Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANG

MESIN PENGGILING DAGING DI PASAR KREONGAN

MANAJEMEN ALAT DAN MESIN

Oleh : Golongan B

1. Desi Dwi Ratnawati (D41160606)

2. Maysi Nur Aminda (D41160614)

3. Indri Wahyuni (D41160659)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGROINDUSTRI

JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

TAHUN 2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan Lapang guna mengamati
mesin penggiling daging di Pasar Kreongan . Penulisan Laporan ini guna memenuhi
dan melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Alat dan Mesin, DIV Program Studi
Manajemen Agroindustri, Politeknik Negeri Jember.

Selanjutnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu


Mata Kuliah Manajemen Alat dan Mesin. Semoga laporan ini dapat berguna untuk
menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang manajemen Alat dan Mesin,
sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya perbaikan
mutu di masa yang akan datang. Harapan saya laporan ini dapat kiranya memberikan
manfaat dan tambahan ilmu, khususnya untuk saya sendiri dan rekan-rekan sesama
mahasiswa-mahasiswi serta bagi yang membaca laporan ini.

Jember, 1 Desember 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 1


1.2 Tujuan............................................................................................................ 1
1.3 Metode Pengumpulan Data dan Informasi.................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mesin Penggiling Daging................................................................ 3


2.2 Cara Kerja Mesin Penggiling Daging........................................................... 4
2.3 Hasil Pengamatan ...……………………………………………………….. 5
2.4 Analisis Pengamatan...……………………………………………………....6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 14

3.2 Saran.............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

LAMPIRAN ...................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman modern ini berkembangnya ilmu dan pengetahuan teknologi serta


makin majunya kehidupan manusia dan juga meningkatnya usaha dimana-mana tidak
terkecuali usaha penjualan bakso, dan sosis dengan berbahan baku daging yang
mengalami kemajuan. Dalam kehidupan sehari-hari banyaknya para pengusaha bakso
dan sosis yang terdapat di sekitar kita ternyata masih banyak menemui kendala dalam
industri kecil mereka, karena sulitnya mengelolah bahan utama (daging) karena
mereka harus pergi dahulu ke pasar untuk membeli dan menghaluskan daging yang
mereka beli. Namun hal demikian dapat membantu para pengusaha dengan adanya
mesin penggiling daging di pasar pasar tradisional dalam melancarkan usaha mereka
karena dengan adanya mesin penggiling daging maka akan mempercepat proses
produksi dan tidak menyita waktu yang lebih lama, sehingga para pengusaha akan
memiliki waktu yang lebih banyak serta lebih efisien lagi dalam hal pembuatan bakso
ataupun sosis.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui nama mesin penggiling daging di pasar kreongan


2. Mengetahui cara kerja dari mesin penggiling daging di pasar kreongan
3. Melakukan analisis terhadap mesin penggiling daging di pasar kreongan.

1.3 Metode Pengumpulan Data

Untuk pembuatan laporan dan analisis kelayakan mesin ini,penulis


membutuhkan data-data sebagai acuan dalam proses analisis dari kelayakan mesin
tersebut. Untuk itu penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data.

Adapun metode pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :

1
 Metode wawancara (inteview) , Yang dimaksud dengan wawancara
(interview) adalah sebagai proses mempermudah keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung (bertatap muka) dengan
tukang pengiling daging yang ada di pasar kreongan.
 Metode pengamatan langsung (observasi), Dalam hal ini kami mengamati
mesin penggiling daging secara langsung di pasar kreongan dengan cara di
pandu oleh para pekerja penggiling daging yang ada di pasar kreongan.
 Metode dokumentasi, Pengumpulan data secara dokumentasi berarti
mengumpulkan data berdasarkan dokumen yang sudah ada misalnya foto atau
rekaman pada saat melakukan wawancara dengan para pekerja penggiling
daging.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mesin Penggiling Daging (Meat Grinder)

Mesin penggiling daging merupakan mesin yang digunakan untuk menggiling


daging yaitu menghancurkan dan menghaluskan daging agar bisa dimanfaatkan untuk
proses selanjutnya. Konstruksinya terdiri dari mesin penggiling yang digerakkan oleh
kekuatan roda penggiling yang berputar pada kecepatan yang diperlukan (ditentukan
oleh diameter roda dan pabrikan rating, biasanya dengan formula perhitungan teknis)
dan alas/tempat tidur beserta perlengkapan untuk memandu dan memegang kerja
piece. Kepala penggilingan dapat dikendalikan untuk melakukan perjalanan dibagian
pekerjaan tetap atau benda kerja yang dapat dipindahkan sementara kepala
menggiling tetap dalam posisinya. 3

2.2 Cara Kerja Mesin Penggiling Daging (Meat Grinder)

Cara kerja mesin penggiling daging ini adalah daging yang telah dipotong
menjadi ukuran tertentu (sesuai ukuran mesin) dimasukkan ke dalam bak penampung.
Ketika mesin dinyalakan akan menggerakkan poros screw sehingga berputar sehingga
akan terjadi proses penggilingan daging yang erada di bak penampung, untuk masuk
ke mesin penggiling yang ada dibawahnya daging bisa dibantu manual dengan tangan
untuk mempercepat proses masuk ke dalam mesin, daging yang telah masuk akan
digilingoleh poros screw dan sebelum keluar akan dicincang oleh pisau yang berada
di ujung mesin sebelum daging keluar. Pisau membantu mencincang daging agar
lebih halus serat-seratnya. 3

3.3 Komponen Utama Meat Grinder

3
Poros, Poros merupakan salah satu bagian dar setiap mesin penting. Karena
hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran, oleh
karenanya poros memegang peran utama dalam transmisi dalam sebuah mesin. Poros
dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan penerusan dayanya, yaitu:

- Poros transmisi
Poros macam ini mendapat beban punter dan lentur daya ditransmisikan
kepada poros melalui kopling, roda gigi, pulley, sabuk rantai dan lain-lain.

- Spindel

Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin perkakas
beban utama berupa puntiran dimana disebut spindel. Syarat yang harus
dipenuhi oleh poros ini adalah deformasinya harus kecil, bentuk dan
ukurannya harus presisi.

- Gandar

Poros macam ini harus dipasang diantara roda-roda kereta barang dimana
tidak mendapatkan beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar.
Gandar ini hanya mendapatkan beban lentur kecuali jika digerakkan oleh
penggerak mula, dimana posisi ini akan mengalami beban puntir pula.

Menurut bentuknya, poros dapat digolongkan sebagai poros lurus, poros


engkel, dll. Pada poros yang memiliki jari-jari atau cabang maka pada tiap cabang
saat berputar akan terjadi gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal adalah gaya yang terjadi
apabila benda bergerak melingkaryang arahnya menjauhi pusat lingkaran dimana
nilainya adalah positif. Apabila cabang poros saling berpasangan maka akan saling
meniadakan gaya sentrifugal yang dialami tiap cabang.

4
Bahan Poros , Poros untuk umumnya biasanya dibuat dari baja, batang yang
ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi (disebut bahan S-C) yang dihasilkan
dari ingot yang di- “kill” (baja yang dideoksidakan dengan ferosilikon dan di cor ;
kadar karbon terjamin). Meskipun demikian bahan ini kelurusannya agak kurang
tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang
misalnya bila diberi alur pasak, kaeran ada tegangan sisa didalam terasnya. Tetap
penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatanya
bertambah besar. Poros yang memilik screw dalam perancangan mesin penggiling
daging ini , bahan poros yang dipakai adalah dengan menggunakan bahan S50C,
karena jens ini digunakan untuk konstruksi umum.

2.3 Hasil Pengamatan

 Nama mesin : mesin penggiling daging ( meat grinder)


 Spesifikasi mesin :
- Tipe : 8 ½ BK
- Efisiensi : 30 kg/jam
- Voltage : 450 V
- Berat : 80 kg
- Dimensi : 100 x 42 x 100 cm
- Frekuensi : 45 Hz
 Biaya Tetap/bln :

- Biaya Listrik : Rp. 150.000


- Biaya Tenaga Kerja: Rp. 60.000
- Biaya Sewa : Rp. 1.500.000
Total Biaya Tetap : Rp. 1.710.000

 Biaya variabel :

- Biaya Solar : Rp. 825.000


Total biaya variabel : Rp 825.000

2.4 Analisis pengamatan

5
Soal :
1. Analisis BEP
Pasar kreongan daerah jember memiliki pabrik kecil jasa penggilingan daging.
Dalam satu hari jasa penggilingan daging tersebut menggiling daging sebesar 60 kg
dengan biaya ongkos penggilingan Rp 11.000/kg. total biaya tetap (fixed cost) per
bulan sebesar Rp 1.710.000,sedangkan total biaya variabel (variable cost) sebesar Rp
825.000. hitunglah berapakah tingkat titik impas (BEP) usaha jasa penggilingan
daging tersebut serta berapakah keuntungan yang diperoleh ?
Diketahui : Penggilingan daging/hari = 60 kg
Ongkos Penggilingan = Rp 11.000/kg
FC = Rp 1.710.000
VC = Rp 825.000
Ditanya , Tingkat titik impas (BEP), serta keuntungan yang diperoleh ?
Jawab :

Maka BEP (unit) dapat dihitung sebagai berikut :

Jadi, jasa penggilingan daging di pasar kreongan akan berada pada kondisi titik impas
jika memproduksi 227,20 kg daging / bulan.

TR = 60 Kg x Rp 11.000
= Rp 660.000/hari
TR/bln = Rp. 660.000 x 30 hari
= Rp 19.800.000
Keuntungan perusahaan = TR – TC
= (Rp 19.800.000) – (Rp 1.710.000 + Rp 825.000)
= Rp 19.800.000 – Rp 2.535.000
= Rp 17.265.000

6
Jadi keuntungan jasa penggilingan daging di pasar kreongan tiap bulannya adalah
sebesar Rp 17.265.000

2. Analisis Sensitivitas
Mesin penggiling daging (meat grinder) diketahui memiliki harga beli sebesar Rp
12.000.000 dengan nilai sisa nol di akhir tahun ke enam. Pendapatan tahunan
diestimasikan sebesar Rp 7.000.000 . Perusahaan menggunakan MARR sebesar 12%
untuk menganalisis kelayakan alternatif investasi tersebut. Buatlah analisis
sensitivitas dengan mengubah nilai-nilai:
a. Tingkat bunga
b. Investasi awal
c. Pendapatan tahunan
pada interval ± 40% dari nilai-nilai yang diestimasikan di atas dan tentukan batas-
batas nilai parameter yang mengakibatkan keputusan tersebut bisa berubah (batas-
batas kelayakan).
Jawab :

A = 7 juta

0 1 2 3 4 5 6
I = 12 juta
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A,12%,6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(4,1115)
= Rp 16.780.500, layak karena NPW > 0
a. Apabila suku bunga (i) berubah ±40% dari suku bunga estimasi maka:
 Bertambah 40%
NPW = -12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;16,8%;6)
= -12.000.000 + Rp 7.000.000(3,6079)
= Rp 13.255.300
 Bertambah 30%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;15,6%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(3,7241)

7
= Rp 14.068.700
 Bertambah 20%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;14,4%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(3,8664)
= Rp 14.924.800
 Bertambah 10%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;13,2%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(3,9753)
= Rp 15.825.100
 Berkurang 10%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;10,8%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(4,2550)
= Rp 17.785.000
 Berkurang 20%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;9,6%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(4,4067)
= Rp 18.846.900
 Berkurang 30%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;8,4%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(4,5673)
= Rp 19.971.100
 Berkurang 40%
NPW = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A;7,2%;6)
= -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(4,7372)
= Rp 21.160.400

Keputusan menjadi tidak layak jika NPW bernilai negatif. Batas perubahan ini akan
diperoleh melalui nilai ROR (NPW=0)

8
0 = -Rp 12.000.000 + Rp 7.000.000(P/A,i%,6)
Rp 12.000.000= Rp 7.000.000(P/A,i%,6)
1.714 = (P/A,i%,6)
i = 12%

b. Perubahan investasi awal pada interval ±40%


 Bertambah 40%
NPW = -Rp 12.000.000 (1,4) + Rp 7.000.000(P/A;12%;6)
= -Rp 16.800.000 + Rp 7.000.000(4,1115)
= Rp 11.980.500
 Bertambah 30%
NPW = -Rp 12.000.000 (1,3) + Rp 7.000.000(P/A;12%;6)
= -Rp 15.600.000 + Rp 7.000.000(4,1115)
= Rp 13.180.500
 Bertambah 20%
NPW = -Rp 12.000.000 (1,2) + Rp 7.000.000(P/A;12%;6)
= -Rp 14.400.000 + Rp 7.000.000(4,1115)
= Rp 14.380.500
 Bertambah 10%
NPW = -Rp 12.000.000 (1,1) + Rp 7.000.000(P/A;12%;6)
= -Rp 13.200.000 + Rp 7.000.000(4,1115)
= Rp 15.580.500
 Berkurang 10%
NPW = -Rp 12.000.000 (0,9) + Rp 7.000.000(P/A;12%;6)
= -Rp 10.800.000 + Rp 7.000.000(4,1115)
= Rp 17.980.500
 Berkurang 20%
NPW = -Rp 12.000.000 (0,8) + Rp 7.000.000(P/A;12%;6)
= -Rp 9.600.000 + Rp 7.000.000(4,1115)
= Rp 19.180.500
 Berkurang 30%
NPW = -Rp 12.000.000 (0,7) + Rp 7.000.000(P/A;12%;6)
= -Rp 8.400.000+ Rp 7.000.000(4,1115)
= Rp 20.380.500
 Berkurang 40%
NPW = -Rp 12.000.000 (0,6) + Rp 7.000.000(P/A;12%;6)
= -Rp 7.200.000 + Rp 7.000.000(4,1115)
= Rp 21.580.500

9
NPW = 0 bila besar investasi :
P = Rp 7.000.000(P/A,12%,6)
= Rp 7.000.000(4,1115)
= Rp 28.780.500
Jadi investasi menjadi tidak layak jika biaya investasi lebih besar dari Rp 28.780.500
atau meningkat sebesar 311.15% dari Rp 12.000.000

c. Apabila pendapatan tahunan berubah ±40% dari estimasi awal maka:


 Bertambah 40%
NPW = -Rp 12.000.000+ Rp 7.000.000(1,4)(P/A;12%;6)
= -Rp 12.000.000+ Rp 9.800.000 (4,1115)
= Rp 28.292.700
 Bertambah 30%
NPW = -Rp 12.000.000+ Rp 7.000.000(1,3)(P/A;12%;6)
= -Rp 12.000.000+ Rp 9.100.000(4,1115)
= Rp 25.414.650
 Bertambah 20%
NPW = -Rp 12.000.000+ Rp 7.000.000(1,2)(P/A;12%;6)
= -Rp 12.000.000+ Rp 8.400.000(4,1115)
= Rp 22.536.600
 Bertambah 10%
NPW = -Rp 12.000.000+ Rp 7.000.000(1,1)(P/A;12%;6)
= -Rp 12.000.000+ Rp 7.700.000(4,1115)
= Rp 19.658.550
 Berkurang 10%
NPW = -Rp 12.000.000+ Rp 7.000.000(0,9)(P/A;12%;6)

10
= -Rp 12.000.000+ Rp 6.300.000(4,1115)
= Rp 13.902.450

 Berkurang 20%
NPW = -Rp 12.000.000+ Rp 7.000.000(0,8)(P/A;12%;6)
= -Rp 12.000.000+ Rp 5.600.000(4,1115)
= Rp 11.024.400
 Berkurang 30%
NPW = -Rp 12.000.000+ Rp 7.000.000(0,7)(P/A;12%;6)
= -Rp 12.000.000+ Rp 4.900.000(4,1115)
= Rp 8.146.350
 Berkurang 40%
NPW = -Rp 12.000.000+ Rp 7.000.000(0,6)(P/A;12%;6)
= -Rp 12.000.000+ Rp 4.200.000(4,1115)
= Rp 5.268.300

NPW = 0 bila besar investasi :


Rp 12.000.000= A(P/A,12%,6)
Rp 12.000.000= A(4,1115)
A = Rp 2.918.642
Jadi investasi menjadi tidak layak jika pendapatan tahunan kurang dari Rp 2.918.642
atau berkurang sebesar 75,68% Rp 7.000.000

11
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam kehidupan sehari-hari banyaknya para pengusaha bakso dan sosis yang
terdapat di sekitar kita ternyata masih banyak menemui kendala dalam industri kecil
mereka, karena sulitnya mengelolah bahan utama (daging) karena mereka harus pergi
dahulu ke pasar untuk membeli dan menghaluskan daging yang mereka beli. Mesin
penggiling daging merupakan mesin yang digunakan untuk menggiling daging yaitu
menghancurkan dan menghaluskan daging agar bisa dimanfaatkan untuk proses
selanjutnya

3.2 Saran
Pada saat proses penggilingan daging di pasar kreongan harus lebih
meningkatkan keefektivan tenaga kerja agar proses penggilingan berjalan dengan
lancar dan waktu yang di jalankan lebih efisien , sehingga mampu membantu para
pengusaha yang berwirausaha di dibidang produksi daging lebih memiliki waktu
yang banyak dan dapat meningkatkan produktivitas para pengusaha tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. http://magazinearticlevirgo.blogspot.co.id/2015/11/mesin-giling-daging-menggeser-
alat.html

2. http://inueds.blogspot.co.id/2013/02/desain-mesin-penggiing-daging.html

13
LAMPIRAN :

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai