Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

RETINOBLASTOMA
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Keperawatan Anak II
Dosen Pengampu : Hani Handayani, M.Kep

Disusun Oleh
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Tingkat 3A
1. Asep Aminudin NIM : C1714201005
2. Moh Alvin Aditia Pratama NIM : C1714201021
3. Soleh Anwar NIM : C1714201027
4. Yoga Maulana NIM : C1714201031

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis Panjatkan ke Hadirat tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas “Retinoblastoma”.
Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas Keperawatan Anak II Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif untuk kesempurnaan
penyusunan yang akan datang.
Akhir kata, semoga kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi amal soleh
dan ibadah bagi kita semua, dan mendapatkan balasan lebih dari Allah SWT dari apa yang
telah diberikan.

Tasikmalaya, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan ............................................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II Tinjauan Teoritis .................................................................................................... 3


2.1 Konsep Dasar Penyakit ......................................................................................... 3
2.1.1 Definisi ........................................................................................................ 3
2.1.2 Etiologi ........................................................................................................ 3
2.1.3 Manifestasi klinis ......................................................................................... 4
2.2 Patofisiologi .......................................................................................................... 5
2.3 Dampak terhadap pemenuhan KDM .................................................................... 5
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis ................................................................. 6
2.4.1 Pengkajian.................................................................................................... 6
2.4.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 7
2.4.3 Perencanaan ................................................................................................. 8
2.4.4 Implementasi................................................................................................ 9
2.4.5 Evaluasi........................................................................................................ 9

BAB III Penutup ................................................................................................................. 10


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 10
3.2 Saran ....................................................................................................................... 10

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Retinoblastoma adalah salah satu penyakit kanker primer pada
mata yang paling sering dijumpai pada bayi dan anak. Penyakit ini tidak
hanya dapat mengakibatkan kebutaan, melainkan juga kematian. Di negara
berkembang, upaya pencegahan dan deteksi dini belum banyak dilakukan
oleh para orang tua. Salah satu sebabnya adalah pengetahuan yang masih
minim mengenai penyakit kanker tersebut.
Dalam penelitian menyebutkan bahwa 5-10% anak usia
prasekolah dan 10% anak usia sekolah memiliki masalah penglihatan.
Namun seringkali anak-anak sulit menceritakan masalah penglihatan yang
mereka alami. Karena itu, skrining mata pada anak sangat diperlukan
untuk mendeteksi masalah penglihatan sedini mungkin. Skrining dan
pemeriksaan mata anak sebaiknya dilakukan pada saat baru lahir, usia 6
bulan, usia 3-4 tahun, dan dilanjutkan pemeriksaan rutin pada usia 5 tahun
ke atas. Setidaknya anak diperiksakan ke dokter mata setiap 2 tahun dan
harus lebih sering apabila telah ditemukan masalah spesifik atau terdapat
faktor risiko.
Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan berbagi
pengetahuan tentang penyakit retinoblastoma ke masyarakat luas yang
mana di negara Indonesia masih kurang di perhatikan. Dan kami sebagai
mahasiswa perlu memahami dan mengetahui mengenai asuhan
keperawatan terhadap pasien dengan retinoblastoma.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Mengetahui Definisi dari penyakit retinoblastoma ?
1.2.2 Mengetahui etiologi dari penyakit retinoblastoma ?
1.2.3 Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit retinoblastoma ?
1.2.4 Mengetahui patofisiologi dari penyakit retinoblastoma ?

1
1.2.5 Mengetahui penatalaksanaan terhadap pasien retinoblastoma ?
1.2.6 Mengetahui asuhan keperawatan yang tepat pada pasien retino
Blastoma ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Mengetahui secara umum mengenai penyakit retini
blastoma serta asuhan keperawatan yang tepat terhadap penyakit
retino blastoma tersebut.
1.3.2 Tujuan khusus :
 Mengetahui Pengertian dari penyakit retinoblastoma.
 Mengetahui etiologi dari penyakit retinoblastoma.
 Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit retinoblastoma.
 Mengetahui patofisiologi dari penyakit retino blastoma.
 Mengetahui penatalaksanaan terhadap pasien retino
blastoma.
 Mengetahui asuhan keperawatan yang tepat pada pasien
retino blastoma

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Penyakit


2.1.1 Definisi
Retinoblastoma adalah tumor endo-okular pada anak yang
mengenai saraf embrionik retina. Kasus ini jarang terjadi, sehingga
sulit untuk dideteksi secara awal. Rata rata usia klien saat diagnosis
adalah 24 bulan pada kasus unilateral, 13 bulan pada kasus kasus
bilateral. Beberapa kasus bilateral tampak sebagai kasus unilateral,
dan tumor pada bagian mata yang lain terdeteksi pada saat
pemeriksaan evaluasi. ini menunjukkan pentingnya untuk
memeriksa klien dengan dengan anestesi pada anak anak dengan
retinoblastoma unilateral, khususnya pada usia dibawah 1 tahun.
(Pudjo Hagung Sutaryo, 2006 ).

2.1.2 Etiologi
Retinoblastoma terjadi secara familiar atau sporadik. Namun
dapat juga diklasifikasikan menjadi dua subkelompok yag berbeda,
yaitu bilateral atau unilateral dan diturunkan atau tidak diturunkan.
Kasus yang tidak diturunkan selalu unilateral, sedangkan 90 %
kasus yang diturunkan adalah bilateral, dan unilateral sebanyak
10%. Gen retinoblastoma (RBI) diisolasi dari kromosom 13q14,
yang berperan sebagai pengatur pertumbuhan sel pada sel normal.
Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang
sifatnya cenderung diturunkan. Kanker bisa menyerang salah satu
mata yang bersifat somatic maupun kedua mata yang merupakan
kelainan yang diturunkan secara autosom dominant. Kanker bisa
menyebar ke kantung mata dan ke otak (melalu saraf
penglihatan/nervus optikus).

3
2.1.3 Manifestasi klinis
Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain
dimata. Bila letak tumor dimakula, dapat terlihat gejala awal
strabismus. Massa tumor yang semakin membesar akan
memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan di
vitreus (Vitreous seeding) yang menyerupai endoftalmitis. Bila sel-
sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata , akan
menyebabkan glaucoma atau tanda-tanda peradangan berupa
hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan
metastasis dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke otak,
melalui sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan
metastasis jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada
fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol kebadan
kaca. Di permukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan.
Warna iris tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar
limfe preaurikular dan submandibula dan, hematogen, ke sumsum
tulang dan visera, terutama hati.
Kanker retina ini pemicunya adalag faktor genetik atau
pengaruh lingkungan dan infeksi virus. Gejala yang ditimbulkan
retinoblastoma adalah timbulnya bercak putih di bagian tengah
mata atau retina, membuat mata seolah-olah bersinar bila terkena
cahaya. Kemudian kelopak mata menurun dan pupil melebar,
penglihatan terganggu atau mata kelihatan juling. Tapi apabila
stadium berlanjut mata tampak menonjol. Jadi apabila terihat
tanda-tanda berupa mata merah, berair, bengkak, walaupun sudah
diberikan obat mata dan pada kondisi gelap terlihat seolah bersinar
seperti kucing jadi anak tersebut bisa terindikasi penyakit
retinoblastoma.

4
2.2 Patofisiologi
Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal strabismus.
Massa tumor yang semakin membesar akan memperlihatkan gejala
leukokoria, tanda-tanda peradangan vitreus yang menyerupai
endoftalmitis. Jika sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior
mata, akan menyebabkan glaucoma atau tanda peradangan berupa
hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan
metastasis dengan invasi tumor melalui; nervus optikus ke otak, sclera ke
jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh kesumsum tulang
melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat,
dapat menonjol ke badan kaca. Dipermukaan terdapat neovaskularisasi dan
perdarahan. Warna iris tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke
kelenjar limfe preaurikuler dan submandibula serta secara hematogen ke
sumsum tulang dan visera , terutati.

2.3 Dampak terhadap pemenuhan KDM


2.3.1 Penyakit
Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan
pemenuhan pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun
psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan
pemenuhan besar dari biasanya.

2.3.2 Hubungan Keluarga


Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatan pemenuhan
kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan
kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-lain.

2.3.3 Konsep Diri


Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan
kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan
keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat

5
menghasilkan perasaan positif terhadap diri. Orang yang merasa
positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali
kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga
mudah memenuhi kebutuhan.

2.3.4 Tahap Perkembangan


Sejalan dengan meningkatnya usia manusia mengalami
perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki
kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis,
sosial maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh
mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda
untuk setiap tahap perkembangan.

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis


2.4.1 Pengkajian
1. Anamnesa :
a. Identitas pasien
a. Nama : T
b. Usia : 3 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Keluhan Utama :
Keluhan utama yang di rasakan pasien adanya
penurunan fungsi penglihatan
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
Satu tahun yang lalu pasien mengalami retino blastoma
di mata sebelah kanan. Kemudian dilakukan tindakan
operasi pengangkatan mata. Saat ini di mata kiri pasien
terdapat retino blastoma. Terdapat bintik putih pada mata
tepatnya pada retina, terjadi penonjolan,dan terdapat
stabismus.

6
d. Riwayat penyakit keluarga
Dari keterangan keluarga di temukan data bahwa nenek
dari pasien pernah menderita kanker servix.
e. Riwayat penyakit masa lalu

2. Pemeriksaan Fisik
a. B1 : Breathing (Respiratory System)
b. B2 : Blood (Cardiovascular system)
c. B3 : Brain (Nervous system)
d. B4 : Bladder (Genitourinary system)
e. B5 : Bowel (Gastrointestinal System)
f. B6 : Bone (Bone-Muscle-Integument)
Gejala : kelelahan, malaise, kelemahan,
ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas.
g. Biopsikososial spiritual
Gejala : Perasaan tidak percaya diri ,berbeda
dengan teman sebayanya.
Tanda : murung, ansietas, takut, marah, mudah
tersinggung

2.4.2 Diagnosa Keperawatan


2.4.2.a Gangguan Persepsi Sensorik Penglihatan berhubungan
dengan perubahan resepsi, transmisi dan integrasi sensori.
2.4.2.b Nyeri berhubungan dengan cedera (Misal, biologis, zat
kimia, fisik, psikososial).
2.4.2.c Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyakit anak.

7
2.4.3 Perencanaan
No. Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
1 Gangguan Persepsi Setelah dilakukan 1. Pantau dan 1. Untuk
Sensorik Penglihatan asuhan keperawatan dokumentasikan mengetahui
berhubungan dengan selama 3x24 jam status neurologis perkembangan
perubahan resepsi, diharapkan gangguan pasien. pasien.
transmisi dan integrasi persepsi penglihatan 2. Kurangi jumlah 2. Untuk
sensori dapat teratasi. mencegahterjad
stimulus untuk
Kriteria Hasil : inya gangguan
mencapai input
Klien dapat pada mata.
menunjukan masalah sensori yang sesuai.
persepsi sensori (Misal, lampu yang
terhadap penglihatan redup, sediakan
bisa lebih baik. kamar pribadi, batasi
pengunjung, dan
sediakan waktu
istirahat untuk pasien. 3. Untuk
3. Intruksikan klien atau mencegah
keluarga untuk terjadinya
memeriksa kulit infeksi.
setiap terhadap
kerusakan integritas 4. Membantu
kulit. pengobatan
lebih lanjut
4. Mulai perujukan
terapi oksigen.
2 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan 1. Kaji karakteristik, 1. Untuk
dengan cedera (Misal, asuhan keperawatan frekuensi, intensitas mengetahui
biologis, zat kimia, selama 3x24 jam atau keparahan nyeri. tingkat
fisik, psikososial) diharapkan rasa nyeri 2. Bantu klien untuk keparahan
pada klien lebih berfokus pada nyeri.
berkurang. aktivitas, bukan pada 2. Membantu
Kriteria Hasil : nyeri dan rasa tidak mengurangi
Klien dapat nyaman. rasa nyeri.
mengatakan nyeri 3. Informasikan kepada 3. Agar keluarga
yang dirasakan sudah klien tentang prosedur atau klien
hilang atau yang dapat mengerti
berkurang. meningkatkan nyeri. tentang nyeri.
4. Gunakan tindakan
pengendalian nyeri 4. Untuk
sebelum nyeri menjadi mencegah
lebih berat. terjadinya nyeri.
3 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan 1. Kaji dan 1. Untuk
dengan kurang asuhan keperawatan dokumentasikan mengetahui
informasi tentang selama 3x24 jam tingkat kecemasan tingkat
penyakit anak. diharapkan klien pasien termasuk reaksi kecemasan
mampu mengatasi fisik. pasien.
atau menghilangkan 2. Kaji untuk faktor 2. Agar dapat
perasaan cemas atau budaya yang menjadi diketahui
ansietas sedang. penyebab ansietas. penyebab

8
Kriteria Hasil : 3. Beri dorongan kepada ansietas
Klien mampu pasien untuk terhadap klien.
mengidentifikasi dan mengungkapkan 3. Agar klien
mengungkapkan secara verbal pikiran merasa lebih
gejala cemas yang dan perasaan untuk nyaman
dirasakan. mengeksternalisasikan 4. Untuk
ansietas. mencegah
4. Informasikan kepada terjadinya
keluarga klien tentang ansietas
gejala ansietas. terhadap klien
5. Berikan obat untuk dan keluarganya
menurunkan ansietas. 5. Untuk
mengurangi
ansietas
terhadap klien

2.4.4 Implementasi
Implementasi dapat di sesuaikan dengan intervensi yang
ada.

2.4.5 Evaluasi
2.4.5.a Gangguan persepsi sensorik Penglihatan berhubungan
dengan perubahan resepsi, transmisi dan integrasi sensori.
 Klien dapat menunjukan masalah persepsi sensori
terhadap penglihatan bisa lebih baik.
2.4.5.b Nyeri berhubungan dengan cedera (Misal, biologis, zat
kimia, fisik, psikososial).
 Klien dapat mengatakan nyeri yang dirasakan sudah
hilang atau berkurang
2.4.5.c Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyakit anak.
 Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan
gejala cemas yang di rasakan

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Retinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal dari
neuroretina (sel kerucut sel batang) atau sel glia yang bersifat ganas.
Merupakan tumor ganas intraokuler yang ditemukan pada anak-anak,
terutama pada usia dibawah lima tahun. Tumor berasal dari jaringan retina
embrional. Dapat terjadi unilateral (70%) dan bilateral (30%). Sebagian
besar kasus bilateral bersifat herediter yang diwariskan melalui kromosom.
Pasien dengan retinoblastoma harus diberikan perawatan secara
intensif dan perlunya pengetahuan dari pihak keluarga agar penyakit
tersebut tidak mengalami komplikasi. Dan kita sebagai perawat harus
mampu memberikan edukasi tentang gejala dini retinoblastoma agar dapat
segera diobati.

3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, terutama
penulis. Mohon kritiik dan saran yang membangun demi
menyempurnakan makalah ini dilain kesempatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: EGC.


 Voughan, Dale. 2000. Oftalmologi umum. Jakarta :widya medika.
 Permono, Bambang, dkk. 2006. Buku ajar hematologi-onkologi anak.
Jakarta:Badan Penerbit IDAI.

11

Anda mungkin juga menyukai