Oleh:
RENI DIAN SAPUTRI
I4B017090
2. TUJUAN
Laporan pendahuluan ini bertujuan untuk:
a. Menjelaskan definisi hemoroid.
b. Menjelaskan etiologi hemoroid.
c. Menjelaskan klasifikasi hemoroid.
d. Menjelaskan patofisiologi hemoroid.
e. Menjelaskan tanda gejala hemoroid.
f. Menjelaskan komplikasi hemoroid.
g. Menjelaskan pemeriksaan penunjang hemoroid.
h. Menjelaskan pathway hemoroid.
i. Menjelaskan pengkajian pasien hemoroid.
j. Menjelaskan diagnosa keperawatan pasien hemoroid.
k. Menjelaskan fokus intervensi pasien hemroid.
3. DEFENISI
Plexus hemoroid merupakan pembuluh darah normal yang terletak pada mukosa rektum
bagian distal dan anoderm. Gangguan pada hemoroid terjadi ketika plexus vaskular ini
membesar. Sehingga kita dapatkan pengertiannya dari “hemoroid adalah dilatasi varikosus vena
dari plexus hemorrhoidal inferior dan superior” (Dorland, 2002). Hemoroid adalah kumpulan
dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan
sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa
unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal (Felix, 2006).
4. ETIOLOGI
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Corwin,2000):
Penyebab hemoroid sebagai berikut:
a. Peningkatan tekanan intra-abdomen. Misalnya kegemukan, kehamilan, konstipasi.
b. Komplikasi dari penyakit cirhosis hepatis.
c. Terlalu banyak duduk.
d. Tumor abdomen/pelvis.
e. Mengejan saat BAB.
f. Hipertensi Portal
Menurut Villalba dan Abbas (2007), etiologi hemoroid sampai saat ini belum diketahui secara
pasti, beberapa faktor pendukung yang terlibat diantaranya adalah:
a. Penuaan
b. Kehamilan
c. Hereditas
d. Konstipasi atau diare kronik
e. Penggunaan toilet yang berlama-lama
f. Posisi tubuh, misal duduk dalam waktu yang lama
g. Obesitas.
5. KLASIFIKASI
Berdasarkan letaknya hemorrhoid terbagi atas 2 :
a. Hemorrhoid eksterna Merupakan pelebaran dan penonjolan vena hemorrhoidalis inferior
yang timbul di sebelah luar musculus sphincter ani.
b. Hemorrhoid interna Merupakan pelebaran dan penonjolan vena hemorrhoidalis superior dan
media yang timbul di sebelah proksimal dari musculus sphincter ani.
Kedua jenis hemorrhoid ini sangat sering dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% penduduk
yang berusia di atas 25 tahun. (Lindseth,2006).
Menurut Pearson (2007), hemoroid internal diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan
yakni:
a. Derajat I, hemoroid mencapai lumen anal canal
b. Derajat II, hemoroid mencapai sfingter eksternal dan tampak pada saat pemeriksaan
tetapi dapat masuk kembali secara spontan.
c. Derajat III, hemoroid telah keluar dari anal canal dan hanya dapat masuk kembali
secara manual oleh pasien.
d. Derajat IV, hemoroid selalu keluar dan tidak dapat masuk ke anal canal meski
dimasukkan secara manual.
6. PATOFISIOLOGI
Hemoroid dapat terjadi pada individu yang sehat. Hemoroid umumnya menyebabkan gejala
ketika mengalami proses pembesaran, peradangan, atau prolaps. Sebagian besar penulis setuju
bahwa diet rendah serat menyebabkan bentuk feses menjadi kecil, yang bisa mengakibatkan
kondisi mengejan selama BAB. Peningkatan tekanan ini menyebabkan pembengkakkan dari
hemoroid, kemungkinan gangguan oleh venous return. Pada seseorang yang hamil atau obesitas
memberikan tegangan abnormal dari otot sfingter internal juga dapat menyebabkan masalah
hemoroid.
7. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis hemoroid dapat dibagi berdasarkan jenis hemoroid (Villalba dan Abbas, 2007)
yaitu:
a. Hemoroid internal
1) Prolaps dan keluarnya mukus.
2) Perdarahan.
3) Rasa tak nyaman.
4) Gatal.
b. Hemoroid eksternal
1) Rasa terbakar.
2) Nyeri ( jika mengalami trombosis).
3) Gatal.
8. PENATALAKSANAAN
Menurut Acheson dan Scholefield (2006), penatalaksanaan hemoroid dapat dilakukan dengan
beberapa cara sesuai dengan jenis dan derajat daripada hemoroid.
Pembedahan yang sering dilakukan yaitu:
a. Skleroterapi. Teknik ini dilakukan menginjeksikan 5 mL oil phenol 5 %, vegetable oil,
quinine, dan urea hydrochlorate atau hypertonic salt solution. Lokasi injeksi adalah
submukosa hemoroid. Efek injeksi sklerosan tersebut adalah edema, reaksi inflamasi dengan
proliferasi fibroblast, dan trombosis intravaskular. Reaksi ini akan menyebabkan fibrosis
pada sumukosa hemoroid. Hal ini akan mencegah atau mengurangi prolapsus jaringan
hemoroid (Kaidar-Person dkk, 2007). Senapati (1988) dalam Acheson dan Scholfield (2009)
menyatakan teknik ini murah dan mudah dilakukan, tetapi jarang dilaksanakan karena
tingkat kegagalan yang tinggi.
b. Rubber band ligation. Ligasi jaringan hemoroid dengan rubber band menyebabkan nekrosis
iskemia, ulserasi dan scarring yang akan menghsilkan fiksasi jaringan ikat ke dinding
rektum. Komplikasi prosedur ini adalah nyeri dan perdarahan.
c. Infrared thermocoagulation. Sinar infra merah masuk ke jaringan dan berubah menjadi
panas. Manipulasi instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengatur banyaknya jumlah
kerusakan jaringan. Prosedur ini menyebabkan koagulasi, oklusi, dan sklerosis jaringan
hemoroid. Teknik ini singkat dan dengan komplikasi yang minimal.
d. Bipolar Diathermy. Menggunakan energi listrik untuk mengkoagulasi jaringan hemoroid dan
pembuluh darah yang memperdarahinya. Biasanya digunakan pada hemoroid internal derajat
rendah.
e. Laser haemorrhoidectomy.
f. Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation. Teknik ini dilakukan dengan
menggunakan proktoskop yang dilengkapi dengan doppler probe yang dapat melokalisasi
arteri. Kemudian arteri yang memperdarahi jaringan hemoroid tersebut diligasi
menggunakan absorbable suture. Pemotongan aliran darah ini diperkirakan akan mengurangi
ukuran hemoroid.
g. Cryotherapy. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan temperatur yang sangat rendah
untuk merusak jaringan. Kerusakan ini disebabkan kristal yang terbentuk di dalam sel,
menghancurkan membran sel dan jaringan. Namun prosedur ini menghabiskan banyak
waktu dan hasil yang cukup mengecewakan. Cryotherapy adalah teknik yang paling jarang
dilakukan untuk hemoroid (American Gastroenterological Association, 2004).
h. Stappled Hemorrhoidopexy. Teknik dilakukan dengan mengeksisi jaringan hemoroid pada
bagian proksimal dentate line. Keuntungan pada stappled hemorrhoidopexy adalah
berkurangnya rasa nyeri paska operasi selain itu teknik ini juga aman dan efektif sebagai
standar hemorrhoidectomy (Halverson, 2007).
9. KOMPLIKASI
a. Perdarahan
b. Trombosis
c. Hemoroidal strangulasi