Anda di halaman 1dari 13

Farmaka

Suplemen Volume 14 Nomor 2 50

PERBAIKAN SANITASI, HIGIENITAS, DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH


DALAM PENCEGAHAN DIARE
Amalia Octa Permatasari*, Rano Kurnia Sinuraya
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya bandung, Sumedang Km. 21 Jatinangor 45363 Telp./Fax. (022) 779 6200
*octa.amalia@yahoo.co.id

Abstrak

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi di negara berkembang dan
sebagian besar kematian balita disebabkan karena penyakit tersebut. Faktor yang dapat
memengaruhi terjadinya diare antara lain sanitasi yang buruk dan sarana air bersih yang tidak
memadai. Air bersih dan sanitasi merupakan sasaran tujuan Pembangunan Milenium (MDG)
yang ketujuh dan pada tahun 2015 adalah menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta
sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang yang merupakan goal ke 6 dari SDG yang
merupakan lanjutan sasaran dari MDG. Tujuan dari article review ini adalah untuk
memberikan gambaran perkembangan perbaikan sanitasi dan air sebagai langkah dalam
pelaksanaan MDG. Metode yang digunakan dalam article review ini adalah dengan mencari
semua daftar referensi artikel primer atau review berdasarkan kata kunci tertentu. Hasil dari
article review ini adalah dapat mengetahui salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan
perbaikan sanitasi dan penyediaan air bersih dengan meningkatkan jumlah anggaran biaya
sehingga prevalensi kematian balita akibat diare menurun.

Kata kunci : air, diare, MDG, sanitasi

Abstract

Diarrhoea is one of health problems that mostly occurs in low-middle income countries, and
this disease contributes highest death rate for infant and children under five years old. Some
factors that could affect the occurrence of diarrhoea are poor sanitation and inadequate
facilities of clean water. Healthy Water Availability and Sanitation Enhancement become the
targets of the Millennium Development Goals (MDG). In 2015, clean water and sanitation
become the sixth goal of SDG which is a continuation of the MDG targets. It is targeted to
ensure the availability and management of sustainable water and sanitation for everyone. The
purpose of this review is to provide an sanitation enhancement and healthy water development
as a step in the implementation of the MDGs. The method used in this review is to find all the
reference lists of primary articles based on certain keywords. The results of this review is able
to know one of the government's efforts to improve sanitation and water provision by
increasing the amount of the budget so that the prevalence of child mortality due to diarrhoea
decreased.

Keywords : diarrhea, MDGs, sanitation, water

PENDAHULUAN

Diare merupakan salah satu yang sering terjadi dan menyebabkan

masalah kesehatan di negara berkembang sekitar 1,6-2,5 juta kematian setiap


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 51

tahunnya dengan angka paling banyak abdominal, mata cekung, membran

yang terjadi adalah pada balita1. Secara mukosa kering dan pengeluaran urin

global, satu dari 10 kematian pada anak di menurun.3,4 Beberapa faktor yang

bawah usia lima tahun disebabkan oleh memengaruhi antara lain faktor lingkungan

diare, dengan mayoritas terjadi di sub- yang meliputi sarana air bersih (SAB),

Sahara Afrika dan Asia Tenggara. Salah sanitasi, jamban, saluran pembuangan air

satu contohnya adalah diare merupakan limbah (SPAL), kualitas bakterologis air,

salah satu penyebab utama morbiditas dan dan kondisi rumah 5.

mortalitas pada balita di Afrika Selatan. Penyakit yang berhubungan dengan

Data resmi dari Statistik Afrika Selatan sanitasi yang buruk seperti diare secara

memperkirakan bahwa sekitar 20% khusus berkorelasi dengan kemiskinan dan

kematian balita disebabkan karena diare. pada waktu tertentu hampir setengah dari

Menurut Survei Rumah Tangga Umum populasi perkotaan Afrika, Asia, dan

(GHS) tahun 2010, penyelidikan Amerika Latin memiliki penyakit yang

perwakilan nasional ke dalam kehidupan berhubungan dengan sanitasi yang buruk,

Afrika Selatan, menunjukkan bahwa ada kebersihan, dan air. Dari hasil ekskresi

lebih dari 60.000 kasus diare anak per manusia, faeces merupakan hal yang

bulan dan sekitar 9.000 kematian anak paling berbahaya untuk kesehatan. Satu

akibat diare di tahun yang sama 2. gram tinja segar dari orang yang terinfeksi

Diare didefinisikan sebagai dapat mengandung sekitar 106 patogen

defekasi dengan konsistensi lembek virus, 106-108 bakteri patogen, 104 kista

sampai cair dengan frekuensi yang lebih protozoa atau ookista, dan 10-104 telur

sering dari biasanya (3 kali atau lebih cacing. Berdasarkan hal tersebut,

dalam sehari) yang ditandai dengan gejala pentingnya suatu intervensi tertentu,

dehidrasi, demam, mual dan muntah, terutama dalam sanitasi harus ditegakkan

anoreksia, lemah, pucat, keratin dalam upaya untuk mencegah penularan


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 52

penyakit infeksi1. UNICEF dan WHO telah yang masih berkelanjutan dari sasaran

menggagaskan suatu intervensi untuk MDG mengenai air bersih dan sanitasi8.

menurunkan kasus diare pada anak secara Pemerintah harus menyadari bahwa

global, salah satunya adalah dengan investasi di sanitasi menyajikan intervensi

penyediaan air bersih, sanitasi dan strategis penting dalam mengurangi

kebersihan atau biasa disebut dengan kemiskinan. Data-data ekonomi akan

WASH (Water, Sanitation and Hygiene) 2. memberikan bukti lebih lanjut untuk

Manfaat program WASH adalah untuk mendukung investasi dalam penyediaan air

menghambat transmisi kuman patogen dan sistem sanitasi dan layanan, dengan

penyebab diare dari lingkungan ke tubuh fokus pada layanan yang baik secara sosial

manusia6. efisien dan berkelanjutan secara finansial

Air bersih dan sanitasi merupakan sehingga dapat membantu pemerintah dari

salah satu sasaran Pembangunan Milenium negara-negara berpenghasilan rendah dan

(MDG) yang ketujuh dan pada tahun 2015 menengah untuk membenarkan alokasi

diharapkan sampai dengan setengah anggaran yang memadai untuk sistem dan

jumlah penduduk yang tanpa akses ke air layanan tersebut9. Penulisan article review

bersih yang layak minum dan sanitasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran

dasar dapat berkurang7. Sebagai kelanjutan perkembangan perbaikan sanitasi dan air

target MDG yang belum selesai, dibentuk sebagai langkah dalam pelaksanaan MDG.

agenda baru dengan 17 goals yaitu METODE

Sustainable Develompment Goals (SDG). Pencarian dan Strategi Pencarian

Salah satu langkah dalam SDGs adalah Metode penelitian yang dilakukan

menjamin ketersediaan dan pengelolaan air adalah mencari artikel ilmiah, jurnal

serta sanitasi yang berkelanjutan bagi ilmiah, annual report atau text book pada

semua orang. Ini merupakan goal ke 6 database yang dipublikasikan antara lain di

PubMed, PLoS, Reaserchgate, UNICEF,


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 53

WHO dan Google Scholar, dengan review berdasarkan kata kunci atau

menggunakan istilah pencarian atau keywords sanitasi, air, diare, kesehatan,

keywords tertentu. Daftar referensi yang hygiene.

dicari adalah dari semua artikel primer dan

Kriteria seleksi data (eksklusi dan HASIL

inklusi) Hasil pencarian artikel yang

Hasil dari pencarian kemudian didapatkan adalah sebanyak 28 artikel,

dilakukan beberapa skrinning atau yang kemudian dilakukan skrinning dan

penyeleksian artikel. Penyeleksian penyeleksian artikel sesuai dengan kriteria

dilakukan berdasarkan pada kriteria inklusi inklusi yaitu artikel-artikel yang

dan eksklusi yang telah ditentukan. didalamnya memuat tentang prevalensi

Kriteria inklusi yang digunakan adalah penyakit diare akibat buruknya sanitasi dan

artikel-artikel yang didalamnya memuat air di suatu negara dan adanya sistem

tentang prevalensi penyakit diare akibat perbaikan sanitasi dan air sebagai salah

buruknya sanitasi dan air di suatu negara satu tujuan dari Millenium Development

dan adanya sistem perbaikan sanitasi dan Goals dan kriteria eksklusi yaitu jurnal

air sebagai salah satu tujuan dari Millenium yang di terbitakan dibawah tahun 2006,

Development Goals. Sedangkan untuk sehingga didapatkan sebanyak 17 artikel

kriteria eksklusi yaitu jurnal yang di yang digunakan sebagai referensi dalam

terbitakan dibawah tahun 2006 karena penulisan article review ini.

artikel yang digunakan sebagai acuan

minimal adalah 10 tahun terakhir.

Tabel 1. Rute Transmisi Penyebaran Penyakit Melalui Air

Klasifikasi Rute Transmisi Contoh Penyakit


Waterborne Melalui konsumsi patogen penyakit diare
dalam air minum demam enterik, seperti tipus
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 54

hepatitis A
Water-washed Melalui konsumsi insidental penyakit diare
patogen dalam kegiatan Trakhoma
lainnya; Hasil dari tidak Kudis
memiliki air yang cukup
untuk mandi dan kebersihan

Klasifikasi Rute Transmisi Contoh Penyakit


Water-based Melalui host invertebrata Guinea worm
akuatik; Hasil dari kontak schistosomiasis
fisik berulang dengan air
yang terkontaminasi
Water-related insect vector Melalui vektor serangga yang Malaria (parasit) dan
berkembang biak di atau demam kuning (virus)
dekat air
Sumber : White, Bradley, and others (1972); Cairncross and Valdmanis (2006) dalam Zwane and
Kremer (2007)11

Tabel di atas merupakan klasifikasi air. Klasifikasi tersebut dibagi menjadi 4

suatu penyakit berdasarkan transmisi yaitu waterborne, water-washed, water-

patogen yang disebarkan melalui media based dan water-related insect vector.

Sub-Sahara Afrika

Asia Selatan

Oceania

Asia Barat
% Tanpa Akses Peningkatan
Asia Tenggara Air
% Tanpa Akses Peningkatan
Afrika Utara
Sanitasi
Amerika dan Karibean

Asia Timur

Negara Maju

0 20 40 60 80

Sumber : Montgomery M.A. 200714


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 55

Gambar 1. Persentase Penduduk Tanpa Akses Terhadap Perbaikan Air dan Sanitasi

Proporsi Populasi dengan Sanitasi Buruk


Afrika Utara
Kaukasia & Asia Asia Barat
10%
Tengah 15%
4% Amerika Latin dan
Karibian 20%
Sub-Sahara
Afrika Asia Tenggara
70% 31%
Asia Selatan Asia Timur
59% 34%
Oseania
45%

Sumber : WHO/UNICEF 20127

Gambar 2. Proporsi Populasi dengan Sanitasi Buruk

Berikut ini merupakan jumlah akses universal terhadap sumber air minum

biaya modal untuk memperluas cakupan dan sanitasi, dari 2011-2015 (dalam jutaan

untuk mencapai target MDG dan mencapai US $ 2010) berdasarkan WHO1

Tabel 2. Jumlah Biaya Modal

Persediaan Air Bersih Sanitasi


Region
Urban Rural Total Urban Rural Total
(USD) (USD) (USD) (USD) (USD) (USD)
Kaukasia
&Asia 2,009 1,836 3,845 2,729 833 3,562
Tengah
Afrika
8,842 3,057 11,898 5,036 1,333 6,369
Utara
Sub Sahara
13,620 16,010 29,629 47,026 48,198 95,224
Afrika
Caribean
&Latin 24,745 4,364 29,109 29,144 10,188 39,332
Amerika
Asia Timur 48,902 21,346 70,248 50,812 16,607 67,419
Asia
4,187 3,644 7,831 43,736 45,460 89,197
Selatan
Asia
22,835 6,712 29,547 8,250 7,602 15,852
Tenggara
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 56

Asia Barat 15,746 4,624 20,370 11,010 3,765 14,775


Oceania 163 700 864 182 480 662
All 141,049 62,293 203,341 197,925 134,446 332,392
faecal-oral dan ditularkan melalui kategori

waterborne dan kategori water-washed11.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat

bahwa kekurangan air bersih, sanitasi dan

PEMBAHASAN kebersihan yang memadai berkontribusi

Anak-anak lebih rentan terhadap pembunuh utama anak-anak di

dibandingkan kelompok usia lainnya untuk bawah lima tahun, termasuk penyakit

efek buruk dari air yang tidak aman, diare, pneumonia, gangguan neonatal dan

jumlah air yang belum memadai, sanitasi undernutrition10.

yang buruk dan kurangnya kebersihan. Menggunakan sarana air bersih

Secara global, 10,5 juta anak di bawah usia yang tidak memenuhi syarat sanitasi akan

lima tahun meninggal setiap tahun, dengan meningkatkan risiko terjadinya diare

sebagian besar kematian tersebut terjadi di berdarah pada anak balita sebesar 2,47 kali

negara berkembang10. dibandingkan dengan keluarga yang

Salah satu metode standar yang menggunakan sarana air bersih yang

digunakan untuk mengklasifikasikan beban memenuhi syarat sanitasi12. Menurut

penyakit yang berhubungan dengan air UNICEF (2012), sanitasi yang buruk dan

dirangkum menurut jalur transmisi patogen sarana air bersih yang kurang memadai

(Tabel 1). Dalam taksonomi tersebut, mengakibatkan 88% kematian anak akibat

penyakit diare menyebar melalui transmisi diare di seluruh dunia13.

Gambar 1 menggambarkan, dampak bagi kesehatan ini, angka tersebut

menurut wilayah, persentase penduduk juga menunjukkan jumlah kematian per

tanpa akses terhadap perbaikan air dan 1000 anak muda dari usia 1 tahun yang

sanitasi. Untuk menunjukkan bagaimana disebabkan penyakit diare. Kondisi


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 57

tersebut sebagian besar berada pada sub-Sahara Afrika, belum memenuhi

negara-negara berkembang dengan kondisi MDGs PBB untuk air dan sanitasi. Jumlah

yang paling parah terjadi di sub-Sahara orang yang hidup tanpa sanitasi masih

Afrika, di mana 42% dari populasi adalah amat tinggi di Asia Selatan dan Afrika

tanpa perbaikan air, 64% adalah tanpa Selatan7.

sanitasi, dan kematian akibat penyakit Adanya upaya peningkatan biaya

diare lebih besar daripada di daerah lain. (Tabel 2) yang dilakukan oleh WHO

Selain itu di negara maju terlihat adanya adalah salah satu cara untuk memperbaiki

populasi yang tidak memiliki sanitasi yang sanitasi dan air yang memiliki tujuan untuk

baik yaitu berkisar antara 8% dan populasi menurunkan jumlah kematian anak atau

tanpa perbaikan air sebesar 12% dengan balita akibat penyakit yang berhubungan

jumlah kematian balita akibat diare paling dengan air dan sanitasi tersebut termasuk

sedikit dibandingkan dengan negara-negara diare9. Dari tabel tersebut dapat dilihat

lainnya14. bahwa biaya terbesar yang diasumsikan

Upaya selama dekade terakhir telah terdapat pada negara-negara dengan

menghasilkan beberapa kemajuan (Gambar tingkat prevalensi kematian balita paling

2). Beberapa negara telah mengalami tinggi yaitu di Sub-Sahara Afrika dan Asia

peningkatan dalam sarana sanitasi dan Selatan. Dilihat dari total anggaran yang

ketersediaan air bersih. Target untuk dianjurkan oleh WHO, jumlah modal biaya

pasokan air dilaporkan sebagian telah perbaikan sanitasi lebih banyak

terpenuhi pada tahun 2010, dengan 2 miliar dibandingkan dengan suplai air bersih. Hal

orang memperoleh akses ke air bersih ini menunjukkan bahwa sanitasi

sejak 1.990. Namun, di daerah yang paling merupakan salah satu hal penting dalam

miskin, akses tetap suram dan, kecuali menurunkan angka kematian balita akibat

perbaikan yang signifikan terjadi, banyak diare dan meningkatkan kualitas hidup

negara, termasuk banyak dari mereka di masyarakat


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 58

Kesenjangan dalam akses ke dan infrastruktur sanitasi. Mengingat

layanan air dan sanitasi, dan sebagian besar anggaran kesehatan Afrika Selatan, biaya

warga miskin merupakan intervensi scalling up intervensi harus terjangkau,

penting yang berkontribusi pada tingginya dengan tambahan biaya, diperkirakan

prevalensi diare, khususnya di wilayah Sub untuk intervensi berkisar antara di bawah

Sahara Afrika salah satunya adalah di US $ 1 dan US $ 3 per kapita 2.

Afrika Selatan. Analisis dilakukan oleh Afrika Selatan telah mencapai

Chloe et al untuk mengevaluasi dampak target air dan sanitasi untuk Millennium

potensial untuk meningkatkan cakupan Development Goal (MDG) yaitu goal ke 7.

intervensi yang direkomendasikan karena Lebih dari 90% dari Afrika Selatan

kematian balita akibat diare di Afrika memiliki akses ke sumber air bersih publik

Selatan antara 2014 dan 2030. Jumlah dan lebih dari 70% memanfaatkan jamban

potensi kehidupan yang bisa diselamatkan atau toilet. Namun, meskipun mencapai

dan sumber daya yang diperlukan untuk tujuan ini, sekitar enam juta rumah tangga

intervensi scalling up dinilai dapat (46%) tidak memiliki akses air ke pipa di

membantu dalam penetapan prioritas dan rumah mereka dan 1,4 juta rumah tangga

penganggaran. Hasil analisis ini dapat (11%) masih kekurangan akses ke layanan

membantu rencana Afrika Selatan untuk sanitasi. Selain itu, layanan sanitasi di

mengurangi angka kematian anak di era lebih dari 3,8 juta rumah tangga (26%) di

pasca-2015. Analisis ini menunjukkan daerah yang formal tidak memenuhi

bahwa scalling up 13 intervensi untuk standar yang diperlukan karena kerusakan

cakupan penuh (99%), bisa mencegah infrastruktur 2.

lebih dari 5 juta kasus diare dan 5.000 Di wilayah Asia sendiri, Indonesia

kematian diare pada anak di bawah lima merupakan salah satu negara berkembang

tahun. Salah satu kebutuhan yang perlu dengan tingkat prevalensi kematian balita

ditingkatkan adalah air di rumah-rumah akibat diare cukup tinggi. Menurut data
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 59

yang dihimpun dari Depkes RI (2011), menggunakan sumur terbuka untuk air

survei morbiditas yang dilakukan oleh minum tercatat 34 persen lebih tinggi

Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari dibandingkan dengan anak-anak dari

tahun 2000 s/d 2010 terlihat rumah tangga yang menggunakan air

kecenderungan insidens naik. Pada tahun ledeng. Selain itu, angka diare lebih tinggi

2000 IR penyakit Diare 301/ 1000 sebesar 66 persen pada anak-anak dari

penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 keluarga yang melakukan buang air besar

/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi di sungai atau selokan dibandingkan

423 /1000 penduduk dan tahun 2010 mereka pada rumah tangga dengan fasilitas

menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian toilet pribadi dan septik tank13.

Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering Data Riset Kesehatan Dasar

terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan

Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 bahwa secara keseluruhan, kira-kira 116

Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 juta orang masih kekurangan sanitasi yang

orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). memadai. Namun, hasil riskesdas pada

Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan tahun 2013 menunjukkan bahwa proporsi

dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan rumah tangga di Indonesia yang memiliki

kematian 100 orang (CFR 1,74%), akses terhadap fasilitas sanitasi improved

sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di cenderung mengalami peningkatan yaitu

33 kecamatan dengan jumlah penderita dari 51,5% di tahun 2010 menjadi 59,8%

4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 pada tahun 201316.

%.)15. Sebagai langkah untuk mencapai

Riset kesehatan dasar yang MDG, diperlukan pencapaian tambahan 26

dilakukan oleh Dinas Kesehatan RI juta orang dengan sanitasi yang lebih baik

menunjukkan bahwa angka diare pada pada tahun 2015. Diperlukan investasi

anak-anak dari rumah tangga yang yang lebih banyak di sektor air bersih dan
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 60

sanitasi. Investasi pemerintah di sektor Diare bertanggung jawab untuk

tersebut kurang dari satu persen dari PDB. sejumlah besar kematian anak di dunia,

Salah satu langkah pemerintah adalah dan untuk mengurangi dampaknya salah

dengan membentuk PPSP (Program satu langkah dalam tujuan sasaran MDG

Percepatan Sanitasi Nasional) tahun 2010, adalah penyediaan air bersih dan sanitasi

sehingga alokasi anggaran sanitasi oleh yang berpengaruh terhadap prevalensi

pemerintah daerah meningkat sebesar 4 diare. Pembangunan infrastruktur sanitasi

sampai 7 persen pada tahun 201113. dan penyediaan air bersih dengan cara

Perbaikan sanitasi dan penyediaan meningkatkan anggaran biaya yang

air bersih ini akan mengurangi dampak diperlukan merupakan salah satu upaya

terjadinya penyakit diare di suatu negara. yang dapat dilakukan oleh pemerintah

Selain perbaikan sanitasi dan penyediaan dalam menurunkan angka kematian balita

air bersih, beberapa upaya yang dapat akibat diare dan meningkatkan kualitas

dilakukan oleh pemerintah dan kementrian hidup masyarakat.

kesehatan dalam menangani kasus diare UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih

antara lain17: kepada pihak yang memberikan kontribusi

1. Memberikan vaksinasi rotavirus dalam penulisan artikel review ini.

2. Memantau kemajuan dan kebutuhan KONFLIK KEPENTINGAN

melalui pengumpulan, analisis, dan Seluruh penulis menyatakan tidak

pelaporan data berkualitas terdapat potensi konflik kepentingan

3. Dukungan jelas dan ditargetkan dengan penelitian, kepenulisan

promosi kesehatan dan program (authorship), dan atau publikasi artikel ini.

perubahan perilaku. DAFTAR PUSTAKA

SIMPULAN
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 61

1. Mara D, Lane J, Scott B, and systematic review penelitian

Trouba D. Sanitation and Health. akademik bidang kesehatan

PLoS Medicine. 2010; 7(11):1-7. masyarakat. MAKARA

2. Chola L, Michalow J, Tugendhaft KESEHATAN. 2007; 11(1): 1-10

A, and Hofman K. Reducing 6. Waddington H and Snilstveit B.

diarrhoea deaths in South Africa: Effectiveness and sustainability of

costs and effects of scaling up water, sanitation, and hygiene

essential interventions to prevent interventions in combating

and treat diarrhoea in under-five diarrhoea. Journal of Development

children. BMC Public Health. Effectiveness. 2009;1(3): 295-335

2015;15(394):1-10. 7. Roma E And Pugh I. Toilets for

3. Nazek Al-Gallas. Etiology of Acute Health. London : London School of

Diarrhea in Children and Adults in Hygiene and Tropical Medicine.

Tunis, Tunisia, with Emphasis on 2012

Diarrheagenic Escherichia coli: 8. Anung. Kesehatan dalam kerangka

Prevalence, Phenotyping, and Sustainable Development Goals

Molecular Epidemiology. Am J (SDGs). Jakarta : RAKORPOP

Trop Med Hyg. 2007;77(3): 571- KEMENTERIAN KESEHATAN

582 RI; 2015.

4. Chang Ju Young. Decreased 9. WHO. Global costs and benefits of

Diversity of the Fecal Microbiome drinking-water supply and

in Recurrent Clostridium difficile- sanitation interventions to reach the

Associated Diarrhea. J Infect Dis.. MDG target and universal

2008; 197(3): 435-438 coverage. Geneva : WHO; 2012.

5. Adisasmito W. Faktor risiko diare

pada bayi dan balita di indonesia:


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 62

10. Veneman. Progress for children a 16. Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar

report card on water and sanitation. 2013. Jakarta : Departemen

UNICEF; 2006. Kesehatan RI; 2013.

11. Zwane & Kremer. What Works in 17. Snyder, D. Diarrhea: Common

Fighting Diarrheal Diseases in Illness, Global Killer Diarrhea kills

Developing Countries? A Critical 2,195 children every day—more

Review. The World Bank Research than AIDS, malaria, and measles

Observer. 2007; 22(1):1-24 combined. U.S : Department of

12. Chandra Y, Hadi MC, dan Yulianty Health and Human Services

AE. Hubungan antara keadaan Centers for Disease Control and

sanitasi sarana air bersih dengan Prevention; 2012.

kejadian diare pada balita di desa

Denbantas Tabanan tahun 2013.

Jurnal Kesehatan Lingkungan.

2013;4(1):112-117.

13. UNICEF Indonesia. Ringkasan

Kajian : Air Bersih, Sanitasi dan

Kebersihan. UNICEF; 2012.

14. Montgomery M.A. 2007. WATER

and SANITATION in Developing

Countries: Including Health in the

Equation. Environmental Science

& Technology. 2007

15. Depkes RI. Situasi Diare di

Indonesia. Jakarta : Departemen

Kesehatan Indonesia; 2011.

Anda mungkin juga menyukai