Anda di halaman 1dari 14

PERADABAN ISLAM PADA MASA MONGOL

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas

Dosen Pengampu :Elly Mufidah, M.S.I

Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam

Oleh:

Atik Ayu Novela 2317070


Imroatin Azizah 2317071
Rifqinal Azi 2317072
Ainun Fatimah 2317073

TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PEKALONGAN

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, dan peristiwa yang
unik dan berlaku. Hanya sekali dan tidak terulang untuk yang kedua kalinya. Oleh
karena itu, ada pandangan bahwa masa silam tidak perlu

dihiraukan lagi, anggap saja masa silam itu ”kuburan”. Pandangan ini tentu
saja sangat subyektif dan cenderung apriori sekaligus tidak memiliki argumentasi
yang kuat. Tapi bagaimanapun sebuah perirtiwa pada masa silam bisa dijadikan
pandangan untuk kehidupan yang akan datang agar lebih baik.
Hadirnya Kerajaan Mughal membentuk sebuah peradaban baru di daerah
tersebut dimana pada saat itu mengalami kemunduran dan keterbelakangan. Kerajaan
Mughal yang bercorak Islam mampu membangkitkan semangat ummat Islam di India.
Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam
pertama di India. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan
kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan berjaya. Keberadaan kerajaan ini
dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah
sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah asal usul bangsa mughol di India
2. Siapakah raja yang memimpin kerajaan Mughol di India
3. Bagaimana perkembangan masa Mughol India

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui asal usul bangsa mughol di India
2. Untuk mengetahui pemimpin-pemimpin pada masa mughol
3. Untuk mengetahui perkembngan meliputi kemajuan dan kemunduran masa
mughol di India
BAB II
PEMBAHASAN

A. ASAL-USUL BANGSA MUGHOL DI INDIA


India menjadi wilayah Islam pada masa Dinasti Umayyah tepatnya pada masa
Khalifah al-Walid. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh pasukan Umayyah yang
dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn Qosim. Kemudian pasukan Ghaznawiyah
dibawah pimpinan Sultan Mahmud mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini
dengan berhasil menaklukan seluruh kekuasaan Hindu dan mengadakan pengislaman
sebagian masyarakat India pada tahun 1020 M. Setelah Gaznawi hancur muncullah
beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India, seperti dinasti Khalji (1296-1316
M), dinasti Tuglag (1320-1412), dinasti Sayyid (1414-1451), dinasti Lodi (1451-
1526). Jadi Mughal bukan kerajaan Islam yang pertama di India.1 Kerajaan Mughal
adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke- 16 hingga abad ke-
19. Dinasti ini didirikan oleh Zaharuddin Babur yang merupakan keturunan Timur
Lenk, penguasa Islam asal Mongol.
Babur adalah nama kecil dari Zaharuddin, yang artinya singa, ia lahir pada
hari Jum’at 24 Februari 1483. Ayahnya bernama Umar Mirza menjadi amir di
Fergana, turunan langsung dari Miransyah putra ketiga dari Timur Lenk. Sedangkan
ibunya berasal dari keturunan Jengkuai, anak kedua dari Jengis Khan. Pada usia 11
tahun, Babur kehilangan ayahnya dan sekaligus menggantikan kepemimpinan
ayahnya dalam usia yang masih sangat muda. namun demikian ia sangat pemberani
sehingga kelihatan lebih matang dari usianya. Dia mendapat latihan sejak dini,
sehingga memungkinkannya untuk menjadi seorang pejuang dan penguasa besar.
Ia berusaha menguasai Samarkand yang merupakan kota terpenting dia Asia
Tengah pada saat itu. Pertama kali ia mengalami kekalahan untuk mewujudkan cita-
citanya. Kemudian berkat bantuan Ismail I, Raja Safawi, sehingga pada tahun 1494,
Babur berhasil menaklukan kota Samarkand, dan pada dengan Tahun 1504
menaklukan Kabul, ibukota Afganistan. Dari Kabul Babur melanjutkan ekspansi ke
India yang pada saat itu dipimpin oleh Ibrahim Lodi.

1
Ali K , Sejarah Islam dari awal hingga runtuhnya dinasti Usmani Tarikh pramoderen (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 1996), hlm. 351.
Ibrahim Lodi (cucu sultan lodi), sultan Delhi terakhir, memenjarakan sejumlah
bangsawan yang menentangnya. Ketika itu kewibawaan kesultanan sedang merosot,
karena ketidak mampuannya memimpin, atas dasar itulah Alam Khan keluarga Lodi
yang lain mencoba menggulingkannya dengan meminta bantuan Zahiruddin Babur
(1482-1530 M). Permintaan itu langsung diterima oleh Babur dan bersama
pasukannya menyerang Delhi. Pada tanggal 21 April 1526 M terjadilah pertempuran
yang sangat dasyat di Panipat. Ibrahim Lodi beserta ribuan pasukannya terbunuh, dan
Babur langsung mengikrarkan kemenangannya dan mendirikannya pemerintahannya.
Setelah mendirikan kerajaan Mughal, Babur berusaha memperkuat
kedudukannya. Di pihak lain raja-raja Hindu di seluruh India menyusun angkatan
perang yang besar untuk menyerang Babur dan di Afganistan, golongan yang setia
pada keluarga Ibrahim Lodi mengangkat saudara kandung Ibrahim, Mahmud Lodi
menjadi Sultan. Sultan Mahmud Lodi bergabung dengan raja-raja Hindu tersebut.
Kali ini berarti harus berhadapan dengan pasukan koalisi, namun Babur tetap dapat
mengalahkan pasukan koalisi itu dalam pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M.
Akan tetapi ia tidak lama menikmati hasil perjuangannya. Ia meninggal dunia pada
tanggal 26 Desember 1530 M pada usia 48 tahun setelah memerintah selama 30
tahun. Setelah Babur meninggal, Zahirudin Babur digantikan oleh anaknya,
Nashiruddin Humayun (1530-1539M
Humayun dalam menjalankan roda pemerintahanya banyak menghadapi
tantangan. Sepanjang masa pemerintahanya negara tidak pernah aman. Ia senantiasa
berperang melawan musuh. Diantara tantangan yang muncul adalah Bahadur Syah,
penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari Delhi. Pemberontakan ini dapat
dipadamkan, Bahadur Syah melarikan diri dan Gujarat dapat dikuasai. Pada tahun
1540 M terjadi pertempuran dengan Syer Khan di Kanauj, dalam peperangan ini
Humayun mengalami kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke Kandahar dan
selanjutnya ke Persia ia mengenal tradisi Syi’ah, bahkan sering dibujuk untuk
memasukinya, begitu pula dengan anaknya Jalaluddin Muhammad Akbar.
Di sini pula ia membangun kekuatan militer yang telah hancur, dan berkat
bantuan Syah Tahmasph yang memberikan pasukan militer sebanyak 14.000 tentara,
maka pada tahun 1555, Humayun mencoba merebut kembali kekuasaannya dengan
menyerbu Delhi yang pada saat itu diperintah Sikandar Sur. Akhirnya, ia bisa
menaklukan kota ini dan ia memerintah kembali pada tahun 1556 M.
Kemudian Humayyun digantikan oleh anaknya, Abu al-Fath Jalal al-Din
Muhammad Akbar. Lebih dikenal dengan sebutan Akbar, dilahirkan di Amarkot, 15
Oktober 1542 M. dan memerintah (1556-1605 M) dari usia 14 tahun. Akbar sebagai
wali sultan yang masih muda maka diangkatlah Bairam Khan. Bairam seorang yang
cakap, namun bukan orang yang bijaksana. Akbar adalah seorang laki-laki yang
memiliki naluri kerajaan yang kuat ”seorang raja katanya, harus selalu sungguh-
sunguh terhadap penaklukan; jika tidak, maka negeri tetangganyalah yang akan
mengangkat senjata terhadapnya. Prinsip tersebut membuat Akbar bertekad menjadi
penguasa tertinggi di India yang tak dapat digugat. Pada tahun 1605 M. Akbar
meninggal dunia.

Masa kepemimpinan Akbar adalah puncak kejayaan kerajaan Mughal, tidak


hanya dalam bidang politik dan militer saja, tapi juga dibidang ekonomi, pendidikan,
seni dan budaya, administrasi, dan keagamaan. Kemajuan yang telah dicapai Akbar
masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jehangir (1605-1628M),
Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M). tiga Sultan penerus
Akbar ini memang terhitung raja-raja yang besar dan kuat. Setelah itu, kemajuan
kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya2

2
Hasan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Yogyakarta: Kota Kembang 1989), hlm. 142-143)
B. PEMIMPIN-PEMIMPIN MUGHOL DI INDIA

1. Zahiruddin Babur

Zahiruddin Babur, orang yang mendirikan imperium raksasa ini hidup


hampir sezaman dengan Shah Ismail. Babur, artinya “harimau”, dan dalam
beberapa hal, bahkan lebih luar biasa daripada remaja Safawi yang
berbakat itu.
ibunya adalah keturunan Jenghis Khan, Ayahnya memerintah sebuah
kerajaan kecil bernama Farghana, tepat di utara Afghanistan hari ini, dan
ketika ia wafat pada 1495, Babur mewarisi takhta ini. Dia berusia dua
belas tahun. Babur memiliki ambisi yang kuat mencari kerajaan baru:
menjadi raja adalah satu-satunya yang ia ketahui, dan raja adalah satu-
satunya jabatan yang ia cari. Makanya Samarkand menjadi tujuan Babur
berikutnya. Kota yang sangat vital perannya di Asia Tengah itu berhasil
ditaklukan pada Tahun 1494 M., dengan bantuan Raja Safawi, Ismail.
Pada tahun 1498 M, Ferghana yang merupakan warisan orang tuanya,
terlepas dari tangan Babur karena diperebutkan di antara saudara
sepupunya, yaitu Ali dan saudaranya sendiri, yaitu Jengahir. Babur
merupakan remaja yang menyatukan segerombolan prajurit dewasa selama
bertahun-tahun di pengasingan terbuka tentunya memiliki suatu
kekhususan pada dirinya; dan Babur jelas merupakan jenis yang
mengintimidasi secara fisik.
Banyak cerita mengatakan ia dapat melompat menyeberangi sungai
sambil menggendong seorang dewasa di setiap lengannya. Namun, tidak
seperti kebanyakan pria tangguh, Babur adalah seorang yang sensitif,
artistik, dan romantis. Dia menulis buku harian sepanjang petualangannya,
dan kelak dalam hidupnya dia menulis otobiografi yang menjadi klasik
dalam sastra Turki.3

3
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : Rajawali Pers bekerja sama dengan Lembaga Studi Islam dan
Kemasyarakatan, 1997), hlm. 147
2. Humayun ( 1530 – 1556 M )

Menurut Ajid Thohir, Pemerintahan Humayun dibagi kedalam dua


periode. Pertama, periode ini berkisar tahun 1530 – 1539 M. Periode ini
banyak diwarnai kerusuhan dan berbagai pemberontakan. Hal ini
dimungkinkan karena usia pemerintahan yang diwariskan ayahnya ini
masih relatif muda dan belum stabil.
Salah satu dinasti dari Afghanistan yang saat itu diperintah Sher Khan
Suri menginvasinya pada tahun 1539 M ke pusat pemerintahan Humayun
di Delhi. Pasukan Humayun hancur dan negara dalam kondisi tak
menentu. Saat itu Humayun dapat meloloskan diri ke Persia dan diterima
dengan baik oleh Sultan Safawi, Shah Tahmasph. Disinilah ia mengenal
tradisi Syiah bahkan sering dibujuk untuk memasukinya, termasuk
anaknya Jalaluddin Muhammad Akbar.
Di sini pula ia membangun kembali kekuatan militer yang telah
hancur, dan berkat bantuan Shah Tahmasph yang memberinya pasukan
militer sebanyak 12.000 tentara kemudian terkumpul seluruhnya sebanyak
14.000 orang. Humayun mencoba kembali merebut kekuasaannya di
Delhi.
Kedua, pada tahun 1555 M ia menyerbu Delhi yang saat itu diperintah
Sikandar Sur. Akhirnya, ia bisa memasuki kota ini dan ia bisa memerintah
kembali sampai tahun 1556 M.
Tak lama setelah itu, Humayun mendengar seruan azan tatkala sedang
berdiri di puncak tangga ke perpustakaannya dan tiba-tiba mendapat
inspirasi untuk mereformasi hidupnya. Dia bergegas ke bawah, tetapi pada
saat turun dia tersandung dan lehernya patah, menyebabkan anak ia
meninggal.4

4
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Jakarta : Rajawali Pers 2004), hlm. 204
3. Akbar ( 1556-1605 M)
Nama lengkapnya Muhammad Jalaludin Akbar . ia adalah sultan yang
sangat terkenal dari dinasti Mughal, dan ialah sebenarnya yang menciptakan
sistem kerajaan ini. Pada masa inilah kerajaan Mughal mencapai masa
keemasannya. Akbar menerima tampuk kepemimpinan Mughal saat berusia
14 tahun. Karena masih muda, urusan kerajaan diserahkan kepada Bhairam
Khan, seorang Syi’i.

Sultan Akbar terkenal dengan gagasan-gagasannya yang sangat radikal


dan liberal baik dalam aspek sosial ataupun pemikiran keagamaan. Akbar
mengonsolidasi wilayah taklukan kakeknya, memperluasnya, dan mengatur
ketertiban di seluruh kerajaannya. Chundar, Ghond, Chitor, Rantabar, Surat,
Behar, Bengal, Kashmir, Orissa, Dekan, Gawilghard, Narhala, Alamghar dan
Asighar ialah diantara wilayah-wilayah yang berhasil dikuasai Akbar. Wilayah
tersebut diperintah Akbar dalam suatu pemerintahan militeristik. Dalam
pemerintahan ini. Sultan merupakan seorang penguasa diktator. Pemerintahan
daerah dipegang oleh seorang sipah salar (kepala Komandan), sedangkan
subdistrik dipegang oleh faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi
jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran karena memang diharuskan
mengikuti latihan militer.

Kebijakan berikutnya, pada awal-awal pemerintahannya Akbar


menyingkirkan Bairan Syah, penasihat politik Syah yang dipercayai
Humayyun. Bairam dianggap sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan
terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi’ah.5

5
Badri Yatim, op cit. hlm.,149
4. Jahangir (1605-1628 M)

Setelah Sultan Akbar meninggal, Salim kemudian naik untuk


menggantikannya sebagai sultan dengan gelar Nur Ad-Din Muhammad
Jahangir Pasha Gazi. Pada masa ini pemerintahan sudah stabil. Hanya
karakteristik yang ditunjukan Jahangir sangat berbeda dengan Sultan Akbar.
Salah satu karakteristik dari Sultan Jahangir selama memerintah adalah hanya
mementingkan kehidupan yang bersifat konsumtif dan hedonistik.

dinobatkan sebagai Sultan Mughal adalah menghadapi pemberontakan


anaknya sendiri, yang bernama Khusru, akibat ketidakpuasannya terhadap
kebiasaan dan sikap bapaknya yang banyak dipengaruhi ibu tirinya, Nur
Jahan. Khusru sendiri adalah seorang putra raja yang berbudi , bijaksana dan
dicintai rakyatnya. Putra mahkota ini selama 16 tahun berada dibawah
pengawasan pengawal-pengawal keraton yang semuanya berusaha untuk
membinasakannya. Terlebih karena ibu tirinya, yaitu Nur Jahan, mempunyai
seorang anak kandung yang dikehendakinya dapat menjadi putra mahkota.6

5. Shah Jahan (1628-1658 M)


Jahangir meninggal pada tahun 1627 M, ia meninggalkan dua orang
putra, yaitu Shah Jahan dan Shahriar. Keduanya saling bersaing untuk
memperebutkan kekuasaan di Agra. Tapi pada ahun 1628 M, ia naik takhta
dengan gelar Abdul Muzaffar Shahabudin Muhammad Shah Jahan Ghazi.

Sejak tahun pertama dari pemerintahnnya, Shah Jahan harus


menghadapi lawan-lawannya. Mula-mula ia harus mengahadapi Khan Jahan
Lodi, Sultan Afghanistan dan Raja Rajput. Sementara itu, di India Tengah
terdapat beberaa Kerajaan Hindu yang juga mengadakan persekutuan sehingga
menjadi sebuah kerajaan besar dengan nama Vijayanagar. Shah Jahan pun
harus mengahadapi beberapa kerajaan Islam yang mersa tidak senang dengan
kerajaan Mughal, yaitu Ahmadnagar, Bijapur, Serar, Bihar, dan Golkonda.
Namun akhirnya Ahmad Nagar dan Bijapur dapat ditaklukannya..7

6
Ibid, hlm. 154-155
7
Ibid, hlm. 158
6. Aurangzeb (1658-1707 M)
Setelah saudara-saudaranya yang menentang haknya untuk
mewarisi tahta kerajaan tewas, Aurangzeb dinobatkan sebagai raja
Kerajaan Mughal keenam dengan gelar Aurangzeb Alamghir, yang berarti
‘yang menaklukan dunia’.

Sepanjang masa pemerintahnnya, Aurangzeb banyak mencapai


keberhasilan seperti para pendahulunya; baik aspek ekonomi, sosial,
politik dan agama. Dibandingkan Sultan Akbar yang menguasai wilayah
mencapai 15 daerah, Aurangzeb bisa mencapai 21 daerah baru ; 14 daerah
di India Utara dan enam di daerah Dekkan dan satu buah di Afganistan. 8

Ia menerapkan nilai-niali syariah yang ketat pada pemerintahannya


yang pada periode-periode sebelumnya kurang begitu diperhatikan, bahkan
diabaikan sama sekali. Semangat politik Islamnya didasrkan pada Alquran
dan Sunnah serta dukungan para ulama sangat kuat, tetapi di lain pihak
membuat kecemburuan. Kaum muslimin menganggap ia sebagai waliullah
karen apembelaannya pada nilai-nilai syari’ah. Sebailknya, orang-orang
Hindu fanatik menganggap ia sebagai pemimpin yang zalim walaupun
masih banyak pula kelompok non-Muslim yang memberi dukungan karena
keadilannya.9

8
Ajid Thohir, Op cit. Hlm. 210
9
Ibid, hlm. 211
C. MASA KEMUNDURAN BANGSA MONGOL DI INDIA
Tanda-tanda kemunduran sudah terlihat dengan indikator sebagaimana

berikut:

1. Internal
 Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan
dan lemahnya kontrol pemerintahan pusat.
 Perebutan kekuasaan antara keluarga. Hampir semua keturunan Babur
umumnya memiliki watak yang keras dan ambisius sebagai keturunan
timur lenk yang wataknya demikian.
2. Eksternal
 Pemberontakan oleh umat hindu. Umat hindu yang mayoritas dan umat
Islam yang minoritas tapi memegang otoritas kekuasaan. Hal ini
menimbulkan ketidaksenangan sebagian garis keras orang-orang hindu
kepada pemerintahan Islam. Pemberontakan-pemberontakan dari pihak
hindu beberapa kali terjadi seperti yang dipimpin oleh Hemu di Delhi dan
Agra masa Akbar pemberontakan yang dipimpin oleh guru Tegh Bahadur
di masa Aurangzeb.
 Serangan dari krajaan lain. Serangan pihak luar semula di lakukan oleh
raja safawi Persia, kemudian dari Afghanistan.
Kelemahan ekonomi . Kemunduran Mughal sangat menguntungkan
bangsa-bangsa barat untuk menguasai jalur perdagangan. Akhirnya
terjadilah persaingan dagang di pantai selatan India.

 Intervensi Politik dan Militer dari kekuatan imperialis Barat.


 Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi
militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak segera di pantau oleh
kekuatan maritimmughol.
 Kemerosotan moral dan hidup mewah
 Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orangyang
lemah dalm bidang kepemimpinan.10

10
Badrim Yatim, Op cit. Hlm., 175
D. MASA KEMAJUAN MUGHOL DI INDIA

1. Bidang Politik dan Militer

Sistem yang menonjol adalah politik Sulahul atau toleransi universal.


Sistem ini sangat tepat karena mayoritas masyarakat India adalah Hindu,
sedangkan Mughal adalah Islam. Di bidang Militer, pasukan Mughal dikenal
sebagai pasukan yang kuat. Mereka sendiri terdiri dari pasukan gajah, berkuda dan
meriam.
2. Bidang Ekonomi

Kontribusi Mughal di bidang ekonomi adalah memajukan pertanian terutama


untuk tanaman padi, kacang, tebu, rempah-rempah, tembakau dan kapas.
3. Bidang seni dan Arsitektur

Hasil karya seni dan arsitektur Mughal sangat terkenal dan bisa dinikmati
sampai sekarang. Ciri yang menonjol dari arsitektur Mughal adalah pemakaian
ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna warni. Bangunan yang
menimbulkan ciri ini antara lain Benteng Merah (Lah Qellah), istana-istana,
makam kerajaan dan yang paling mengagumkan adalah Taj Mahal di Aghra.
Istana ini merupakan salah satu tujuh keajaiban dunia yang dibangun oleh Shah
Jahan khusus untuk istrinya Momtaz Maha yang cantik jelita. Bangunan lain yang
bermotif sama adalah Masjid Raya Delhi yang berlapis marmer dan sebuah istana
di Lahore.11
4. Bidang Ilmu Pengetahuan

Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu.Sejak


berdiri banyak ilmuwan yang datang ke India untuk menuntut ilmu pengetahuan,
bahkan istana Mughal pun menjadi pusat kebudayaan.
Hal ini karena ada dukungan dari penguasa dan bangswan serta ulama.
Awrangzeb misalnya, memberikan sejumlah besar uang dan tanah untuk
membangun pusat pendidikan di Lucknow.

11
Ibid, hlm. 178-180
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendiri kerajaan Mughal adalah Zahirudin Muhammad Babur, berasal dari


keturunan Timur Lenk dan Jengis Khan. Kerajaan Mughal berdiri pada tahun 932
H/1526M. Di India corak pemerintahannya militeristik yang absolute. Kerajaan
Mughal membawa beberapa kemajuan dalam Islam, baik dalam bidang politik,
militer, seni, dan juga dalam bidang ekonomi khususnya. Peninggalan yang dikenal
sampai sekarang dari kerajaan Mughal (salah satu keajaiban dunia) Taj Mahal.
Setelah Aurangzeb meninggal dunia kemunduran mulai menggerogoti
kerajaan Mughal, para penggantinya pada umumnya lemah sehingga tidak dapat
memulihkan kejayaan yang pernah dicapai oleh para pendahulunya. Kemunduran
Mughal berlangsung terus-menerus sehingga sampailah kepada pintu gerbang
kehancuran pada tahun 1858 M. Penyerbuan aliansi Hindu-Sikh, penyerbuan Nadir
Syah, Ahmad Duran dan kolonial Inggris merupakan pukulan berat bagi Mughal.
Serbuan Inggris akhirnya mengakhiri kerajaan Mughal dengan segala kejayaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Thohir, Ajid, 2004

Anda mungkin juga menyukai