LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Pengukuran Densitas & Spesific Gravity dan Pengukuran Sudut Geser & Angle of
Repose)
Oleh:
Nama : Kania Altiasari
NPM : 240110160070
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 6 Oktober 2017
Waktu / Shift : 13.30 – 15.30 WIB / B1
Co. Ass : 1. Connie Shintia Ayu Sidabutar
2. Lisa Oktavia Br Napitupulu
3. Zahrah Eza Arpima
4. Zulfaa Irbah Zain
Dalam mempertahankan mutu suatu bahan hasil pertanian kita perlu melakukan
upaya atau perlakuan dalam proses penanganan komoditas pertanian tersebut. Salah
satu upaya nya adalah pemahaman tentang sifat bahan hasil pertanian dengan cara
melakukan pengukuran densitas dan specific gravity, pengukuran sudut geser dan
angle of repose produk pertanian yang berbentuk tidak beraturan serta bersifat
porus, yang dimana dilakukan pada praktikum kali ini.
b. Berat satuan curah (bulk density) yaitu berat bahan curah dibagi volume total
bahan termasuk pori-pori. Macam-macam bulk density yaitu:
1) Apparent/Loose Bulk Density, yaitu densitas bahan curah tanpa
pemadatan ( a )
2) Compacted/Tapped Bulk Density, yaitu densitas bahan curah dengan
pemadatan ( c )
3) Working/Dynamic Bulk Density, yaitu densitas bahan curah untuk
penanganan bahan curah.
2.3 Spesific Gravity
Spesific gravity adalah perbandingan berat bahan terhadap berat air yang
volumenya sama dengan bahan. Spesific gravity dan bulk density dari bahan hasil
pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam proses penanganan bahan
hasil pertanian. Sebagai contoh, data kerapatan kamba dan spesific gravity bahan
diperlukan untuk penyimpanan biji-bijian, perencanaan silo, bunker, hopper,
perancanangan pengemasan, dan lain-lain (Rusendi, Dadi, dkk. 2014).
.......(1)
Untuk gas:
pV = n R T
pV = (m/M) R T
𝜌 = m/V
𝜌 = (p M)(R T)
dimana:
p = Tekanan (atm)
V = Volume (liter)
n = Jumlah mol, kgmol
m = massa, kg
M = berat molekul
T = suhu, 0K
R = konstanta gas (0,08206 (liter.atm) (mol0K) = 10,7315
Sebagaimana yang tercantum dalam rumus SG di atas, bahwa SG merupakan
perbandingan densitas zat terhadap densitas zat standar. Densitas merupakan
perbandingan massa zat dengan volume zat. Volume zat sangat dipengaruhi oleh
suhu. Kenaikan suhu akan mengakibatkan pemuaian zat sehingga volumenya
bertambah. Dengan demikian densitas zat yang sama pada temperatur yang lebih
tinggi akan lebih rendah. Oleh karenanya besarnya SG zat tersebut pun berubah.
Guna kepentingan transaksi jual beli, khususnya di bidang migas supaya
pembeli dan penjual tidak ada yang dirugikan, maka ditetapkan standar SG 60/60
sebagai dasar perhitungan transaksi jual beli. SG 60/60 berarti perbandingan
densitas zat pada suhu 60 degF dengan densitas zat standar pada suhu yang sama.
Namun kenyataannya, sangat sulit mengkondisikan suhu pengukuran tepat pada 60
degF. Oleh karena itu pengukuran dilakukan pada suhu ruangan (berapa pun) yang
nantinya hasil pengukuran tersebut dikonversi ke SG 60/60 dengan suatu koreksi
suhu (Refi. 2013).
2.4 Sudut Repos
Karakteristik friksi yang perlu diketahui dalam perancangan mesin- mesin
pascapanen dari bahan hasil pertanian terutama biji-bijian adalah sudut repos (angle
of repose). Biasanya sudut repos diperlukan untuk menentukan sudut kemiringan
corong pengumpan (hopper) atau kemiringan saringan mesin sortasi. Sudut
repos adalah sudut yang terbentuk antara bidang alas dan bidang miring dari suatu
bentuk segitiga pada saat bahan curah (biji-bjian) dijatuhkan secara bebas atau
sampai bahan mulai jatuh bergulir. Sudut repos terbagi menjadi: (Dediarta, 2011)
a. Sudut repos statik, yaitu sudut gesek antar bijian diambang batas gerak.
b. Sudut repos dinamik, yaitu sudut antara lereng timbunan biji-bijian dengan
permukaan horizontal.
Nilai sudut repos dari suatu bahan dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, kadar air,
dan orientasi bahan.
2.4 Piknometer
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis
atau densitas dari fluida.
Berbagai macam fluida yang diukur massa jenisnya, biasanya kalau dalam
praktikum yang di ukur adalah massa jenis dari oli , dan juga untuk minyak goreng
(Latif, 2016).
Piknometer itu terdiri dari 3 bagian
1. tutup pikno
2. lubang
3. gelas atau tabung ukur
Cara menggunakannya :
1. Lihat berapa volume dari piknometernya. Biasanya ada yang bervolume 25
ml dan 50 ml.
2. Timbang piknometer dalam keadaan kosong.
3. Masukkan fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam piknomeer
tersebut.
4. Kalau sudah pas volumenya, piknometernya ditutup.
5. Timbang massa piknometer yang berisi fluida tersebut.
6. Hitung massa fluida yang dimasukkan dengan cara mengurangkan massa
pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong.
7. Setelah dapat data massa dan volume fluidanya, tinggal menentukan nilai
rho/masssa jenis (p) fluida dengan persamaan:
rho (p) = m/V
Satuan yang di gunakan.
Biasanya massa dalam satuan gram
volume dalam satuan ml = cm^3
Jadi satuan p adalah dalam g/cm^3Massa jenis suatu zat dapat ditentukan
dengan berbagai alat, salah satunya adalah dengan menggunakan
piknometer. Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca, bentuknya
menyerupai botol parfum atau sejenisnya. Jadi dapat diartikan disini, piknometer
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas
fluida. Terdapat beberapa macam ukuran dari piknometer, tetapi biasanya volume
piknometer yang banyak digunakan adalah 10 ml dan 25 ml, dimana nilai volume
ini valid pada temperature yang tertera pada piknometer tersebut. Berikut contoh
gambar dari piknometer:
Adapun jenis atau bentuk piknometer yang kita ketahui itu terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
1. Tutup piknometer, untuk mempertahankan suhu di dalam piknometer.
2. Lubang
3. Gelas atau tabung ukur, untuk mengukur volume cairan yang dimasukkan
dalam piknometer
Berikut tata cara menggunakan piknometer untuk menentukam massa jenis
suatu zat:
1. Melihat berapa volume dari piknometernya (tertera pada bagiantabung ukur),
biasanya ada yang bervolume 25 ml dan 50 ml.
2. Menimbang piknometer dalam keadaan kosong.
3. Memasukkan fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam piknomeer
tersebut.
4. Menutup piknometer apabila volume yang diisikan sudah tepat.
5. Menimbang massa piknometer yang berisi fluida tersebut.
6. Menghitung massa fluida yang dimasukkan dengan cara mengurangkan
massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong.
7. Setelah mendapat data massa dan volume fluidanya, kita dapat menentukan
nilai rho/masssa jenis (ρ) fluida dengan persamaan: rho (ρ) = m/V=(massa
pikno+isi) – (massa pikno kosong) / volume. Adapun satuan yang biasanya
di gunakan yaitu massa dalam satuan gram (gr) dan volume dalam satuan
ml = cm3
8. Membersihkan dan mengeringkan piknometer (Latif, 2016).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Berikut merupakan alat-alat yang digunakan pada saat praktikum :
1. Alat Pengukur Sudut Repos
2. Baker Glass
3. Gelas Ukur
4. Piknometer
5. Timbangan Analitik
3.1.2 Bahan
Berikut merupakan bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum.
1. Aquadest
2. Beras
3. Cabai
4. Cairan Toluena (𝐶6 𝐻5 𝐶𝐻3
5. Kacang Hijau
6. Minyak
3.2 Prosedur Percobaan
Prosedur pelaksanaan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
3.2.1 Menentukan Bulk Density
1. Timbanglah sejumlah bahan dengan menggunakan timbangan
analitik.
2. Ukurlah volume bahan yang telah ditimbang tersebut dengan
menggunakan gelas ukur/gelas baker.
3. Hitunglah bulk density bahan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
massa bahan
bulk density ( )
volume bahan
3.2.2 Menentukan Spesific Gravity
1. Metode Platform Scale
- Timbanglah bahan dengan menggunakan timbangan analitik.
- Masukkan air ke dalam gelas ukur/gelas beaker kemudian
timbanglah glass yang telah diisi air tersebut (massa wadah + air).
- Masukkan bahan ke dalam gelas ukur/gelas beaker yang telah diisi
air tersebut dan catatlah massanya (massa wadah + air +bahan).
- Hitunglah spesific gravity bahan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
massa bahan di udara
spesific gravity( BJ ) x spesific gravity air
massa air yang dipindahkan
2. Metode piknometer
Pinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan
rungan yang ditempati cairan ini.
- Menentukan spesifik gravity bahan padat (terutama bijian)
a. Timbang berat sampel diudara (Bs)
b. Timbang berat piknometer (Bp)
c. Masukan cairan toluene kedalam piknometer, timbang berat
toluene+piknometer (Bp+t)
c. Masukan sample bijian kedalam piknometer yang telah terisi cairan toluene,
timbang berat toluene+piknometer+sampel (Bt+p+s) hingga mencapai batas
garis pada piknometer,
d. Setelah piknometer dikosongkan dicuci dan dibersihkan dengan alcohol,
timbang juga berat toluene +air( Bp+a) sampai batas garis pada
piknometer.
e. Hitung spesifik gravity (SGs) dan berat satuan sampel ( s .).
B p t B p
SG toluene =
B pa B p
SG toulene xBs
Bs Bt p s Bpt
SG sampel =
Bs
Volume sampel (Vs) =
SGsampel
Bs
Berat satuan sampel ( s ) =
Vs
m2 m
BJ sampel =
m1 m
4.1 Tabel
SG
SG Vs γs (g/
Bahan Bs Bp Bpt Bpts Bpa Sampe
Toluena (mm3) mm3)
l
Kedelai 5,06 16,94 37,04 39,45 42,15 0,7973 2,65 1,9094 2,650
K.Hijau 5,01 16,94 37,15 39,82 42,23 0,8225 1,4017 3,5742 1,4017
Perhitungan :
1. Kedelai
𝐵𝑃𝑡−𝐵𝑃 37,04−16,94
SG Toluena = 𝐵𝑃𝑎−𝐵𝑃 = 42,15−16,94 = 0,7973
𝑆𝐺 𝑇𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛 ∙𝐵𝑠 0,7973∗ 5,06
SG Sampel = 𝐵𝑠−(𝐵𝑃𝑡𝑠−𝐵𝑃𝑡) = = 2,65
5,06−(39,45−37,04)
𝐵𝑠 5,06
Vs = 𝑆𝐺 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 2,65 = 1,9094 mm3
𝐵𝑠 5,06
γs = = = 2,650 g/mm3
𝑉𝑠 1,9094
2. Kacang Hijau
𝐵𝑃𝑡−𝐵𝑃 37,75−16,94
SG Toluena = 𝐵𝑃𝑎−𝐵𝑃 = = 0,8225
42,239−16,94
𝑆𝐺 𝑇𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛 ∙𝐵𝑠 0,8225∗ 5,01
SG Sampel = 𝐵𝑠−(𝐵𝑃𝑡𝑠−𝐵𝑃𝑡) = = 1,4017
5,01−(39,82−37,75)
𝐵𝑠 5,01
Vs = 𝑆𝐺 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 1,4017 = 3,5742 mm3
𝐵𝑠 5,01
γs = 𝑉𝑠 = 3,5742 = 1,4017 g/mm3
4.2 Perhitungan
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛
BD = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛
- Kedelai
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 5,04 × 10−3 𝐾𝑔
1. BD = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 630 Kg/m3
8 × 10−6 𝑚3
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 5,04 × 10−3 𝐾𝑔
2. BD = = = 592,94117 Kg/m3
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 8,5 × 10−6 𝑚3
- Jagung
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 5 × 10−3 𝐾𝑔
1. BD = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 = 6,5 × 10−6 𝑚3 = 769,230769 Kg/m3
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 4,99 × 10−3 𝐾𝑔
2. BD = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 712,8571429 Kg/m3
7 × 10−6 𝑚3
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 5 × 10−3 𝐾𝑔
3. BD = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 = 7 × 10−6 𝑚3 = 714,285714 Kg/m3
2. Kacang Hijau
𝑎 5
SG = d x SG air = 4,98 x 1 = 1,004
𝑎 5,02
SG = d x SG air = 5,02 x 1 = 1
𝑎 4,99
SG = d x SG air = 4,99 x 1 = 1
∑ 𝑋 2 − ∑ 𝑋²/𝑛)
𝑆𝐷 = ( )
𝑛−1
8662
8662 − 30
SD = = 24998,53
30 − 1
- Kacang Hijau diPermukaan Bidang Mika
5992
5992 − 30
SD = = 11960,03
30 − 1
6662
6662 − 30
SD = = 14785,2
30 − 1
3972
3972 − 30
SD = = 5253,633
30 − 1
6432
6432 − 30
SD = = 13781,63
30 − 1
5072
5072 − 30
SD = = 8568,3
30 − 1
2. Percobaan 2
ML = MsL – Ms = 6,13 – 5,44 = 0,69 gr
𝑀𝐿 0,69
VL = = 0,93 = 0,7419 cm3
ρL
3. Percobaan 3
ML = MsL – Ms = 5,18 – 4,75 = 0,43 gr
𝑀𝐿 0,43
VL = = 0,93 = 0,4623 cm3
ρL