MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakoterapi II yang diampu oleh
Disusun oleh :
Oktober 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-
Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul Dislipidemia dapat kami selesaikan. Makalah
kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas Farmakoterapi II.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen Arif
Santosa,S.Farm.,Apt yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami berharap makalah
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
Farmakoterapi II tentang Dislipidemia.
Kami berharap adanya kritik dan saran untuk perbaikan makalah yang telah kami buat
di masa yang akan datang. Semoga makalah dapat dipahami bagi yang membacanya. Kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami memohon kriti
k dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit utama pada kelompok lanjut usia di Indonesia yaitu penyakit tulang
dan sendi, kardiovaskular, infeksi saluran pernafasan dan gangguan metabolisme.
Data dirumah sakit maupun di masyarakat menunjukkan penyakit kardiovaskular
yang terdiri dari penyakit jantung koroner, penyakit jantung hipertensi, dan stroke
adalah penyebab utama kematian pada kelompok lanjut usia. Adapun salah satu faktor
yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit kardiovaskuler adalah gangguan kadar
lemak darah (dislipidemia) . dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang
ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.
lipid adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam
tumbuhan, hewan, manusia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia. Sifat fisika
dari lipid yaitu tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut
organik, misalnya ester, aseton, kloroform. Senyawa yang termasuk lipid dapat dibagi
dalam beberapa golongan. Yaitu lipid sederhana, lipid gabungan, derivat lipid.
Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolestrol total,
kolestrol LDL, kenaikan kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL. Oleh karena
itu penting untuk kita mempelajari dan mengetahui lebih dalam tentang penyakit
dislipidemia yang sangat membahayakan masyarakat bila terjadi terlalu meluas
dengan adanya pengetahuan yang kurang.
B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari dislipidemia ?
b. Bagaimana epidemiologi dari penyakit dislipidemia ?
c. Bagaimana etiologi dari penyakit dislipidemia ?
d. Bagaimana tanda dan gejala pada penyakit dislipidemia ?
e. Bagaimana patofisiologi penyakit dislipidemia ?
f. Bagaimana terapi obat dan manajemen Penyakit Dislipidemia ?
g. Bagaimana farmakokinetika obat – obat Penyakit Dislipidemia ?
h. Bagaimana monitoring dan evaluasi terapi Penyakit Dislipidemia ?
i. Bagaimana farmakoekonomi Penyakit Dislipidemia ?
C. Tujuan Penulisan
a. Dapat mengetahui definisi dari dislipidemia.
b. Dapat mengetahui epidemiologi dari penyakit dislipidemia
c. Dapat mengetahui etiologi dari penyakit dislipidemia.
d. Dapat mengetahui tanda dan gejala pada penyakit dislipidemia.
e. Dapat mengetahui patofisiologi penyakit dislipidemia.
f. Dapat mengetahui terapi obat dan manajemen Penyakit Dislipidemia.
g. Dapat mengetahui farmakokinetika obat – obat Penyakit Dislipidemia.
h. Dapat mengetahui monitoring dan evaluasi terapi Penyakit Dislipidemia.
i. Dapat mengetahui farmakoekonomi Penyakit Dislipidemia.
BAB II
ISI
A. Definisi Dislipidemia
Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolestrol total, Low
Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida serta penurunan kadar High Density
Lipoprotein (HDL) (Price, 2012).
B. Epidemiologi
Kolesterol total dan LDL-C meningkat sepanjang hidup pada pria dan wanita,
yang mewakili karakteristik aterogenik dari pola makan masyarakat barat.
Berdasarkan National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES 1999-
2004) dan pedoman ATP III, lebih dari 50% atau hampir 105 juta orang dewasa
Amerika yang lebih tua dari 20 tahun memiliki kadar total kolesterol ≥200 mg / dL.
Lebih dari separuh orang di perbatasan untuk berisiko tinggi tetap tidak menyadari
bahwa mereka memiliki hiperkolesterolemia, dan kurang dari setengah orang yang
memiliki resiko tinggi (orang-orang dengan gejala CHD) menerima pengobatan
penurun lipid.
Sekitar sepertiga dari pasien yang diobati adalah mencapai tujuan LDL
mereka; kurang dari 20% pasien CHD berada pada goal LDL mereka. Perubahan
pedoman NCEP telah meningkatkan jumlah orang yang memenuhi syarat untuk
perubahan gaya hidup terapeutik atauterapi penuranan lipid. NCEP memperkirakan
bahwa hanya 26% dari pasien memiliki optimal LDL-C (<100 mg / dL) dan bahwa
sejumlah besar pasien baik yang tidak diobati atau terobati. Sayangnya, pasien
berisiko tinggi cenderung diperlakukan ke tingkat yang diinginkan dari LDL.
Meskipun angka-angka ini tampak mengejutkan di besarnya mereka,
kemajuan substansial telah dibuat, dan jumlah orang Amerika dengan tingkat
kolesterol darah yang diinginkan (<200 mg / dL) telah meningkat menjadi 49% dari
45% dari survei sebelumnya (1976-1980) , sedangkan kolesterol total rata-rata di
Amerika Serikat telah jatuh dari 220 mg / dL pada 1960-1962 untuk 203 mg / dL pada
tahun 2002.
Pasien yang beresiko tetapi yang belum mengalami kardiovaskular atau
serebrovaskular (misalnya, miokard infark [MI]) yang disebut pasien pencegahan
primer, sedangkan mereka dengan manifestasi penyakit pembuluh darah yang disebut
pasien intervensi sekunder.
C. Etiologi
a. Jenis kelamin.
Dislipidemia lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita, hal ini
dikarenakan pada wanita yang masih produktif terdapat efek perlindungan dari
hormone reproduksi (estrogen).
b. Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi oragan semakin menurun, begitu
juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga perlemakan dalam tubuh
akan semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi
sementara kolesterol HDL relatif tidak berubah.
c. Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu penyebab terjadinya
dislipidemia(dislipidemia primer)
d. Kegemukan
Pada orang gemuk kadar output VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar
trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida berlebihan dalam sirkulasi juga
mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL mengalami
lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara tipikal
ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah
e. Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok
akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap
rokok akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme
lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah (Bahri, 2004).
E. Patofisiologi
a. Homeostasis Kolesterol
Kolesterol, trigliserida, dan lipid yang bersifat hidrofobik lain
dalam tubuh diangkut melalui aliran darah partikel berbentuk bola yang disebut
lipoprotein yang lebih hidrofobik. Kolesterol dan trigliserida merupakan lipid
plasma utama yang berperan penting sebagai substrat untuk pembentukan
membran sel dan sintesis hormon, serta menyediakan sumber asam lemak bebas.
Dislipidemia dapat didefinisikan sebagai kolesterol total, LDL-C, atau tingkat
trigliserida, konsentrasi HDL-C rendah, atau beberapa kombinasi dari kelainan ini.
Lipid yang tidak dapat bercampur dengan air, tidak beredar dalam bentuk bebas
pada plasma, melainkan beredar dalam bentuk lipoprotein.
Hyperlipoproteinemia mengacu pada peningkatan konsentrasi
makromolekul lipoprotein yang mengangkut lipid dalam plasma. Kepadatan
lipoprotein plasma ditentukan oleh isi relatif protein dan lipid. Kepadatan,
komposisi, ukuran, dan membagi mobilitas elektroforesis lipoprotein dibagi
menjadi empat kelas, yaitu kilomikron, VLDL, LDL, dan HDL.
b. Metabolisme Lipoprotein
1. Jalur Metabolisme Eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserida dan kolesterol.
Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat
kolesterol dari hati yang diekskresikan bersama empedu ke usus halus.
Lemak di usus halus yang berasal dari makanan, maupun yang berasal
dari hati disebut lemak eksogen. Tigliserida dan kolesterol dalam usus halus
akan diserap ke dalam mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai
asam lemak bebas. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi
menjadi trigliserida, sedang kolesterol akan mengalami esterfikasi menjadi
kolesterol ester dan keduanya bersama fosfolipid dan apoliprotein yang
dikenal dengan kilomikron.
Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan akan masuk ke dalam
aliran darah. Trigliserida dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh
enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi asam lemak bebas
Free Tatty Acid ( FFA ), Non-Esterified Fatty Acid ( NEFA ). Asam lemak
bebas dapat disimpan sebagai trigliserid kembali di jaringan lemak ( adiposa ),
tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati
menjadi bahan pembentukan trigliserid hati. Kilomikron yang sudah
kehilangan sebagian besar trigliserid akan menjadi kilomikron yang
mengandung kolesterol ester dan akan dibawa ke hati.
Non Farmakologis
Mansjoer, A., dkk, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaplus, Jakarta, pp.588.