Anda di halaman 1dari 20

STANDAR 4

SUMBER DAYA MANUSIA

4.1. Sistem Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Jelaskan sistem pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi perencanaan


seleksi/perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen
dan tenaga kependidikan untuk menjamin mutu penyelenggaraan program
akademik (termasuk informasi tentang ketersediaan pedoman tertulis dan
konsistensi pelaksanaannya), serta remunerasi, penghargaan, dan sanksi.

Undana sebagai institusi pendidikan tinggi memposisikan faktor SDM (dosen dan
tenaga kependidikan) sebagai prime mover dalam pencapaian visi dan misi organisasi.
Untuk itu Undana telah memiliki dokumen formal tentang sistem pengelolaan sumber
daya manusia yang mencakup, antara lain (1) perencanaan, (2) rekrutmen, seleksi dan
pemberhentian pegawai, (3) orientasi pegawai, (4) pengembangan karier, dan (5)
remunerasi, penghargaan dan sanksi yang dilakukan secara transparan dan akuntabel
dan berbasis pada meritokrasi.
1. Perencanaan SDM
Aspek perencanaan dalam sistem pengelolaan kepegawaian dikembangkan
dalam kerangka visi institusi sebagai perguruan tinggi berwawasan global.
Pencapaian visi ini membutuhkan topangan dari sumberdaya manusia berkualitas
dan dalam jumlah yang memenuhi standar kualifikasi serta rasio perbandingan
tertentu. Oleh karena itu perencanaan SDM, dilakukan dengan memperhatikan
klasifikasi ketenagakerjaan di lingkungan universitas, yang secara umum
dibedakan atas tenaga pendidik (dosen) dan tenaga kependidikan.
Kualifikasi dan jumlah SDM yang diperlukan disesuaikan dengan hasil
analisis jabatan yang dilakukan dengan memperhatikan beban kerja, jenis
pekerjaan, sifat pekerjaan, perkiraan kapasitas staf, prinsip pelaksanaan
pekerjaan dan ketersediaan peralatan pendukung pekerjaan. Dalam perencanaan
kebutuhan tenaga pendidik (dosen) khususnya, dilakukan dengan melibatkan
satuan akademik terendah, yaitu jurusan/program studi. Setiap program studi

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 134


mengajukan kebutuhan tenaga dosen ke tingkat fakultas untuk dibahas sebelum
diusulkan ke tingkat universitas. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, dosen
merupakan sumberdaya utama universitas yang harus memenuhi standar
kualifikasi pendidikan dan jabatan akademik tertentu. Indikator yang dijadikan
acuan untuk merencanakan kebutuhan SDM, antara lain jumlah mahasiswa yang
diterima setiap tahun, jumlah lulusan, rencana penambahan program studi baru
pada semua jenjang pendidikan, serta jumlah dosen dan tenaga kependidikan
yang akan memasuki usia pensiun.
Implementasi manajemen SDM di Undana pada ghalibnya merujuk pada
semua perangkat aturan kepegawaian yang berlaku secara nasional. Namun,
sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi tetap kreatif mengembangkan diri
dalam lingkungan penyedia jasa pendidikan yang dewasa ini sangat kompetetif.
Upaya ini diwujudkan, salah satunya, lewat penyusunan dokumen-dokumen
bidang kepegawaian di bawah asistensi pakar SDM dari IPB dalam konteks
implementasi program I-MHERE Batch II pada Tahun Anggaran 2009-2011. Hal
ini sangat diperlukan bagi penataan sistem manajemen kepegawaian yang
mengedepankan profesionalisme sebagai ciri organisasi modern dan sekaligus
sebagai sikap proaktif dalam menjawab kebutuhan internal dan external
stakeholders, sesuai dengan visi Undana, yaitu sebagai Perguruan Tinggi
Berwawasan Global.
Beberapa indikator dalam merencanakan kebutuhan SDM Undana, antara lain
jumlah mahasiswa yang diterima setiap tahun, rencana penambahan program
studi pada semua jenjang pendidikan, serta jumlah dosen dan tenaga
kependidikan yang akan memasuki usia pensiun. Untuk itu, Undana telah
memiliki standar pengelolaan SDM (tenaga pendidik dan kependidikan), yang
mencakup semua fungsi operatif manajemen SDM. Terkait dengan hal tersebut
maka berbagai dokumen penting yang tersusun dalam bentuk SOP adalah
sebagai berikut:
1. Rencana pengadaan tenaga kependidikan baru

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 135


2. Penerimaan CPNS
3. Pengusulan calon PNS
4. Pengangkatan CPNS
5. Pengangkatan CPNS menjadi PNS
6. Usul kenaikan pangkat dosen dan tenaga kependidikan
7. Penerbitan kenaikan pangkat
8. Penerbitan SK fungsional
9. Kenaikan gaji berkala
10. Pemberhentian tenaga kependidikan
11. Perpindahan tenaga kependidikan
12. Pensiun
13. Daftar urut kepangkatan
14. Tanda penghargaan/tanda jasa

2. Sistem Rekrutmen, Seleksi dan Pemberhentian Pegawai


Rekruitmen pegawai negeri sipil dosen dan tenaga kependidikan dibuka
secara luas bagi masyarakat umum dengan menyertakan syarat administratif dan
kualifikasi yang perlu dipenuhi pelamar. Proses rekruitmen dilakukan terbuka
secara online melalui website universitas. Dasar hukum yang dipakai dalam
pelaksanaan rekruitmen, adalah: (1) Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000
Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil, (2) Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun
2000, (3) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, dan (4)
Surat Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negera Nomor 11 Tahun 2002
Tanggal 17 Juni 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 98 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2002. Selanjutnya yang terakhir, disesuaikan dengan Surat
Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional Nomor:
71269/A4/KP/2010 Tanggal 1 Oktober 2010 tentang Petunjuk Teknis

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 136


Pelaksanaan Pengadaan CPNS Formasi Tahun 2010 dari pelamar umum di
lingkungan Kemendikbud; Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 101908/A4/KP/2013 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pengadaan CPNS dari pelamar umum dan tenaga honorer
Tahun 2013 di lingkungan Kemendikbud; didukung pula dengan SOP jadwal
penerimaan CPNS, SOP seleksi, dan SOP pemberhentian.
Umumnya proses seleksi SDM di Undana dilakukan secara bertahap, diawali
dengan seleksi administratif untuk melihat kelengkapan dokumen yang
disyaratkan seperti ijazah (kualifikasi akademik), transkrip nilai, dan bukti
pendukung lainnya; tahap selanjutnya adalah seleksi tertulis yang menyangkut
pengetahuan umum dan kompetensi, termasuk test psikologi dalam tahapan
berikutnya, serta dilanjutkan dengan wawancara dan tes kesehatan sebelum
pengumunan kelulusan. Tahapan seleksi yang relatif panjang ini dimaksudkan
untuk mendapatkan SDM yang qualified.
Sistem rekrutmen dan seleksi pegawai Undana dilakukan dengan
mengedepankan prinsip-prinsip keterbukaan, transparansi, keadilan dan
objektivitas. Secara detail sistem rekrutmen dan seleksi CPNS Undana adalah
sebagai berikut:
1. Pengadaan CPNS dilaksanakan untuk mengisi lowongan formasi yang
disusun berdasarkan analisis kebutuhan sesuai kebutuhan nyata dari masing-
masing satuan unit organisasi pemerintah
2. Pengumuman penerimaan CPNS di lingkungan Kemendikbud, diumumkan
secara luas dengan menggunakan media yang tersedia (website Undana,
papan pengumuman, dan atau media lainnya).
3. Setiap WNI yang memenuhi syarat dapat mengikuti seleksi, tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan, atau daerah.
4. Pengadaan CPNS dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab masing-
masing Pejabat dan Pembina Ketenagakependidikan atau pejabat yang
ditunjuk.

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 137


5. Setiap pelamar tidak dipungut biaya apapun.
6. Penetapan peserta yang lulus dan diterima, diumumkan secara terbuka oleh
ketua panitia kementerian dan ketua panitia unit kerja atau pejabat lain yang
ditunjuk.
7. Pelamar yang dinyatakan lulus dan diterima, ditempatkan pada unit kerja
sesuai formasi yang telah ditetapkan untuk yang bersangkutan.

Seleksi CPNS dengan persyaratan sebagai berikut :


1. Panitia di unit kerja mengumumkan informasi yang ada melalui website :
www.undana.ac .id
2. Calon peserta CPNS mendaftar secara online melalui website :
www.cpns.kemdikbud.go.id
3. Calon peserta kemudian mengirimkan berkas ke Kemendikbud
4. Bagi calon yang dinyatakan lulus berkas dipersilahkan mencetak kartu ujian
5. Mengikuti seleksi nasional berupa tes kemampuan dasar (TKD) yaitu tes
karakteristik pribadi (100 Butir ), tes intelegensia (50 butir ), dan tes
wawasan kebangsaan (50 butir), dengan membawa kartu ujian, kartu tanda
penduduk (KTP) dan pas foto ukuran 3x4 sebanyak 4 lembar
6. Bagi peserta tes CPNS yg lulus TKD berdasarkan pengumuman
Kemendikbud, maka akan mengikuti tes tahap ke 2 yaitu:
a. Psikotes yang diselenggarakan Undana
b. Tes Kemampuan bidang sesuai formasi yang dilamar, misalnya bidang
kesehatan masyarakat maka tes adalah bidang kesehatan masyarakat,
dengan jumlah soal 25 nomor, model pilihan ganda
c. Tes TOEFL yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Undana
d. Tes Wawancara

Sistem penerimaan dosen di Undana ditetapkan melalui Surat Keputusan


Rektor Undana tentang kriteria dan persyaratan rekrutmen tenaga pendidik
Undana dengan berpedoman pada Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 138


Pendidikan Nasional Nomor: 71269/A4/KP/2010. Adapun kriteria tersebut
adalah:
1. Berijazah Magister (S-2) dan/atau Doktor (S-3) sesuai dengan bidang yang
dibutuhkan jurusan / Program Studi
2. Berusia maksimal 35 tahun untuk Magister (S-2)
3. Berusia maksimal 40 tahun untuk Doktor (S-3)
4. Pada saat melamar tidak berstatus sebagai CPNS/ PNS dan/ atau tidak sedang
terkait kerja sebagai tenaga kependidikan tetap pada institusi lain.

Di samping rekrutmen dan seleksi CPNS, dilakukan pula seleksi dan


rekrutmen non-PNS sebagai bagian dari upaya universitas untuk memenuhi
kekurangan staf, baik dosen maupun tenaga kependidikan. Penyelenggaraannya
tetap mengacu pada prinsip-prinsip di atas. Namun status ikatan kepegawaian
mereka bersifat kontrak dengan kurun waktu satu tahun, yang dapat diperpanjang
sesuai kebutuhan universitas. Dasar pelaksanaan seleksi dan rekrutmen untuk
kategori non-PNS adalah kebijakan dan keputusan rektor yang dibuat setelah ada
permintaan dari unit-unit dibawahnya dan disesuaikan dengan kemampuan
pembiayaan universitas. Tenaga kebersihan dan satuan pengamanan juga
diseleksi dan direkrut dalam kategori ini.
Kebijakan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan secara umum
mengacu pada ketentuan perundang-undangan di bidang ketenaga
kependidikaan, yaitu UU Nomor 8 tahun 1974, diperbaharui dengan UU Nomor
43 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor53 tahun 2011. Namun
pemberhentian seseorang dari status kepegawaiannya, dapat pula dilakukan
sebagai respon terhadap permintaan yang bersangkutan atau karena alasan
kesehatan yang tidak memungkinkan seseorang menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya secara maksimal.
3. Orientasi Pegawai
Sesuai peraturan pegawai negeri sipil, semua tenaga kependidikan baru dalam
status calon tenaga kependidikan negeri sipil (CPNS) diwajibkan mengikuti

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 139


pelatihan Pra Jabatan yang merupakan kegiatan orientasi kerja. Untuk tenaga
kependidikan administrasi, orientasi tidak hanya dalam bentuk Pelatihan Pra
Jabatan, melainkan juga dalam bentuk pengenalan pekerjaan melalui pelatihan
on the job training (belajar sambil bekerja) dimana para tenaga kependidikan
baru dilatih menangani pekerjaan-pekerjaan yang ada pada bagian tenaga
kependidikan tersebut ditempatkan, dengan bimbingan dari tenaga kependidikan
senior.
4. Pengembangan Karir
Undana secara konsisten berupaya mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi dan kompetensi SDMnya sebagai investasi yang bersifat strategik.
Upaya ini sekaligus bertujuan meningkatkan profesionalisme SDM universitas
dalam menjalankan tugas dan tanggung-jawab yang diemban. Dosen, sebagai
stakeholders utama penggerak universitas, sejak awal sudah harus memenuhi
kualifikasi pendidikan minimal strata-2. Untuk berfungsi secara optimal, seorang
dosen harus menjalankan Tridharma (pendidikan, penelitian dan pengabdian)
serta juga harus memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan, karena
semua pos utama di tingkat universitas, fakultas, jurusan/prodi, dan lembaga
harus di isi oleh tenaga dosen yang telah memenuhi kualifikasi pendidikan dan
jabatan akademik tertentu.
Pengembangan karir dosen untuk memenuhi jabatan yang akan diisi,
dilakukan melalui berbagai cara seperti studi lanjut (S-2, S-3 dan spesialis), non
degree training, workshop, seminar dalam dan luar negeri. Data terakhir
menunjukkan bahwa jenjang pendidikan dosen Undana untuk S-3/Sp-2 sebanyak
119 orang (13,62%), S-2/Sp-1 sebanyak 616 orang (70,48%), serta terdapat 22
orang berstatus Guru Besar. Angka ini cenderung akan terus meningkat,
mengingat banyaknya dosen yang sedang dalam proses penyelesaian pendidikan
S-3 (258 orang) dan pendidikan S-2 (311 orang) di dalam dan di luar negeri. Di
samping itu, untuk memberikan kompetensi khusus dalam tugas fungsional
dosen maka diwajibkan juga mengikuti program Peningkatan Ketrampilan

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 140


Teknik Instruksional (PEKERTI) yang ditujukan untuk melengkapi dosen
dengan kemampuan sebagai pendidik dan pembelajar profesional, memiliki
pengetahuan pedagogik, berkepribadian dan berkecerdasan sosial. Program
Applied Approach (AA) merupakan program lanjutan bagi mereka yang telah
menyelesaikan PEKERTI, sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan
rekonstruksi mata kuliah yang diampu.
Tenaga kependidikan sebagai bagian integral dari SDM universitas juga turut
mendapat perhatian serius dalam pengembangan/peningkatan pengetahuan dan
kompetensi serta ketrampilan. Data terakhir menunjukkan peningkatan yang
signifikan, yakni jumlah tenaga kependidikan dengan jenjang S-2 saat ini
sebanyak 17 orang, S-1: 222 orang, diploma 35 orang dan lainnya (SMA/SMK)
185 orang. Disamping itu melalui sejumlah projek bantuan luar negeri dan
World Bank serta pendanaan khusus dari universitas ataupun berbagai
kementrian, sejumlah scheme pendidikan lanjut dan training diberikan kepada
para tenaga kependidikan. Misalnya, SIM 4 – PROJECT membiayai pendidikan
S-2 bidang Manajemen SDM dan Information technology, training bidang IT,
SDM dan Manajemen keuangan yang meliputi teknik jaringan, pembuatan
database, web design, dan lain-lain.
Dalam konteks pengembangan SDM institusi, Undana melalui kebijakan
afirmatif rektor yang disetujui senat, juga turut ambil bagian dalam pembiayaan
studi lanjut dosen dan tenaga kependidikan. Tenaga pendidik yang melanjutkan
studi dalam negeri dan di luar Undana didukung melalui penyediaan dana
tunjangan penelitian yang besarnya bervariasi sesuai strata pendidikannya;
sementara bagi mereka yang belajar di Undana, diberikan kompensasi dalam
bentuk pemotongan biaya studi (SPP) sampai 50%. Bahkan dalam dua tahun
terakhir, kebijakan universitas melakukan MOU di bidang pengembangan SDM
dosen dengan sejumlah universitas penyelenggara pendidikan S-3 di Jawa (Univ.
Brawidjaya, Univ. Negeri Malang, Univ. Air Langga) dan Univ. Hasanudin,
Univ. Negeri Makasar, dimana lebih dari seratus dosen telah melanjutkan studi

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 141


Strata 3 melalui kebijakan/MOU yang diadakan tersebut.

5. Penerapan Remunerasi, Penghargaan dan Sanksi


Sistem remunerasi yang berlaku di Undana, mengacu pada sistem remunerasi
yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Tingkat kompensasi yang diterima oleh
dosen ataupun tenaga kependidikan setiap bulan, meliputi jabatan (fungsional
maupun struktural), masa kerja, golongan, status kawin, dan jumlah anak.
Dengan demikian bilamana terjadi perubahan pada salah satu aspek yang
disebutkan, maka akan menyebabkan perubahan pada besarnya kompensasi yang
akan diterima oleh dosen atau tenaga kependidikan bersangkutan.
Komponen kompensasi yang diterima mencakup: gaji pokok, tunjangan
istri/suami, tunjangan anak, tunjangan perbaikan penghasilan, tunjangan jabatan
fungsional (hanya berlaku bagi dosen dan tidak bagi tenaga kependidikan
Undana), tunjangan jabatan struktural, tunjangan lain-lain, dan tunjangan khusus.
Besarnya gaji yang diterima dosen atau tenaga kependidikan dari seluruh
komponen di atas, adalah total gaji dosen/tenaga kependidikan sebelum
memperhitungkan pengeluaran-pengeluaran ”wajib” untuk potongan Taspen,
beras, pajak, sewa rumah dinas (bagi yang menempati), dan potongan lain-lain.
Dalam hal pengharagaan dan sanksi, Undana telah memiliki tradisi untuk
memberi penghargaan dan/atau sanksi kepada dosen/tenaga kependidikan.
Penghargaan diberikan ketika dosen/tenaga kependidikan berhasil meraih
prestasi, misalnya terpilih sebagai ”dosen/pegawai teladan” atau inovasi
tekhnologi, kejuaraan olah raga, dan sebagainya. Ada pula kebijakan tidak
tertulis dari universitas yang memberikan apresiasi dan prioritas fasilitas kepada
dosen dan tenaga kependidikan yang dianggap berprestasi. Mereka yang
termasuk dalam kelompok ini mendapat prioritas dari universitas untuk
mengikuti berbagai kegiatan dalam bentuk seminar, lokakarya atau training yang
ditawarkan ke universitas atau yang digagas sendiri oleh universitas. Disamping
itu kepada dosen berprestasi di bidang penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat diberikan penghargaan dalam rupa piagam dan dana. Peraturan

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 142


pemerintah tentang pemberian tanda jasa telah dilaksanakan dengan baik,
misalnya setiap tahun banyak dosen dan tenaga kependidikan yang menerima
”Satya Lencana Karya Setia”.
Bentuk penghargaan yang diberikan kepada seluruh dosen juga tercermin
melalui pemberian ”Tunjangan Profesi” kepada mereka yang memenuhi standar
kinerja, yakni (1) memenuhi beban kerja dosen sebesar 12 – 16 SKS, dan (2)
memiliki sertifikat pendidik. Pemberian tunjangan profesi tersebut
diperhitungkan untuk setiap tahun. Bagi dosen yang tidak memenuhi standar
beban kerja maka akan dikenakan sanksi berupa peniadaan hak untuk
memperoleh tunjangan profesi (tunjangan tidak dibayarkan). Pemberian
tunjangan profesi ini, diharapkan dapat memotivasi dosen untuk berprestasi lebih
baik. Di sisi lain dalam rangka merayakan Ulang Tahun Undana ke 50, diberikan
penghargaan (Alumni Award) kepada para alumni berprestasi di berbagai bidang.
Pemberian alumni award dalam bidang politik diberikan kepada Drs. Frans Lebu
Raya (Gubernur Provinsi NTT), bidang militer: Brigjen Yan Pieter Ate, MBus;
MA; bidang Hukum dan Ham: Ir. Sara Lery Mboeik; bidang kemasyarakatan:
Dra. Sofie de Haan; bidang social budaya: Dra. Johana Lingu Lango; bidang
penelitian: Ir. Gusti Jelantik, MSc; Ph.D; dan bidang HaKi Prof. Dr. I Nyoman
W. Mahayasa, MSi.
Apabila pegawai (dosen atau tenaga kependidikan) melakukan pelanggaran,
baik ringan maupun berat, maka melalui rapat pimpinan, biasanya dikenakan
sanksi sesuai dengan berat ringannya pelanggarannya. Apabila terjadi tindakan
indisipliner yang dilakukan oleh dosen atau tenaga kependidikan maka akan
dibahas terlebih dahulu pada tingkat Fakultas, kemudian diteruskan ke tingkat
Universitas. Untuk menangani berbagai tindakan yang dianggap pelangaran
terhadap peraturan disiplin, maka dikenakan sanksi sesuai Permendikbud Nomor
16 Tahun 2012 tentang kode etik pegawai di lingkungan kementerian pendidikan
dan kebudayaan; dan Peraturan Rektor Nomor 344A/PP/2013 (dokumen revisi)
tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Undana.

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 143


Bentuk sanksi yang dikenakan kepada pelaku pelanggaran bervariasi,
misalnya penurunan jabatan, penundaan kenaikan pangkat, sampai dengan
pemberhentian dari jabatan. Kebijakan pemberhentian dosen dan tenaga
kependidikan secara umum mengacu pada ketentuan perundang-undangan di
bidang ketenaga-kependidikaan yaitu UU Nomor 8 tahun 1974, diperbaharui
dengan UU Nomor 43 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor53 tahun
2011.
Sanksi yang diberikan, dimaksudkan sebagai bagian dari upaya pembinaan
terhadap SDM institusi yang (1) tidak perform sesuai tupoksi yang digariskan,
(2) melakukan perbuatan-perbuatan yang dianggap melanggar kode etik
kepegawaian, dan (3) melakukan perbuatan-perbuatan yang berpotensi merusak
citra institusi/lembaga. Upaya pembinaan dilakukan sampai pada batas toleransi
tertentu sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan-ketentuan kepegawaian di
atas. Penerapan sanksi oleh institusi, setelah mempertimbangkan semua data dan
informasi yang tersedia, dapat mulai dari yang paling ringan sampai yang
terberat, yaitu pemecatan atau pemberhentian dengan tidak hormat. Penerapan
remunerasi, pengharagaan, dan sanksi bagi dosen dan tenaga kependidikan
Undana, dilaksanakan sesuai SOP-SOP kepegawaian yang berlaku.

4.2 Sistem Monitoring dan Evaluasi

Jelaskan sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen
dan kinerja tenaga kependidikan (termasuk informasi tentang ketersediaan pedoman
tertulis, serta monitoring dan evaluasi kinerja dosen dalam tridarma serta
dokumentasinya).

Undana telah memiliki dokumen yang lengkap mengenai sistem monev kinerja
dosen dan tenaga kependidikan dan tenaga pendukung lainnya, serta telah
dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan. Pembuatan sistem Monev ini
berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1979 tentang Pembinaan
Pegawai, Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang PPK PNS, Peraturan

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 144


Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS, dan Permendikbud Nomor
16 Tahun 2012 tentang kode etik pegawai di lingkungan kementerian pendidikan dan
kebudayaan. Disamping itu untuk setiap semester, dilakukan Monev Beban Kerja
Dosen (BKD), dilakukan melalui dua orang asesor/penilai internal yang telah
memiliki NIRA.
Di tingkat institusi, ada dua unit kerja yang berfungsi melaksanakan monev dosen
dan tenaga kependidikan, yaitu :
1. Satuan Pengawasan Intern (SPI), yang salah satu fungsi dan tugas utamanya
adalah memonitor dan mengevaluasi kinerja sumber daya manusia (SDM),
terutama terkait dengan kedisiplinan, kehadiran, dan lain lain. Unit ini
bertanggungjawab langsung kepada pimpinan universitas.
2. Biro Administrasi Umum, salah satu unit organ struktural institusi, yang salah satu
tugas dan fungsinya adalah melakukan sistem Monev bagi SDM tenaga
kependidikan dan tenaga pendukung lainnya.
Masing-masing unit kerja di atas telah membuat instrumen monev yang tertuang
dalam SOP masing-masing, dan dijalankan oleh masing-masing unit. Pelaksanaan
monev kinerja dan rekam jejak dosen dilakukan pada aspek tridharma perguruan
tinggi, yaitu pendidikan (akademik), penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Monitoring dan Evaluasi di Bidang Pendidikan


Sistem monev kinerja dosen dilakukan secara konsisten dengan media/alat bantu
yang sudah disiapkan, di antaranya :
1. Dokumen angket umpan balik kegiatan akademik (dosen)
2. Format Rencana Pembelajaran (GBPP)
3. Format Monitoring Kegiatan Pembelajaran
4. Dokumen Rekapitulasi Kegiatan Perkuliahan
5. Dokumen DP3 untuk dosen dan tenaga kependidikan
6. Dokumen absensi kehadiran dosen di perkuliahan kelas
Dengan pelaksanaan monev, jejak kinerja dosen dapat dipantau dan didokumentasi
dengan baik, misalnya:

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 145


1. Kehadiran perkuliahan (tatap muka) dan bimbingan (perekaman melalui sistim
absensi yang direkap setiap minggu).

2. Keaktifan bimbingan akademik oleh pembimbing akademik (PA),


pembimbingan kerja lapangan, dan sebagainya
3. Kehadiran rapat dan pertemuan di prodi masing-masing
4. Partisipasi dalam kegiatan seminar/lokakarya

Monitoring dan Evaluasi di Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat


Monev untuk menilai kinerja dosen sebagai peneliti atau yang terlibat dalam
kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, digunakan instrumen monev,
antara lain:
1. Partisipasi atau keterlibatan pada berbagai kegiatan penelitian, antara lain
kompetisi, hibah, dan lain-lain.
2. Keaktifan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat.
Monev yang dilakukan pada dasarnya bukan bertujuan untuk mencari kesalahan,
tetapi lebih utama diharapkan agar program-program yang dilaksanakan dapat
berjalan sebagaimana mestinya, sehingga dapat lebih efektif dan efisien. Di samping
itu, dengan adanya Monev setiap kesulitan dan/atau penyimpangan yang terjadi dapat
dideteksi dan diketahui lebih awal sehingga lebih mudah di cari solusinya.
Jika selama ini Monev lebih banyak dilakukan pada tahap-tahap akhir suatu
kegiatan, saat ini sedang diupayakan melaksanakan Monev lebih dini, misalnya
dilakukan sejak tahap awal pelaksanaan kegiatan, tahap kegiatan sedang berlangsung,
dan tahap akhir atau setelah kegiatan dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan untuk
memperkecil ruang lingkup terjadinya kesalahan dan atau penyimpangan dalam
pelaksanaan program/kegiatan tersebut. Untuk itu berbagai unit telah meningkatkan
intensitas kinerja pengawasan secara optimal, antara lain:
1. Pengawasan secara intensif melalui jalur struktural (berjenjang).
2. Pengawasan secara intensif dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan
3. Tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 146


4. Intensifikasi Rapat Koordinasi baik di tingkat universitas maupun di tingkat
fakultas dan jurusan.

Hasil dan tindak lanjut dari sistem Monev untuk kinerja dosen dan tenaga
kependidikan berupa:
1. Aspek akademik untuk dosen yaitu adanya pelatihan perbaikan proses
pembelajaran, Pelatihan berbasis SCL dan pembelajaran multimedia, pelatihan
penulisan proposal penelitian untuk para dosen yang kurang aktif dalam
penelitian, dan lain-lain.
2. Aspek non-akademik untuk dosen dan tenaga kependidikan dapat berupa:
penghargaan dan hukuman, yang antara lain melalui pemberian setia lencana,
kenaikan pangkat, promosi jabatan, teguran lisan dan tertulis, penurunan DP3,
mutasi, penundaan kenaikan pangkat , sampai sanksi berat pemberhentian dari
PNS.

4.3. Dosen
4.3.1 Dosen tetap
Dosen tetap dalam borang akreditasi institusi PT adalah dosen yang diangkat dan
ditempatkan sebagai tenaga tetap pada PT yang bersangkutan; termasuk dosen
penugasan Kopertis, dan dosen yayasan pada PTS dalam bidang yang relevan dengan
keahlian bidang studinya. Seorang dosen hanya dapat menjadi dosen tetap pada satu
institusi perguruan tinggi, dan mempunyai penugasan kerja minimum 36 jam/minggu.
Tuliskan data dosen tetap dengan format berikut.

Tabel 15. Data Dosen Tetap dan Gelar Akademik di Undana


Gelar Akademik
No. Pendidikan Guru Lektor Tenaga Total
Lektor Asisten
Besar Kepala Pengajar
1 S-3/Sp-2 22 42 46 5 0 115
2 S-2/Sp-1 0 194 211 174 39 618
Profesi/ S-1/
3 D-4* 0 10 18 32 81 141
Total 22 246 275 211 120 874
Catatan: * Tuliskan jumlahnya jika masih ada

4.3.2 Dosen tidak tetap

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 147


Dosen tidak tetap adalah dosen tetap/karyawan pada suatu institusi perguruan
tinggi/instansi lain, atau individu mandiri, yang ditugaskan menjadi dosen di
perguruan tinggi berdasarkan persyaratan legal yang berlaku. Tuliskan data dosen
tidak tetap dengan format berikut.
Tabel 16. Data Dosen Tidak Tetap dan Gelar Akademik di Undana
Gelar Akademik
No Pendidikan Guru Lektor Tenaga Total
Lektor Asisten
Besar kepala Pengajar
1 S-3/Sp-2 0 0 0 0 0 0
2 S-2/Sp-1 0 0 0 0 67 67
Profesi/S-1/D- 0 0 0 0 43 43
3
4/Lainnya*
Total 0 0 0 0 110 110

4.4 Kegiatan peningkatan sumber daya manusia (dosen) dalam tiga tahun terakhir
Tuliskan jumlah dosen yang ditugaskan dalam rangka peningkatan kompetensi
melalui tugas/izin belajar, dalam Tabel 17.

Tabel 17. Jumlah Kegiatan Peningkatan Kompetensi Dosen di Undana


Kegiatan Jumlah yang Ditugaskan pada
No. Peningkatan Jumlah
TS-2 TS-1 TS
Kompetensi
1 Tanpa gelar 0 0 0 0
2 S-2/Sp-1 115 100 96 311
3 S-3/Sp-2 54 69 135 258
Total 169 169 231 515

4.5 Tenaga Kependidikan

4.5.1 Tuliskan data tenaga kependidikan yang ada di institusi yang melayani mahasiswa
dengan mengikuti format Tabel 18.

Tabel 18. Data Tenaga Kependidikan di Undana


Jumlah Tenaga Kependidikan dengan
Jenis Tenaga Jumla
No Pendidikan Terakhir
Kependidikan h
S-3 S-2 S-1 D-4 D-3 D-2 D-1 SMA/SMK
1 Pustakawan* 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Laboran/
Teknisi/ Analis/
0 1 11 0 1 0 0 5 18
Operator/
Programer
3 Administrasi 0 16 211 0 32 2 0 180 441
4 Lainnya : … 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0 17 222 0 33 2 0 185 459
Jumlah laboran/teknisi/analis/operator/programer yang memiliki sertifikat : 18 orang

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 148


* Hanya yang memiliki pendidikan formal dalam bidang perpustakaan

4.5.2 Jelaskan upaya yang telah dilakukan institusi dalam meningkatkan kualifikasi dan
kompetensi tenaga kependidikan, dalam hal pemberian kesempatan belajar/
pelatihan, studi banding, pemberian fasilitas termasuk dana, dan jenjang karir.

Pimpinan Undana mempunyai program terencana dalam hal meningkatkan


kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan. Program peningkatan kualifikasi dan
kompetensi tenaga kependidikan diimplementasikan dengan mangacu pada aspek
kecukupan, kualifikasi dan kebutuhan kompetensi. Peningkatan kualifikasi dan
kompetensi tenaga kependidikan di Undana antara lain diinisiasi melalui program
pendidikan dan pelatihan berdasarkan kemampuan dan juga kebutuhan unit kerja
tenaga kependidikan yang bersangkutan. Program pendidikan dan pelatihan ini
mengacu pada standar kompetensi sesuai peraturan yang berlaku, dan dilakukan
sesuai bidang tugas secara berjenjang. Kesempatan mengikuti diklat pada umumnya
diarahkan untuk kepentingan jabatan struktural. Diklat PIM II, PIM III, PIM IV, serta
ADUM menjadi sarana pengembangan kualifikasi dan kompetensi bagi tenaga
kependidikan di Undana.

Tabel 19. Jenis Pelatihan/Kursus Ketrampilan bagi Tenaga Administrasi di Undana.

No Jenis Pelatihan / Kursus Keterampilan Peserta (orang)


1. Diklat peningkatan kinerja Pejabat Sturuktural 68
2. Diklat Teknis Operator Komputer 118
3. Diklat Teknis ICT untuk pejabat Struktural 57
4. Diklat Teknis Bendahara/Keuangan 39
5. Diklat keprotokoleran 38
6. Diklat Arsiparis 74
7. Diklat Teknis Perhitungan Angka Kredit Dosen/Ketenaga 17
kependidikanan
8. Diklat Teknis Penyusunan RKAKL/ Dokumen 38
Perencanaan
9. Diklat pengadaan barang dan jasa 61
10. Diklat teknis tentang tugas belajar 14
11. Diklat Pengelolaan Administrasi Akademik 33
12. Diklat Aplikasi Perkantoran 74
13. Diklat Sisten Informasi Ketenaga kependidikanan 28

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 149


14. Diklat Pelatihan Laboran 25
Jumlah 684
Kesempatan mengikuti program peningkatan kualifikasi dan kompetensi tenaga
kependidikan di Undana, juga diarahkan melalui studi lanjut, khususnya program
magister (S-2),yang bersifat terbuka bagi tenaga kependidikan PNS maupun non-
PNS. Kebijakan studi lanjut kepada tenaga kependidikan yang belum sarjana maupun
studi lanjut ke jenjang magister, dimulai sejak tahun 2006 sampai dengan 2013.
Untuk tahun 2011, tenaga kependidikan yang mengikuti kegiatan studi lanjut (S-2)
berjumlah 5 orang, tahun 2012 berjumlah 10 orang; dan tahun 2013 sebanyak 13
orang tenaga kependidikan mengikuti studi lanjut. Kesempatan studi lanjut bagi
tenaga kependidikan juga difasilitasi dengan kemudahan-kemudahan seperti
pembebasan SPP, pemberian beasiswa dari Undana, Kementerian dan institusi lain.
Sistem penjenjangan karir tenaga kependidikan tertuang dalam pedoman tertulis
tentang sistem rekrutmen, penempatan pembinaan, pengembangan, dan
pemberhentian tenaga kependidikan. Kedepan, Undana akan segera menginisiasi
kegiatan studi banding bagi tenaga kependidikan. Kegiatan ini, diharapkan akan
menambah pengalaman dan wawasan tentang tugas dan fungsi serta tanggungjawab,
sehingga dapat meningkatkan perfomansi staf.

4.6 Kepuasan dosen dan tenaga kependidikan

4.6.1 Jelaskan instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan dosen dan
tenaga kependidikan terhadap sistem dan praktek pengelolaan sumber daya
manusia di institusi ini.
Tingkat kepuasan dosen maupun tenaga kependidkan (pustakawan, laboran,
teknisi dan tenaga administrasi) terhadap sistem dan praktek pengelolaan SDM di
Undana, dilakukan dengan metode survey. Pengukuran kepuasan menggunakan
metode SERVQUAL dari Leonard Berry (1990), meliputi dimensi reliability,
responsiveness, assurance, empaty dan tangibles. Sebelum instrumen digunakan,
terlebih dahulu dilakukan pengujian ulang terhadap validitas dan realibilitas. Hasil uji
keandalan instrumen, ditemukan crombach alfa sebesar 0,78, yang mengindikasikan

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 150


semua item pernyataan dalam instrumen valid untuk mengukur tingkat kepuasan;
demikian pula uji kesahihan isi instrumen, menunjukkan semua item pernyataan
cukup mewakili materi kepuasan yang akan diukur. Oleh karenanya, instrumen yang
digunakan telah representatif dalam mengukur tingkat kepuasan.
Dengan angket yang teruji maka pengguna layanan dapat memberikan respon atau
feedback kepada pihak pemberi layanan, terutama berkaitan dengan pengelolaan
SDM. Diharapkan pula dapat memberikan gambaran pada institusi, khususnya
terhadap kualitas layanan SDM secara komprehensif. Penentuan kepuasan dosen dan
tenaga kependidikan terhadap praktek pengelolaan SDM oleh institusi, dikaji melalui
perilaku konsumen berdasarkan literatur yang tersedia. Angket ini dibedakan untuk
para dosen dan para tenaga kependidikan, dan menggunakan bahasa yang lebih
mudah dipahami serta hasilnya dapat diakses dengan mudah oleh para pemangku
kepentingan.

4.6.2. Jelaskan pelaksanaan survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran, teknisi, dan
tenaga administrasi terhadap sistem pengelolaan sumber daya manusia.

Survei kepuasan dosen dan tenaga kependidikan (pustakawan, laboran, teknisi,


dan tenaga administrasi) terhadap sistem pengelolaan SDM, dilakukan oleh Satuan
Pengawas Intern (SPI) Undana, dibantu Bagian Akademik dan Kepegawaian pada
Rektorat Undana. Jumlah sampel dosen dan tenaga kependidikan yang dilibatkan,
masing-masing sebesar 10% dari total populasi (populasi dosen 874 orang dan tenaga
kependidikan 459 orang). Penyebaran angket dilakukan secara acak oleh petugas.
Hasil yang diperoleh disortir, ditabulasi dan dianalisis secara statistik/diskriptif.
Diketahui bahwa indeks kepuasan adalah output daripada analisis angket hasil
penyebaran kepada dosen dan tenaga kependidikan, yang diharapkan memberi
feedback pada institusi. Sistem ini mempermudah pimpinan Undana memperoleh
gambaran kepuasan para stakeholder, yang selanjutnya dapat mengambil langkah-
langkah kebijakan berkaitan dengan hasil survei tersebut.

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 151


4.6.3. Jelaskan bagaimana hasil penjajakan kepuasan tersebut dan apa tindak lanjutnya.

Survei kepuasan stakeholders internal terhadap pengelolaan SDM di Undana,


menunjukan hasil yang bervariasi dari sudut pandang kepentingan stakeholder, dan
sangat dipengaruhi oleh status mereka. Hasil survey menunjukkan bahwa tingkat
kepuasan dosen dari lima dimensi yang diukur, ditemukan 67,6% dosen sangat puas,
merasa puas 18,6%, dan cukup puas 11,8%, sementara kurang puas sebesar 2% dari
total responden. Selanjutnya untuk tenaga kependidikan ditemukan sangat puas
mencapai 74,0%, puas 11,4%, cukup puas 13,2% dan kurang puas 1,4%.
Hasil ini mengindikasikan bahwa para dosen memiliki persepsi positif namun
tingkat kepuasannya lebih rendah dari tenaga kependidikan. Hal ini terkait dengan
banyaknya persayaratan yang harus dipenuhi oleh seorang dosen ketika akan
mengajukan kenaikan jabatan fungsional dan pangkat. Bahkan lebih sulit lagi dalam
pengusulan sertifikasi dosen. Ketidak-seimbangan yang dirasakan dosen terhadap
reward yang diterima dan beban kerja serta persyaratan yang dibebankan kepada
mereka di-indikasikan sebagai penyebab dari hal ini. Sementara itu, persepsi tenaga
kependidikan terhadap pengelolaan SDM institusi juga positif, dengan capaian tingkat
kepuasan terhadap layanan mencapai 74,0%, yang berarti mereka sangat
mengapresiasi kinerja di bidang pengelolaan sumberdaya manusia. Kondisi ini juga
tidak terlepas dari kebijakan internal pimpinan Undana yang mendorong tenaga
kependidikan mengakses pendidikan lanjut. Disamping itu kebijakan pengadaan
tenaga kependidikan kontrak, dengan pemberian upah yang dibayarkan sudah di atas
upah minimum provinsi.
Tabel 20. Tingkat Kepuasan Dosen dan Tenaga Kependidikan
Skala Tingkat Kepuasan (%)
Dimensi Kepuasan Sangat Cukup Kurang Tidak Sub
Puas
Puas Puas Puas Puas Total
A. Dosen
1. Reliabilty 72 20 5 3 0 100
2. Responsiveness 73 18 6 3 0 100
3. Assurance 76 15 7 2 0 100

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 152


4. Empaty 35 28 36 1 0 100
5. Tangibles 82 12 5 1 0 100
Total 338 93 59 10 0 500
Persen (%) 67,6 18,6 11,8 2 0 100
B. Tenaga Kependidikan
1. Reliabilty 82 10 5 3 0 100
2. Responsiveness 75 19 5 1 0 100
3. Assurance 81 11 6 2 0 100
4. Empaty 46 11 43 0 0 100
5. Tangibles 86 6 7 1 0 100
Total 370 57 66 7 0 500
Persen (%) 74,0 11,4 13,2 1,4 0

Hasil survei kepuasan dosen dan tenaga kependidikan, dalam kerangka


perbaikan mutu berkelanjutan, antara lain pemanfaatannya untuk perbaikan sarana
dan prasarana dalam upaya menciptakan kondisi kerja SDM yang kondusif, serta
terciptanya harmonisasi hubungan kerja antar sesama dosen dan tenaga kependidikan.
Disamping itu diharapkan nantinya instrumen pengukuran kepuasan dapat lebih
disederhanakan dengan beberapa penyesuaian indikator agar lebih terukur dan mudah
diterapkan.

Borang Akreditasi Universitas Nusa Cendana 153

Anda mungkin juga menyukai