Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain karena penerapan

kemajuan teknologi oleh manusia guna mendapatkan kualitas hidup yang lebih

baik, namum di sisi lain dapat menimbulkan dampak yang justru merugikan

kelangsungan hidup manusia. Dampak tersebut harus dicegah karena

keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh kegiatan industri dan teknologi

tersebut. Jika keseimbangan lingkungan terganggu maka kualitas lingkungan

juga berubah. Padahal kenyamanan hidup banyak ditentukan oleh daya dukung

alam atau kualitas lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Wardhana, 1999).

Menurut Sugiharto (2005), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari

manusia dan rumah tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta

buangan lainnya. Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat

kotoran umum

Berdasarkan sumber penghasilnya, air limbah berasal dari berbagai jenis

kegiatan seperti perumahan, industri, pertanian dan perkebunan. Jenis polutan

yang dihasilkan oleh industri tergantung pada jenis industrinya sendiri, bahan

1
baku, proses industri, bahan bakar, sistem pengelolaan limbah cair yang

digunakan (Mukono, 2006).

Sebagai patokan dapat dipergunakan acuan bahwa 85-95% dari jumlah air

yang dipergunakan menjadi air limbah apabila industri tersebut tidak

menggunakan kembali air limbah tersebut (Sugiharto, 2005).

Sedangkan pada kegiatan industri, jenis dan sumber limbah yang dihasilkan oleh

industri sebagai berikut (Setiadi, 2003):

 Industri makanan, diantaranya industri pengalengan, permen, bir, susu dan

keju, pemrosesan produk pertanian, pemrosesan daging. Limbahnya

merupakan senyawa organik dalam bentuk suspensi, koloid dan larutan.

 Industri logam dan pertambangan. Volume limbahnya besar dan mengandung

banyak padatan tersuspensi.

 Industri pemrosesan bahan bakar, seperti oil refinery, gas reforming.

Limbahnya bersifat toksik.

 Industri kimia, seperti industri pupuk, logam berat, pestisida dan farmasi.

Limbahnya bersifat toksik

 Industri elektroplating dan engineering works. Limbahnya bersifat toksik.

 Industri tekstil, penyamakan kulit dan kertas. Limbahnya berupa zat organik.

Pengolahan air limbah industri bertujuan untuk mengurangi dampak negatif

terhadap lingkungan dilakukan dengan mengurangi jumlah dan kekuatan air

limbah industri sebelum dibuang ke perairan penerima.Tingkat pengurangan

2
yang diperlukan dapat diperkirakan berdasarkan data karakteristik air limbah dan

persyaratan baku mutu lingkungan yang berlaku.

B. Tujuan

1. Umum

Memahami konsep dan aplikasi K3 dan kesehatan lingkungan di PT.

Jababeka infrastruktur bagi mahasiswa kesehatan lingkungan.

2. Khusus

a. Mahasiswa mampu mengetahui Konsep K3 PT. Jababeka Infrastruktur

b. Mahasiswa mampu mengetahui Konsep Kesehatan Lingkungan PT

Jababeka Infrastruktur

c. Mahasiswa mampu mengetahui aplikasi K3 PT Jababeka Infrastruktur

d. Mahasiswa mampu mengetahui aplikasi Kesehatan lingkungan PT

Jababeka Infrastruktur

C. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

a. Mahasiswa mengetahui sistem K3 dan Kesehatan Lingkungan di PT

Jababeka Infrastruktur.

b. Menambah wawasan mahasiswa tentang K3 dan Kesehatan Lingkungan di

PT Jababeka Infrastruktur.

c. Menambah keterampilan mahasiswa tentang K3 dan Kesehatan

Lingkungan dari PT. Jababeka Infrastruktur.

3
2. Bagi institusi

a. Dapat menyesuaikan antara program kurikulum K3 dan Kesehatan

Lingkungan di perusahaan.

b. Meningkatkan kompetensi K3 dan Kesehatan Lingkungan mahasiswa dan

dosen.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah

PT Jababeka Infrastruktur WTP industri berdiri pada tahun 1993 dengan luas

wilayah 3,8 hektar. Dan Dipimpin oleh Tjahjadi Rahadja sebagai presiden

direktur. PT Jababeka Infrasturtur merupakan perusahaan yang mengolah air

limbah yang bersumber dari pabrik-pabrik yang berada di dalam kawasan

industri jababekka.

PT Jababeka Infrastruktur memiliki dan mengelola 2 (dua) unit Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas 208 liter/detik di Kawasan

Industri Jababeka Tahap I dan 125 liter/detik di Tahap II. IPAL beroperasi 24 jam

setiap hari dan berfungsi mengolah limbah dari seluruh industri yang berada di

dalam Kawasan Industri Jababeka serta industri-industri sekitarnya. Pada

dasarnya semua air limbah yang masuk ke dalam system saluran air limbah

Kawasan Industri Jababeka harus sudaj memenuhi ketentuan dan standar yang

berlaku yang antara lain kadar COD max. 800 mg/l dan BOD max. 500 mg/l.

PT. Jababeka Infrstruktur memonitor kualitas air limbah yang dibuang oleh

pabrik-pabrik di dalam kawasan, untuk mengetahui apakah limbah yang dibuang

5
oleh pabrik sudah memenuhi standar pembuangan demi keberhasilan pengolahan

air limbah selanjutnya.

B. Zona Lingkungan

Kota Jababeka terletak 35 km sebelah timur dari pusat bisnis Jakarta dan

mencakup daerah Cikarang, yang merupakan bagian dari Kabupaten Bekasi.

Luas Kabupaten Bekasi 150.000 ha dan berbagi perbatasan dengan Kabupaten

Karawang di sebelah Timur, Bogor di sebelah Selatan dan Jakarta di sebelah

Barat. Laut Jawa terletak di Utara Kabupaten Bekasi.

Kota Jababeka dapat diakses dengan mudah dari jalan tol Bekasi-Cikampek

(jalan raya) dan dilayani oleh gerbang tol Cikarang Barat & Lemahabang

kilometer 31 (pintu keluar jalan tol di kilometer 28). Waktu jarak tempuh antara

Kota Jababeka dan Jakarta Pusat dengan mobil adalah sekitar 1 – 1,5 jam.

C. Jumlah Karyawan

PT Jababeka Infrastruktur memiliki karyawan sebanyak 20 orang yang

bekerja di lapangan sementara untuk keseluruhan karyawan sebanyak ±500

orang. Pengolahan air limbah beroperasi selama 24 jam. Sehingga waktu bekerja

karyawan dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi, siang dan malam dimana setiap

shiftnya karyawan bekerja sebanyak 8 jam/hari.

6
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Proses Pengolahan Limbah dari Beberapa Industri

Instalasi pengolahan limbah PT Jababeka Infrastruktur memiliki tahapan yang

berlapis, guna memastikan air yang keluar nantinya sudah memenuhi standar

baku mutu. Sistem pengolahan air limbah yang digunakan PT Jababeka

Infrastruktur adalah Biologycal Aerobic Traetment, yaitu pengolahan secara

biologis dengan lumpur aktif yang dibantu dengan proses fisik dan mekanik.

Air limbah yang berasal dari industri dibuang kesaluran khusus air limbah

menuju ke pusat pengolahan air limbah secara gravitasi menuji lifting Pump.

Selanjutnya air limbah tersebut dipompa ke pusat pengolahan air limbah melalui

Influent Pump. Saluran air limbah tersebut kemudia dipompa ke Grit Chamber

yang berfungsi untuk mengendapkan pasir, krikil, dan sejenisnya yang

mempunyai berat jenis lebih besar dari air. Selanjutnya air limbah akan mengalir

secara gravitasi menuju ke Primary Settling Tank, dalam unit ini zat padat

tersuspensi akan mengendap, dengan adanys busa, lemak, atau benda-benda

mengapung yang biasa terdapat di dalam air limbah dipisahkan dan ditampung ke

Scum Collectior untuk dipompakan ke unit Belt Filter Press, bersama-sama

dengan Sludge yang mengendap melalui Pipa Sludge yang ada di dasar Primary

Settling Tank.

7
Air limbah mengalami proses aerasi selama 20-24 jam untuk mendapatkan

oksigen sebagai kebutuhan dasar dalam proses oksidasi biologis. Pada proses ini

mikroorganisme dalam lumpur aktif berfungsi sebagai pengurai zat-zat pencemar

baik yang terlarut maupun tersuspensi untuk menghasilkan Biologycal Floc,

untuk kemudian mengalir ke Distribution Box bagian pertama, kemudian

dialirkan menuju ke Secondary Settling Tank untuk proses pengendapan. Proses

pengendapan ini bertujuan untuk memisahkan antara air yang sudah jernih dengan

Biologycal Floc sehingga didapatkan kualitas air yang sudah memenuhi standar

kualitas buangan air limbah untuk dibuang ke badan air yang dikeluarkan oleh

Pemerintah (Saluran Cikarang Bekasi Laut/Sungai Cilemahabang).

Selama proses pengolahan air limbah, dilakukan pemantauan kualitas air

limbah oleh Unit Laboratorium sehingga akan selalu didapatkan kenerja IPAL

yang terkendali dari hasil pengolahan yang terjaga kualitasnya. Aktivitas dan

dokumentasi pengendalian dan pemantauan kualitas ini sesuai dengan Pedoman

Kebijakan Mutu ISO 9001:2000 yang sertifikasinya telah diperoleh kota Jababeka

sejak tahun 2002.

B. Kebijakan K3

Di PT Jababeka Infrastruktur telah memiliki kebijakan K3, setiap karyawan

diberi informasi, petunjuk kewajiban melaksanakan pekerjaan dengan

memperhatikan dan melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja. Pedoman

kebijakan K3 di PT Jababeka Infrastruktur mengacu pada OHSAS 18001 yaitu

untuk kesehatan dan keselamatan kerja pada 18 Desember 2011, serta bekerja

8
sesuai SOP dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja yang bertujuan untuk

mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero

accident). Alat pelindung diri pada PT Jababeka Infrastruktur sebagai berikut :

a) Dalam Ruangan

1) Pump station

- Masker

- Sepatu Karet

- Sarung Tangan

- Pakaian Khusus

- Pancuran Darurat/Pencuci Mata

2) Grid Chamber

- Sepatu Boot

- Sarung Tangan

- Helmet

b) Luar Ruangan

1) Sepatu Karet

2) Helmet

3) Sarung Tangan

4) Rompi

5) Masker

9
C. Kebijakan KLH

PT Jababeka Infrastruktur sebagai pengelola kawasan kota Jababeka,

menerapkan Kebijakan Lingkungan Hidup sesuai dengan ISO 14001 dalam

bidang sistem mananajemen lingkungan. Sistem manajemen lingkungan

digunakan sebagai alat untuk mengdalikan dan mencegah pencemaran lingkungan

akibat kegiatan atau produksi yang dilakukan oleh berbagai industri/pabrik yang

berguna untuk mempertahankan kelestarian lingkungan, dimana fokus terhadap

pengendalian aspek lingkungan atau arah aktifitas produk dan pelayanan dan

berkenaan dengan pengololaan lingkungan misalnya, emisi udara, tanah dan air.

Dengan adanya ISO 14001 membuktikan bahwa Jababeka dapat

mempertahankan komitmennya terhadap “Green” dimana selalu menerapkan

sistem manajemen lingkungan yang baik sehingga aman dari limbah berbahaya

dan turut serta mencegah pencemaran lingkungan sehingga menciptakan kota

sehat.

PT Jababeka Infrastruktur memberikan informasi kepada tenaga kerja pada

setiap area/lingkungan, tentang kewajiban melaksanakan pekerjaan dengan

memperhatikan dan melaksanakan kebijakan dalam kesehatan lingkungan hidup,

adapun kebijakan tersebut sebagai berikut:

1. Papan peringatan

2. Pengolahan sampah

3. Petunjuk arah

4. Dilarang merokok

10
D. Penerapan K3

Penerapan K3 PT Jababeka Infrastruktur sudah berjalan secara menyeluruh

serta bekerja sesuai SOP dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja. PT

Jababeka Infrastruktur selalu memperhatikan faktor K3 yang bertujuan untuk

mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja. Penerapan

konsep yang tidak boleh dianggap sepele sebagai upaya pencegahan kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja, melainkan harus dianggap sebagai bentuk

investasi jangka panjang yang memberi keuntungan pada masa yang akan datang.

PT Jababeka Infrastruktur juga menyediakan:

1. Poster tentang penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

2. Alat pancuran darurat dan pencuci mata darurat yang di peruntukan untuk

yang terpapar Air limbah yang ada PT Jababeka.

3. Alat Apar untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran

4. Kotak P3K

5. Alat pelindung diri (APD) untuk karyawan di PT Jababeka Infrastruktur

E. Penarapan KLH

Penerapan KLH pada PT. Jababeka Infrastruktur telah sesuai dengan

kebijakan yang telah di tetapkan serta mengacu pada ISO 14001, seperti adanya

papan peringatan, tempat sampah yang terpisah, petunjuk arah, pengolahan

sampah, dan terdapat kawasan tanpa rokok. Penampungan sampah sementara

dilaksanakan secara terpisah antara organik dan anorganik. Sampah organik di

11
olah oleh perusahaan dibuat menjadi pupuk sedangkan sampah anorganik dijual

ketempat pengepul dan untuk sampah B3 di pihak tigakan.

F. Identefikasi Bahaya.

Adapun bahaya yang dapat ditimbulkan yaitu :

1) Terpeleset

2) Terkena percikan air limbah

3) Tercebur ke kolam air limbah

4) Sesak nafas

5) Menginjak benda tajam

12
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

PT Jababeka Infrastruktur memiliki dan mengelola 2 (dua) unit Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas 208 liter/detik di Kawasan

Industri Jababeka Tahap I dan 125 liter/detik di Tahap II. IPAL beroperasi 24 jam

setiap hari dan berfungsi mengolah limbah dari seluruh industri yang berada di

dalam Kawasan Industri Jababeka serta industri-industri sekitarnya. Pada

dasarnya semua air limbah yang masuk ke dalam system saluran air limbah

Kawasan Industri Jababeka harus sudaj memenuhi ketentuan dan standar yang

berlaku yang antara lain kadar COD max. 800 mg/l dan BOD max. 500 mg/l.

PT Jababeka Infrastruktur mengacu pada ISO 14001 dalam bidang sistem

manajemen lingkungan dan OHSAS 18001 untuk kesehatan dan keselamatan

kerja. PT Jababeka Infrastruktur selalu memperhatikan faktor K3 yang bertujuan

untuk mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja.

Penerapan konsep yang tidak boleh dianggap sepele sebagai upaya pencegahan

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, melainkan harus dianggap sebagai

bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan pada masa yang akan

datang. Identifikasi bahaya yang dapat ditimbulkan di PT Jababeka Infrastruktur

13
yaitu terpeleset, terkena percikan air limbah, tercebur ke kolam air limbah, sesak

nafas dan menginjak benda tajam

B. Saran

1. Mahasiswa harus lebih aktif dalam mengajukan pertanyaan yang berkaitan

dengan air limbah agar kunjungan industri di PT Jababeka Infrastruktur

menjadi lebih efektif.

2. Sebelum melakukan kunjungan di PT Jababeka Infrastruktur sabaiknya

malakukan berbagai persiapan, misalnya menyiapkan pertanyaan guna

menggali informasi yang labih banyak.

14

Anda mungkin juga menyukai