Anda di halaman 1dari 11

VII.

PREDIKSI KETERSEDIAAN AIR


(Water Availability Prediction)

Abstract

Water availibility data are important thing relating with designing and developing of
water resources. One of the hidrological model used to predict water availability is tank
model. Such model was able to analyze the impact of rainfall to jluctuation of stream
water level. The aim of this study is to predict the water availability sub-catchment of
Ciriung in the year of 2003/2004-2009/2010. To predict the future water availbility
using tank model needs two kinds of future data, evapotranspiration and rainfall data.
Moreover, in other predict such data nzodel Artzficial Neural Network (ANN) can be
used. Result of tank model analysis and ANN model was able to clarzJj,water availability
in sub-catchment of Ciriung in dry season. Thus, irigatedjeld area can be acounted.

Key wards: water availability, tank nzodel, artijicial neural network, evapotranspiratio,
rainfall.

7.1. Latar Belakang

Air merupakan sumberdaya alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia dan

makhluk hidup lainnya, air diperlukan manusia untuk air minum, irigasi, dan industri.

Sumber air untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat berasal dari air permukan, air

tanah, atau didapatkan langsung dari air hujan. Lazaro (1990) menyatakan bahwa

kebutuhan air untuk irigasi semakin meningkat, karena semakin meningkatnya kebutuh-

an pangan akibat bertambahnya penduduk. Saeni (1989) menyatakan bahwa kebutuhan

air terus meningkat disebabkan oleh kenaikan taraf hidup, yang diikuti oleh kenaikan ke-

butuhan air untuk keperluan rumah tangga, pertanian, dan industri, serta semakin ber-

tambahnya penduduk.

Kebutuhan air untuk irigasi semakin meningkat akibat semakin meningkatnya

kebutuhan pangan, maka diperlukan suatu analisis ketersediaan air untuk keperluan ter-

sebut. Setiawan et al. (2003) menyatakan bahwa salah satu model hidrologi yang dapat

digunakan untuk menganalisis pengaruh kejadian hujan terhadap fluktuasi air sungai pada
suatu DAS adalah tank model. Model tersebut dapat digunakan pula untuk mengetahui

ketersediaan air sungai dan untuk memperkirakan kejadian banjir.

Perhitungan ketersediaan air menggunakan tank model diperlukan masukan data

berupa hujan dan evapotranspirasi, sedangkan keluaran berupa debit harian. Model

tersebut sebelum diterapkan perlu dikalibrasi untuk mendapatkan parameter-parameter

model. Proses perhitungan untuk mendapatkan parameter tank model dibahas pada Bab

V. Berdzsarkan parameter-parameter tank model tersebut dapat untuk memprediksi

ketersediaan air di masa mendatang, dengan masukan perhitungan hujan dan evapotrans-

pirasi di masa mendatang (dibahas pada Bab VI). Periode perhitungan ketersediaan air

pada penelitian ini adalah tahun 200312004 sld 2009120 10, dengan pertimbangan bahwa

model yang digunakan masih memerlukan pengecekan tingkat ketelitiannya. Pada

periode tersebut fasilitas untuk pengecekan masih tersedia, yaitu alat-alat yang terpasang

merupakan alat-alat bantuan kerjasama antara Program Pascasarjana IPB dengan

Universitas Tokyo, dan program kerjasama tersebut berakhir tahun 200812009.

Tujuan penelitian ini adalah memprediksi ketersediaan air sub-DAS Ciriung pada

tahun 200312004 sld tahun 2009120 10.

7.2. Metode Penelitian

Analisis ketersediaan air menggunakan tank model, tahap pertama adalah me-

nentukan parameter model. Untuk mendapatkan parameter model tersebut diperlukan

data observasi yaitu data parameter iklim, data hujan, data aliran. Alat-alat yang diguna-

kan untuk mengamati parameter iklim, hujan , dan aliran secara rinci telah dibahas pada

bab V, sedangkan data untuk prediksi evapotranspirasi dan hujan dibahas pada bab VI.
Metode penelitian pada Bab VII ini merupakan penerapan tank model yang

dibahas pada Bab V. Berdasarkan hasil analisis pada Bab V didapatkan nilai parameter-

parameter tank model sub-DAS Ciriung, selanjutnya digunakan untuk memprediksi ke-

tersediaan air sub-DAS Ciriung pada tahun 200312004 sld tahun 200912010. Masukan

evapotranspirasi dan hujan berdasarkan hasil analisis pada Bab VI.

7.3. Hasil dan Pembahasan

Data yang digunakan untuk prediksi ketersediaan air (total aliran) adalah data

hujan harian dan data evapotranspirasi harian. Hasil perhitungan evapotranspirasi harian

menggunakan model ANN tahun 200312004 - 200912010 (Gambar 6.7) tersebut

merupakan evapotranspirasi potensial harian, untuk masukan tank model dikoreksi

dengan kc. Prediksi total aliran tahun 200312004 - 200912010, diasumsikan bahwa

penggunaan lahan di sub DAS Ciriung tidak mengalami perubahan. Kondisi penggunaan

lahan yang digunakan perhitungan adalah penggunaan lahan tahun 200212003, dengan

nilai kc rata-rata adalah 0,86 (Tabel 5.1). Evapotranspirasi rata-rata tahunan yang telah

dikoreksi dengan faktor tanaman disajikan pada Gambar 7.1, contoh hasil prediksi ETa

harian tahun 200412005 Gambar 7.2.

Data hujan untuk prediksi ketersediaan air digunakan data hujan hasil analisis

pada Bab VI yang disajikan pada Gambar 6.9. Berdasarkan masukan data hujan harian,

dan evapotranspirasi harian hasil prediksi, serta parameter-parameter model hasil optima-

si data tahun 20021 2003, maka didapatkan ketersedian air ( total aliran) sub-DAS Ciriung

200312001200912010. Untuk mengetahui kondisi aliran sub-DAS Ciriung sebelum

tahun 200312004 yaitu tahun 199511996-200112002, dihitung berdasarkan data evapo-


transpirasi dan data hujan pada periode tersebut. Hasil perhitungan ketersediaan air

sebelum dan sesudah tahun 200212003 disajikan pada Gambar 7.3.

1
I
03/04 04/05 05/06 06/07
Tahun
07/08 08/09 09/10
- - -

Gambar 7.1 ETa rata-rata tahunan hasil prediksi model ANN

81 0

60

i 4 0

E
20

00
t 51 4 01 161 20% 291 301 351
Marl

Gambar 7.2. ETa harian hasil prediksi model ANN tahun 200412005

Pada Gambar 7.3 terdapat variasi total aliran maupun komponen aliran berdasar-

kan strata susunan tank model (Ya, Yb, Yc, dan Yd), didasarkan pada analisis peng-

gunaan lahan yang sama. Total aliran pada tahun 199711998 merupakan total aliran yang

paling kecil, pada tahun tersebut terjadi musim kemarau yang panjang, sehingga variasi

total hujan berpengaruh terhadap variasi total aliran. yang dianalisis. Total hujan dan total

aliran tahun 199511996 - 200912010 disajikan pada Gambar 7.4.


95/96 96/97 97/98 98/99 99/00 00/01 01/02 02/03 03/04 04/05 05/08 06/07 07/08 08/09 09/10
Tahun
-- - ~ - - - -- - -- -- ~ - ~- -

(Aliran sub dasar) Y?I (Aliran sub permukaan) H Ya (Aliran permukaan)

Gambar 7.3. Hasil prediksi total aliran sesudah tahun 200212003


dan total aliran sebelum tahun 200212003

I
Tahun
Total Allran (mm) Hujan (mm) ,
Gambar 7.4. Total aliran dan total hujan tahun 199511996 - 2009120010
sub-DAS Ciriung.

Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai daerah tangkapan hujan akan memberikan

respon terhadap hujan yang jatuh pada DAS tersebut berupa aliran total. Rasio antara

total aliran dan total hujan pada suatu DAS dapat dikatakan sebagai nilai respon DAS

terhadap hujan. Nilai rasio total aliran dengan total hujan sama dengan satu berarti

semua hujan menjadi aliran tanpa ada air hujan yang tersimpan di dalam tanah pada DAS
tersebut. Berdasarkan perhitungan total aliran tahun 199511996 - tahun 2009120 10, nilai

rasio tersebut berkisar antara 55 % - 72% (Gambar 7.5).


I
I

1 95/96 96/97 97/98 98/99 99/00 00101 01/02 02/03 03/04 04/05 05/06 06/07 07/08 08/09 09/10 ~
~ Tahun
o Total Allran (rnrn) Hujan (rnrn) =Total
--
al~ranlhujan(%)

Gambar 7.5. Rasio total aliran dengan hujan sub-DAS Ciriung


tahun 199511996 - 2009120 10

Hasil perhitungan total aliran tank model sebelum tahun 200212003 merupakan

rekontruksi aliran di masa lalu. Apabila diketahui data penggunaan lahannya, sangat baik

untuk perencanaan dan pengelolaan DAS di masa mendatang. Tank model dengan

masukan data hujan dan evapotranspirasi hasil perhitungan model ArtiJicial Neural

Network (ANN), dapat untuk mengetahui ketersediaan air pada masa yang akan datang.

Ketersediaan air dapat dibuat semacam target melalui pengaturan penggunaan lahan,

karena sudah didapatkan data ETp dan hujan berdasarkan hasil perhitungan model ANN
KESIMPULAN

Tank model dapat digunakan untuk meprediksi ketersedian air sub-DAS Ciriung,

dengan asumsi tidak ada perubahan penggunaan lahan di sub-DAS tersebut. Masukan

data tank model adalah ETp dan hujan hasil prediksi model ANN.

DAFTAR PUSTAKA

Lazaro, T.R. 1990. Urban Hydrology A Multidisciplinary Perspective. Technomic


Publishing Company. Lancaster USA.
Saeni, M.S. 1989. Kimia Lingkungan. PAU Ilmu Hayat IPB. Bogor.
Setiawan, B.I.,T.Fukuda and Y.Nakano. 2003. Developing Procedures for Optimization
of Tank Models Parameters. Agricultureal Engineering International: the CIGR
Journal of Scientific Research and Development. Manuscript LW 01 006.June,
2003.
VIII. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dari Bab I11 sampai dengan Bab VII didapatkan

ketersediaan air di sub-DAS Ciriung yaitu berupa total aliran harian. Air sungai

Ciriung dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan irigasi, terutama

irigasi pada musim kemarau. Menurut Fukuda et al. (2003) luas sawah yang

memanfaatkan irigasi dari sungai Ciriung adalah 6 ha. Perianaman padi pada sawah

tersebut dikerjakan secara tradisional dan tidak ada jadwal tanam secara teratur,

sehingga terdapat petak-petak sawah dengan tanaman padi yang bervariasi umurnya.

Masyarakat tidak pernah melakukan pergiliran tanaman, sepanjang tahun

sawah iersebut ditanami padi. Pada musim penghujan seluruh petak sawah (6 ha)

dapat dilakukan penanaman padi, namun pada musim kemarau luasan sawah yang

dapat ditanami padi berkurang, karena kekurangan air untuk irigasi.

Hasil pengamatan lapang selama penelitian dan data iklim, musim kemarau di

daerah Ciriung terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober, sehingga petani

pada bulan-bulan tersebut membutuhkan air untuk irigasi sawahnya. Kondisi saluran

irigasi menuju petak-petak sawah tidak terawat dan tanpa adanya pintu pembagi air,

menyebabkan semakin banyak air yang hilang. Menurut Fukuda et al. (2003) efisien-

si irigasi pada daerah tersebut di musim kemarau adalah 47 % dan evapotranspirasi

rata-rata pada musim kemarau 5 mmlhari. Dengan kondisi saluran dan evapotrans-

pirasi pada buian kemarau tersebut, maka kebutuhan air untuk tanaman padi pada

musim kemarau adalah 1,73 I/dt./ha.


Berdasarkan hasil analisis ketersediaan air sub-DAS Ciriung, dan kebutuhan

air pada musim kemarau tersebut dapat diketahui luas sawah yang dapat diairi pada

musim kemarau (bulan Juli sld bulan Oktober). Tahun 2003/2004, pada bulan Juli

sawah yang dapat diairi berkisar antara 4,5 - 4,9 ha. Bulan Agustus, tanggal 1 sld

tanggal 17 sawah yang dapat diairi berkisar antara 4,5 - 5,9 ha. Mulai tanggal 18

Agustus sld 14 Oktober air yang tersedia dapat untuk mengairi seluruh sawah yaitu 6

ha bahkan terdapat kelebihan air dan tidak dimanfaatkan. Pertengahan Oktober

sampai dengan akhir Oktober, sawah yang dapat diairi berkisara antara 4,l - 5,9 ha.

Secara grafts total sawah dan sawah yang dapat diairi musim kemarau 200312004

disajikan pada Gambar 8.1.


12 - - - -

10

8 ~

c
m
6 -.

4 ~

2 - j
l-Jul ll-Jul 21-JuI 31-Jul 10-Aug 20-Aug 30-Aug 9-Sep 19-Sep 29-Sep 9-0ct 19-0ct 29-0ct

-Total sawah -Sawah yang dapat dta~ri

Gambar 8.1. Kurva total sawah irigasi dan sawah yang dapat diairi Juli
sld Oktober 200312004
Ketersediaan air musim kemarau pada tahun 2004/2005 tidak dapat untuk

mengairi total sawah 6 ha, sawah yang dapat diairi musim kemarau (Juli s/d Oktober)

tahun tersebut berkisar antara 3,4 - 4,5 ha. Kekurangan air untuk irigasi pada musim

kemarau terjadi lagi pada tahun 2009/2010, ketersediaan air musim kemarau pada

tahun tersebut tidak dapat untuk mengairi sawah seluas 6 ha. Air yang tersedia hanya

mampu untuk mengairi sawah antara 3,5 - 4,9 ha. Kurva total sawah irigasi dan
sawah yang dapat diairi musim kemarau tahun 200412005 dan 200912010 disajikan

pada Gambar 8.2 dan Gambar 8.3. Ketersediaan air musim kemarau dan luas sawah

yang dapat diairi secara rinci disajikan pada Lampiran 4.

-Total sawah -Sawah yang dapat diairi


--- - -- - - --

Gambar 8.2. Kurva total sawah irigasi dan sawah yang dapat diairi
Juli sld Oktober 200412005

- -
-Total
---
sawah
- - - -
-Sawah
---
yang dapat diairi
-

Gambar 8.3. Kurva total sawah irigasi dan sawah yang dapat diairi
Juli sld Oktober 2009120 10
Ketersediaan air musim kemarau yang kadang-kadang belebihan dan tidak

dimanfaatkan, namun pada suatu saat kebutuhan air musim kemarau tidak terpenuhi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu alternatifnya adalah membuat waduk

kecil di sub-DAS Ciriung. Air yang tersimpan pada waduk tersebut dapat dimanfaat-

kan saat kekurangan air untuk irigasi musim kemarau.

Prediksi ketersediaan air sub-DAS Ciriung tersebut dengan asu~nsi tidak

terjadi perubahan penggunaan lahan, sehingga kondisi penggunaan lahan seperti

kondisi penggunaan lahan tahun 2002/2003. Disamping tidak ada perubahan peng-

gunaan lahan, dengan asumsi tidak ada pemanfaatan air yang cukup besar di sub-

DAS Ciriung sehingga berpengaruh terhadap hasil prediksi ketersediaan air.

Kebutuhan air untuk tanaman padi tersebut tidak mempertimbangkan umur tanaman,

nilai kc dianggap sama yaitu 1.

Model-model yang digunakan analisis pada penelitian ini masih belum

sempurna, hasil analisis perlu di cocokan dengan kondisi lapang. Model ANN untuk

memprediksi evapotranspirasi dan hujan di masa mendatang, perlu dilakukan peng-

amatan lagi pada periode tersebut untuk merevisi model.

Anda mungkin juga menyukai