ABSTRAK
Masalah gizi di Indonesia yang terbanyak meliputi gizi kurang atau yang mencakup
susunan hidangan yang tidak seimbang maupun konsumsi keseluruhan yang tidak
mencukupi kebutuhan badan. Anak balita (1-5 tahun) merupakan kelompok umur
yang paling sering menderita akibat kurang gizi (KEP) atau termasuk salah satu
kelompok masyarakat yang rentan gizi. Masalah gizi kurang dan gizi buruk kembali
ditemukan pada awal 2013. Hasil penelitian tentang status gizi dan penyakit infeksi
juga pernah dilakukan Puskesmas Anreapi dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015,
yang mempunyai prevalensi gizi kurang dijelaskan pemantauan pada Wilayah Kerja
Puskesmas Anreapi dari 5 desa pantauan. Desa Duampanua menjadi sasaran paling tinggi
rentang akan bahaya gizi kurang terlihat dari pantauan sasarannya berdampak serius
terhadap generasi mendatang. Anak yang menderita gizi kurang akan mengalami gangguan
pertumbuha fisik dan perkembangan mental. Gangguan pertumbuhan diartikan sebagai
ketidakmampuan untuk mencapai tinggi badan tertentu sesuai dengan umumnya, gangguan
pertumbuhan juga merupakan akibat dari gangguan yang terjadi pada masalah gizi balita
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa posyandu masih berfungsi dengan baik
dan masih dimanfaatkan, namun banyak ibu yang kurang berminat untuk menimbang berat
badan anak dikarenakan bebagai alasan seperti ibu sibuk dengan pekerjaannya, malas,
pemberian informasi yang kurang jelas .( Puskesmas Anreapi 2015) Melihat hasil penelitian
tersebut, maka disarankan kepada ibu hendaknya lebih memperhatikan asupan makanan
yang sesuai dan sangat dibutuhkan balita. Pendapatan yang dihasilkan lebih disarankan
kepada kebutuhan pokok khususnya status gizi anak balita, dan kepada Pemerintah selaku
pemegang kebijakan hendaknya pendidikan harus ditinggikan dan Puskesmas lebih
meningkatkan informasi melalui penyuluhan.
44
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
45
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
46
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
47
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
48
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
Data: primer,2016
Tabel 1 menunjukan bahwa jumlah balita yang gizi baik yang paling banyak yaitu
sebanyak 28 balita (70,0%), dan yang paling sedikit yaitu balita berstatus gizi kurang
yaitu sebanyak 3 balita (7,5).
2. Penyakit Infeksi
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Penyakit Infeksi Diwilaya kerja
Puskesmas Anreapi kabupaten Polewali
49
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
50
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
status gizi. Anak yang makanannya berstatus gizi kurang yaitu sebanyak 3
tidak cukup maka daya tahan balita (7,5).vitamin A), dan faktor
tubuhnya akan melemah dan mudah prilaku.
terserang infeksi. Status gizi merupakan faktor
Pola pengasuhan anak adalah resiko yang paling berpengaruh dalam
kemampuan keluarga dan masyarakat kejadian ISPA pada balita. Status gizi
untuk menyediakan waktu, perhatian, yang buruk akan lebih mudah
dan dukungan terhadap anak agar terserang ISPA dan balita yang
dapat tumbuh dan berkembang sebaik- menderita ISPA dapat menyebabkan
baiknya secara fisik, mental, dan balita mengalami gangguan status gizi
sosial. Bentuk kongkrit pola akibat gangguan metabolisme tubuh.
pengasuhan anak berupa sikap dan Tingkat keparahan ISPA sangat
perilaku ibu atau pengasuh lain dalam mempengaruhi terjadinya gangguan
hal kedekatannya dengan anak, status gizi pada balita, semakin parah
memberikan makan, merawat, ISPA yang diderita balita maka akan
menjaga kebersihan, memberikan dapat mengakibatkan status gizi yang
kasih sayang, dan sebagainya. buruk pada balita dan sebaliknya balita
Hal tersebut sangat berkaitan yang mengalami gizi buruk maka
dengan kesehatan ibu, status gizi ibu, ISPA yang diderita akan semakin
pendidikan, pengetahuan, dan adat parah (Sihotang, 2009).
kebiasaan (Soekirman 2000). Penelitian yang dilakukan oleh
Berdasarkan hasil penelitian di Nuryanto tahun 2012, tentang
peroleh data hasil pengukuran Berat hubungan status gizi terhadap
Badan dan Tinggi Badan responden terjadinya penyakit infeksi saluran
terhadap status gizi balita di wilayah pernapasan akut (ISPA) pada balita.
Kerja Puskesmas Anreapi. Hasil penelitian menyebutkan
menunjukan bahwa jumlah balita yang mempunyai hubungan bermakna
berstatus gizi baik yang paling banyak dengan penyakit ISPA pada balita.
yaitu sebanyak 28 balita (70,0%), dan Penelitian selanjutnya dilakukan oleh
yang paling sedikit yaitu balita Sukmawati, Sri Dara Ayu tahun 2010,
51
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
tentang hubungan status gizi, berat status gizi balita maka semakin besar
badan lahir, imunisasi dengan kejadian peluang tidak menderita ISPA.
ISPA pada balita di wilayah kerja Status gizi merupakan ekspresi
puskesmas tunikamaseang kecamatan dari keadaan keseimbangan dalam
bontoa kabupaten maros. Hasil bentuk variabel tertentu atau
penelitian menunjukan bahwa ada perwujudan dari nutrition dalam
hubungan antara status gizi dengan bentuk variabel tertentu (Nyoman,
kejadian ISPA pada balita. Penelitian 2002). Status gizi adalah suatu
selanjutnya dilakukan oleh Sri keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
Hananto Ponco Nugroho tahun 2009, keseimbangan antara asupan zat gizi
tentang hubungan antara status gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan
balita dengan kejadian ISPA di desa tersebut dapat dilihat dari variabel
wonoboyo wilayah kerja Puskesmas pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi
Wonoboyo kabupaten temanggung. badan/panjang badan, lingkar kepala,
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lingkar lengan, dan panjang tungkai
kejadian ISPA sebagian besar positif (Gibson, 1990).
terdapat hubungan antara status gizi Status gizi merupakan salah satu
balita dengan kejadian ISPA, tetapi faktor yang menentukan sumber daya
mempunyai derajat hubungan yang manusia dan kualitas hidup. Untuk itu,
kecil. Penelitian selanjutnya dilakukan program perbaikan gizi bertujuan
Dewi Rahmawati tahun 2008 tentang untuk meningkatkan mutu gizi
hubungan antara status gizi dengan konsumsi pangan, agar terjadi
kejadian ISPA pada balita di URG perbaikan status gizi masyarakat
anak RSU Dr. Sutomo Surabaya (Muchtadi, 2002).
penelitian ini menunjukan bahwa ada Penilaian status gizi berdasarkan
hubungan antara status gizi dengan BB/U dan TB/U digunakan untuk
kejadian ISPA pada balita dengan menggambarkan status gizi. Berat
tingkat signifikan dan mempunyai arah badan dan Tinggi Badan adalah salah
positif yang artinya semakin baik satu parameter yang memberikan
gambaran massa tubuh. Massa tubuh
52
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
sangat sensitif terhadap perubahan- dalam status gizi kurang. 18.576 balita
perubahan yang mendadak, misalnya dan terdapat gizi buruk (1%) , kurang
karena terserang penyakit infeksi, gizi (8%) gizi baik (91%) gizi lebih
menurunnya nafsu makan atau (1,4%). Tahun 2013 jumlah sasaran
menurunnya jumlah makanan jumlah balita yang ditimbang 7.837 balita dan
makanan yang dikonsumsi. Dalam terdapat gizi buruk sebanyak (1%)
keadaan normal, dimana keadaan kurang gizi (8%) gizi baik (90%) gizi
kesehatan baik dan keseimbangan lebih (1%) Data laporan sepuluh
antara konsumsi dan kebutuhan zat macam penyakit infeksi terbanyak
gizi terjamin, maka berat badan ISPA dengan pneumonia cenderung
berkembang mengikuti pertambahan meningkat tercatat tahun 2012
umur. Sebaliknya dalam keadaan sebanyak (24%) tahun 2013 sebanyak
abnormal, terdapat 2 kemungkinan (26%). Dimana dari 9 puskesmas yang
perkembangan berat badan yaitu dapat ada dalam wilayah kerja Dinas
berkembang cepat atau lebih lambat Kesehatan Kota Ternate, Puskesmas
dari keadaan normal (Nyoman, 2001). Gambesi menempati peringkat teratas
Status gizi balita dalam penelitian ISPA dengan pneumonia. (Profil
ini dikelompokkan menjadi tiga Dinkes Kesehatan Kota Ternate,
kategori yaitu status gizi baik, status 2013).
gizi kurang dan status gizi buruk, Berdasarkan data diatas maka
berdasarkan hasil penimbangan berat terlihat adanya peningkatan jumlah
badan menurut umur yang disesuaikan status gizi buruk dan kurang gizi pada
dengan standar baku WHO National anak balita. Dari hasil pemantauan dan
Center for Health Statistics (NCHS). pelaporan presentasi balita dengan
Status gizi Balita Di Desa Citereup status gizi di wilayah kerja puskesmas
Kec Dayeuhkolot Kab Bandung pada Gambesi pada tahun 2012 jumlah
bulan desember 2010 dapat keseluruhan balita 1084 balita yang
disimpulkan bahwa sebagian besar ditimbang sebanyak 222 balita dan
Balita (49,02%) termasuk ke dalam terdapat gizi buruk (2%) kurang gizi
status gizi baik, (50,92 %) termasuk ke (13%) gizi baik (84%) gizi lebih (1%).
53
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
Tahun 2013 jumlah sasaran anak balita Walaupun gambaran status gizi
sebanyak 925 balita dan yang pada puskesmas Gambesi cukup baik,
ditimbang sebanyak 269 balita terdapat tetapi masih ada sebagian balita yang
gizi buruk (4%) kurang gizi (20%) gizi mengalami gizi kurang akibat penyakit
baik (75%) gizi lebih (1%). Dan infeksi. Berdasarkan faktor yang
adanya peningkatan jumlah penderita menyebabkan kurang gizi telah
infeksi pada anak yang ditemukan dan diperkenalkan UNICEF dan telah
ditangani tercatat tahun 2011 sebanyak digunakan secara internasional adalah
(21%), tahun 2012 sebayak (23%) melalui beberapa tahapan yang
tahun 2013 sebayak (29%). menyebabkan timbulnya gizi kurang
B. Penyakit Infeksi pada anak balita baik penyebab
Hubungan antara karakteristik langsung maupun tidak langsung.
balita, penyakit infeksi dengan status Penyebab langsung yaitu : makanan
gizi pada anak balita di wilayah kerja anak dan penyakit infeksi , penyebab
Puskesmas Gambesi Kota Ternate tidak langsung ketahanan pangan, pola
Hasil analisis hubungan karakteristik asuh, pelayanan kesehatan dan
balita , penyakit infeksi dengan status kesehatan lingkungan.
gizi balita pada penelitian ini Beberapa studi melaporkan
menunjukan bahwa anak balita dengan penyakit infeksi pneumonia akan
status gizi baik sebanyak 68 balita menurunkan kapasitas kekebalan
(70.1%) sedangkan gizi kurang tubuh untuk merespon dan gangguan
sebayak 29 balita (29.9%). Dapat fungsi granulosit, penurunan
dilihat bahwa status gizi di puskesmas komplemen dan menyebabkan
Gambesi masih cukup baik. Tetapi kurangnya mikronutrion
karekteristik seperti penyakit Infeksi (Sunyataningkamto, 2004)
pneumonia, riwayat pemberian C. Hubungan Antara Riwayat Berat
imunisasi dan pemberian MP-ASI Badan Lahir Dengan Status Gizi
masih merupakan masalah utama Berdasarkan hasil analisis bivariat
untuk mendapatkan status gizi baik. dengan mengunakan uji Chi-squeare
menjelaskan ada hubungan yang
54
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
55
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
KESIMPULAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan 1. Perlunya perhatian ibu terhadap
pembahasan “ Hubungan Penyakit kesehatan balitanya terutama
Infeksi Terhadap Status Gizi Balita Di mengenai asupan makanan agar
Wilayah Puskesmas Anreapi Kabupaten terhindar dari penyakit dan tercapai
Polewali Mandar”, kebutuhan gizi yang seimbang .
1. Hasil penelitian membuktikan bahwa 2. Sebaiknya setiap keluarga dapat
berdasarkan asupan makanan masih mengatur pendapatan yang dihasilkan
ada beberapa balita yang status dan lebih mengarahkan pengeluaran
gizinya kurang, hal ini terjadi karena kedapa kebutuhan-kebutuhan pokok
beberapa ibu belum memahami khususnya kebutuhan akan status gizi
asupan gizi yang seimbang. anak balita seperti pemberian
2. Hasil penelitian berdasarkan makanan yang sehat dan tinggi
pendapatan membuktikan ada kandungan gizinya.
kecenderungan pendapat 3. Pemerintah dalam hal ini, Dinas
mempengaruhi status gizi anak Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat,
balita, hal ini terjadi apabila Dinas Kabupaten Polewali Mandar
pendapatan kurang maka banyak dan instansi lainnya agar
kebutuhan tidak terpenuhi memeberikan penyuluhan maupun
diantaranya tidak mampu pendidikan kepada masyarakat
membelikan makanan yang bergizi khususnya ibu tentang pentingnya
kepada anak balita. Status Gizi pada Balita.
3. Dari hasil penelitian pula, bahwa DAFTAR PUSTAKA
tingkat pendidikan sangat Melva Diana.Hubungan Pola Asuh
Dengan Status Gizi Anak Balita
mempengaruhi setiap keluarga untuk
Di Kecamatan Kelurahan Pasar
mendapatkan status gizi anak balita Ambacan Kota Padang. 2016
http://jurnal
baik, terbukti masi banyak ibu-ibu
.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/
tingkat pendidikannya rendah article/view/6
Rindu Dwi Malateki Solihin. Kaitan
berakibat status gizi balitanya
Antara Status Gizi Perkembangan
kurang. Kognitif, Dan Perkembangan
56
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
57