengurangi jumlah investasi barang yang jarang sekali
1..
Obat
dipakai dan meminimalkan anggaran belanja [7]. harga_satuan
nama_obat
1..1
jumlah_pakai
memiliki
III. METODOLOGI PENELITIAN
kode_rekomendasi
A. Analisis Kebutuhan Pengguna kode_obat 1..*
Rekomendasi
Sistem pengadaan obat yang ada di Apotik PS saat ini keterangan
Lihat
Rekomendasi
1? tidak
Gambar 7. Contoh halaman analisis Pareto ABC
ya
Rekomendasi 1
Rekomendasi 2 tidak
Lihat
Rekomendasi tidak
3?
ya
Rekomendasi 3