Anda di halaman 1dari 29

METODE PELAKSANAAN

& K3 (KESEHATAN KESELAMATAN KERJA)

PEKERJAAN :
REHABILITASI RUMAH DINAS KEJARI TASIKMALAYA
TAHUN :
2019

KONTRAKTOR
PT. ............................
LINGKUP PEKERJAAN
I. METODE PELAKSANAAN KERJA
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah Dan Pondasi
3. Pekerjaan Beton Bertulang
4. Pekerjaan Dinding & Plesteran
5. Pekerjaan Atap
6. Pekerjaan Langit-Langit / Plafon
7. Pekerjaan Penutup Lantai & Dinding
8. Pekerjaan Pintu & Jendela
9. Pekerjaan Pengecatan
10. Pekerjaan Sanitair
11. Pekerjaan Elektrikal
12. Pekerjaan Railing Pintu Pagar Besi

II. METODE KESEHATAN KESELAMATAN KERJA


1. Lingkup Pekerjaan
2. Pedoman & Standar
3. Keselamatan Kerja
4. Prosedur Operasi Standar Kesehatan Keselamatan Kerja
5. Matrik Program K3
6. Diagram Alir K3
I. METODE PELAKSANAAN KERJA

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan lokasi dari pohon-pohon/semak,
sampah, sisa bangunan dan lain-lain yang sekiranya dapat mengganggu dalam
pengukuran dan pemasangan bouplank.

B. Uitzet Dan Bouplank


Adalah Pekerjaan awal, yaitu melakukan pengukuran ulang lokasi dan dilanjutkan
dengan pembuatan berita acara MC 0% dan dilanjutkan dengan pembuatan
Bouplank sebagai acuan posisi bangunan. Pembuatan bouplank meliputi :
 Peralatan dan bahan : kayu usuk 5/7, papan kayu, paku, palu, cat meni, benang
 Tenaga yang dipakai : Mandor, Tukang dan pekerja
 Waktu pelaksanaan : minggu pertama sampai selesai

C. Papan Nama Proyek


Adalah Pekerjaan awal, yaitu melakukan pemasangan papan nama proyek sesuai
dengan kegiatan dan pekerjaan yg ada dalam kontrak , papan nama diletakkan
pada tempat yg mudah dilihat dan terbaca. Pembuatan papan nama meliputi :
 Peralatan dan bahan : kayu usuk 5/7, papan kayu, paku, palu, banner
 Tenaga yang dipakai : Tukang dan pekerja
 Waktu pelaksanaan : minggu pertama
2. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
A. GALIAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi proses pembuatan pengukuran, pembuatan patok,
penggalian tanah dan perapihan hasil galian.

2. Persiapan Pekerjaan
 Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan.
 Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3. Uraian Pekerjaan
 Pemasangan Bowplank , penentuan titik pile +0,00 (BM). Bowplank dipasang
dengan menggunakan kayu kelas III yang berguna penempatan benang
sebagai titik acuan as bangunan pondasi dan sloof
 Pekerjaan penggalian dilakukan secara manual.
 Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual. Untuk kondisi tanah
dimana koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika
koefisien runtuhan tanah besar maka sisi galian miring.
 Penggalian dilakukan 10-50 cm lebih besar dari besaran pondasi, fungsinya
sebagai ruang gerak untuk pekerjaan pemasangan bekisting
 Harus diatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan tanah.
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk
mengurangi resiko runtuhan tanah masuk kembali ke dalam galian pondasi
.Penempatan hasil galian ditempat +1m dari bibir lubang pondasi agar tidak
terjadi kelongsoran dinding tanah.
 Setelah pekerjaan galian dilakukan, hasil galian (dimensi P X L X H) diperiksa
dan dicek terhadap as bangunan bowplank

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah


4. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja
2. Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Peringatan :
“HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN APD”
3. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety

B. URUGAN (URUGAN KEMBALI & URUGAN PENINGGIAN LANTAI)


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi persiapan lokasi pekerjaan, pengadaan material timbunan
biasa hasil galian, penghamparan, pemadatan, dan perapihan hasil pekerjaan.

2. Persiapan Pekerjaan
2.1 Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.
2.2 Mengajukan request material kepada direksi, konsultan, pengawas.
2.3 Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3. Uraian Pengerjaan
3.1 Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan
marking pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus
bebas dari material organik dan anorganik.
3.2 Melakukan request material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan
pengawas.
3.3 Memuat material timbunan biasa dari timbunan hasil galian (urugan kembali),
atau mendatangkan material (tanah, pasir) dari luar ditumpuk dengan jarak
tertentu pada lokasi pekerjaan.
3.4 Timbunan / urugan tersebut dihamparkan secara manual.
3.5 Hasil hamparan timbunan tadi disiram dengan air lalu dipadatkan dengan alat
pemadat (stemper, vibrator).
3.6 Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area
yang telah ditentukan.
4. Analisa K3
4.1 Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja
4.2 Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Perinagatan :
“HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN APD”
4.3 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety

C. PONDASI BATU BELAH 1 : 5


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup penggalian, pengadaan material, pemasangan
bowplank, pasangan batu, plester dan aci serta perapihan hasil pekerjaan

2. Persiapan Pekerjaan
2.1 Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan
dimulai.

2.2 Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material.


2.3 Memberitahu konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).

3. Uraian Pekerjaan

3.1 Menghamparkan pasir urug pada landasan yang berhubungan pada tanah
dasar setebal 5 cm.

3.2 Dasar galian dibuat rata dan diberi landasan dari adukan semen dengan pasir
setebal minimal 3 cm sebelum meletakkan batu pada lapisan yang pertama.

3.3 Batu dengan ukuran yang besar diletakkan pada lapisan dasar atau lapisan
yang pertama dan pada sudut sudut dari pasangan batu tersebut.

3.4 Setiap rongga atau celah antar batu diisi dengan bahan adukan dari semen
dan pasir sesuai dengan komposisi campuran yang ditentukan. Bahan
adukan atau mortar dapat disiapkan menggunakan alat concrete mixer atau
secara manual.
4. Analisa K3
4.1 Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

4.2 Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan


• Rambu Perinagatan :
“HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN APD”

4.3 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety

4.4 Menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi


kecelakan kerja.
3. PEKERJAAN BETON BERTULANG
A. SLOOF
1. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pengurugan Pasir, Pembuatan Lantai Kerja (LC),
Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton

2. Persiapan Pekerjaan
2.1 Membuat program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan menyiapkan gambar kerja yang akan digunakan,
untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
2.2 Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
2.3 Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
 Pekerjaan pabrikasi Besi
 Pekerjaan Urug Pasir
 Pekerjaan Hamparan Lantai Kerja
 Pekerjaan bekesting
 Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
 Cor Beton mutu K-175

3. Metode Pelaksanaan
3.1 Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan sloof beton.
3.2 Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.

Pekerjaan Sloof

3.3 Melakukan perakitan besi sesuai dengan gambar rencana.


3.4 Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton
sesuai dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata
harus dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.
4. Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
4.1 Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

4.2 Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat
Pelindung Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety,
Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.

B. KOLOM
1. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton.

2. Persiapan Pekerjaan
2.1 Menyiapkan program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
peralatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
2.2 Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
2.3 Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
2.3.1 Pekerjaan pabrikasi Besi
2.3.2 Pekerjaan bekesting
2.3.3 Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
2.3.4 Cor Beton K-175

3. Metode Pelaksanaan
3.1 Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, untuk pekerjaan kolom beton.
3.2 Melakukan perakitan besi tulangan sesuai dengan desain yang telah
ditentukan.
3.3 Memasang bekisting kolom.
3.4 Memasang pipa support Untuk menjaga vertikalitas dari kolom terhadap
sloof dan balok.Untuk mendapatkan kolom struktur yang sempurna,
bekisting tidak boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena
itu pemasangan pipa support dinilai sangat penting.
3.5 Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton
sesuai dengan jenis beton yang diinginkan.
5. Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
4.1 Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

4.2 Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat
Pelindung Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety,
Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.

C. BALOK
1. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton.

2. Persiapan Pekerjaan
2.1 Menyiapkan program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
peralatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
2.2 Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
2.3 Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
2.3.1 Pekerjaan pabrikasi Besi
2.3.2 Pekerjaan bekesting
2.3.3 Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
2.3.4 Cor Beton K-175

3. Metode Pelaksanaan
3.1 Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, untuk pekerjaan balok beton.
3.2 Melakukan perakitan besi tulangan sesuai dengan desain yang telah
ditentukan.
3.3 Memasang bekisting kolom.
3.4 Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap
kolom. Untuk mendapatkan struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh
miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa
support dinilai sangat penting.
3.5 Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton
sesuai dengan jenis beton yang diinginkan.
4. Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
4.1 Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

4.2 Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat
Pelindung Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety,
Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.

Perakitan Besi
4. PEKERJAAN DINDING & PLESTERAN
A. PASANGAN BATA
Pekerjaan pasangan bata merah ini meliputi pekerjaan dinding. Untuk pasangan bata
merah/batu bata, sebelum pemasangan dimulai dipersiapkan bata merah dalam
keadaan dibasahi dengan air, untuk mendapatkan hasil yang lurus dan rata pada
pemasangan bata merah tiap baris ada tarikan benang dan waterpas, juga
diperhatikan untuk campuran pasangan bata merah seperti yang ada dalam gambar
dan RAB pemasangan dinding dengan campuran 1pc : 5psr, dan 1pc : 3 psr, pasangan
bata ini meliputi :
- Alat yang digunakan ; molen, kotak adukan, ember, sekop, cangkul,
keranjang/kotak takar, cetok, benang, waterpas
- Tenaga yang dipakai ; pekerja, Tukang batu dan mandor
- Bahan yang digunakan ; bata merah, pasir semen dan air.

1. Untuk pasangan batu bata adukan yang dipergunakan adalah 1PC : 5PS (dinding
ruang biasa) dan adukan 1PC : 3 PS (untuk dinding kedap air)

2. Semua bata sebelum dipasang harus direndam dalam air dan bata harus utuh ( tidak
patah ) sehingga akan diperoleh hasil pasangan yang rata, lurus dengan siar-siar yang
sama.

3. Pasangan batu bata tidak diperkenankan memakai batu bata bekas.

4. Pasangan batu bata hanya diperbolehkan maksimum setinggi 1 M untuk tiap-tiap hari
kerja dan maksimum setiap 12 m2 harus diberi kolom praktis

5. Pasangan tembok batu bata trasram adukan yang digunakan 1 PC : 3 PS dipasamg


diatas sloof setinggi 40 cm dan dipasang pada semua tembok dan tempat – tempat
lain sesuai dengan gambar atau yang dianggap perlu oleh direksi.

B. PLESTER & ACIAN


Pekerjaan plesteran dinding dilaksanakan setelah pasangan beta merah selesai
dilaksankan, pasangan dinding terbebas dari kotoran dan disiram dengan air,
ketebalan plesteran 1,5 cm rata lurus dan tidak bergelombang, campuran adukan 1 Pc
: 3 Psr untuk plesteran transraam dan 1 Pc : 5 Psr untuk plesteran tembok/dinding
atasnya . Penyelesaian akhir plesteran dinding harus diaci dengan semen kental
sedemikan rupa sehingga permukaan dinding menjadi rata, halus dan tidak retak.
Untuk mendapatkan hasil plesteran yang baik atau rata dan siku harus dibuatkan
kepala plesteran serta cara meratakan plesterannya dengan menggunakan mistar
aluminium atau kayu yang lurus dan rata. Untuk menyelesaikan sudut-sudut, sponing (
benangan ) acian dilaksanakan dengan lurus dan tajam.
- Alat yang digunakan ; molen, kotak adukan, ember, sekop, cangkul,
keranjang/kotak takar, cetok, benang, waterpas
- Tenaga yang dipakai ; pekerja, Tukang batu dan mandor
- Bahan yang digunakan ; pasir semen dan air.

1. Untuk semua pekerjaan plesteran tidak diperkenankan memakai kapur

2. Plesteran dinding bata tebalnya tidak boleh kurang 0,8 cm atau lebih dari 2 cm,
kecuali ditetapkan lain. Dinding bata yang akan diplester harus dibasahi dahulu
dengan air yang bersih sesuai dengan ketentuan

3. Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.

4. Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan


dinding bata untuk menghindarkan keretakan.

5. Jika hasil plesteran memungkinkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata,
tidak lurus, adanya pecahan atau retak, maka bagian tersebut harus dibongkar
kembali untuk diperbaiki.

6. Pada permukaan beton yang halus / rata hendaknya dibuat kasar permukaannya
atau diberi adukan semen baru dilakukan pekerjaan plesteran.

7. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).

8. Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh
hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan
acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.
5. PEKERJAAN ATAP
A. RANGKA
Rangka atap memakai baja Ringan yang dikerjakan dipasang sedemikian rupa sehingga
kokoh dan rapi, agar atap penutupnya dapat dipasang dengan baik dan sempurna,
dimensi rangka baja dan penempatannya disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan
gambar rencana.

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalk)
harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang
sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya
adalah:
1. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada
kedua tumpuannya.
2. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
3. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.

B. PENUTUP ATAP

Atap penutup terdiri dari atap genteng metal pasir tebal 0,35 mm, setelahitu dipasang
juga nok atas genteng dengan bahan yang sama dengan atap penutup, kemudian talang
jurai dari genteng metal juga dipasang, ukuran dimensi disesuaikan dengan spesifikasi
teknis dan gambar rencana.

Pada proyek ini juga digunakan atap light roof, atap transparan (polos) berfungsi untuk
memasukan cahaya ke dalam ruangan di bawahnya, dimana pemasangan material
tersebut dilakukan oleh orang yang berpengalaman dalam mengerjakannya

Pemasangan penutup atap


1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok
maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar
2. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian
dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16
HEX.
3. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawa ke atas. Pemasangan penutup
atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok

C. PENUTUP ATAP NOK


Nok atas genteng terbuat dengan bahan yang sama dengan penutup atap nya,
dipasang di puncak pertemuan antara kedua sisi atap yang bertemu supaya
sambungannya lebih rapih dan tidak bocor. Selanjutnya kemudian talang jurai dari
genteng metal juga dipasang, ukuran dimensi disesuaikan dengan spesifikasi teknis
dan gambar rencana.
6. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFON)
1. Lingkup Kerja
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka plafond, pemasangan rangka plafond
gypsum board sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar kerja

2. Persiapan Pekerjaan
1. Menyiapkan program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
peralatan, personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Menyediakan tangga pijakan untuk pemasangan plafon
4. Membersihkan langit-langit yang akan dipasang plafon
5. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan pemasangan
plafond

Pengerjaan Rangka & Penutup Plafon

3. Metode Pelaksanaan
a. Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang dianjurkan.
b. Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen MEP yang akan di
pasangkan diatas plafon.
c. Pekerjaan pasang plafond pada plat lantai / balok yang pertama dilakukan pasang
penggantung rangka (tie rod) dengan menggunan paku tembak.
d. Bila pemasangan pada bagian top / tanpa plat lantai maka gantungan dibuat pada
rangka atap.
e. Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang
tidak gelombang.
f. Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan kedataran
posisi rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama menggunakan
ukuran 4x4 sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow ukuran 4x2. Setiap
rangka diikat dengan menggunakan screw 1/8 dengan menggunakan bor / obeng.
g. Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dan tulangan tumpuan (hollow 2x4)
harus sesuai spesifikasi.
h. Kemudian dilanjukan dengan pemasangan gysum dengan menggunakan screw 1/8
dan bor sekrup.
i. Selanjutnya adalah pekerjaan menutupi sambungan antar gypsum dengan paper
tape / kasa plafond untuk menghindari keretakan.
j. Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound pada sambungan gypsum dan titik-
titik sekrup.
k. Lalu dilanjutkan dengan pengecatan plafon

4. Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


4.1 Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

4.2 Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung
Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety,
Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.
7. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & DINDING (KERAMIK)
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemasangan keramik penutup keramik meliputi, pengadaan material
keramik (penutup lantai), pemasangan keramik dan perapihan hasil pekerjaan.

2. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
2. Mengajukan permohonan penggunaan bahan material kermaik kepada direksi.
3. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3. Uraian Pekerjaan
1. Permukaan yang akan dipasang
lantai keramik harus rata dan
meiliki lantai kerja baik berupa LC
atau urugan pasir.
2. Pembuatan garis bantu (marking)
sebagai pedoman pemesangan
keramik.
3. Pemasangan keramik sebagai star
point pertama pemasangan diawali
dari sudut dinding pintu untuk
menyesuai pasangan antara ruangan. Lalu dilakukan tarik benang arah x dan y
serta memasangnya secara berbaris sebagai patokan.
4. Posisi garis nat antara lantai dengan nat dinding dibuat sama ketemu sejajar.
5. Pemasangan keramik dengan menggunakan mortar perekat dan memukul dengan
palu karet dan mengecek permukaan keramik dengan menggunakan waterpass.
6. Perapihan hasil pekerjaan.

4. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

2. Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan


• Rambu Perinagatan :
“HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN APD”

3. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety
8. PEKERJAAN PINTU & JENDELA (ALMUNIUM)
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemasanga pintu dan jendela meliputi

2. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
2. Mengajukan permohonan penggunaan Bahan kepada Direksi.
3. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3. Uraian Pekerjaan
Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada dinding, dipasang rangka yang
disebut kusen, kusen yang digunakan adalah terbuat dari almunium.
(Sesuaikan jenis kusen dengan spesifikasi teknik)

1. Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan
dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.

2. Fabrikasi
 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan
apabila ada perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup
galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection
tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

3. Pemasangan kusen alumunium dan frame


 Kusen alumunium yang telah difabrikasi
dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu
pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai.
Sistem pemasangan dengan di screw fisher
menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus
dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen
alumunium dengan alat bantu
waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus
maka diganjal dengan bahan dari hardboard,
sehingga lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding
di isi silicone sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame
untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada
kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman
dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan
daunnya.

4. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

2. Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan


• Rambu Perinagatan :
“HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN APD”

4. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety
9. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan meliputi, pembersihan permukaan yang akan dicat,
mendempul permukaan berpori, meratakan permukaan yang akan dicat, pengecatan
dan perapihan hasil pekerjaan.

2. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
peralatan, personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Menyediakan tangga pijakan untuk pengecatan
4. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan

3. Uraian Pekerjaan
1. Sebelum melakukan pekerjaan pengecatan
permukaan bidang harus rata dan
dibersihkan terlebih dahulu.
2. Permukaan dinding dihaluskan dahulu
dengan menggunakan amplas kasar.
3. Untuk menutupi permukaan yang berpori
dilakukan pekerjaan plamir.
4. Permukaan dihaluskan dengan
menggunakan amplas halus.
5. Melakukan pengecatan dengan cat dasar.
6. Pengecatan dengan cat pelapis (Emulsi) 2 kali lapisan.

4. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

2. Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan


• Rambu Perinagatan :
“HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN APD”

5. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety
10. PEKERJAAN SANITAIR
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan sanitair ini meliputi, pengadaan barang untuk sanitair,
pengukuran, pemasangan dan perapihan. Yang perlu diperhatikan ketika pekerjaan
sanitair dilakukan adalah separingan dan gambar pola keramik dan derajat
kemiringan aliran air buangan.

2. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
peralatan, personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Menyediakan peralatan dan alat bantu yang diperlukan
4. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan

3. Uraian Pekerjaan
1. Pekerjaan sanitari closet, dll disesuaikan dengan sparingan dan gambar pola
keramik.
2. Sebelum dilakukan pemasangan
dilakukan pengukuran terlebih dahulu
(marking area) titik penempatan dan
elevasi alat sanitair tersebut.
3. Berikan tanda titik penempatan posisi
sanitair.
4. Pemasangan pipa saluran inlet dan
outlet.
5. Pastikan posisi inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan
gambar kerja.
6. Pasang alat sanitair sesuai dengan titik yangtelah ditentukan.
7. Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang, setelah itu lakukan testing fungsi.

4. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

2. Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan


• Rambu Perinagatan :
“HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN APD”

3. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety
11. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Pembobokan dinding, memasang pipa konduit, pemasangan kabel,
pemasangan fitting dan lampu, perapihan, pemasangan daya utama, dan pengujian.

2. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Pekerjaan bobokan dinding
4. Pekerjaan pasangan pipa konduit
5. Pekerjaan wiring
6. Pekerjaan Instalasi komponen penerangan

3. Uraian Pekerjaan
1. Kabel vetikal ditanam pada
dinding dengan
perlindungan pipa conduit
yang mana pipa conduit
ditanam dalam dinding
sebelum pekerjaan
plesteran, supaya tidak
mudah berubah ketika
dinding diplester.
2. Kabel horizontal diletakan ditray yang tergantung pada plat lantai atau dengan
pipa conduit nyang diklem ke plat lantai dengan jarak 1m.
3. Pekerjaan conduit saklar, stop kotak dan panel dikerjakan sebelum plesteran dan
acian dikerjakan agar ada koordinasi antara pekerjaan ME dan finishing jadi halus
rapih.
4. Perkerjaan pemasangan fitting dan armature menunggu kabel dites ketahanannya
agar tidak terjadi bongkar pasang.
5. Pekerjaan pemasangan fitting, lampu serta komponen lainnya membutuhkan
koordinasi antara pekerjaan ME dan pekerjaan plafon.
6. Untuk komponen elektrikal yang tidak dipasangkan di plafon dapat dilakukan
dengan persetujuan direksi.
7. Penyambungan sparingan akan dilakukan serapih mungkin dan apabila ada
pekerjaan sparingan yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan coring.

4. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

2. Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan


• Rambu Perinagatan :
“HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN APD”

3. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety
12. PEKERJAAN RAILING PAGAR & PINTU BESI
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pemasangan dan pengadaan bahan dari logam-logam seperti yang
dijelaskan dalam gambar pelaksanaan dan petunjuk Pengawas.

2. Persiapan Pekerjaan
1. Menyiapkan program kerja termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang digunakan sebelum memulai pekerjaan.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Pekerjaan pengukuran dan perapihan dinding pagar
4. Sebelum dilakukan pemasangan dilapangan, Penyedia jasa harus menyerahkan
contoh bahan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya
5. Pekerjaan pengelasan

3. Uraian Pekerjaan
1. Semua barang yang akan tampak, bila memakai las harus diratakan dan difinish
sehingga sama dengan permukaan sekitarnya
2. Lubang-lubang untuk sekrup dan baut harus dibor
3. Hubungan-hubungan yang langsung berhubungan dengan udara luar harus
dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak menampung air
4. Gunakan angker dari bahan logam sebagai pengikat / pengunci ke dalam dinding
pagar dengan kedalaman tertentu sesuai desain perencanaan atau petunjuk
direksi / konsultan.
5. Sudut pertemuan rangka harus membentuk siku antara batang satu dengan yang
lainnya
6. Perlengkapan dan alat penyambung/pengikat harus dari bahan dan finish yang
sama dengan bahan induknya

4. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

2. Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan


• Rambu Perinagatan :
“HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN APD”

3. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


• Sarung Tangan
• Helm
 Sepatu Safety
BAB II. METODE KESEHATAN KESELAMATAN KERJA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini mengatur mengenai pelaksanaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3l) dalam pelaksanaan pekerjaan.

2. PEDOMAN DAN STANDAR


1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Kep. 1135/MEN/1987 tentang Bendera
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep.245/MEN/1990 tentang Hari
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3. KESELAMATAN KERJA
1. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material
dan peralatan teknis serta konstruksi.
2. Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan
perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan
promosi keselamatan, dan lain - lain.
3. Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan
ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku (Jamsostek).
4. Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk
mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
5. Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di lokasi
harus disediakan Alat Pelindung Diri (APO) berupa safety belt, safety helmet,
masker/kedok las terutama untuk dipakai pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda
baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
6. Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua
petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan pekerjaan untuk
para pekerja tidak diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
7. Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan
danmengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban korban kecelakaan
itu.
4. PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
1. Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2. SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
3. Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada Direktur Keselamatan, Ditjen
Perkeretaapian, Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian, PPK, dan Konsultan.

5. MATRIK PROGRAM K3
1. Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini dilaksanakan setiap ada tamu
ataupun pekerja baru yang memasuki wilayah kerja proyek
2. Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan untuk sosialisasi dan
pembahasan mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan Lingkungan
selama masa pelaksanaan proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1 minggu sekali
3. Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini dilaksanakan secara
rutin, bertujuan untuk memonitor pelaksanaan K-3L di seluruh lingkungan proyek
dan menjaga konsistensi pelaksanaan K-3L.
4. Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting dilaksanakan
seminggu sekali dimana dalam kegiatan ini membahas permasalahan dan kejadian
yang terjadi dan rencana tindak lanjut untuk memperbaikinya serta membahas
permasalahan yang mungkin terjadi serta langkah-langkah pencegahannya.
5. Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan insidental
bertujuan untuk melakukan audit terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan standar
K-3L di lingkungan proyek terhadap peraturan yang diberlakukan dalam lingkungan
perusahaan.
6. Safety Health and Environmental Trainning
Pelatihan terhadap seluruh komponen proyek
yaitu karyawan, subkon, mandor dan seluruh
pekerja mengenai K-3L, P3K dan respon terhadap
keadaan darurat
7. Housekeeping Kegiatan ini dilaksanakan setiap
hari bertujuan untuk menjaga kebersihan,
kerapihan, kenyamanan di lingkungan kerja.

Gambar Kelengkapan K3
6. DIAGRAM ALIR K3

Gambar diagram alir evakuasi


Gambar diagram alir tanggap kecelakaan
Gambar diagram alir tanggap kebakaran

Tasikmalaya, 2019
Dibuat Oleh :
KONTRAKTOR PT

.........................................
Direktur

Anda mungkin juga menyukai