Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

STUDI LAPANGAN HUTAN CURUG SEWU, SUKEREJO, KENDAL


“HERBA”

KELOMPOK 7 :

1. Uli Nahari Mukti 4401417080


2. Fira Dianti 4401417081
3. Alief Alfian Mauluddi A. 4401417091
4. Nabila Rizka A. 4401417096

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
A. Tujuan
1. Menentukan nilai penting dari spesies penyusun tumbuhan lapis bawah di
kawasan Curug Sewu Kabupaten Kendal
2. Menentukan nama komunitas berdasarkan nilai penting dari spesies penyusun
tumbuhan lapis bawah di kawaan Curug Sewu Kabupaten Kendal
B. Dasar Teori
Ekologi adalah bagian dari biologi atau ilmu hayat yang berasal dari bahasa
latin yaitu Olkos dan Logos. Olkos yang artinya “Rumah” atau “Tempat tinggal” dan
Logosberarti “Ilmu tentang”. Terbagi atas ekologi hewan dan tumbuhan. Ekologi
tumbuhan memfokuskan pada hubungan antara tumbuhan dan lingkungannya dan
kajian mengenai ekologi tumbuhan sudah lama berkembang yaitu pada tahun 1305
Petrus de Crescentius menulis karangan mengenai sifat persaingan hidup pada
tumbuhan. Selanjutnya, King pada tahun1685 menguraikan untuk pertamakali
konsep tentang suksesi dalam komunitas tumbuhan serta Warming pada tahun1891
mengenai proses suksesi tumbuhan di bukit pasir disepanjang pantai Denmark. Saat
itu ekologi tumbuhan telah diakui sebagai disiplin ilmu baru (Rahman, 1989: 67).
Suatu daerah tidak tetap demikian untuk waktu yang lama. Diawali dengan
tumbuhan daerah itu segera dihuni oleh beragam spesies tumbuhan atau
hewan.Organisme-organisme ini mengubah habitat yang membuatnya sesuai bagi
spesies lain menjadi mantap. Masa pendewasaan perkembangan suatu daerah
seringkali mencapai suatu keadaan relatif stabil yang diberikan sebagai tahapan
klimaks. Selama masa perkembangan ini, penghunian suatu daerah baru, pertama-
tama oleh tumbuhanmelandasi jalan bagi hewan-hewan untuk tinggal di dalamnya
disebut suksesi (Michael,1995:383).
Lucy E. Braun (1956) mengatakan bahwa vegetasi merupakan sistem
yang dinamik, sebentar menunjukkan pergantian yang kompleks kemudian Nampak
tenang,dan bila dilihat hubungan dengan habitatnya, akan nampak jelas pergantiannya
setelah mencapai keseimbangan. Pengamatan yang lama pada pergantian vegetasi di
alam menghasilkan konsep suksesi. Hutan adalah masyarakat tumbuh – tumbuhan
yang dikuasai pohon-pohonan dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda
dengan keadaan di luar hutan. Hubungan antara masyarakat tumbuh – tumbuhan
hutan, margasatwa, dan alam lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat
dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem.Masyarakat hutan adalah
suatu sistem yang hidup dan tumbuh secara dinamis. Masyarakat hutan terbentuk
secara berangsur-angsur melalui beberapa tahap invasi oleh tumbuh-tumbuhan,
adaptasi, agregasi, persaingan, penguasaan, reaksi terhadap tempat tumbuh, dan
stabilisasi. Proses inilah yang disebut suksesi (Soerianegara & Indrawan, 2005: 23).
Hutan merupakan sumber daya alam yang memiliki peranan yang sangat
penting bagi mahluk hidup di sekitarnya (Fadhil et al., 2013). Salah satu peran dari
hutan yaitu memberikan tempat tinggal dan makanan bagi berbagai jenis fauna yang
hidup di dalamnya. Populasi tumbuhan dan hewan di dalam hutan membentuk
masyarakat yang saling berkaitan erat satu sama lain dengan lingkungan sekitarnya
oleh karena itu hutan dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau merupakan
ekosistem yang sangat berguna bagi kehidupan manusia (Soerianegara & Indrawan,
2005). Tumbuh-tumbuhan yang ada di hutan terdiri dari berbagai macam pohon dan
tumbuhan bawah serta terdiri dari berbagai spesies yang sangat beranekaragam.
Herba atau tumbuhan lapis bawah adalah semua tumbuhan yang tingginya
sampai dua meter, kecuali permudaan pohon atau seedling, sapling dan tumbuhan
tingkat rendah biasanya banyak ditemukan di tempat yang ternaungi kecuali pada
tempat yang sangat gelap di hutan (Richards, 1981). Tumbuhan ini memiliki organ
tubuh yang tidak tetap di atas permukaan tanah, siklus hidup yang pendek dengan
jaringan yang cukup lunak (Wilson & Loomis, 1962). Menurut Longman & Jenik
(1987) sejumlah herba menunjukkan bentuk-bentuk yang menarik, warna serta
struktur permukaan daun yang sebagian besar darinya telah menjadi tanaman rumah
yang popular seperti jenis dari suku Araceae, Gesneriaceae Urticaceae dan lain-lain.
Berdasarkan masa hidupnya tumbuhan herba terbagi menjadi 3 diantaranya
annual, perenial dan bienial. Herba annual menghasilkan biji-biji dan mati
seluruhnya setelah tumbuh selama satu musim. Perennial atau herba yang hidup lebih
dari 2 tahun dan mungkin dalam kenyataannya hampir tidak terbatas. Beberapa jenis
herba ini mungkin secara alami berkembang biak dengan biji, tetapi sangat
reproduktif dengan potongan batang, umbi, rhizome, stolon dan daun. Terdapat
tumbuhan lain yang masa hidupnya terletak antara kedua jenis tumbuhan di atas. Pada
tahun pertama di bentuk tajuk yang kemudian pada tahun kedua diikuti dengan alat
perkembangbiakannya. Tumbuhan tersebut mati setelah biji terbentuk dan tumbuhan
ini disebut herba dua tahun atau biennial (Soemarwoto et al., 1992).
Kehadiran herba dalam suatu kawasan hutan mempunyai peranan yang sangat
penting (Anwar et al., 1987). Hutan yang baru mengalami suksesi di tandai dengan
banyaknya tumbuhan pionir dan tumbuhan kecil lainnya seperti herba dan semak.
Dahlan (2011) dalam Binibis et al. (2013) menyatakan bahwa tumbuhan
bawah atau herba dapat meningkatkan kesuburan tanah, sumber pangan bagi fauna,
sebagai tanaman obat, sumber energi alternatif, penahan pukulan air hujan, dan
sebagai penahan aliran permukaan air. Tumbuhan bawah memiliki sifat hipertoleran,
yakni dapat mentolerir logam dengan konsentrasi tinggi (Binibis et al., 2013) dan
mempunyai sifat hiperakumulator yang berarti dapat mengakumulasi logam tertentu
dengan konsentrasi tinggi pada jaringannya (Widyati, 2011). Interaksi yang terjadi
baik antar jenis tumbuhan bawah maupun dengan lingkungan sekitarnya dapat
mempengaruhi struktur komunitas tumbuhan bawah.
Soeriaadmadja (1997), mengatakan bahwa herba berfungsi sebagai penutup
tanah yang sangat berperan dalam mencegah rintikan air hujan dengan tekanan keras
yang langsung jatuh ke permukaan tanah, sehinggga akan mencegah hilangnya humus
oleh air.
Herba beserta tumbuhan lain berperan besar dalam menentukan corak suatu
ekosistem. Daun-daun tumbuhan dan herba menyaring teriknya sinar matahari
sehingga hanya sebagian sinar matahari yang sampai pada lahan terbuka, dan dengan
penyaringan sinar matahari tersebut maka suhu udara dan tanah tidak terlalu tinggi.

C. Alat dan Bahan


Alat : Bahan
 Thermometer  Vegetasi herba
 Higrometer  Factor abiotik
 Anemometer
 Luxmeter
 Soil tester
 Tali rapia
 Gunting
 Altimeter
 Taly sheet
 Kamera
 Alat tulis dan papan jalan
 Staples
 Kompas
 Kantong pelastic bening
 Kertas kalkir

D. Cara Kerja

Menetukan lokasi pengamatan

Membuat plot menggunakan tali raffia berukuran


2mx2m
2 x 2 m (plot tegakan)

Mengamati vegetasi herba dalam plot.


Menghitung prosentase tumbuhan herba,
kemudian mengambil spesimen yang belum
diketahui spesiesnya. Berikan label nama pada
spesies tersebut.

Mencatat data ke dalam taly sheet

Mengulangi langkah diatas sebanyak 30 kali pada


plot yang berbeda.

Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh


E. Data Pengamatan

Tabel 1. Faktor Lingkungan Terestrial

Area
Keterangan 1
Kecepatan Angin
(m/s) 0
pH Tanah 6,2
Kelembapan Tanah
(%) 76
Kelembapan Udara
(%) 68
Suhu Udara (⁰C ) 32
356-
Ketinggian (Mdpl) 363
Cahaya Pantul Lx
(2000) 457
Tabel 3. Nilai Penting dan Indeks Diversitas

Total
DoR Frekuensi FR NP Pii in Pi
Dominansi Pi.lnPi
No Nama Spesies
- -
12 4,897959184 0,166666667 4,20168 9,09964 0,04898 3,01635 0,14774
1 Oplismencus compositus
- -
4 1,632653061 0,1 2,52101 4,153661 0,016327 4,11496 0,06718
2 Latana tamara
- -
58 23,67346939 0,666666667 16,8067 40,48019 0,236735 1,44082 0,34109
3 Syndrealla modiflora
- -
2 0,816326531 0,066666667 1,68067 2,496999 0,008163 4,80811 0,03925
4 Cupaturium odoratum
- -
4 1,632653061 0,033333333 0,84034 2,472989 0,016327 4,11496 0,06718
5 Pillea microphyna
- -
7 2,857142857 0,133333333 3,36134 6,218487 0,028571 3,55535 0,10158
6 Ampelasa (Dilleniaceae)
- -
Alternanthera brasiliensis 4 1,632653061 0,066666667 1,68067 3,313325 0,016327 4,11496 0,06718
7 (Amaranthaceae)
- -
3 1,224489796 0,1 2,52101 3,745498 0,012245 4,40265 0,05391
8 Hyptis capitata (Laminaceae)
- -
7 2,857142857 0,1 2,52101 5,378151 0,028571 3,55535 0,10158
9 Cyathila prostrata
- -
2 0,816326531 0,033333333 0,84034 1,656663 0,008163 4,80811 0,03925
10 Convolvulaceae
- -
3 1,224489796 0,066666667 1,68067 2,905162 0,012245 4,40265 0,05391
11 Spesies 1
- -
2 0,816326531 0,033333333 0,84034 1,656663 0,008163 4,80811 0,03925
12 Asytauna gungetica
-
6 2,448979592 0,1 2,52101 4,969988 0,02449 -3,7095 0,09084
13 Widelia trilobata (Asteraceae)
- -
Crassocephallum crepidioides 1 0,408163265 0,033333333 0,84034 1,248499 0,004082 5,50126 0,02245
14 (Asteraceae)
- -
4 1,632653061 0,1 2,52101 4,153661 0,016327 4,11496 0,06718
15 spesies 2
- -
12 4,897959184 0,333333333 8,40336 13,30132 0,04898 3,01635 0,14774
16 Ageratum lonyzoidis
- -
3 1,224489796 0,066666667 1,68067 2,905162 0,012245 4,40265 0,05391
17 Rhynchoglossum obliquum
- -
5 2,040816327 0,066666667 1,68067 3,721489 0,020408 3,89182 0,07942
18 Adiantum Philippenende
- -
3 1,224489796 0,033333333 0,84034 2,064826 0,012245 4,40265 0,05391
19 Ipomea triloba
- -
7 2,857142857 0,133333333 3,36134 6,218487 0,028571 3,55535 0,10158
20 spesies 3
-
6 2,448979592 0,166666667 4,20168 6,65066 0,02449 -3,7095 0,09084
21 Bophytum reindwartti (Oxalidaceae)
- -
4 1,632653061 0,033333333 0,84034 2,472989 0,016327 4,11496 0,06718
22 Centuthecca lappacea (Pueceae)
- -
10 4,081632653 0,233333333 5,88235 9,963986 0,040816 3,19867 0,13056
23 Mimosa pudica
- -
41 16,73469388 0,433333333 10,9244 27,65906 0,167347 1,78769 0,29916
24 Pospalum conjugatum
- -
7 2,857142857 0,1 2,52101 5,378151 0,028571 3,55535 0,10158
25 Aeschynomene indica
- -
1 0,408163265 0,033333333 0,84034 1,248499 0,004082 5,50126 0,02245
26 Borrenia repens
- -
1 0,408163265 0,033333333 0,84034 1,248499 0,004082 5,50126 0,02245
27 spesies 4
- -
8 3,265306122 0,166666667 4,20168 7,466987 0,032653 3,42182 0,11173
28 Axonopus comperssus
-
6 2,448979592 0,1 2,52101 4,969988 0,02449 -3,7095 0,09084
29 Eleusine indica (Boaceae)
- -
1 0,408163265 0,033333333 0,84034 1,248499 0,004082 5,50126 0,02245
30 Selaginella sp
- -
5 2,040816327 0,066666667 1,68067 3,721489 0,020408 3,89182 0,07942
31 Isachne albens (Poaceae)
- -
1 0,408163265 0,033333333 0,84034 1,248499 0,004082 5,50126 0,02245
32 Spilanthes sp (Asteraceae)
- -
3 1,224489796 0,033333333 0,84034 2,064826 0,012245 4,40265 0,05391
33 Cyperus syperrides (Cyperaceae)
- -
1 0,408163265 0,033333333 0,84034 1,248499 0,004082 5,50126 0,02245
34 Oxalis barrelieri (Oxalidacae)
- -
1 0,408163265 0,033333333 0,84034 1,248499 0,004082 5,50126 0,02245
35 Flemingia sp
- -
245 3,966666667 100 200 1 144,536 2,89613
Analisis Data

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

1. Oplismencus compositus 2

Latana tamara 2

Syndrealla modiflora 3

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 7

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑ {( )+( )+( )}

ID = - {(-0,3579) + (-0,3579) + (-0,3631)}

ID = 1,0789

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

2. Oplismencus compositus 2

Cupaturium odoratum 1

Pillea microphyna 4

Ampelasa (Dilleniaceae) 1

Alternanthera brasiliensis (Amaranthaceae) 1

Hyptis capitata (Laminaceae) 1

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 10


ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑ {( )+( )+( )+( )+(


)}

ID = - {(-0,3218) + (-0,2302) + (-0,3665) + (-0,2302) + (-


0,2302)}

ID = 1,3789

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

3. Oplismencus compositus 2

Syndrealla modiflora 3

Hyptis capitata (Laminaceae) 1

Cyathila prostrata 2

Convolvulaceae 2

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 10

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑{( )+( )+( )+( )+(


)}

ID = - {(-0,3218) + (-0,3612) + (-0,2302) + (-0,3218) + (-03218)


}

ID = 1,5568
Perletakan Nama spesies Skala BB
ke-

4. Oplismencus compositus 3

Syndrealla modiflora 2

Cyathila prostrata 3

Rhynchoglossum obliquum 1

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 9

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑ {( )+( )+( )+( )}

ID = - {(-0,3662) + (-0,3342) + (-0,3662) + (-0,2441)}

ID = 1,3107

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

5. Oplismencus compositus 2

Cupaturium odoratum 1

Cyathila prostrata 2

Asytauna gungetica 2

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 7

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑ {( )+( )+( )+( )}

ID = - {(-0,3579) + (-0,2779) + (-0,3579) + (-0,3579)}


ID = 1,3516

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

6. Alternanthera brasiliensis (Amaranthaceae) 3

Widelia trilobata (Asteraceae) 2

Crassocephallum crepidioides (Asteraceae) 1

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 6

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑{( )+( )+( )}

ID = - (-0,3465) + (-0,3662) + (-0,2986)}

ID = 1,0113

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

7. Syndrealla modiflora 2

Hyptis capitata (Laminaceae) 1

Rhynchoglossum obliquum 2

Widelia trilobata (Asteraceae) 2

spesies 1 1

Ageratum lonyzoidis 1
Dominansi keseluruhan (dalam BB) 9

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑ {( )+( )+( )+( )+( ) +(

)}

ID = - {(-0,3342) + (-0,2441) + (-0,3342) + (-0,3342) + (-0,2441)


+ (-0,2441)}

ID = 1,5108

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

8. Widelia trilobata (Asteraceae) 2

Rhynchoglossum obliquum 2

Adiantum Philippenende 3

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 7

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑ {( )+( )+( )}

ID = - {(-0,3579) + (-0,3579) + (-0,3612)}

ID = 1,077

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

9. spesies 1 1

Ageratum lonyzoidis 1

Ipomea triloba 3

spesies 2 2
Bophytum reindwartti (Oxalidaceae) 1

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 8

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑ {( )+( )+( )+( )+( )}

ID = - {(-0,2599) + (-0,2599) + (-0,3678) + (-0,3465) + (-


0,2599)}

ID = 1,494

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

10. Syndrealla modiflora 3

Rhynchoglossum obliquum 1

Adiantum Philippenende 2

spesies 2 2

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 8

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑{( )+( )+( )+( )}

ID = - (-0,3678) + (-0,2599) + (-0,3465) + (-0,3465)}

ID = 1,3207

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

11. Syndrealla modiflora 4

spesies 2 1

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 5


ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑ {( )+( )}

ID = - {(-0,1785) + (-0,3218)}

ID = 0,5003

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

12. Syndrealla modiflora 5

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 5

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑ {( )}

ID = 0

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

13. Syndrealla modiflora 3

Centuthecca lappacea (Pueceae) 4

Mimosa pudica 1

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 8

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑{( )+( )+( )}

ID = - (-0,3678) + (-0,3465) + (-0,2599)}

ID = 0,9742
Perletakan Nama spesies Skala BB
ke-

14. Syndrealla modiflora 2

Ageratum lonyzoidis 2

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 4

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑ {( )+( )}

ID = - {(-0,3465) + (-0,3465)}

ID = 0,693

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

15. Synedrella nodiflora 2

Paspalum conjugatum 4

Aeschynomene indica 2

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 6

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑ {( )+( )+( )}

ID = - {(-0,3662) + (-0,2703) + (-0,3662)}


ID = 1,0027

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

16. Synedrella nodiflora 3

Biophytum reinwardtii (Oxalidaceae) 1

Mimosa pudica 1

Paspalum conjugatum 3

Borreria repens 1

Dominansi Keseluruhan 9

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑ {( )+( )+( )+( )+( )}

ID = - {(-0,3662) + (-0,2441) +(-0,2441) (-0,3662) + (-0,2441)}

ID = 1,4647

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

17. Synedrella nodiflora 2

spesies 1 2

Ageratum conyzoides 2

Aeschynomene indica 3

spesies 3 1

Dominansi Keseluruhan 10
ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑{( )+( )+( )+( )+(

)}

ID = - {(-0,3218) + (-0,3218) + (-03218) + (-0,3612) + (-0,2302)


}

ID = 1,5568

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

18. Mimosa pudica 2

Paspalum conjugatum 4

Axonopus compressus 2

Eleusine indica (Poaceae) 2

Dominansi Keseluruhan 10

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑{( )+( )+( )+( )}

ID = - {(-0,3218) + (-0,3665) + (-03218) + (-03218)}

ID = 1,3319

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

19. spesies 2 2

Mimosa pudica 2

Paspalum conjugatum 4

Axonopus compressus 2

Dominansi Keseluruhan 10
ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑{( )+( )+( ) +( )}

ID = - {(-0,3218) + (-03218) + (-0,3665) + (-03218)}

ID = 1,3319

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

20. Synedrella nodiflora 2

Ampelasa (Dilleniaceae) 1

Ageratum conyzoides 1

Biophytum reinwardtii (Oxalidaceae) 2

Paspalum conjugatum 4

Selaginella sp 1

Dominansi Keseluruhan 11

ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑{( )+( )+( ) +( )+(

)+( )}

ID = - {(-0,3099) + (-02179) + (-02179) + (-0,3099) + 0,3678 +


(-02179)}

ID = 1,6413

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

21. Paspalum conjugatum 4

Isachne albens (Poaceae) 3

Dominansi Keseluruhan 7
ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑ {( )+( )}

ID = - {(-0,3197) + (-0,3631)}

ID = 0,6828

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

22. Synedrella nodiflora 3

Mimosa pudica 2

Paspalum conjugatum 3

Isachne albens (Poaceae) 2

Dominansi Keseluruhan 10

ID = ID = -∑ pi ln pi

ID = -∑{( )+( )+( )+( )}

ID = - {(-0,3612) + (-0,3218) + (-0,3612) + (-0,3218)}

ID = 1,366

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

23. Synedrella nodiflora 3

Mimosa pudica 2

Paspalum conjugatum 2

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 7


ID = ID = -∑ pi ln pi

𝟑 𝟑 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐
ID = -∑ {( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 )
𝟕 𝟕 𝟕 𝟕 𝟕 𝟕

ID = - {(-0,3631) + (-0,3579) + (-0,3579)}

ID = 1,0789

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

24. Synedrella nodiflora 4

Ageratum conyzoides 2

Aeschynomene indica 2

Eleusine indica (Poaceae) 2

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 10

ID = ID = -∑ pi ln pi

𝟒 𝟒 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐
ID = -∑ {( 𝒍𝒏 )+( 𝒍𝒏 )+( 𝒍𝒏 )+( 𝒍𝒏 )}
𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎

ID = - {(-0,3665) + (-0,3218) + (-0,3218) + (-0,3218) }

ID = 1,3319

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

25. Ampelasa (Dilleniaceae) 3

Ageratum conyzoides 1

Spilanthes sp (Asteraceae) 1
Cyperus cyperoides (Cyperaceae) 3

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 8

ID = ID = -∑ pi ln pi

𝟑 𝟑 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟑 𝟑
ID = -∑{( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 )}
𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖

ID = - (-0,3678) + (-0,2599) + (-0,2599) + (-0,3678)}

ID = 1,2554

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

26. Latana camara 1

Synedrella nodiflora 3

Ampelasa (Dilleniaceae) 2

Eleusine indica (Poaceae) 2

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 8

ID = ID = -∑ pi ln pi

𝟏 𝟏 𝟑 𝟑 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐
ID = -∑ {( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 )}
𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖

ID = - {(-0,2599) +(-0,3678)+(-0,3465)+(- 0,3465)}

ID = 1,3207

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-
27. Synedrella nodiflora 3

Paspalum conjugatum 3

Axonopus compressus 2

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 8

ID = ID = -∑ pi ln pi

𝟑 𝟑 𝟑 𝟑 𝟐 𝟐
ID = -∑ {( 𝒍𝒏 ) +( 𝒍𝒏 )+( 𝒍𝒏 )}
𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖

ID = -{(-0,3678)+ (-0,3678)+ (-0,3465)

ID = 1,0821

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

28. Synedrella nodiflora 2

Ageratum conyzoides 1

Paspalum conjugatum 4

Axonopus compressus 1

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 8

ID = ID = -∑ pi ln pi

𝟐 𝟐 𝟏 𝟏 𝟒 𝟒 𝟏 𝟏
ID = -∑{( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 )}
𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖

ID = - (-0,3465) + (-0,2599) +(-0.3465)+ (-0,2599)}

ID = 1,2128

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

29. Latana camara 1

Synedrella nodiflora 2

Paspalum conjugatum 4

Axonopus compressus 1

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 8

ID = ID = -∑ pi ln pi

𝟏 𝟏 𝟐 𝟐 𝟒 𝟒 𝟏 𝟏
ID = -∑ {( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 )+ ( 𝒍𝒏 )+ ( 𝒍𝒏 )}
𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖 𝟖

ID = - {(-0,2599) + (-0,3465) + (-0,3465) + (-0,2599)}

ID = 1,2128

Perletakan Nama spesies Skala BB


ke-

30. Synedrella nodiflora 3

Ageratum conyzoides 1

Biophytum reinwardtii (Oxalidaceae) 2

Paspalum conjugatum 2

Oxalis barrelieri (Oxalidaceae) 1

Flemingia sp 1

Dominansi keseluruhan (dalam BB) 10


ID = ID = -∑ pi ln pi

𝟑 𝟑 𝟏 𝟏 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐
ID = -∑ {( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 ) + ( 𝒍𝒏 ) +
𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
( 𝒍𝒏 )+( 𝒍𝒏 )}
𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎

ID = - {(-0,3612) + (-0,2302)+ (-0,3218)+ (-0,3218)+ (-0,2302)+


(-0,2302)}

ID = 1,6954
Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum lapangan pada tanggal 12-13 April 2018 di Hutan
Wilayah Curug Sewu, Kabupaten Kendal kami menemukan 36 spesies tumbuhan lapis
bawah atau tumbuhan herba di transek ke-3 subtransek 2, kemudian data tersebut akan
kami gunakan untuk menganalisis vegetasi herba (nilai penting, indeks kenanekaraman
spesies, indeks kemerataan jenis dan indeks kekayaan jenis). Jumlah jenis yang cukup
banyak ditemui di lokasi penelitian menunjukan bahwa komposisi jenis penyusun vegetasi
hutan tersebut cukup beraneka ragam. Dengan keanekaragaman Janis tersebut maka
stabilitas ekosistem akan tetep terpelihara, seperti yang dinyatakan Krebs (1978) dan
Desman et al (1980) bahwa adanya keanekaragaman jenis akan menigkatkan stabilitas
ekosistem yang ada karena peledakan hama akan dapat dicegah secara alami. Pada
ketinggian 1147 mdpl memiliki beberapa faktor abiotik yang mempengaruhi
keanekaragaman. Faktor abiotik tersebut adalah pH tanah, kelembaban tanah, suhu,
kelembaban suhu, serta intensitas cahaya.

Frekuensi relatif dari suatu jenis menunjukan penyebaran jenis tersebut pada
habitatnya. Jenis-jenis yang menyebar secara luas akan mempunyai nilai frekuensi relatif
yang tinggi,demikian pula sebaliknya jenis-jenis yang penyebarannya sempit akan
mempunyai nilai kehadiran relatif yang rendah. Pada data yang kami dapatkan Synrealla
modiflora mempunyai frekuensi relatif paling tinggi dengan nilai FR 16,8%. Penyebaran
yang luas dari jenis ini diduga karena jenis ini mempunyai toleransi yang lebar terhadap
perbedaan kelembaban tanah yang ada dan faktor-faktor lingkungan yang lain. Untuk
tumbuhan yang memiliki toleransi yang lebar, akan terdistribusi sangat luas sehingga nilai
frekuensi relatifnya akan lebih tinggi dari yang lain, seperti apa yang dikemukakan oleh
Soerianegara (1972) yang mengutip pendapat Whittaker (1975) penyebaran jenis-jenis
tumbuhan dalam komunitas merupakan reaksi (respon) yang berbeda dari jenis-jenis
tersebut terhadap perbedaan mikro habitat. Di antara faktor-faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap penyebaran tumbuhan maka kelembaban tanah (kandungan air)
merupakan faktor yang paling berpengaruh.

Dominansi adalah karakteristik dari komunitas yang menyatakan pengaruh


penguasaan suatu jenis dalam komunitas terhadap jenis lain sehingga populasi jenis lain
relatif akan berkurang dalam jumlah atau daya hidupnya (Ewusie, 1980). Pada data yang
kami dapatkan Pospalum conjugatum mempunyai nilai dominansi relatif yang tinggi,
masing-masing 16,73%. Hal ini diduga karena jenis-jenis tersebut mampu untuk bersaing
dengan jenis-jenis lain dalam mendapatkan sinar matahari dan unsur hara dalam tanah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Clement dan Weaver (1938) yang dikutip oleh Hadi
Iriatno (1984), penguasaan suatu jenis terhadap jenis yang lain ada hubungannya dengan
pertumbuhan dari jenis-jenis tersebut. Jenis-jenis yang mampu tumbuh dengan kuat dan
cepat akan memperoleh cahaya yang lebih banyak sehingga akan menjadi lebih tebal dan
dapat mengalirkan makanan dengan baik dan mampu menumbuhkan akar secara
cepat.Kondisi ini menyebabkan suplai makanan yang lebih besar, penetrasi yang lebih
dalam dan penyebaran yang lebih luas dari akar sehingga jenis-jenis tersebut akan
memperoleh sumber-sumber keperluan hidupnya (air, cahaya dan unsur hara) secara lebih
baik dari pesaingnya.
Indeks nilai penting (importance value index) adalah parameter kuantitatif yang dapat
dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi (tingkat penguasaan) spesies- spesies dalam
suatu komunitas pohon. Spesies-spesies yang dominan dalam suatu komunitas pohon
akan memiliki indeks nilai penting yang tinggi, sehingga spesies yang paling dominan
tentu saja memiliki indeks nilai penting yang paling besar. Indeks nilai penting dihitung
dengan menjumlahkan nilai frekuensi relatif dan dominansi relatif.

Indeks Nilai Penting yang tertinggi ada pada spesies Syndrealla modiflora yaitu
sebesar 40,4%, berarti jenis tersebut mempunyai peranan yang paling besar bila
dibandingkn lainnya. Sedangkan yang terendah ada pada spesies Borrenia repens, sp4,
Spilanthes sp, Oxalis barrelieli,Flemingia sp . yaitu masing-masing spesies memiliki nilai
penting yang sama sebesar 1.24%. Dalam penghitungan INP kami menggunakan dua
parameter yaitu, dominansi relatif, dan frekuensi relatif. Dengan dua parameter tersebut
sudah dapat digunakan untuk menentukan apakah peranan suatu jenis dominansi yang
didasarkan atas indeks nilai penting (INP) lebih banyak memberikan informasi bila
dibandingkan dengam dominansi yang hanya menggunakan salah satu parameter saja. Hal
ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Mueller-Dombois dan Ellenberg (1984), bahwa
penggunaan satu parameter relatif hanya memberikan informasi yang terbatas.

Keanekaragaman spesies merupakan ciri tingkatan komunitas berdasarkan organisasi


biologinya. Keanekaragaman spesies dapat digunakan untuk menyatakan struktur
komunitas. Keanekaragaman spesies juga dapat digunakan untuk mengukur stabilitas
komunitas, yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil
meskipun ada gangguan terhadap komponen-komponennya (Soegianto, 1994 dalam
Indriyanto, 2006). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapatkan indeks
keanekaragaman Shannon sebesar 0.92 hal ini dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman
tersebut tergolong rendah.

Nilai indeks kemerataan jenis dapat menggambarkan kestabilan suatu komunitas. Nilai
indeks kemerataan (E) berkisar antara 0-1. Semakin kecil nilai E atau mendekati nol,
maka semakin tidak merata penyebaran organisme dalam komunitas tersebut yang
didominasi oleh jenis tertentu dan sebaliknya semakin besar nilai E atau mendekati
satu,maka organisme dalam komunitas akan menyebar secara merata (Krebs,1989).
Berdasarkan data tersebut didapatkan nilai indeks kemerataan jenis sebesar 0,25 sehingga
dapat disimpulkan bahwa kemerataan jenis dalam suatu komunitas tersebut dalam
keadaan tertekan. Hal ini dikarenakan sebagian spesies yang mendominansi di Hutan
Wilayah Curug Sewu adalah tanaman Ceiba pentandra. sehingga pertumbuhan jenis
spesies lain menyebar tidak secara merata.

Kekayaan jenis adalah jumlah jenis dalam suatu luasan area tertentu. Margalef
mengusulkan indeks kekayaan jenis yang dikombinasikan dengan nilai
kelimpahan/kerapatan individu pada setiap unit contoh yang berukuran sama yang
ditempatkan pada habitat atau komunitas yang sama. Berdasarkan hasil analisa tersebut
kekayaan jenis yang kami dapatkan adalah sebesar 7,00 sehingga besaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa kekayaan jenis yang ada di Hutan Wilayah Curug Sewu tergolong
tinggi.
F. Kesimpulan
1. Synrealla modiflora merupakan spesies yang memiliki nilai penting tertinggi yaitu
sebesar 40,48%.
2. Keanekaragaman spesies di Hutan Wilayah Curug Sewu tergolong tinggi.
3. Kemerataan jenis di Hutan Wilayah Curug Sewu dalam besaran yang dapat
dikatakan dalam kondisi tertekan.
4. Kekayaan jenis di Hutan Wilayah Curug Sewu tergolong tinggi.
Daftar pustaka

Mueller-Dombois, D dan H. Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology. John
Wiley and Sons . New York.

Whittaker, R. H. 1975. Communities and Ecosystem . Mac millan Publishing Co. Inc. New
York. Collier-Mac millan Publishing Limited Dublin.

Ewusie, Y. 1980 . Element of Tropical Ecology. With Reference to the African Asian Pasific
and New World Tropics. Heineman Educatival Books Ltd. London.

Soerianegara, I . 1972. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen Management Hutan Fakultas


Kehutanan IPB. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai