Anda di halaman 1dari 13

DISLIPIDEMIA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakoterapi II yang diampu oleh

Arif Santosa, S.Farm.,Apt

Disusun oleh :

1. Lusi dwi Fidriyani (1613206010)


2. Oppie Angela (1613206014)

STIKES KARYA PUTRA BANGSA TULUNGAGUNG

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

Oktober 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-
Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul Dislipidemia dapat kami selesaikan. Makalah
kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas Farmakoterapi II.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen Arif
Santosa,S.Farm.,Apt yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami berharap makalah
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
Farmakoterapi II tentang Dislipidemia.

Kami berharap adanya kritik dan saran untuk perbaikan makalah yang telah kami buat
di masa yang akan datang. Semoga makalah dapat dipahami bagi yang membacanya. Kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami memohon kriti
k dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang.

Tulungagung, 19 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Dislipidemia ................................................................................

B. Epidemiologi Penyakit Dislipidemia ............................................................

C. Etiologi Penyakit Dislipidemia .....................................................................

D. Tanda dan Gejala Penyakit Dislipidemia ......................................................

E. Patofisiologi Penyakit Dislipidemia ...............................................................

F. Terapi Obat dan Manajemen Penyakit Dislipidemia ......................................

G. Farmakokinetika Obat – Obat Penyakit Dislipidemia ...................................

H. Monitoring dan Evaluasi Terapi Penyakit Dislipidemia ................................

I. Farmakoekonomi Penyakit Dislipidemia

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................

B. Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit utama pada kelompok lanjut usia di Indonesia yaitu penyakit tulang
dan sendi, kardiovaskular, infeksi saluran pernafasan dan gangguan metabolisme.
Data dirumah sakit maupun di masyarakat menunjukkan penyakit kardiovaskular
yang terdiri dari penyakit jantung koroner, penyakit jantung hipertensi, dan stroke
adalah penyebab utama kematian pada kelompok lanjut usia. Adapun salah satu faktor
yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit kardiovaskuler adalah gangguan kadar
lemak darah (dislipidemia) . dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang
ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.

lipid adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam
tumbuhan, hewan, manusia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia. Sifat fisika
dari lipid yaitu tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut
organik, misalnya ester, aseton, kloroform. Senyawa yang termasuk lipid dapat dibagi
dalam beberapa golongan. Yaitu lipid sederhana, lipid gabungan, derivat lipid.

Di Indonesia prevalensi dislipidemia semakin meningkat. Pada penelitian yang


dilakukan pada tahun 2004 terhadap 656 responden di 4 kota besar yaitu Jakarta,
Bandung, Yogyakarta, dan Padang didapatkan keadaan dislipidemia berat (total
kolestrol >240mg/dL), pada orang berusia diatas 55 tahun didapatkan paling banyak
di Padang dan Jakarta (>56%), diikuti oleh masyarakat yang tinggal di Bandung
(52,2%) dan Yogyakarta (27,7%).

Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolestrol total,
kolestrol LDL, kenaikan kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL. Oleh karena
itu penting untuk kita mempelajari dan mengetahui lebih dalam tentang penyakit
dislipidemia yang sangat membahayakan masyarakat bila terjadi terlalu meluas
dengan adanya pengetahuan yang kurang.
B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari dislipidemia ?
b. Bagaimana epidemiologi dari penyakit dislipidemia ?
c. Bagaimana etiologi dari penyakit dislipidemia ?
d. Bagaimana tanda dan gejala pada penyakit dislipidemia ?
e. Bagaimana patofisiologi penyakit dislipidemia ?
f. Bagaimana terapi obat dan manajemen Penyakit Dislipidemia ?
g. Bagaimana farmakokinetika obat – obat Penyakit Dislipidemia ?
h. Bagaimana monitoring dan evaluasi terapi Penyakit Dislipidemia ?
i. Bagaimana farmakoekonomi Penyakit Dislipidemia ?

C. Tujuan Penulisan
a. Dapat mengetahui definisi dari dislipidemia.
b. Dapat mengetahui epidemiologi dari penyakit dislipidemia
c. Dapat mengetahui etiologi dari penyakit dislipidemia.
d. Dapat mengetahui tanda dan gejala pada penyakit dislipidemia.
e. Dapat mengetahui patofisiologi penyakit dislipidemia.
f. Dapat mengetahui terapi obat dan manajemen Penyakit Dislipidemia.
g. Dapat mengetahui farmakokinetika obat – obat Penyakit Dislipidemia.
h. Dapat mengetahui monitoring dan evaluasi terapi Penyakit Dislipidemia.
i. Dapat mengetahui farmakoekonomi Penyakit Dislipidemia.
BAB II

ISI

A. Definisi Dislipidemia

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan


peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan ini dapat terjadi
secara primer (hiperlipidemia primer) maupun sekunder akibat penyakit lain (
hiperlipidemia sekunder ).

Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolestrol total, Low
Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida serta penurunan kadar High Density
Lipoprotein (HDL) (Price, 2012).

Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar Low Density


Lipoprotein (LDL), kolestrol dalam darah, atau trigliserida dalam darah yang dapat
disertai dengan penurunan High Density Lipoprotein (HDL). Dalam proses terjadinya
aterosklerosis, dislipidemia memiliki peran penting dan sangat berkaitan satu dengan
yang lainnya (Kumar, 2007).

B. Epidemiologi
Kolesterol total dan LDL-C meningkat sepanjang hidup pada pria dan wanita,
yang mewakili karakteristik aterogenik dari pola makan masyarakat barat.
Berdasarkan National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES 1999-
2004) dan pedoman ATP III, lebih dari 50% atau hampir 105 juta orang dewasa
Amerika yang lebih tua dari 20 tahun memiliki kadar total kolesterol ≥200 mg / dL.
Lebih dari separuh orang di perbatasan untuk berisiko tinggi tetap tidak menyadari
bahwa mereka memiliki hiperkolesterolemia, dan kurang dari setengah orang yang
memiliki resiko tinggi (orang-orang dengan gejala CHD) menerima pengobatan
penurun lipid.
Sekitar sepertiga dari pasien yang diobati adalah mencapai tujuan LDL
mereka; kurang dari 20% pasien CHD berada pada goal LDL mereka. Perubahan
pedoman NCEP telah meningkatkan jumlah orang yang memenuhi syarat untuk
perubahan gaya hidup terapeutik atauterapi penuranan lipid. NCEP memperkirakan
bahwa hanya 26% dari pasien memiliki optimal LDL-C (<100 mg / dL) dan bahwa
sejumlah besar pasien baik yang tidak diobati atau terobati. Sayangnya, pasien
berisiko tinggi cenderung diperlakukan ke tingkat yang diinginkan dari LDL.
Meskipun angka-angka ini tampak mengejutkan di besarnya mereka,
kemajuan substansial telah dibuat, dan jumlah orang Amerika dengan tingkat
kolesterol darah yang diinginkan (<200 mg / dL) telah meningkat menjadi 49% dari
45% dari survei sebelumnya (1976-1980) , sedangkan kolesterol total rata-rata di
Amerika Serikat telah jatuh dari 220 mg / dL pada 1960-1962 untuk 203 mg / dL pada
tahun 2002.
Pasien yang beresiko tetapi yang belum mengalami kardiovaskular atau
serebrovaskular (misalnya, miokard infark [MI]) yang disebut pasien pencegahan
primer, sedangkan mereka dengan manifestasi penyakit pembuluh darah yang disebut
pasien intervensi sekunder.

C. Etiologi
a. Jenis kelamin.
Dislipidemia lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita, hal ini
dikarenakan pada wanita yang masih produktif terdapat efek perlindungan dari
hormone reproduksi (estrogen).
b. Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi oragan semakin menurun, begitu
juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga perlemakan dalam tubuh
akan semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi
sementara kolesterol HDL relatif tidak berubah.
c. Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu penyebab terjadinya
dislipidemia(dislipidemia primer)
d. Kegemukan
Pada orang gemuk kadar output VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar
trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida berlebihan dalam sirkulasi juga
mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL mengalami
lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara tipikal
ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah
e. Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok
akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap
rokok akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme
lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah (Bahri, 2004).

D. Tanda dan Gejala


Dislipidemia seringkali ditemukan secara tidak sengaja pada saat pasien
melakukan medical chek up. Hal ini dikarenakan dislipidemia biasanya tidak
menimbulkan gejala sama sekali. Pasien tidak akan menyadari bahwa dirinya sedang
mengalami dislipidemia, sampai suatu saat kondisi ini menimbulkan adanya
komplikasi penyakit lain. Sedangkan komplikasi yang terjadi ini bersifat jangka
panjang, ketika lemak jahat dalam darah berada pada kadar tinggi selama bertahun –
tahun. Gejala dislipidemia akan muncul setelah mulai menimbulkan komplikasi
berupa penyakit tertentu. Oleh karena itu, gejala yang dapat munculpun berbeda –
beda tergantung dari penyakit apa yang akan ditimbulkannya (Bahri, 2004).

E. Patofisiologi
a. Homeostasis Kolesterol
Kolesterol, trigliserida, dan lipid yang bersifat hidrofobik lain
dalam tubuh diangkut melalui aliran darah partikel berbentuk bola yang disebut
lipoprotein yang lebih hidrofobik. Kolesterol dan trigliserida merupakan lipid
plasma utama yang berperan penting sebagai substrat untuk pembentukan
membran sel dan sintesis hormon, serta menyediakan sumber asam lemak bebas.
Dislipidemia dapat didefinisikan sebagai kolesterol total, LDL-C, atau tingkat
trigliserida, konsentrasi HDL-C rendah, atau beberapa kombinasi dari kelainan ini.
Lipid yang tidak dapat bercampur dengan air, tidak beredar dalam bentuk bebas
pada plasma, melainkan beredar dalam bentuk lipoprotein.
Hyperlipoproteinemia mengacu pada peningkatan konsentrasi
makromolekul lipoprotein yang mengangkut lipid dalam plasma. Kepadatan
lipoprotein plasma ditentukan oleh isi relatif protein dan lipid. Kepadatan,
komposisi, ukuran, dan membagi mobilitas elektroforesis lipoprotein dibagi
menjadi empat kelas, yaitu kilomikron, VLDL, LDL, dan HDL.
b. Metabolisme Lipoprotein
1. Jalur Metabolisme Eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserida dan kolesterol.
Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat
kolesterol dari hati yang diekskresikan bersama empedu ke usus halus.
Lemak di usus halus yang berasal dari makanan, maupun yang berasal
dari hati disebut lemak eksogen. Tigliserida dan kolesterol dalam usus halus
akan diserap ke dalam mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai
asam lemak bebas. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi
menjadi trigliserida, sedang kolesterol akan mengalami esterfikasi menjadi
kolesterol ester dan keduanya bersama fosfolipid dan apoliprotein yang
dikenal dengan kilomikron.
Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan akan masuk ke dalam
aliran darah. Trigliserida dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh
enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi asam lemak bebas
Free Tatty Acid ( FFA ), Non-Esterified Fatty Acid ( NEFA ). Asam lemak
bebas dapat disimpan sebagai trigliserid kembali di jaringan lemak ( adiposa ),
tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati
menjadi bahan pembentukan trigliserid hati. Kilomikron yang sudah
kehilangan sebagian besar trigliserid akan menjadi kilomikron yang
mengandung kolesterol ester dan akan dibawa ke hati.

2. Jalur Metabolisme Endogen

Trigliserida dan kolesterol yang disintesis ke dalam sirkulasi sebagai


lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah
apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi, trigliserid dalam VLDL akan
mengalami hidrolisis oleh suatu enzim lipoprotein lipase ( LPL), dan VLDL
berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah
menjadi LDL.
Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester
kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung
kolesterol. Sebagian lagi dari kolesterol LDL akan dibawa ke hati dan jaringan
steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang
mempunyai reseptor untuk kolesterol LDL sebagian lagi dari kolesterol LDL
akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reesptor scavenger A ( SRA ) di
makrofag dan akan menjadi sel busa ( foam cell ). Semakin banyak kadar
kolesterol LDL dalam plasma, makin banyak yang mengalami oksidasi dan
ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi
tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL.
Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat oksidasi seperti :
meningkatnya jumlah LDL kecil padat ( Small Dense LDL ) seperti pada
sindroma metabolik dan Diabetes Mellitus, kadar kolesterol- HDL, makin
tinggi kadar kolesterol, makin tinggi kadar kolesterol HDL akan bersifat
protektif terhadap oksidasi LDL.

3. Jalur Reserve Cholesterol Transport


Suatu proses yang membawa kolesterol dari jaringan kembali ke hepar.
HDL merukan lipoprotein yang berperan pada jalur ini. HDL dilepaskan
sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung apoliprotein ( apo )
A, C, E dan disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus halus
dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apoliprotein A1. HDL
nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol yang
tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolesterol dari makrofag. HDL
nascent berubah menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat. Agar dapat
diambil olah HDL nascent, kolesterol ( kolesterol bebas ) di bagian dalam dari
makrofag harus dibawa kepermukaan membran sel makrofag oleh suatu
transporter yang disebut Adenosine Triphosphate-Binding Cassette
Transporter-1 atau disingkat ABC-1.
Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol
bebas akan di esterfikasi menjadi kolesterol ester enzim Lecithin Choles-Trol
Acyltransferase ( LCAT ). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa
oleh HDL akan mengambil dua jalur ini. Jalur pertama ialah ke hati dan
ditangkap oleh Scavenger Receptor Class B Type 1 dikenal dengan SR-B1.
Jalur kedua dari VLDL dan IDL dengan bantuan Cholesterol Ester Transfer
Protein ( CETP ).
Dengan demikian fungsi HDL sebagai “penyiap” kolesterol dari
makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung
melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolesterol kembali ke hati(Mansjoer
dkk, 2001).

F. Terapi Obat dan Manajemen Penyakit


Menurunkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein), trigliserida, serta dapat
meningkatkan kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein).

1. Tujuan : Untuk mengurangi risiko kejadian pertama atau peristiwa berulang


seperti angina, gagal jantung, stroke iskemik, dan bentuk lain penyakit arteri
perifer, seperti stenosis karotis dan aneurisma aorta.

2. Sasaran : Pasien dengan dislipidemia, pasien yang mempunya resiko terkena


dislipidemia.
3. Strategi :
Farmakologis

Obat golongan Statin (HMG-KoA Reduktase Inhibitor) : Atorvastatin 10 –


80mg (Lipitor), pitavastatin 1 – 4mg, Fluvastatin 20 – 80mg (Lescol),
Lovastatin 10 – 80mg (Mevacor), Simvastatin 5 – 40mg (Zocor).
Resin pengikat asam empedu : Kolestiramin, Kolestipol.
Derifat asam fibrat : Klofibrat, Fenofibrate, Gemfibrozil, Siprofibrat,
Bezafibrat.
Asam nikotinat (Niasin).

Non Farmakologis

Melakukan konseling individual terkait pola makan yang sehat secara


berkelanjutan dengan ahli gizi untuk mendapatkan efek maksimal karena
dapat memberikan berbagai macam pilihan dan saran makanan untuk terapi
diet. Tujuan terapi diet yaitu secara bertahap mengurangi asupan lemak total,
lemak jenuh dan kolesterol untuk mencapai berat badan yang diharapkan.
Mengontrol berat badan dan meningkatkan aktifitas fisik seperti
berolahraga secara teratur, berhenti merokok dan membatasi pengkonsumsian
alcohol, mengkonsumsi suplemen atau zat tambahan dari minyak ikan
memiliki efek yang cukup besar dalam pengurangan trigliserida dan kolesterol
VLDL, tetapi zat ini tidak memiliki efek untuk kolesterol total dan LDL.
Mengkonsumsi makanan pengganti lemak seperi Olestra, campuran
hexa-ester, okta-ester terbentuk dari reaksi sukrosa dengan asam lemak rantai
panjang yang disetujui oleh FDA sebagai makanan ringan, mengkonsumsi
plant sterol 2 sampai 3 g /hari dapat menurunkan LDL sebesar 6% - 15%.
Monitoring kadar kolestrol LDL dilakukan setiap 6 minggu.

Iki dapus e seng sebagian hhhhh


Bahri, T., 2004, Dislipidemia Sebagaifactor Resiko Penyakit Jantung Koroner,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3503/1/gizi-bahri3.pdf, diakses tanggal 19
oktober 2018.

Mansjoer, A., dkk, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaplus, Jakarta, pp.588.

Anda mungkin juga menyukai