Dosen Pengampu:
oleh:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahasa yang lebih dipilih oleh siwa-
siswi SMAN 1 Baleendah Kelas XI IPS 3. Sampel sejumlah 5 siswa diambil dari
kelas XI IPS 3 SMAN 1 Baleendah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif sehingga data dianalisis yang didapatkan berupa hasil wawancara langsung dari
beberapa siswa SMAN 1 Baleendah. Instrumen pengambilan data menggunakan
dokumentasi, wawancara, dan pengamatan langsung.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi sesama
manusia. Seiring dengan perkembangan zaman pemakain bahasa Indonesia
sebagai bahasa Nasional telah bergeser dengan bahasa non baku atau yang sering
disebut dengan bahasa gaul.
Bahasa adalah sebuah sistem yang berhubungan satu sama lain, yang tersusun
dari simbol lisan yang bersifat arbitrer yang dipakai oleh sekelompok masyakat
bahasa digunakan untuk alat komunikasi dan berinteraksi antar sesamanya.
Mengungkapkan ide pendapat serta semua hal yang yang mereka butuhkan untuk
sebuah interaksi yang nyaman.
Bahasa gaul yang sedang popular dikalangan remaja dapat muncul karena
adanya istilah-istilah baru, ungkapan baru dan kosakata baru. Kosakata bahasa
gaul akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya topic bacaan dan
bertambahnya kekreatifan kaum remaja.
Semakin berkembangnya media cetak maupun media elektronik menambah
cepat penyebaran bahasa gaul. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemakaian bahasa
yang digunakan dalam media tersebut cenderung lebih sering menggunakan
bahasa gaul dibandingkan bahasa baku.
Sisi positif dari penggunaan bahasa gaul adalah bahasa Indonesia dapat lebih
berkembang, menjadikan para remaja untuk lebih kreatif untuk menciptakan
kosakata baru. Sedangkan sisi negatifnya adalah bahasa Indonesia akan
tergantikan oleh adanya bahasa gaul, hal yang lebih parah adalah generasi bangsa
Indonesia tidak bisa mengguanakan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena
sudah terbiasa dengan bahasa gaul.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana caranya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar?
2. Apakah bahasa yang lebih dipilih oleh siwa-siswi SMAN 1 Baleenda Kelas
XI IPS 3?
3. Mengapa bahasa tersebut lebih dipilih?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui metode untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
2. Mengetahui bahasa yang di pilih oleh siswa-siwi SMAN 1 Baleenda Kelas XI
IPS 3.
3. Mengetahui alasan bahasa tersebut lebih dipilih.
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusuan masalah dan tujuan penelitian makalah ini
diharapkan dapat memberi informasi bagaimana cara menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, serta mengetahui bagaimanakah remaja di SMAN
1 Baleendah berkomunikasi dalam kesehariannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku,
baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri ragam
bahasa baku adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola
kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami
sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget;
uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam
bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku
harus mengikuti aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum
ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa
lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau
bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/;
serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan
bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya
mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus
diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.
Dari semua ciri bahasa baku tersebut, sebenarnya hanya nomor 2 (kata baku)
dan nomor 4 (lafal baku) yang paling sulit dilakukan pada semua ragam. Tata
bahasa normatif, ejaan resmi, dan kalimat efektif dapat diterapkan (dengan
penyesuaian) mulai dari ragam akrab hingga ragam beku. Penggunaan kata baku
dan lafal baku pada ragam konsultatif, santai, dan akrab malah akan menyebabkan
bahasa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan situasi.
1. Tidak menggunakan Bahasa Baku / Bahasa yang tidak sesuai dengan KBBI
2. Hanya diperbolehkan berbicara dengan teman sebaya saja atau forum tidak
resmi
Sebagai contoh adalah kata alay seperti eaa (iya) keles (kali) cemungut
(semangat) , kata tersebut adalah betul bahasa indonesia , namun bahasa tersebut
bukanlah bahasa indonesia yang benar .
Sedangkan Bahasa Indonesia yang benar :
Bahasa prokem atau bahasa gaul adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar
yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan
oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul. Bahasa prokem ditandai oleh kata-
kata Indonesia atau kata dialek Betawi yang dipotong dua fonemnya yang paling
akhir kemudian disisipi bentuk -ok- di depan fonem terakhir yang tersisa.
Misalnya, kata bapak dipotong menjadi bap, kemudian disisipi -ok- menjadi
bokap. Diperkirakan ragam ini berasal dari bahasa khusus yang digunakan oleh
para narapidana. Seperti bahasa gaul, sintaksis dan morfologi ragam ini
memanfaatkan sintaksis dan morfologi bahasa Indonesia dan dialek Betawi.
Bahasa prokem Indonesia atau bahasa gaul atau bahasa prokem yang khas
Indonesia dan jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-
komunitas Indonesia. Bahasa prokem yang berkembang di Indonesia lebih
dominan dipengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami penyimpangan/
pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum remaja Indonesia yang menetap di
Jakarta.
Kata prokem sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini
awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain
secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang,
mereka merancang kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke
lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem,
distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Masing-masing
komunitas (daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya bahasa ini
untuk memberkan kode kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga
menggunakan).
1) Struktur Bahasa Gaul
Struktur dan tatabahasa dari bahasa prokem tidak terlalu jauh berbeda dari
bahasa formalnya (bahasa Indonesia), dalam banyak kasus kosakata yang
dimilikinya hanya merupakan singkatan dari bahasa formalnya. Perbedaan utama
antara bahasa formal dengan bahasa prokem ada dalam perbendaharaan kata.
Banyak orang asing yang belajar Bahasa Indonesia merasa bingung saat
mereka berbicara langsung dengan orang Indonesia asli, karena Bahasa yang
mereka pakai adalah formal, sedangkan kebanyakan orang Indonesia berbicara
dengan bahasa daerahnya masing-masing atau juga menggunakan bahasa prokem.
Contoh
B. Sumber Data
Adapun data menurut Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa sumber data
dibagi menjadi tiga macam, yakni:
1. Person
Kami meneliti beberapa murid di kelas XII Ips 3 SMAN 1 Baleendah.
2. Place
Tempat yang kami telitit adalah SMAN 1 Baleendah, Jalan RAA
Wiranatakusumah No.30, Baleendah, Bandung, Jawa Barat 40375.
3. Paper
Sumber data yang berupa simbol. Misal; latar belakang sekolah, visi, misi dan
tujuan sekolah, analisis lingkungan pembelajaran dan data yang relevan dengan
strategi pembelajaran crossword.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode wawancara/interview.
Metode wawancara/interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara
dengan responden/orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman (guide) wawancara.
Kami melakukan wawancara secara langsung kepada beberapa murid kelas
XII Ips 3 SMAN 1 BAleendah.
D. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan
kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan metode kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamatinya.
Menurut Miles & Huberman (1992: 16) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan
yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan/verifikasi.
Mengenai ketiga alur tersebut secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus
selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung.
2. Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan.
3. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari
satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat
pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia
menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin
menjadi begitu seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali
serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan
intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan
suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.
Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji
kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan
validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses
pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dari sekian banyaknya murid dikelas XII Ips 3, yang kami teliti hanya
berjumlah 3 murid saja. 2 murid perempuan, dan 1 murid laki-laki.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan kepada pihak narasumber ialah:
1) diharapkan menggunakan bahasa gaul dengan sebaik-baiknya
2) diharapkan untuk mengaplikasikan bahasa Indonesia yang baik dan benar
sebaik mungkin
Daftar Pustaka
Muhadjir, N. (1989). Metode Penelitian. Raka Sarasin, Yogyakarta.
Suryabrata, S. (1998). Metode penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Moleong, L. J. (1999). Metodologi penelitian. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
http://www.google.co.id/url?q=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_prokem&s
a=U&ved=2ahUKEwiyhLu8gvzZAhXHvY8KHeyRBS8QFjAIegQIARAB&usg=
AOvVaw3rJaaGO_t6IYi1B9aGItRn
http://www.google.co.id/url?q=https://beritagar.id/artikel/tabik/bahasa-indonesia-
yang-baik-dan-
benar&sa=U&ved=2ahUKEwiKrvGIjPzZAhVKqI8KHawSDGsQFjAJegQIBhA
B&usg=AOvVaw2ChmDVlUWVrQ0R8glpqsDz