Pentingnya mengembangkan budaya patient safety juga ditekankan dalam salah satu laporan Institute of
Medicine “To Err Is Human” yang menyebutkan bahwa organisasi pelayanan kesehatan harus
mengembangkan budaya keselamatan sedemikian sehingga organisasi tersebut berfokus pada
peningkatan reliabilitas dan keselamatan pelayanan pasien”. Hal ini ditekankan lagi oleh Nieva dan Sorra
dalam penelitiannya yang menyebutkan bahwa budaya keselamatan yang buruk merupakan faktor resiko
penting yang bisa mengancam keselamatan pasien. Vincent (2005) dalam bukunya bahkan menyebutkan
bahwa ancaman terhadap keselamatan pasien tersebut tidak dapat diubah, jika budaya patient safety
dalam organisasi tidak diubah.
Budaya patient safety adalah produk dari nilai, sikap, kompetensi, dan pola perilaku individu dan
kelompok yang menentukan komitmen, style dan kemampuan suatu organisasi pelayanan kesehatan
terhadap program patient safety. Jika suatu organisasi pelayanan kesehatan tidak mempunyai budaya
patient safety maka kecelakaan bisa terjadi akibat dari kesalahan laten, gangguan psikologis dan
physiologis pada staf, penurunan produktifitas, berkurangnya kepuasan pasien, dan bisa menimbulkan
konflik interpersonal.
Fungsi:
- Menetapkan batas-batas
- Membentuk identitas
Efek:
- menurunkan kecemasan yang muncul akibat ketidakmampuan untuk mengerti, memprediksi dan
mengontrol kejadian.
- Memiliki potensi untuk meningkatkan performa, kepuasan, ekspektasi, sikap dan perilaku dalam
organisasi
1. Strategy 1
b. Rancang sistem pekerjaan yang memudahkan orang lain untuk melakukan tindakan medik secara
benar
e. Menyederhanakan tahapan-tahapan
2. Edukasi
3. Akuntabilitas
b. Meminta maaf
Perubahan budaya sangat terkait dengan pendapat dan perasaan individu-individu dalam organisasi.
Kesempatan untuk mengutarakan opini secara terbuka, dan keterbukaan ini harus diakomodasi oleh
sistem sehingga memungkinkan semua individu untuk melaporkan dan mendiskusikan terjadinya
adverse events. Budaya tidak saling menyalahkan memungkin individu untuk melaporkan dan
mendiskusikan adverse events tanpa khawatir akan dihukum.
Aspek lain yang penting adalah memastikan bahwa masing-masing individu bertanggung jawab secara
personal dan kolektif terhadap patient safety dan bahwa keselamatan adalah kepentingan semua pihak.
KAITAN BUDAYA DALAM LINGKUP KERJA PERAWAT DENGAN PENINGKATAN PATIENT SAFETY
Lebih meningkatkn penyuluhan semacam brosur yang bisa dibaca. Misalnya larangan untuk merokok
buanglah sampah pada tempatnya.
Misalnya Budaya orang Ende yang beberapa daerah melarang untuk mengonsumsi telur ayam. Padahal
telur ayam dalam segi kesehatan sangat bermanfaat. Namun hal itu bertentangan dengan budaya.
Untuk itu perawat mengambil jalan keluar dengan memberikan makanan yang kandungan nya sama
dengan telur untuk di jadikan sebagai penggantinya.
Masih ada didalam rumah sakit yang berorientasi pada kepentingan manajemen yang pada akhirnya
melupakan keselamatan pasien di rumah sakit.
Contohnya :
2. Beban petugas kesehatan yang masih terlampaui batas kinerja tenaga kesehatan terutama perawat.
Referensi