Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN KEKUATAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL

BERISIKO PADA REMAJA DI WILAYAH DESA TRIDAYA SAKTI


KECAMATAN TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI

Nurhayati

Keperawatan Komunitas, FIK-UMJ, Cempaka Tengah I/1, Jakarta 10510


hayatnurhayati@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran hubungan kekuatan keluarga dengan perilaku
seksual berisiko pada remaja di Desa Tridaya Sakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaaten Bekasi.
Penelitian dilakukan dari 10 Mei sampai dengan 10 Juni 2011. Desain penelitian Descriptive correlation
secara cross sectional. Responden berjumlah 106 remaja. Tehnik pengambilan sampel purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukan hubungan kekuatan keluarga dengan perilakun seksual berisiko. Hasil study
ini menunjukan ada hubungan umur, jenis kelamin dan kekuatan keluarga dengan perilaku seksual
berisiko di Desa Tridaya Sakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaaten Bekasi. Penelitian ini
merekomendasikan perlu adanya tata aturan keluarga yang jelas dalam pencegahan perilaku seksual
berisiko pada remaja.
Kata kunci : kekuatan keluarga dan perilaku seksual berisiko

122 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 122-129


Pendahuluan interaksi yang digunakan anggota keluarga
Kelompok remaja merupakan kelompok dalam upaya memperoleh kendali dengan
penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun bernegosiasi dalam mengambil keputusan
(Depkes, 2009). Proyeksi jumlah remaja di dan disepakati oleh anggota keluarga Mc
Indonesia pada 3 tahun terakhir Donald (1980, dalam Friedman, Bowden
menunjukkan jumlah yang cukup besar dan Jones, 2003). Dalam sebuah penelitian
namun jumlah remaja mengalami di Blacksburg, Virginia diketahui bahwa
penurunan dari tahun 2008, 2009, da n gaya dan kekuatan orang tua secara
2010 secara berturut-turut yaitu langsung menjadi strategi untuk
42.040.900, 41.773.400 dan 41.527.400. mempengaruhi remaja dalam mengambil
Kondisi yang sama terjadi di Propinsi Jawa keputusan di keluarga dan secara tidak
Barat. Proyeksi jumlah remaja di Jawa langsung mempengaruhi kekuatan keluarga
Barat pada tahun 2008 sampai dengan (Bao Yeqing, 2001).
tahun 2010 berturut-turut adalah 7.358.800,
7.355.000, dan 7.354.900 (Data Statistik Hasil pengamatan peneliti dalam studi
Indonesia, 2000). Data Badan Pusat pendahuluan pada remaja di wilayah Desa
Statistik (BPS) Kabupaten Bekasi tahun Tridaya Sakti, Kecamatan Tambun Selatan
2010 proyeksi jumlah remaja di didapatkan bahwa remaja menjadi perhatian
Kecamatan Tambun Selatan pada tahun bagi tenaga kesehatan, karena wilayah
2009 yaitu 63.279 dari 3 82.896 atau sekitar padat penduduk dengan jumlah keluarga
18 % dari jumlah penduduk Tambun yang memiliki remaja 1853 kepala keluarga
Selatan. dan jumlah remaja 20% dari 29.937 yaitu
5.987 orang. Berdasarkan hasil studi
Permasalahan kesehatan yang berisiko pendahuluan terhadap beberapa literatur
mengancam kesejahteraan remaja antara hasil penelitian tentang perilaku seksual
lain merokok, konsumsi alkohol, konsumsi remaja, belum ditemukan hasil penelitian
obat, depresi atau risiko bunuh diri, emosi, tentang kekuatan keluarga berhubungan
masalah fisik, problem sekolah dan dengan perilaku seksual berisiko pada
perilaku seksual (Stanhope dan remaja di desa Tridaya Sakti. Namun
Lancaster, 2004). Perilaku seksual pada perilaku seksual remaja di desa Tridaya
remaja disebabkan oleh pengetahuan dan Sakti menunjukkan semakin
keterampilan, sikap dan perilaku remaja mengkhawatirkan termasuk dalam hal
terhadap kesehatan, kurang kepedulia n perilaku berpacaran yang semakin bebas
ora ng tua da n masyarakat ter ha dap dan menjurus ke aktivitas seksual sebelum
kesehatan da n kesejahteraan remaja menikah.
serta belum optimalnya pemerintah dalam
memberikan pelayanan kesehatan remaja Metode
(Depkes,2005). Kekuatan keluarga Desain penelitian yang digunakan adalah
merupakan upaya yang perlu dilakukan cross sectional, yaitu berbagai variabel
untuk mencegah terjadinya perilaku yang termasuk faktor risiko dan berbagai
seksual berisiko. variabel yang termasuk efek dengan
melakukan pengukuran sesaat (Consuelo, et
Kekuatan keluarga merupakan kemampuan al. 2006). Populasi pada penelitian ini adalah
anggota keluarga untuk mengubah perilaku keluarga yang mempunyai remaja di
anggota keluarga yang lain (Olson dan wilayah Desa Tridaya Sakti. Keluarga
Cromwell, 1975; dalam Friedman, Bowden yang mempunyai remaja pada wilayah ini
dan Jones, 2003). Fokus kekuatan sebanyak 1853 keluarga. Sampel penelitian
keluarga dengan remaja adalah jumlah sampel 96. Untuk mengantisipasi
pengambilan keputusan yang diarahkan kejadian drop out sampel ditambah 10%
pada pencapaian persetujuan dan dari nilai n yang didapatkan sehingga
komitmen dari anggota keluarga untuk jumlah sampel secara keseluruhan yang
melaksanakan serangkaian tindakan atau dibutuhkan 106 responden. Proses
mempertahankan status quo. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan

Hubungan Kekuatan Keluarga Terhadap Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Di Wilayah 123
Desa Tridaya Sakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi
Nurhayati
teknik purposive sampling suatu tehnik menunjukkan bahwa remaja akhir
penetapan sampel dengan cara memilih yaitu usia 16 tahun sampai dengan 19
sampel diantara populasi sesuai dengan tahun sebesar 53.8%, dan sebagian
yang dikehendaki peneliti, sehingga besar berjenis kelamin perempuan
sampel tersebut dapat mewakili 52.9%, serta didapatkan sebagian
karakteristik populasi yang telah dikenal besar tingkat pendidikan tinggi
sebelumnya. Alasan peneliti (SMA dan PT) yaitu sebesar
menggunakan tehnik purposive 64.2%. Sebagian besar kurang
sampling dengan metode rutin dala m menjalankan ibadah
nonprobabillity sampling karena yaitu 68.9 %.
remaja yang mempunyai pacar/pernah
pacaran beresiko terjadinya perilaku 2. Distribusi responden
seksual. berdasarkan kekuatan keluarga

Hasil NO. VARIABEL JUMLAH %


A. Analisis Univariat 1 Kekuatan
keluarga
1. Distribusi responden menurut usia, Kurang 55 51.9
jenis kelamin, pendidikan, dan Baik 51 48.1
aktifitas ibadah.
Hasil analisis distribusi responden
KARAKTERISTIK pelaksananaan kekuatan dalam
NO. JUMLAH % keluarga menunjukkan bahwa sebagian
RESPONDEN
1. Usia besar adalah kurang yaitu 5 1.9%.
Remaja awal (11-15
49 46.2 3. Distribusi responden menurut
tahun)
Remaja akhir (16-19 57 53.8 perilaku seksual remaja
tahun)
NO. VARIABEL JUMLAH %
2. Jenis kelamin 1 Perilaku
Perempuan 54 52.9 seksual
Laki-laki 52 49.1 remaja
3 Pendidikan Berisiko tinggi 48 45.3
Rendah (SD-SMP) 38 35.8 Berisiko 58 54.7
Tinggi (SMA-PT) 68 64.2 rendah
4 Aktifitas ibadah
Kurang 73 68.9 Distribusi responden berdasarkan
Baik 33 31.1 perilaku seksual remaja dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa
Hasil analisis distribusi responden perilaku seksual remaja sebagian besar
berdasarkan karakteristik remaja berisiko rendah yaitu sebesar 54.7%.

124 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 122-129


B. Analisis Bivariat
1. Hubungan usia dengan perilaku seksual berisiko pada remaja
Usia Perilaku Seksual Total OR P
(95% CI) Value
Risiko tinggi Risiko rendah

n % n % n %

18 31.6 39 68.4 57 100 0,292 0,004


Remaja
Akhir

30 38.8 19 61,2 49 100 (0.131-


Remaja
awal 0.65 1)
Jumlah 48 45.3 58 54,7 106 100

Hasil analisis menunjukkan bahwa mempunyai peluang 0,2 92 kali


ada perbedaan yang bermakna antara melakukan perilaku seksual berisiko
perilaku seksual berisiko remaja awal tinggi dibandingkan dengan remaja
dengan remaja akhir. Nilai OR akhir.
menunjukan bahwa remaja awal

2. Hubungan jenis kelamin dengan perilaku seksual berisiko pada remaja


Jenis kelamin Perilaku Seksual Total OR P
(95% Value
Risiko tinggi Risiko rendah
n % N % n % CI)

Laki-laki 18 34,6 34 65,4 52 100 0.424 0,049


Perempuan 30 55,6 24 44,4 54 100 (0.193
48 45,3 48 45,3 106 100 0.928)

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada bahwa remaja perempuan


perbedaan yang bermakna antara mempunyai peluang 0,424 kali
perilaku seksual berisiko remaja melakukan perilaku seksual berisiko
perempuan dengan remaja laki- tinggi dibandingkan dengan remaja
laki. Nilai OR juga menunjukkan lakilaki.
.
3. Hubungan pendidikan dengan perilaku seksual berisiko pada remaja
Pendidikan Perilaku Seksual Total OR P
95% Value
Risiko tinggi Risiko rendah
n % N % n % CI

Rendah 20 52,6 18 47.4 38 100 1.587 0,35 1


Tinggi 28 41,2 40 58.8 68 100 (0.7 14-3.530)
48 45.3 58 54.7 106 100

Hasil analisis menggambarkan bahwa memiliki perilaku seksual berisiko


remaja yang berpendidikan rendah yang lebih tinggi dari remaja yang

Hubungan Kekuatan Keluarga Terhadap Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Di Wilayah 125
Desa Tridaya Sakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi
Nurhayati
berpendidikan tinggi yaitu 52,6%. antara perilaku seksual berisiko
Data diatas menunjukkan bahwa remaja berpendidikan rendah dengan
tidak ada perbedaan yang bermakna remaja yang berpendidikan tinggi.

4. Hubungan aktifitas ibadah dengan perilaku seksual berisiko pada


Ibadah Perilaku Seksual Total OR P
(95% CI) Value
Risiko tinggi Risiko rendah
n % N % n %
Kurang 30 41,1 43 54,5 73 100 0.581 0,281
(0.254-
1.3332)
Baik 18 54,5 15 41,1 33 100

48 45.3 58 57,3 105 100

Hasil analisis menunjukkan bahwa remaja yang beribadah baik dengan


tidak ada perbedaan yang bermakna remaja yang beribadah kurang.
antara perilaku seksual berisiko

5. Hubungan kekuatan keluarga dengan perilaku seksual berisiko pada remaja


Kekuatan Perilaku Seksual Total OR P
keluarga (95% CI) Value
Risiko tinggi Risiko rendah
n % N % n %
Kurang 40 72.7 15 27.3 55 100 5.333 0,000
Baik (2.323-
12.247)
Baik 17 33.3 34 66.7 51 100

Jumlah 57 53.8 49 46.2 106 100

Hasil analisis menunjukkan bahwa Hasil analisis menunjukkan proporsi


ada perbedaan yang bermakna antara kelompok usia remaja awal (11-16 tahun)
perilaku seksual berisiko pada akan mengalami perilaku seksual berisiko
remaja mempunyai kekuatan tinggi sebesar 38.8 % sedangkan usia
keluarga kurang baik denga n remaja akhir (17-19 tahun) akan
kekuata n keluar ga ya ng baik. mengalami perilaku seksual berisiko
Nila i OR mengga mbar ka n rendah sebesar 31.6 %. Hal ini sejalan
bahwa pelaksanaan kekuatan dengan hasil Survei Kesehatan Reproduksi
keluarga yang kurang baik Remaja Indonesia (SKRRI) yang didanai
mempunyai peluang 5,333 kali oleh USAID, BPS, BKKBN, DEPKES
melakukan perilaku seksual berisiko SKRRI pada tahun 2007 menunjukkan
tinggi dibandingkan dengan hasil bahwa usia pertama kali pacaran
pelaksanaan kekuatan keluarga yang adalah 15- 17 tahun, proporsi wanita 43%
baik. dan pria 40%. Usia mulai pacaran sebelum
usia 15 tahun pada wanita 24% dan pria
Diskusi 19%. Kelompok remaja awal mengalami
Hubungan Usia dengan Perilaku Seksual perkembangan seks primer yang
Berisiko Remaja di Desa Tridaya Sakti, memerlukan adaptasi remaja secara fisik,
Kecamatan Tambun Selatan, psikologis, dan sosial. Hasil penelitian ini
Kabupaten Bekasi sejalan dengan penelitian yang dilakukan

126 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 122-129


untuk mengidentifikasi perilaku seksual mengakibatkan remaja perempuan
berisiko pada remaja di USA dalam kurun berpeluang terhadap perilaku seksual
waktu tahun 1999 sampai dengan tahun berisiko di kehidupannya.
2006 yang menunjukkan hasil bahwa 358
gadis remaja usia 14-17 tahun telah Hubungan Pendidikan dengan Perilaku
melakukan salah satu dari delapan perilaku Seksual Berisiko Remaja di Desa
seksual yaitu ciuman, menyentuh Tridaya Sakti, Kecamatan Tambun
payudara, menyentuh alat kelamin, Selatan, Kabupaten Bekasi
menyentuh sekitar genital, melakukan Hasil analisis menunjukkan pendidikan
oral seks, anal seks atau vaginal seks remaja dengan perilaku seksual berisiko
(Fortenberry, et al, 2011). rema ja adala h berisiko tinggi pada
pendidika n renda h sebesar 52,6%
Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku dibandingkan dengan remaja dengan
Seksual Berisiko Remaja di Desa Tridaya pendidikan tinggi sebesar 41.2%. Hal ini
Sakti, Kecamatan Tambun Selatan, sejalan dengan pendapat Mepham (2001)
Kabupaten Bekasi yang menyatakan pendidikan yang
Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis rendah mengakibatkan kelompok
kelamin remaja dengan perilaku seksual remaja sebagai kelompok berisiko di
berisiko remaja adalah berisiko tinggi pada masyarakat. Hal ini sejalan dengan
remaja perempuan sebesar 55,6% penelitian Situmorang (2002) bahwa dengan
dibandingkan dengan remaja laki-laki keterbatasan pengeta hua n r ema ja
sebesar 34.6 %. Hasil penelitian ini sejalan tenta ng kesehata n r epr oduksi a ka n
dengan hasil RISKESDAS tahun 2010 yaitu mengakibatkan perilaku seksual berisiko
pada kelompok remaja dengan status belu m pada diri remaja di keluarga dan
kawin, pada laki-laki 3% dan masyarakat. Penelitian ini
perempuan 1,1% menjawab pernah mengidentifikasi tingkat pendidikan
berhubungan seksual. Hasil studi formal remaja sebesar 64,2%
penelitian di Texas pada 100 responden berpendidikan tinggi (SMA dan PT)
anak laki-laki dan perempuan berusia sehingga perilaku seksual remaja berisiko
lebih dari 7 tahun bahwa pertumbuhan tinggi terjadi pada kelompok dengan
dan perubahan fisik laki-laki maupun pendidikan rendah. Hal ini dapat
perempuan pada masa remaja sama dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
(AmericanPsychological Association, pendidikan seseorang maka semakin
2011). Hasil penelitian menunjukkan ada tinggi atau banyak pula pengetahuan yang
hubungan antara jenis kelamin dengan didapatkannya terkait dengan tumbuh
perilaku seksual berisiko pada remaja. kembang dan perilaku reproduksi remaja.
Hal ini dikarenakan jenis kelamin akan Hasil penelitian menunjukkan tidak ada
menentukan respon remaja dalam memasuki hubungan antara pendidikan dengan
masa pubertas baik secara fisik, perilaku seksual berisiko pada remaja. Hal
emosional, dan soial (APA, 2002). ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
Tnibodeu dan Patton (2007) menyatakan tinggi tidak otomatis metentukan
bahwa peningkatan hormon androgen pengetahuan remaja baik dalam
remaja yang memasuki masa pubertas melakukan suatu perilaku dalam
akan meningkatkan pertumbuhan seks kehidupannya. Perilaku seseorang
sekunder, sehingga hal ini mengakibatkan dihubungkan dengan pengetahuan yang
anak yang mengalami masa pubertas didapatkan sehingga akan membentuk
mudah terangsang oleh perempuan suatu perilaku (Pender, Murdaugh, dan
(Astuti, 2007). Remaja perempuan dalam Parson, 2002).
masa pubertasnya secara emosional
mudah tertarik dengan lawan jenis dan Hubungan Aktifitas Ibadah dengan
mulai menunjukkan perilaku seperti sering Perilaku Seksual Berisiko Remaja di
bercermin dan berdandan serta mencari Desa Tridaya Sakti, Kecamatan
perhatian dari orang lain. Hal ini akan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi
Hubungan Kekuatan Keluarga Terhadap Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Di Wilayah 127
Desa Tridaya Sakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi
Nurhayati
Hasil analisis menunjukkan aktifitas Simpulan :
ibadah remaja dengan perilaku seksual Ada hubungan kekuatan keluarga
berisiko remaja adalah berisiko tinggi pada dengan perilaku seksual berisiko pada
aktivitas ibadah baik sebesar 54.5% remaja di Desa Tridaya Sakti, Tambun
dibandingkan dengan remaja dengan Selatan Kabupaten Bekasi.
aktivitas ibadah kurang sebesar 41.1%. Hal
ini tidak sejalan dengan penelitian Saran
Situmorang (2002) bahwa nilai dan Dinas kesehatan dapat mengembangkan
keyakinan remaja akan dapat mempengaruhi Pelayanan Kesehatan peduli Remaja
kehidupan pubertas dan perilaku seksual (PKPR) yang sudah berjalan dengan
yang berisiko di masyarakat. Hal ini bekerja sama dengan program Pelayanan
dikarenakan nilai dan keyakinan remaja Informasi Komunikasi Kesehatan
di Indonesia yang masih mengganggap Reproduksi Remaja (PIK-KRR) melalui
tabu terhadap pendidikan sosial dari segi Remaja Ceria yang dimiliki oleh
agama dan norma budaya sehingga akan BKKBN ataupun melalui program Bina
mengakibatkan perilaku seksual berisiko Keluarga Remaja (BKR) yang dimiliki
pada remaja (Iskandar, 1996).Hasil oleh BPPKB dan melalui pendewasaan
penelitian menunjukkan tidak ada hubungan usia perkawinan (PUP) yang dimiliki oleh
antara aktivitas keagamaan dengan perilaku dinas agama. Sekolah dapat dioptimalkan
seksual berisiko pada remaja. perannya dalam memberikan pendidikan
kesehatan reproduksi remaja di sekolah.
Hubungan Kekuatan Keluarga dengan Perawat komunitas dapat melakukan
Perilaku Seksual Berisiko Remaja di tindakan preventif dalam upaya untuk
Desa Tridaya Sakti, Kecamatan menekan faktor risiko yang mempengaruhi
Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi perilaku seksual berisiko dan
Hasil analisis menunjukkan kekuatan mengoptimalkan peran kader kesehatan di
keluarga yang kurang baik akan lebih besar masyarakat dalam melakukan pembinaan
menyebabkan perilaku seksual berisiko remaja di keluarga melalui pengoptimalan
tinggi pada remaja sebesar 72.7 % kembali fungsi dari BKR (Bina Keluarga
sedangkan kekuatan keluarga yang baik Remaja) di masyarakat. Hal ini semua
menyebabkan lebih besar terjadinya membutuhkan monitoring dan evaluasi
perilaku seksual berisiko rendah pada kegiatan secara seksama dari perawat
remaja sebesar 33.3 %. Friedman, Bowden komunitas dan puskesmas selaku
dan Jones (2003) kekuatan keluarga penting pengampu pelayanan kesehatan di daerah
dalam membuat keputusan keluarga setempat.
menghadapi dan mengatasi masalah
perilaku remaja melalui pola asuh Daftar Pustaka
keluarga. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian di Bogor dengan 263 pasang American Psychological Association.
responden remaja dan orang tua bahwa (2011). Physical growth and
terdapat hubungan yang sangat nyata development. Ft Worth, TX. US :
antara pola asuh: permisif, demokratis Dryden Press, http://pscynet.apa.org,
dan otoriter. Pola asuh otoriter 0,09 kali diakses tanggal 24 April 2011.
beresiko terjadi perilaku remaja yang tidak Ariani. (2006). Hubungan karakteristik
baik untuk seksual dibandingkan dengan remaja, keluarga, dan pola asuh
pola asuh permisif. Sebaliknya pola asuh keluarga dengan perilaku remaja :
otoriter beresiko terjadi perilaku remaja merokok, agresif dan seksual pada
yang tidak baik untuk seksual 2,2 kali siswa SMA d a n SMK di
dibandingkan pola asuh demokratis Kecamatan Bogor Barat.
(Ariani, 2006). Hasil penelitian T esis. D ep ok.
menunjukkan ada hubungan antara http//www.digilib.ui.ac.id, diakses
kekuatan keluarga dengan perilaku seksual tanggal 20 April.
berisiko pada remaja. Astuti, S.(2007). Pendidikan Seks Anak

128 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 122-129


dalam Keluarga.Media Informasi (1) : 87-93, http;//jahonline.org,
Penelitian Kesejahteraan Sosial. diakses tangal 21 Desember 2010.
Edisi 189.Th 31 Januari-Maret 2007. Friedman, Bowden, Jones. (2003). Family
Yogyakarta:Balai Besar Penelitian nursing : research, theory, &
dan Pengembangan Pelayanan practice.
Kesejahteraan Sosial. 4th ed. Printice hall.
APA (American Psychological Hurlock, E.B (1998). Developmental
Assosiations). (2002). Developing Psychology : a life span approach (5th
Adolescents: A R e f e r e n c e s F o r ed), London : McGraw Hill Inc
Professionals. AP A Iskandar, Sudardjat A, 2002, Hak Remaja
Washington, DC. Atas Kesehatan Reproduksi. Online.
www.apa.org/pi/pii/develop.pdf, di http://www.situs.kesrepro.info.com.
akses tanggal 20 Maret 2011. diakses 12 Januari 2007.
Consuelo, et al. (2006). Pengantar metode Mc. Murray, A, (2003), Community
penelitian. Jakarta.UI.Press Health and Wellness: Sosio,
Data Statistik Indonesia. (2000-2025). Ekological, Approach Australia;
Proyeksi penduduk 2000-2025, Harvourt, Mosbi.
http://www.datastatistik- Mephan, I,. (2001). A Review of NGO
indonesia.com, diakses tanggal 21 Adolescent Reproductive Health
Maret 2010). Programs in Indonesia,
Depkes. (2005). Strategi nasional kesehatan http://pdf.usaid.gov. Diakses tanggal
remaja. 24 Februari 2011
Depkes. (2009). Pedoman pelayanan Mc.Murray, A. (2003). Community
kessehatan peduli remaja di Health and Wellness : a
puskesmas. Sociological approach. Toronto :
Fauzi. (2010). Relefansi pengetahuan seks Mosby
dan komunikasi orang tua dan anak Pender, Murdaugh, & Parson. (2002). Health
dengan perilaku promotion in nursing practice. USA.
seksual pranikah Prentice Hall.
remaja, Santrock. (2003). Adolescence
http://webcache.googleusercontent.c perkembangan remaja.Jakarta.
om, diakses tanggal 21 Desember Erlangga.
2010. Stanhope, Lancaster. (2004).Community
Firdaus. (2010). Remaja aspek psikososial, Health Nursing, .(4 th Ed), St Louis
www.bunghatta.ac.id, diakses Missouri; Mosby Co.
tanggal 2 Januari 2010. Situmorang, A. (2003). Adolescent
Fiona. (2008). Parent adolescent Reproductive Health in Indonesia. A
communication and adolescent Report Prepared for STARH
decision-making. Journal of Program, Johns Hopkins
family studiets. P41 -5 6. University/Center for
Vol 2, htt p :// jfs. e- Communication Program Jakarta,
contentmanagement.com, diakses Indonesia.
tanggal 3 Januari 2011. Tnibodeu & Patton, (2007). Anatomy &
Fortenberry.et.al. (2011). Variation in Physiology, Sixth Edition. Philadelphia
sexual behavior in cohort of : Mosby Elservier.
adolescent females : the role of ---------------- . Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010.
person, perceived peer, and USAID, et al. (2008). Survai
perceived family attitudes. Journal kesehatan reproduksi remaja indonesia
of Adolescent health, Januari : 48

Hubungan Kekuatan Keluarga Terhadap Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Di Wilayah 129
Desa Tridaya Sakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi
Nurhayati

Anda mungkin juga menyukai