Manajemen Alsin
Manajemen Alsin
Oleh : Golongan B
TAHUN 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan Lapang guna mengamati
mesin penggiling daging di Pasar Kreongan . Penulisan Laporan ini guna memenuhi
dan melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Alat dan Mesin, DIV Program Studi
Manajemen Agroindustri, Politeknik Negeri Jember.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya perbaikan
mutu di masa yang akan datang. Harapan saya laporan ini dapat kiranya memberikan
manfaat dan tambahan ilmu, khususnya untuk saya sendiri dan rekan-rekan sesama
mahasiswa-mahasiswi serta bagi yang membaca laporan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.2 Saran.............................................................................................................. 14
LAMPIRAN ...................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
Metode wawancara (inteview) , Yang dimaksud dengan wawancara
(interview) adalah sebagai proses mempermudah keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung (bertatap muka) dengan
tukang pengiling daging yang ada di pasar kreongan.
Metode pengamatan langsung (observasi), Dalam hal ini kami mengamati
mesin penggiling daging secara langsung di pasar kreongan dengan cara di
pandu oleh para pekerja penggiling daging yang ada di pasar kreongan.
Metode dokumentasi, Pengumpulan data secara dokumentasi berarti
mengumpulkan data berdasarkan dokumen yang sudah ada misalnya foto atau
rekaman pada saat melakukan wawancara dengan para pekerja penggiling
daging.
BAB II
2
PEMBAHASAN
Cara kerja mesin penggiling daging ini adalah daging yang telah dipotong
menjadi ukuran tertentu (sesuai ukuran mesin) dimasukkan ke dalam bak penampung.
Ketika mesin dinyalakan akan menggerakkan poros screw sehingga berputar sehingga
akan terjadi proses penggilingan daging yang erada di bak penampung, untuk masuk
ke mesin penggiling yang ada dibawahnya daging bisa dibantu manual dengan tangan
untuk mempercepat proses masuk ke dalam mesin, daging yang telah masuk akan
digilingoleh poros screw dan sebelum keluar akan dicincang oleh pisau yang berada
di ujung mesin sebelum daging keluar. Pisau membantu mencincang daging agar
lebih halus serat-seratnya. 3
3
Poros, Poros merupakan salah satu bagian dar setiap mesin penting. Karena
hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran, oleh
karenanya poros memegang peran utama dalam transmisi dalam sebuah mesin. Poros
dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan penerusan dayanya, yaitu:
- Poros transmisi
Poros macam ini mendapat beban punter dan lentur daya ditransmisikan
kepada poros melalui kopling, roda gigi, pulley, sabuk rantai dan lain-lain.
- Spindel
Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin perkakas
beban utama berupa puntiran dimana disebut spindel. Syarat yang harus
dipenuhi oleh poros ini adalah deformasinya harus kecil, bentuk dan
ukurannya harus presisi.
- Gandar
Poros macam ini harus dipasang diantara roda-roda kereta barang dimana
tidak mendapatkan beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar.
Gandar ini hanya mendapatkan beban lentur kecuali jika digerakkan oleh
penggerak mula, dimana posisi ini akan mengalami beban puntir pula.
4
Bahan Poros , Poros untuk umumnya biasanya dibuat dari baja, batang yang
ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi (disebut bahan S-C) yang dihasilkan
dari ingot yang di- “kill” (baja yang dideoksidakan dengan ferosilikon dan di cor ;
kadar karbon terjamin). Meskipun demikian bahan ini kelurusannya agak kurang
tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang
misalnya bila diberi alur pasak, kaeran ada tegangan sisa didalam terasnya. Tetap
penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatanya
bertambah besar. Poros yang memilik screw dalam perancangan mesin penggiling
daging ini , bahan poros yang dipakai adalah dengan menggunakan bahan S50C,
karena jens ini digunakan untuk konstruksi umum.
Biaya variabel :
5
Soal :
1. Analisis BEP
Pasar kreongan daerah jember memiliki pabrik kecil jasa penggilingan daging.
Dalam satu hari jasa penggilingan daging tersebut menggiling daging sebesar 60 kg
dengan biaya ongkos penggilingan Rp 11.000/kg. total biaya tetap (fixed cost) per
bulan sebesar Rp 1.710.000,sedangkan total biaya variabel (variable cost) sebesar Rp
825.000. hitunglah berapakah tingkat titik impas (BEP) usaha jasa penggilingan
daging tersebut serta berapakah keuntungan yang diperoleh ?
Diketahui : Penggilingan daging/hari = 60 kg
Ongkos Penggilingan = Rp 11.000/kg
FC = Rp 1.710.000
VC = Rp 825.000
Ditanya , Tingkat titik impas (BEP), serta keuntungan yang diperoleh ?
Jawab :
Jadi, jasa penggilingan daging di pasar kreongan akan berada pada kondisi titik impas
jika memproduksi 227,20 kg daging / bulan.
TR = 60 Kg x Rp 11.000
= Rp 660.000/hari
TR/bln = Rp. 660.000 x 30 hari
= Rp 19.800.000
Keuntungan perusahaan = TR – TC
= (Rp 19.800.000) – (Rp 1.710.000 + Rp 825.000)
= Rp 19.800.000 – Rp 2.535.000
= Rp 17.265.000
6
Jadi keuntungan jasa penggilingan daging di pasar kreongan tiap bulannya adalah
sebesar Rp 17.265.000
2. Analisis Sensitivitas
Mesin penggiling daging (meat grinder) diketahui memiliki harga beli sebesar Rp
12.000.000 dengan nilai sisa nol di akhir tahun ke enam. Pendapatan tahunan
diestimasikan sebesar Rp 7.000.000 . Perusahaan menggunakan MARR sebesar 12%
untuk menganalisis kelayakan alternatif investasi tersebut. Buatlah analisis
sensitivitas dengan mengubah nilai-nilai:
a. Tingkat bunga
b. Investasi awal
c. Pendapatan tahunan
pada interval ± 40% dari nilai-nilai yang diestimasikan di atas dan tentukan batas-
batas nilai parameter yang mengakibatkan keputusan tersebut bisa berubah (batas-
batas kelayakan).
Jawab :
A = 7 juta
0 1 2 3 4 5 6
I = 12 juta
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A,12%,6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(4,1115)
= Rp 16.780.500, layak karena NPW > 0
a. Apabila suku bunga (i) berubah ±40% dari suku bunga estimasi maka:
Bertambah 40%
NPW = -12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;16,8%;6)
= -12.000.000 + Rp 7.000.000(3,6079)
= Rp 13.255.300
Bertambah 30%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;15,6%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(3,7241)
7
= Rp 14.068.700
Bertambah 20%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;14,4%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(3,8664)
= Rp 14.924.800
Bertambah 10%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;13,2%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(3,9753)
= Rp 15.825.100
Berkurang 10%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;10,8%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(4,2550)
= Rp 17.785.000
Berkurang 20%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;9,6%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(4,4067)
= Rp 18.846.900
Berkurang 30%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;8,4%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(4,5673)
= Rp 19.971.100
Berkurang 40%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;7,2%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(4,7372)
= Rp 21.160.400
Keputusan menjadi tidak layak jika NPW bernilai negatif. Batas perubahan ini akan
diperoleh melalui nilai ROR (NPW=0)
8
0 = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A,i%,6)
Rp 12.000.000= Rp 7.000.000(P/A,i%,6)
1.714 = (P/A,i%,6)
i = 12%
9
NPW = 0 bila besar investasi :
P = Rp 7.000.000(P/A,12%,6)
= Rp 7.000.000(4,1115)
= Rp 28.780.500
Jadi investasi menjadi tidak layak jika biaya investasi lebih besar dari Rp 28.780.500
atau meningkat sebesar 311.15% dari Rp 12.000.000
10
= -Rp 12.000.000+ Rp 6.300.000(4,1115)
= Rp 13.902.450
Berkurang 20%
NPW = -Rp 12.000.000+ Rp 7.000.000(0,8)(P/A;12%;6)
= -Rp 12.000.000+ Rp 5.600.000(4,1115)
= Rp 11.024.400
Berkurang 30%
NPW = -Rp 12.000.000+ Rp 7.000.000(0,7)(P/A;12%;6)
= -Rp 12.000.000+ Rp 4.900.000(4,1115)
= Rp 8.146.350
Berkurang 40%
NPW = -Rp 12.000.000+ Rp 7.000.000(0,6)(P/A;12%;6)
= -Rp 12.000.000+ Rp 4.200.000(4,1115)
= Rp 5.268.300
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari banyaknya para pengusaha bakso dan sosis yang
terdapat di sekitar kita ternyata masih banyak menemui kendala dalam industri kecil
mereka, karena sulitnya mengelolah bahan utama (daging) karena mereka harus pergi
dahulu ke pasar untuk membeli dan menghaluskan daging yang mereka beli. Mesin
penggiling daging merupakan mesin yang digunakan untuk menggiling daging yaitu
menghancurkan dan menghaluskan daging agar bisa dimanfaatkan untuk proses
selanjutnya
3.2 Saran
Pada saat proses penggilingan daging di pasar kreongan harus lebih
meningkatkan keefektivan tenaga kerja agar proses penggilingan berjalan dengan
lancar dan waktu yang di jalankan lebih efisien , sehingga mampu membantu para
pengusaha yang berwirausaha di dibidang produksi daging lebih memiliki waktu
yang banyak dan dapat meningkatkan produktivitas para pengusaha tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. http://magazinearticlevirgo.blogspot.co.id/2015/11/mesin-giling-daging-menggeser-
alat.html
2. http://inueds.blogspot.co.id/2013/02/desain-mesin-penggiing-daging.html
13
LAMPIRAN :
14
15
16