TANK
TANK
Abstract
Water availibility data are important thing relating with designing and developing of
water resources. One of the hidrological model used to predict water availability is tank
model. Such model was able to analyze the impact of rainfall to jluctuation of stream
water level. The aim of this study is to predict the water availability sub-catchment of
Ciriung in the year of 2003/2004-2009/2010. To predict the future water availbility
using tank model needs two kinds of future data, evapotranspiration and rainfall data.
Moreover, in other predict such data nzodel Artzficial Neural Network (ANN) can be
used. Result of tank model analysis and ANN model was able to clarzJj,water availability
in sub-catchment of Ciriung in dry season. Thus, irigatedjeld area can be acounted.
Key wards: water availability, tank nzodel, artijicial neural network, evapotranspiratio,
rainfall.
Air merupakan sumberdaya alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia dan
makhluk hidup lainnya, air diperlukan manusia untuk air minum, irigasi, dan industri.
Sumber air untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat berasal dari air permukan, air
tanah, atau didapatkan langsung dari air hujan. Lazaro (1990) menyatakan bahwa
kebutuhan air untuk irigasi semakin meningkat, karena semakin meningkatnya kebutuh-
air terus meningkat disebabkan oleh kenaikan taraf hidup, yang diikuti oleh kenaikan ke-
butuhan air untuk keperluan rumah tangga, pertanian, dan industri, serta semakin ber-
tambahnya penduduk.
kebutuhan pangan, maka diperlukan suatu analisis ketersediaan air untuk keperluan ter-
sebut. Setiawan et al. (2003) menyatakan bahwa salah satu model hidrologi yang dapat
digunakan untuk menganalisis pengaruh kejadian hujan terhadap fluktuasi air sungai pada
suatu DAS adalah tank model. Model tersebut dapat digunakan pula untuk mengetahui
berupa hujan dan evapotranspirasi, sedangkan keluaran berupa debit harian. Model
model. Proses perhitungan untuk mendapatkan parameter tank model dibahas pada Bab
ketersediaan air di masa mendatang, dengan masukan perhitungan hujan dan evapotrans-
pirasi di masa mendatang (dibahas pada Bab VI). Periode perhitungan ketersediaan air
pada penelitian ini adalah tahun 200312004 sld 2009120 10, dengan pertimbangan bahwa
periode tersebut fasilitas untuk pengecekan masih tersedia, yaitu alat-alat yang terpasang
Tujuan penelitian ini adalah memprediksi ketersediaan air sub-DAS Ciriung pada
Analisis ketersediaan air menggunakan tank model, tahap pertama adalah me-
data observasi yaitu data parameter iklim, data hujan, data aliran. Alat-alat yang diguna-
kan untuk mengamati parameter iklim, hujan , dan aliran secara rinci telah dibahas pada
bab V, sedangkan data untuk prediksi evapotranspirasi dan hujan dibahas pada bab VI.
Metode penelitian pada Bab VII ini merupakan penerapan tank model yang
dibahas pada Bab V. Berdasarkan hasil analisis pada Bab V didapatkan nilai parameter-
parameter tank model sub-DAS Ciriung, selanjutnya digunakan untuk memprediksi ke-
tersediaan air sub-DAS Ciriung pada tahun 200312004 sld tahun 200912010. Masukan
Data yang digunakan untuk prediksi ketersediaan air (total aliran) adalah data
hujan harian dan data evapotranspirasi harian. Hasil perhitungan evapotranspirasi harian
dengan kc. Prediksi total aliran tahun 200312004 - 200912010, diasumsikan bahwa
penggunaan lahan di sub DAS Ciriung tidak mengalami perubahan. Kondisi penggunaan
lahan yang digunakan perhitungan adalah penggunaan lahan tahun 200212003, dengan
nilai kc rata-rata adalah 0,86 (Tabel 5.1). Evapotranspirasi rata-rata tahunan yang telah
dikoreksi dengan faktor tanaman disajikan pada Gambar 7.1, contoh hasil prediksi ETa
Data hujan untuk prediksi ketersediaan air digunakan data hujan hasil analisis
pada Bab VI yang disajikan pada Gambar 6.9. Berdasarkan masukan data hujan harian,
dan evapotranspirasi harian hasil prediksi, serta parameter-parameter model hasil optima-
si data tahun 20021 2003, maka didapatkan ketersedian air ( total aliran) sub-DAS Ciriung
1
I
03/04 04/05 05/06 06/07
Tahun
07/08 08/09 09/10
- - -
81 0
60
i 4 0
E
20
00
t 51 4 01 161 20% 291 301 351
Marl
Gambar 7.2. ETa harian hasil prediksi model ANN tahun 200412005
Pada Gambar 7.3 terdapat variasi total aliran maupun komponen aliran berdasar-
kan strata susunan tank model (Ya, Yb, Yc, dan Yd), didasarkan pada analisis peng-
gunaan lahan yang sama. Total aliran pada tahun 199711998 merupakan total aliran yang
paling kecil, pada tahun tersebut terjadi musim kemarau yang panjang, sehingga variasi
total hujan berpengaruh terhadap variasi total aliran. yang dianalisis. Total hujan dan total
I
Tahun
Total Allran (mm) Hujan (mm) ,
Gambar 7.4. Total aliran dan total hujan tahun 199511996 - 2009120010
sub-DAS Ciriung.
Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai daerah tangkapan hujan akan memberikan
respon terhadap hujan yang jatuh pada DAS tersebut berupa aliran total. Rasio antara
total aliran dan total hujan pada suatu DAS dapat dikatakan sebagai nilai respon DAS
terhadap hujan. Nilai rasio total aliran dengan total hujan sama dengan satu berarti
semua hujan menjadi aliran tanpa ada air hujan yang tersimpan di dalam tanah pada DAS
tersebut. Berdasarkan perhitungan total aliran tahun 199511996 - tahun 2009120 10, nilai
1 95/96 96/97 97/98 98/99 99/00 00101 01/02 02/03 03/04 04/05 05/06 06/07 07/08 08/09 09/10 ~
~ Tahun
o Total Allran (rnrn) Hujan (rnrn) =Total
--
al~ranlhujan(%)
Hasil perhitungan total aliran tank model sebelum tahun 200212003 merupakan
rekontruksi aliran di masa lalu. Apabila diketahui data penggunaan lahannya, sangat baik
untuk perencanaan dan pengelolaan DAS di masa mendatang. Tank model dengan
masukan data hujan dan evapotranspirasi hasil perhitungan model ArtiJicial Neural
Network (ANN), dapat untuk mengetahui ketersediaan air pada masa yang akan datang.
Ketersediaan air dapat dibuat semacam target melalui pengaturan penggunaan lahan,
karena sudah didapatkan data ETp dan hujan berdasarkan hasil perhitungan model ANN
KESIMPULAN
Tank model dapat digunakan untuk meprediksi ketersedian air sub-DAS Ciriung,
dengan asumsi tidak ada perubahan penggunaan lahan di sub-DAS tersebut. Masukan
data tank model adalah ETp dan hujan hasil prediksi model ANN.
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil analisis dari Bab I11 sampai dengan Bab VII didapatkan
ketersediaan air di sub-DAS Ciriung yaitu berupa total aliran harian. Air sungai
irigasi pada musim kemarau. Menurut Fukuda et al. (2003) luas sawah yang
memanfaatkan irigasi dari sungai Ciriung adalah 6 ha. Perianaman padi pada sawah
tersebut dikerjakan secara tradisional dan tidak ada jadwal tanam secara teratur,
sehingga terdapat petak-petak sawah dengan tanaman padi yang bervariasi umurnya.
sawah iersebut ditanami padi. Pada musim penghujan seluruh petak sawah (6 ha)
dapat dilakukan penanaman padi, namun pada musim kemarau luasan sawah yang
Hasil pengamatan lapang selama penelitian dan data iklim, musim kemarau di
daerah Ciriung terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober, sehingga petani
pada bulan-bulan tersebut membutuhkan air untuk irigasi sawahnya. Kondisi saluran
irigasi menuju petak-petak sawah tidak terawat dan tanpa adanya pintu pembagi air,
menyebabkan semakin banyak air yang hilang. Menurut Fukuda et al. (2003) efisien-
rata-rata pada musim kemarau 5 mmlhari. Dengan kondisi saluran dan evapotrans-
pirasi pada buian kemarau tersebut, maka kebutuhan air untuk tanaman padi pada
air pada musim kemarau tersebut dapat diketahui luas sawah yang dapat diairi pada
musim kemarau (bulan Juli sld bulan Oktober). Tahun 2003/2004, pada bulan Juli
sawah yang dapat diairi berkisar antara 4,5 - 4,9 ha. Bulan Agustus, tanggal 1 sld
tanggal 17 sawah yang dapat diairi berkisar antara 4,5 - 5,9 ha. Mulai tanggal 18
Agustus sld 14 Oktober air yang tersedia dapat untuk mengairi seluruh sawah yaitu 6
sampai dengan akhir Oktober, sawah yang dapat diairi berkisara antara 4,l - 5,9 ha.
Secara grafts total sawah dan sawah yang dapat diairi musim kemarau 200312004
10
8 ~
c
m
6 -.
4 ~
2 - j
l-Jul ll-Jul 21-JuI 31-Jul 10-Aug 20-Aug 30-Aug 9-Sep 19-Sep 29-Sep 9-0ct 19-0ct 29-0ct
Gambar 8.1. Kurva total sawah irigasi dan sawah yang dapat diairi Juli
sld Oktober 200312004
Ketersediaan air musim kemarau pada tahun 2004/2005 tidak dapat untuk
mengairi total sawah 6 ha, sawah yang dapat diairi musim kemarau (Juli s/d Oktober)
tahun tersebut berkisar antara 3,4 - 4,5 ha. Kekurangan air untuk irigasi pada musim
kemarau terjadi lagi pada tahun 2009/2010, ketersediaan air musim kemarau pada
tahun tersebut tidak dapat untuk mengairi sawah seluas 6 ha. Air yang tersedia hanya
mampu untuk mengairi sawah antara 3,5 - 4,9 ha. Kurva total sawah irigasi dan
sawah yang dapat diairi musim kemarau tahun 200412005 dan 200912010 disajikan
pada Gambar 8.2 dan Gambar 8.3. Ketersediaan air musim kemarau dan luas sawah
Gambar 8.2. Kurva total sawah irigasi dan sawah yang dapat diairi
Juli sld Oktober 200412005
- -
-Total
---
sawah
- - - -
-Sawah
---
yang dapat diairi
-
Gambar 8.3. Kurva total sawah irigasi dan sawah yang dapat diairi
Juli sld Oktober 2009120 10
Ketersediaan air musim kemarau yang kadang-kadang belebihan dan tidak
dimanfaatkan, namun pada suatu saat kebutuhan air musim kemarau tidak terpenuhi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu alternatifnya adalah membuat waduk
kecil di sub-DAS Ciriung. Air yang tersimpan pada waduk tersebut dapat dimanfaat-
kondisi penggunaan lahan tahun 2002/2003. Disamping tidak ada perubahan peng-
gunaan lahan, dengan asumsi tidak ada pemanfaatan air yang cukup besar di sub-
Kebutuhan air untuk tanaman padi tersebut tidak mempertimbangkan umur tanaman,
sempurna, hasil analisis perlu di cocokan dengan kondisi lapang. Model ANN untuk