DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LUMBANG
JL. Raya Lumbang No. 59 Kecamatan Lumbang Kab. Probolinggo Telp. (0335) 581028
Email : puskesmas.lumbang@gmail.com
PROBOLINGGO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mewujudkan masyarakat kecamatan lumbang yang sehat sedangkan Misi
pembangunan kesehatan yang diselengarakan puskesmas adalah menggerakkan
peran serta masyarakat dibidang kesehatan, memberikan pelayanan kesehatan
berbasis masyarakat secara paripurna, meningkatkan akses pelayanan kesehatan
yang merata dan terjangkau, meningkatkan kemandirian masyarakat lumbang
hidup sehat. Untuk mencapai visi tersebut puskesmas menyelengarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dalam penyelengaraan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, puskesmas perlu
di tunjang dengan pelayanan pelayanan kefarmasian yang bermutu.
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradikmanya dari
orientasi obat kepada pasien yang mengacu pada asuhan kefarmasian (
pharmaceutical care ) Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut,petugas
obat sebagai tenaga farmasi dituntut untuk menigkatkan pengetahuan
,keterampilan dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan pasien.
Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya (SDM, sarana
prasarana, sediaan farmasi dan pembekalan kesehatan serta administrasi) dan
pelayanan farmasi klinik (penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat,
informasi obat dan pencatatan/penyimpanan resep) dengan memanfaatkan tenaga,
dana, prasarana, sarana dan metode tatalaksana yang sesuai dalam upaya
mencapai tujuan yang ditetapkan.
B. Tujuan
TujuanUmum :
Terlaksananya pelayanan kefarmasian yang bermutu di puskesmas Lumbang
TujuanKhusus :
1. Sebagai acuan bagi petugas obat untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian
di puskesmas.
2. Sebagai pedoman bagi dinas kesehatan dalam pembinaan pelayanan
kefarmasian di puskesmas.
C. Sasaran
Seluruh petugas, pengunjung layanan farmasi puskesmas lumbang
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup manajemen kefarmasian di puskesmas secara keseluruhan
mencakup :
1. Pengelolaan obat dan pembekalan kesehatan yang meliputi :
a Perencanaan dan permintaan obat.
b Penerimaan, penyimpanan dan distribusi obat.
c Pencatatan dan pelaporan obat.
d Supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
2. Pelayanan kefarmasian yang meliputi :
a Pengkajian dan pelayanan resep.
b Pelayanan informasi obat.
c Pelayanan kefarmasian di rumah
3. Penggunaan obat rasional yang meliputi :
a Konsep penggunaan obat rasional.
b Pemantauan dan evaluasi penggunaan obat rasional
E. Batasan Operasional
Batasan operasiaonal dari unit farmasi mencakup proses :
1. Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan langsung dan
bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaaan
farmasi dengan maksud meningkatkan mutu hidup pasien.
2. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi
maupun petugas kesehatan puskesmas pakuniran yang telah
didelegahkan wewenang dalam penulisan resep kepada petugas
kamar obat untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien.
3. Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, alat kesehatan,
reagensia, bahan diagnostik, dan gas medis.
4. Alat kesehatan adalah instrumen, sparatus, yang tidak mengandung
obat, yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit.
5. Ruang obat adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan selutuh kegiatan kefarmasian.
F. Landasan Hukum
1. Undang-undang RI Nomer 23 tahun 1992 tentang kesehatan
Bab 1 pasal 1
Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi
obat, pengelolan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Bab V pasal 42
Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan dalam rangka menjaga mutu
sediaan farmasi yang beredar.
Bab VI pasal 63
Pekerjaan kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi dan
pelayanan sediaan farmasi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu,
Bab X pasal 82
Barangsiapa yang tampa keahlian dan kewenangan dengan sengaja
melakukan pekerjaan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam pasal
63 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan atau pidana
denda paling banyak Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Undang-undang nomer 5 tahun 1997 tentang psikotropika.
3. Undang-undang nomer 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
4. Peraturan menteri kesehatan RI Nomer 30 tahun 2014 tentang standar
pelayanan kefarmasian di puskesmas.
5. Peraturan menteri kesehatan RI Nomer 3 tahun 2015 tentang peredaran,
penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan
prekursor farmasi
6. Peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan RI nomor
HK.03.1.34.11.12.7542 tahun 2012 tentang pedoman teknis cara distribusi obat
yang baik
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
P
I T
N M
E
T E M
LEMARI
U LEMARI P
ARSIP J
OBAT A
A T
P P
E
O
N
D G
MEJA KU A
I
KU RSI M
RSI U B
I
M L
A
N
OBAT
KOM
LEMARI
PUTE O
LEMARI ES
R B
A
T
B. Standar Fasilitas
B. Metode
1. Pelayanan resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi ataupun petugas
kesehatan yang mendapat pendelegasian, kepada apoteker(petugas obat)
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan
perundangan yang berlaku. Pelayanan resep adalah proses kegiatan yang
meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari
penerimaan resep, peracikan obat sampai dengan penyerahan obat kepada
pasien. Pelayanan resep dilakukan sebagai berikut :
a. Penerimaan resep
Setelah menerima resep dari pasien, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Pemeriksaan kelengkapan administrasi resep, yaitu : nama
dokter/petugas, tanggal penulisan resep, nama pasien, umur, nama obat,
jumlah obat, cara penggunaan.
Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis, cara
dan lama penggunaan.
Pertimbangan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi dan kesesuaian
dosis.
Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep
atau apabila obatnya tidak tersedia.
b. Peracikan obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan obat, dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik obat.
Peracikan obat.
Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna biru
untuk obat luar.
c. Penyerahan obat
Setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumlah obat.
Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang
baik dan sopan, mengingat pasien dalam keadaan tidak sehat, mungkin
emosinya kurang stabil.
Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien/ keluarga
pasien.obat dan hal-hal yang terkait dengan obat tersebut.
Memberikan informasi cara menggunakan
2. Pelayanan informasi obat
Pelayanan informasi obat harus benar, jelas mudah dimengerti,
akurat,etis,bijaksana. Hal ini sangat diperlukan dalam upaya penggunaan obat
yang rasional oleh pasien.
Informasi yang diperlukan pasien adalah :
a. Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali sehari, apakah di waktu
pagi, siang, sore, atau malam. Dalam hal ini termasuk apakah obat
diminum sebelum atau sesudah makan.
b. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus
dihabiskan meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotika harus
dihabiskan untuk mencegah timbulnya resistensi.
c. Cara penggunaan obat yang benar
d. Efek yang akan timbul dari penggunaan obat yang dirasakan, misalnya
mengantuk, tinja berwarna, sering kencing dan sebagainya.
e. Hal-hal yang mungkin timbul, misalnya efek samping obat
f. Cara penyimpanan obat
Penyimpanan obat secara umum adalah :
Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/ kemasan.
Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung.
Jangan menyimpan obat ditempat panas dan lembab.
Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak
beku, kecuali bila tertulis pada etiket obat.
Jangan menyimpan obat yang telah kadaluwarsa/ rusak.
Jangan meninggalkan obat didalam mobil untuk jangka waktu lama.
Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak
3. Perencanaan obat di puskesmas
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan pembekalan
kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan obat puskesmas. Perencanaan kebutuhan obat untuk puskesmas
setiap periode dilaksanakan oleh pengelola obat dan pembekalan kesehatan
di puskesmas.Dalam proses perencanaan kebutuhan obat per tahun,
puskesmas diminta menyediakan data pemakaian obat dengan menggunakan
LPLPO. Selanjutnya instalasi farmasi kabupaten/ kota yang akan melakukan
kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan obat puskesmas diwilayah
kerjanya.