Anda di halaman 1dari 10

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KABUPATEN BLORA
*Prasetyo Aji, Irawan Wisnu Wardhana, Wiharyanto Oktiawan

ABSTRACT

Blora is located in Central Java Province which has an area of 1.820,59 Km²,
consisting of 16 districts with a population of 846.432 inhabitants. PDAM Blora district has
283.895 subscribers in 2013 as the service coverage of 27,05%. Service coverage is still not
meet the target of the Blora situation, namely the achievement rate of 80% service coverage
for the PDAM area’s and 80% for the Non PDAM area’s. Blora district has several water
sources that can be utilized to be a source of raw water. Therefore, it needs good management
to manage the water sources in order to meet the drinking water needs in Blora regency.

Keywords: master plan, water supply system, Blora district

LATAR BELAKANG penyelenggaraan SPAM melalui Peraturan


Ketersediaan air minum merupakan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang
salah satu penentu peningkatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
kesejahteraan masyarakat yang diharapkan Minum, terutama pasal 37, 38 dan 58.
dapat meningkatkan kesehatan dan dapat Penyelenggaraan SPAM merupakan
mendorong peningkatan produktivitas, tanggungjawab pemerintah daerah melalui
sehingga dapat meningkatkan PDAM, sehingga Sistem Penyediaan Air
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan Minum PDAM harus memenuhi kaidah-
penduduk di Kabupaten Blora yang kaidah teknis yang telah ditentukan. Salah
semakin tinggi, mengakibatkan satu wujud nyata pemerintah pusat dengan
peningkatan jumlah kebutuhan air minum. diterbitkannya Undang-Undang Nomor 7
Sedangkan pertumbuhan penduduk Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
tersebut tidak diiringi dengan Pemerintah telah menerbitkan produk
bertambahnya jumlah air di alam karena pengaturan setingkat peraturan pemerintah
ketersediaan air di alam yang relatif tetap. yang memberikan pedoman, baik kepada
Penyediaan air minum merupakan salah pemerintah kabupaten/kota dan pihak
satu kebutuhan dasar masyarakat yang lainnya yang terkait dengan
harus dipenuhi oleh pemerintah, baik itu penyelenggaraan pelayanan air minum
pemerintah daerah maupun pemerintah maupun kepada masyarakat yaitu
pusat. Maka dari itu, penyediaan sarana Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16
dan prasarana air minum menjadi salah Tahun 2005 tentang Pengembangan
satu kunci dalam pengembangan ekonomi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
wilayah. Kabupaten Blora mempunyai luas
Di Kabupaten Blora terdapat wilayah 1.820.588 km2, terdiri dari 16
masalah dalam ketersediaan air minum dan kecamatan dengan jumlah penduduk
akses dalam mendapatkan air dirasa sulit 846.432 jiwa. Cakupan pelayanan teknis
oleh masyarakat setempat. Sulitnya PDAM Kabupaten Blora pada tahun 2012
masyarakat dalam mendapatkan air minum sebesar 27,50% sedangkan cakupan
akhirnya di tanggapi oleh pemerintah pelayanan teknis Non PDAM sebesar
setempat dengan melakukan penyusunan 55,75%. Tingkat kebocoran rata-rata di
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air PDAM Kabupaten Blora yaitu 57,31%,
Minum (RISPAM). Penyusunan RISPAM belum sesuai dengan aturan Permen PU
tersebut didasari oleh tuntutan nomor 18 tahun 2007 dimana tingkat

1
* Mahasiswa Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
kebocoran hanya 20%. Kabupaten Blora kebijakan pembangunan dan
juga memiliki beberapa sumber air baku kebijakan tata ruang ke depan.
seperti: air sungai, air tanah dan mata air 3. Keberadaan sumber air baku seperti
yang dapat dimanfaatkan sebagai air baku. air sungai, air tanah, mata air dan air
Oleh karena itu diperlukan pengelolaan pegunungan perlu dimanfaatkan
yang baik untuk mengelola sumber air dalam sistem penyediaan air minum
baku tersebut agar dapat memenuhi untuk masa yang akan datang.
kebutuhan air minum Kabupaten Blora.
Pengembangan SPAM perlu terus Pembatasan Masalah
dilakukan untuk meningkatkan Pembatasan lingkup masalah oleh
kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan penulis tertuju pada kajian aspek teknis
sumber air baku seperti air sungai, air penyediaan sumber air baku yang
tanah dan mata air merupakan langkah dihubungkan dengan kebutuhan
awal dalam pencapaian sistem penyediaan masyarakat terhadap air minum di
air minum untuk masa yang akan datang. Kabupaten Blora. Selanjutnya kajian
Sejalan dengan program tersebut, Badan antara penyediaan dan kebutuhan air baku
Perencanaan Pembangunan Daerah dikembangkan menjadi rencana jaringan
Kabupaten Blora berusaha melakukan dalam Rencana Induk Sistem Penyediaan
pengembangan pelayanan air bersih. Air Minum Kabupaten Blora.
Langkah nyata yang dilakukan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah adalah Perumusan Masalah
dengan membuat sistem baru di wilayah Perumusan masalah dalam
Kabupaten Blora. Sebagai salah satu penyusunan Rencana Induk Sistem
realisasi pengembangan SPAM di Penyediaan Air Minum Kabupaten Blora
Kabupaten Blora ini, diperlukan dokumen antara lain :
Rencana Induk SPAM sesuai dengan
1. Bagaimana kondisi eksisting sistem
kaidah dan standar yang ditetapkan dalam
penyediaan air minum yang meliputi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
aspek teknis dan nonteknis di PDAM
Nomor 18/PRT/M/2007.
Kabupaten Blora ?
Identifikasi Masalah
Sebelum penyusunan Rencana 2. Berapakah kebutuhan air yang
Induk Sistem Penyediaan Air Minum, diperlukan untuk melayani daerah
perlu dilakukan pengidentifikasian perencanaan selama periode
masalah-masalah yang timbul dalam perencanaan sesuai dengan arah
sistem penyediaan air minum Kabupaten pengembangan kota ?
Blora. Maka dari itu didapatkan beberapa 3. Bagaimanakah potensi air baku baik
permasalahan yang berkaitan tentang air permukaan maupun air tanah yang
sistem penyediaan air minum, sebagai dapat digunakan sebagai sumber air
berikut: baku daerah pelayanan ?
1. Peningkatan jumlah kebutuhan air 4. Bagaimanakah rencana pentahapan
minum di Kabupaten Blora yang pengembangan sistem penyediaan air
diakibatkan pertambahan penduduk. minum dalam memenuhi pelayanan
2. Akses dalam mendapatkan air dirasa daerah perencanaan sesuai dengan
sulit oleh masyarakat di Kabupaten target perencanaan
Blora dikarenakan belum memiliki
sistem penyediaan air minum yang 5. Bagaimana rencana anggaran biaya
komprehensif, ditinjau dari yang diperlukan untuk merencanakan
ketersediaan air (supply) kebutuhan air Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
(demand) yang memperhatikan Minum Kabupaten Blora ?

2
* Mahasiswa Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah
menghasilkan laporan tugas akhir
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum, yang meliputi :
1. Menganalisis kondisi sistem
penyediaan air minum yang meliputi
aspek teknis dan non teknis, cakupan
pelayanan, sistem produksi, dan
permasalahan aspek teknis yang
terdapat dalam sistem penyediaan air
minum Kabupaten Blora.
2. Memproyeksikan kebutuhan air
minum Kabupaten Blora sesuai
dengan arah pengembangan wilayah
yang dilayani PDAM maupun wilayah
yang belum dilayanioleh PDAM.
3. Menganalisis air permukaan dan air
tanah sebagai alternatif sumber air Gambar 1
baku dalam penyusunan RISPAM Diagram Alir Tahapan Penyusunan
Kabupaten Blora. Rencana Induk SPAM
4. Merencanakan pentahapan dalam
pengembangan sistem penyediaan air ANALISIS KONDISI SPAM
minum Kabupaten Blora yang sesuai EKSISITING
dengan rencana struktur dan pola Sumber Air Baku
penataan ruang wilayah. Sumber air yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air minum
5. Merencanakan anggaran biaya dan
Kabupaten Blora tahun 2012 ada 10
investasi yang diperlukan dalam
sumber air. Sumber-sumber air yang
pelaksanaan pengembangan sistem
dimanfaatkan sebagai sumber air baku
penyediaan air minum di Kabupaten
pada sistem penyediaan air minum PDAM
Blora.
Kabupaten Blora saat ini bersumber dari
TAHAPAN PERENCANAAN mata air dan air permukaan. Kapasitas
Tahapan Perencanaan dalm sumber terpasang untuk semua mata air
penyusunan Rencana Induk Sistem dan air permukaan yang digunakan PDAM
Penyedian Air Minum Kabupaten Blora Kabupaten Blora sekitar 225 liter/detik.
sebagai berikut:
Unit Produksi dan Transmisi
Kapasitas produksi air terpasang
saat ini sebesar 283 lt/dt, sedangkan
kapasitas produksi air yang dimanfaatkan
sebesar 225 lt/dt. Sejalan dengan upaya
penambahan cakupan layanan pelanggan
dan upaya memberikan pelayanan air yang
cukup dan kontinyu kepada pelanggan
serta mengantisipasi tingginya tingkat
kehilangan air, PDAM “Tirta Amerta”
Kabupaten Blora merencanakan
penambahan kapasitas produksi air
terpasang di akhir tahun 2017 menjadi

3
* Mahasiswa Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
sebesar 395 lt/dt. Adapun rencana
penambahan kapasitas produksi air
antara lain adalah; IPA Waduk Bentolo
di Cabang Blora sebesar 60 lt/dt, sumur
bor sebesar 90 lt/dt yang tersebar di
Cabang Cepu, Unit Randublatung, Unit
Todanan dan Unit Bogorejo.
PDAM “Tirta Amerta” Kabupaten
Blora berupaya mengoptimalkan
kapasitas produksi air eksisting, antara
lain dengan penambahan debit kapasitas
sumber air, penambahan jam operasi dan Sumber : PDAM Kabupaten Blora, 2013
penyempurnaan/perbaikan berkala
instalasi produksi air, sehingga dapat PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
meningkatkan volume produksi air. Proyeksi Kebutuhan Air Wilayah
Optimalisasi kapasitas produksi air ini Pelayanan PDAM
diharapkan dapat dimanfaatkan untuk Kebutuhan air bersih wilayah
melayani kebutuhan air dari pelanggan pelayanan perkotaan sampai tahun 2029
yang ada secara optimal. dihitung berdasarkan proyeksi jumlah
penduduk pada 16 Kecamatan yang
Sistem Distribusi termasuk dalam wilayah pelayanan
Sistem pendistribusian air PDAM PDAM.
Kabupaten Blora terdiri dari sistem Tabel 3
gravitasi. Gravitasi dilaksanakan dengan Proyeksi Kebutuhan Air Wilayah
pemanfaatan reservoir, dan juga langsung Pelayanan PDAM
dari Mata Air (broncaptering). Lebih Kebutuhan Air (liter/detik)
lengkapnya, ada 3 jenis variasi sistem No KECAMATAN
2014 2019 2024 2029
pendistribusian air di PDAM Kabupaten 1 Jati 6,71 26,20 52,97 84,98
Blora sebagai berikut : 2 Randublatung 35,26 57,67 82,60 106,79
1. Gravitasi langsung ke 3 Kradenan 19,66 34,55 52,28 70,98
pelanggan melalui jaringan 4 Kedungtuban 14,81 27,58 41,28 54,17
distribusi 5 Cepu 47,14 66,14 88,59 111,32
2. Gravitasi total dengan 6 Sambong 4,81 10,32 16,93 24,80
pemanfaatan ground reservoir 7 Jiken 4,11 11,86 19,61 27,10
3. Pendistribusian air dengan 8 Bogorejo 2,71 4,09 5,70 7,54
menggunakan pompa. 9 Jepon 12,47 24,55 38,83 53,75
Panjang jaringan pipa yang digunakan 10 Blora 64,90 90,32 120,02 149,68
untuk pendistribusian air di Kabupaten 11 Banjarejo 20,41 30,82 43,04 55,51
Blora dapat dilihat pada tabel berikut ini. 12 Tunjungan 12,20 35,41 62,92 92,34
13 Japah 12,20 35,41 62,92 92,34
Permasalahan Aspek Teknis 14 Ngawen 18,35 30,90 45,96 61,91
Permasalahan teknis PDAM 15 Kunduran 4,64 7,35 10,68 14,67
Kabupaten Blora disebabkan karena 16 Todanan 11,21 17,32 23,42 29,34
beberapa hal yaitu kebocoran, kurangnya Jumlah 291,59 510,50 767,76 1037
efisiensi produksi, dan penurunan debit Sumber: Analisis dan perhitungan
sumber. Permasalahan aspek teknis secara Penulis, 2014
lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. 5 Permasalahan Teknis PDAM
Kabupaten Blora

4
* Mahasiswa Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
KECAMATA Kebutuhan Air (liter/detik)
No
N 2014 2019 2024 2029
8 Bogorejo 8,26 8,26 8,26 8,26
9 Jepon 10,23 10,23 10,23 10,23
10 Blora 10,11 10,11 10,11 10,11
11 Banjarejo 17,15 17,15 17,15 17,15
12 Tunjungan 0,00 0,00 0,00 0,00
13 Japah 6,98 9,85 13,22 17,07

Gambar 1 14 Ngawen 12,36 15,57 19,17 23,20


Grafik Proyeksi Kebutuhan Air 15 Kunduran 17,81 38,10 62,68 91,53
Wilayah Pelayanan PDAM 16 Todanan 10,05 10,05 10,05 10,05
Sumber: Analisis dan perhitungan Jumlah 147,65 195,17 252,30 319,13
Penulis, 2014
Dari gambar diatas terlihat grafik
Sumber: Analisis dan perhitungan
peningkatan kebutuhan air menunjukkan
Penulis, 2014
pola garis linier. Pola grafik 2014 sampai
2029 menunjukkan kebutuhan air dari
tahun 2014 sampai 2029 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini
terkait dengan upaya pencapaian target
pelayanan SPAM tahun 2029 adalah
sebesar 80%. Pada rentang tahun tersebut,
rata – rata peningkatan kebutuhan air per
tahunnya sebesar 33,13 liter/detik. Gambar 2
Proyeksi Kebutuhan Air Wilayah Non Grafik Proyeksi Kebutuhan Air
PDAM Wilayah Pelayanan Non PDAM
Dalam perhitungan proyeksi Sumber: Analisis dan perhitungan
penduduk Non PDAM, jumlah penduduk Penulis, 2014
yang digunakan merupakan jumlah
penduduk dari desa / kelurahan yang POTENSI AIR BAKU
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Analisis Supply and Demand Wilayah
tidak termasuk dalam kategori wilayah Pelayanan PDAM
pelayanan PDAM. Wilayah Non PDAM Sumber air baku eksisting yang
meliputi 15 kecamatan, dimana Kecamatan digunakan hanya mencukupi hingga tahun
Tunjungan tidak memiliki wilayah yang , bahkan memerlukan penambahan sumber
termasuk kategori pelayanan Non PDAM. baru. Sehingga PDAM Kabupaten Blora
harus mencari potensi air baku yang lebih
Tabel 4 besar lagi untuk memenuhi kebutuhan air
Proyeksi Kebutuhan Air Wilayah minum wilayah PDAM. Perbandingan
Pelayanan Non PDAM antara sumber air eksisting dan kebutuhan
KECAMATA Kebutuhan Air (liter/detik)
No air baku dapat dilihat pada tabel di bawah
N 2014 2019 2024 2029
ini :
1 Jati 9,66 21,02 36,06 54,80
2 Randublatung 7,31 9,02 10,92 13,00
3 Kradenan 2,62 3,11 3,67 4,28
4 Kedungtuban 11,71 13,31 14,97 16,70
5 Cepu 10,86 12,73 14,68 16,70
6 Sambong 3,48 4,77 6,22 7,85
7 Jiken 9,08 11,87 14,91 18,19

5
* Mahasiswa Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
pelayanan PDAM adalah mata air, sumur
bor, waduk dan sungai.
Tabel 5 Kapasitas Rencana Sumber Air
Baku PDAM Kabupaten Blora

Gambar 3 Grafik Kebutuhan Air


Wilayah Pelayanan PDAM
Sumber : Hasil Perhitungan Penulis, 2014

Analisis Supply and Demand Wilayah


Sumber : PDAM Kabupaten Blora, 2012
Non PDAM
Sumber air baku eksisiting &
Sumber Air Baku SPAM Wilayah
potensi air baku yang digunakan untuk
Pelayanan Non PDAM
mensuplai kebutuhan air wilayah Non
Peningkatan akses air minum SPAM
PDAM mencapai 369 L/Detik, sedangkan
Non PDAM Kabupaten Blora
untuk kebutuhan air baku Kabupaten Blora
direncanakan dengan memanfaatkan
wilayah pelayanan Non PDAM sampai
sumber mata air yang tersebar di seluruh
tahun 2029 membutuhkan 366,53 L/Detik.
wilayah Kabupaten Blora. Sistem yang
Sumber air baku ini cukup untuk
digunakan adalah jaringan perpipaan skala
mensuplai kebutuhan air baku Kabupaten
perdesaan, yaitu menggunakan sistem
Blora wilayah Non PDAM untuk 15 tahun
setempat. Dalam Rencana Tata Ruang
kedepan. Sehingga Kabupaten Blora
Wilayah Kabupaten Blora, total debit
wilayah Non PDAM tidak memerlukan
sumber mata air yang dapat dimanfaatkan
penambahan sumber air baku.
untuk sistem perdesaan adalah 369
Perbandingan antara sumber air baku dan
liter/detik. Rencana air baku wilayah Non
kebutuhan air baku dapat dilihat pada tabel
PDAM diprioritaskan dari sumber mata air
di bawah ini :
karena memiliki kualitas lebih baik dari
pada sumber air sungai atau waduk.

PENTAHAPAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
Rencana Pengembangan SPAM
Perkotaan
Gambar 4 Neraca Kebutuhan Air Strategi rencana pengembangan
Pedesaan SPAM perkotaan Kabupaten Blora adalah
Sumber : Hasil Perhitungan Penulis, 2014 sebagai berikut :
a) Optimalisasi kapasitas yang
Sumber Air Baku SPAM Wilayah tidak termanfaatkan.
Pelayanan PDAM b) Penambahan kapasitas sistem
Pelayanan SPAM PDAM dikelola dari air permukaan untuk
sepenuhnya oleh PDAM. Oleh karena itu, memenuhi sambungan baru.
penentuan alokasi sumber air baku c) Pengendalian kebocoran di akhir
disesuaikan dengan program tahun perencanaan, sehingga
pengembangan sumber air baku PDAM. diharapkan angka kebocoran
Berdasarkan data dari PDAM Tirta Amerta yang sekarang tercatat 53,71%
Kabupaten Blora, potensi sumber mata air dapat ditekan menjadi 20% pada
yang berpotensi untuk pengembangan tahun 2029. Penurunan

6
* Mahasiswa Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
kebocoran dilakukan secara dengan skoring non-akses air bersih, angka
bertahap. kemiskinan, non-akses jamban, jumlah
d) Penghijauan daerah tangkapan kasus diare dan potensi sumber air pada
air untuk mengendalikan debit setiap desa. Desa prioritas diurutkan
sumber air baku. berdasarkan hasil skor yang paling tinggi.
e) Penambahan kapasitas produksi Tahap pembangunan sistem
dengan memanfaatkan air penyediaan air wilayah Non PDAM
permukaan. direncanakan dengan sistem setempat
skala desa. Pada pembangunan tahap I
Pemanfaatan air baku untuk
(2015-2019) dan pembangunan tahap II
pengembangan SPAM kabupaten Blora
(2019-2024) direncanakan pembangunan
meliputi pemanfaatan kapasitas yang
sistem sebanyak 61 desa untuk masing –
belum termanfaatkan, pemanfaatan sumber
masing tahap, sedangkan pada tahap III
mata air dan pemanfaatan sumber air
(2024-2028) akan dibangun sistem pada 17
permukaan. Masing – masing sumber air
desa yang tersisa, sehingga pada akhir
baku dimanfaatkan secara bertahap.
tahun perencanaan seluruh wilayah
Berikut ini strategi pemanfaatan air baku
perdesaan dapat memperoleh akses air
untuk pengembangan SPAM Kabupaten
minum yang layak. Rata – rata
Blora.
pembangunan SPAM perdesaan pada
Pengembangan SPAM disusun
tahap I sebanyak 2 Desa per Tahun,
dengan memperhatikan fungsionalisasi
sedangkan pada tahap selanjutnya hanya 1
tahapan yang akan dilaksanakan, disusun
Desa per Tahun. Target pemenuhan
berdasarkan urutan prioritas penanganan,
kebutuhan air pada tahap awal merupakan
sehingga diperoleh program pentahapan
upaya untuk memepercepat pencapaian
yang dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu :
pemenuhan kebutuhan akan air bersih di
1. Rencana Jangka Pendek (2015- daerah perdesaan. Penyediaan air wilayah
2019) Non PDAM memanfaatkan sumber air
2. Rencana Jangka Menengah baku mata air yang tersebar secara merata
(2019-2024) di seluruh wilayah Kabupaten Blora. Total
3. Rencana Jangka Panjang (2024- debit yang dibutuhkan sampai dengan
2029) tahun 2029 adalah 366 liter/detik.
Kabupaten Blora memiliki potensi sumber
Penentuan wilayah pengembangan mata air setempat sebesar 369 liter/detik,
pada tahapan diatas disusun dalam urutan sehingga membutuhkan penambahan dari
prioritas program. Dengan demikian potensi sumber air baku di Blora sebesar
program dalam kategori mendesak dapat 375 liter/detik untuk memenuhi kebutuhan
dimasukkan dalam program jangka sampai dengan akhir tahun rencana.
pendek, sedangkan program lainnya dapat
disusun dalam program jangka menengah Kebutuhan Investasi Dan Sumber
dan jangka panjang sesuai dengan urutan Pendanaan Rispam Wilayah Pelayanan
prioritasnya. PDAM
Kebutuhan investasi ditentukan
Rencana Pengembangan SPAM berdasarkan perhitungan Rencana
Wilayah Pelayanan Non PDAM Anggaran Biaya yang meliputi Biaya
Rencana pengembangan SPAM Program Fisik dan Biaya Program Non
perdesaan ini meliputi 78 Desa/Kelurahan. Fisik. Perencanaan pengembangan SPAM
Masing – masing kegiatan dilaksanakan perkotaan Kabupaten Blora dilakukan
secara bertahap berdasarkan melalui 3 tahap, yaitu tahap I (jangka
desa/kelurahan prioritas. Penentuan urutan pendek), tahap II (jangka menengah) dan
Kecamatan prioritas tersebut ditemtukan tahap III (jangka panjang). Oleh karena

7
* Mahasiswa Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
itu, Rencana Anggaran Biaya (RAB) Tabel 7
dihitung menjadi 3 berdasarkan program RekapitulasiBiayaPengembangan
pada masing – masing tahap. Pada SPAM Wilayah Pelayanan Non PDAM
perhitungan rencana anggaran biaya, harga
satuan setiap pekerjaan diasumsikan
mengalami kenaikan sebesar 10% dari
tahun sebelumnya. Rencana anggaran
biaya pengembangan SPAM perkotaaan
pada setiap tahun secara lengkap dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6
Rekapitulasi Biaya Pengembangan
SPAM Wilayah Pelayanan PDAM
Tahun
Jumlah
Rencana
2015-2019 166.693.079.001
2020-2024 77.695.880.163
2025-2029 59.215.408.927
Total Biaya 303.604.368.091
Sumber :Analisis Penulis, 2014

Kebutuhan Investasi Dan Sumber


Pendanaan Rispam Wilayah Pelayanan
Non PDAM
Kebutuhan biaya pengembangan
SPAM dihitung berdasarkan asumsi
kebutuhan biaya pembangunan paket
Sumber :Analisis Penulis, 2014
SPAM wilayah pelayanan Non PDAM.
Kebutuhan total pembiayaan
KESIMPULAN
pengembangan SPAM pelayanan Non
PDAM dari tahun 2015 hingga tahun 2029 Dalam Rencana Induk Sistem Penyediaan
mencapai Rp. Pertumbuhan biaya Air Minum Kabupaten Blora dapat diambil
pengembangan SPAM rata-rata kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:
pertahunnya diperkirakan meningkat 10%
dibandingkan tahun sebelumnya. Biaya 1. Kondisi SPAM Eksisting
pengembangan SPAM per unit yang PDAM Tirta Amerta
semakin meningkat menyebabkan biaya Kabupaten Blora meliputi
yang ditanggung pada akhir perencanan sumber air baku, unit produksi
akan meningkat tajam jika dilakukan dan sistem distribusi.
pemerataan pengembangan. Rencana Sedangkan permasalahan
kebutuhan biaya dapat dilihat lebih rinci teknis PDAM Kabupaten
pada tabel berikut. Blora disebabkan karena
kebocoran, dan penurunan
debit sumber.
2. Kebutuhan air di Kabupaten
Blora diproyeksikan sesuai
dengan wilayah pelayanan
SPAM yaitu wilayah
pelayanan PDAM dan
wilayah pelayanan Non

8
* Mahasiswa Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
PDAM. Kebutuhan air sedangkan Kebutuhan total
wilayah pelayanan PDAM di pembiayaan pengembangan
tahun 2014 sekitar 84,38 SPAM wilayah pelayanan
liter/detik meningkat menjadi Non PDAM dari tahun 2015
1039,53 liter/detik di tahun hingga tahun 2029 mencapai
2029, sedangkan kebutuhan Rp 56.974.996.800,-.
air di wilayah pelayanan Non
PDAM di tahun 2014 sekitar SARAN
145,16 liter/detik meningkat
menjadi 366,53 liter/detik di 1. Pemerintah daerah perlu
tahun 2029. mengupayakan adanya
3. Potensi air baku yang bisa konservasi air secara
dimanfaatkan untuk terintegrasi mengingat
memenuhi kebutuhan air di kualitas sumber air yang
kabupaten Blora meliputi berpotensi mengalami
mata air, air permukaan dan penurunan di tiap tahunnya.
cekungan air tanah. Potensi 2. Pelibatan masyarakat dalam
mata air di Kabupaten Blora pengelolaan sumber air
menyebar diseluruh minum menjadi sangat
Kecamatan antara lain MA penting, karena sebagian
Kajar dan MA Kajengan, sumber air potensial di
sedangkan air permukaan kabupaten Blora perlu diatur
meliputi sungai Bengawan Sol pemanfaatanya agar tidak
dan DAS Sungai Bengawan merugikan masyarakat
Solo, serta untuk cekungan air disekitarnya.
tanah menggunakan cekungan 3. Didalam pengelolaan sumber
air tanah Randublatung. air baku, diperlukan
4. Rencana pengembangan kerjasama dari semua pihak
SPAM untuk wilayah yang berkepentingan baik
pelayanan PDAM meliputi 3 pemerintah maupun
tahapan yaitu tahap jangka masyarakat untuk menjaga
pendek (2014-2019), tahap sumber air baku dan tidak
jangka menengah (2019- melakukan aktifitas
2024), dan tahap jangka pencemaran sumber air baku.
panjang (2024-2029).
Sedangkan rencana
DAFTAR PUSTAKA
pengembangan SPAM
wilayah pelayanan Non Al-Layla, M Anis, 1980, Water Supply
PDAM meliputi peningkatan Peraturan Pemerintah No.16 Tahun
jaringan perpipaan menjadi 60 2005 tentang Pengembangan Sistem
% dan penurunan jaringan Penyediaan Air Minum
bukan perpipaan menjadi 20
% dari jumlah penduduk Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
wilayah pelayanan Non No.18/PRT/M/2007 Tentang
PDAM. Penyelenggaraan Pengembangan
5. Kebutuhan investasi Sistem Penyediaan Air Minum
pengembangan SPAM Sutrisno, C. Totok. 2004. Teknologi
wilayah pelayanan PDAM Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta
yaitu sebesar Rp. : Jakarta
303.604.368.091,00,-

9
* Mahasiswa Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
Linsley K Ray.1996.Teknik Sumber Daya
Air Jilid 1.Erlangga : Jakarta
Montgomery, James M., Consulting
Engineers, Inc. 1985. Water
Treatment Principles and Design.
John Wiley & Sons, Inc : Canada
Sarwanto,Setyo. 1997. Rekayasa
Lingkungan. Gunadarma Press:
Jakarta
Keputusan Menteri Kimpraswil Republik
Indonesia Nomor 327/KPT/M/I/2002
Tentang Konsep Kekotaan.
Al-Layla, M Anis, 1980, Water Supply
Engineering Design, 3rd Edition,
Ann Arbor Science Publishers, Inc.,
Michigan, USA.
Surupin.2001.Pelestarian Sumber Daya
Tanah dan Air .Andi : Yogyakarta
Supranto.J.2000.Statistik Teori dan
Aplikasi.Erlangga : Yogyakarta
Peavy.Howard S.1985.Evvironmental
Engineering .McGraw Hill :
Singapura
Muhammad, C. 2011. Tugas Akhir:
Rencana Induk Penyediaan Air
Minum Kabupaten Serang. Program
Studi Teknik Lingkungan,
Universitas Diponegoro. Semarang.
BAPPEDA. 2013. Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Blora.
Pemerintah Kabupaten Blora. Jawa
Tengah.

10
* Mahasiswa Progran Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang

Anda mungkin juga menyukai