Typhoid
Typhoid
Typoid adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh Salmonella typhosa atau Salmonella
typhi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang
berlangsung lebih kurang 3 minggu di sertai dengan demam, gejala-gejala perut, pembesaran
limpa dan erupsi kulit 1. Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis, dan penyakit ini
sangat sering di jumpai di Asia.
Di dunia pada tanggal 27 September 2005 sampai dengan 11 Januari 2007 WHO mencatat
sekitar 42.564 orang menderi tifoid dan 214 orang meninggal 4. penyakit ini biasanya
menyerang anak-anak usia pra sekolah maupun sekolah akan tetapi tidak menutup kemungkinan
juga menyerang orang dewasa.
ETIOLOGI
Penyebab utama dari penyakit ini adalah kuman Salmonella typhosa, Salmonella typhi, A, B,
dan C. Kuman ini banyak terdapat di kotoran, tinja manusia, dan makanan atau minuman yang
terkena kuman yang di bawa oleh lalat. Sebenarnya sumber utama dari penyakit ini adalah
lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Tidak seperti virus yang dapat beterbangan di udara,
bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan, dan minuman yang
tidak higienis. "Dia masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu menyerang tubuh, terutama
saluran cerna.
MANIFESTASI KLINIS
Proses bekerjanya bakteri ini ke dalam tubuh manusia cukup cepat, yaitu 24-72 jam setelah
masuk, meski belum menimbulkan gejala, tetapi bakteri telah mencapai organ-organ hati,
kandung empedu, limpa, sumsum tulang, dan ginjal. Rentang waktu antara masuknya kuman
sampai dengan timbulnya gejala penyakit, sekitar 7 hari. Gejalanya sendiri baru muncul setelah
3 sampai 60 hari. Pada masa-masa itulah kuman akan menyebar dan berkembang biak 5. Organ
tubuh lalu merangsang sel darah putih mengeluarkan zat interleukin. Zat inilah yang akan
merangsang terjadinya demam.
KOMPLIKASI
Kantong empedu dapat meradang dan membesar. Di sana kuman dapat berkumpul dan
menetap pada penderita. Orang ini di sebut carier dan merupakan sumber penyakit. Penyakit ini
bisa juga mengenai daerah hati bahkan bisa berefek pada kejiwaan. Sebenarnya yang paling
berbahaya dari penyakit ini adalah apabila terjadi kebocoran usus. Apabila terjadi maka yang
harus dilakukan adalah mengoperasinya 5.
DIAGNOSIS
Gambaran klinis klasik yang umum ditemui pada penderita demam tifoid adalah :
1. Minggu pertama, demam lebih dari 40°C, nadi yang lemah bersifat dikrotik, dengan
denyut nadi 80-100 per menit 2.
2. Minggu kedua, suhu tetap tinggi, penderita mengalami delirium, lidah tampak kering
mengkilat, denyut nadi cepat. Tekanan darah menurun dan limpa dapat diraba 2.
3. Minggu ketiga,
Jika keadaan membaik : suhu tubuh turun, gejala dan keluhan berkurang 2.
Jika keadaan memburuk : penderita mengalami delirium, stupor, otot-otot
bergerak terus, terjadi inkontinensia alvi dan urine. Selain itu terjadi meteorisme
dan timpani, dan tekanan perut meningkat, disertai nyeri perut. Penderita
kemudian kolaps, dan akhirnya meninggal dunia akibat terjadinya degenerasi
mikardial toksik 2.
4. Minggu keempat, bila keadaan membaik, penderita akan mengalami penyembuhan
meskipun pada awal minggu ini dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau
tromboflebitis vena femoralis 2,3.
Diagnosis mikrobiologis merupakan metode diagnosis yang paling spesifik. Kultur darah dan
sum-sum tulang positif pada minggu pertama dan kedua, sedang minggu ketiga dan keempat
kultur tinja dan kultur urin positif 2.
PERAWATAN
Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi ( agar penyakit ini tidak menular ke
orang lain ). Penderita harus istirahat total minimal 7 hari bebas panas. Istirahat total ini untuk
mencegah terjadinya komplikasi di usus. Selama perawatan, penderita juga harus diberikan
obat-obatan untuk mengurangi gejala-gejala yang dialami penderita, seperti panas, sakit kepala,
mual, dsb. Untuk sementara, makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak
berserat. Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-
benar dijaga makanannya untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani upaya
penyembuhan 5.
Kesembuhan penderita penyakit ini dipengaruhi berbagai hal, di antaranya adalah umur,
keadaan umum, tingkat kekebalan penderita, jumlah dan daya infeksi kuman yang masuk tubuh,
serta cepat dan tepatnya pengobatan
Istirahat (tidur telentang) sepanjang hari adalah sangat penting, agar tidak
terjadi komplikasi seperti usus yang berdarah dan atau pecah. Penderita
PENGOBATAN
Obat untuk penyakit ini adalah antibiotika golongan Chloramphenicol dengan dosis 3-4 x
500 mg/hari; pada anak dosisnya adalah 50-100 mg/kg berat badan/hari. Jika hasilnya kurang
memuaskan dapat memberikan obat seperti 2 :
Tiamfenikol, dosis dewasa 3 x 500 mg/hari, dosis anak: 30-50 mg/kg berat
badan/hari.
Ampisilin, dosis dewasa 4 x 500 mg, dosis anak 4 x 500-100 mg/kg berat
badan/hari.
Kotrimoksasol ( sulfametoksasol 400 mg + trimetoprim 80 mg ) diberikan dengan
dosis 2 x 2 tablet/hari.
PENCEGAHAN
Lingkungan hidup
Harus menyediakan air yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat
yang higienis, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan
gunakan air yang sudah tercemar. Apabila menggunakan air yang harus dimasak
terlebih dahulu maka dimasaknya harus 1000C.
Menjaga kebersihan tempat pembuangan sampah.
Upayakan tinja dibuang pada tempatnya dan jangan pernah membuangnya secara
sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri
Salmonella typhi. Terutama ke makanan.
Bila di rumah banyak lalat, basmilah hingga tuntas.
DIRI SENDIRI
1. Samsuridjal Djauzi, Panduan Hidup Sehat, Dari Soal Alergi Sampai Gemuk, cet.1,
Jakarta : penerbit buku kompas, 2005.
2. Soedarto, Sinopsis Kedokteran Tropis, cet.1, Surabaya : Airlangga Universitas Press,
2007.
3. Soedarto, Penyakit – Penyakit Infeksi di Indonesia, cet.IV, Jakarta : Widya Medika,
1996.
4. http://www.who.int/csr/don/2005_01_19/en/index.html
5. http://digilib.itb.ac.id/gdi.php?mod=browse&op=read&id=jbpti+bpd-gdi-s2-1996-
muktinings-1815&q=research
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2007