1. Definisi
Saponin adalah glikosida yang ada dalam berbagai macam tanaman. Ada tiga sifat khas
senyawa ini, yaitu rasanya pahit, membentuk buih dalam larutan berair, dan dapat menyebabkan
hemolisis sel-sel darah merah. Saponin sangat beracun pada ikan dan hewan-hewan air berdarah
dingin lainnya, pengaruhnya pada hewan tingkat tinggi bervariasi. Secara kimiawi, saponin ada
dua macam kelompok tergantung sifat gugus sapogenin yang mengikat heksosa, pentosa atau
asam uronat. Sapogenin adalah steroid (C27) atau triterpenoid (C30).
b. Organisme laut
Saponin yang terkandung dalam organisme laut berperan sebagai agen toksik untuk
melindungi diri dari predator. Saponin ini mampu menyababkan kerusakan insang yang
beribas pada gangguan respirasi ikan, sehinga mengakibatkan kematian pada ikan. Tidak
hanya melalui mekanisme tersebut, ternyata saponin juga dapat memberikan aktivitas toksik
lain yaitu mengganggu regulasi ion dan tekanan osmotik. Contoh organisme laut yang
mengandung saponin adalah :
Swartzia madagascaries (Leguminosae)
Sesbania sesban (Leguminosae)
Neoratautanenia pseudopachyrhiza (Leguminosae)
Sapindus saponaria (Sapindaceae)
Securidaca longepedunculata (Polugalaceae)
Xeromphis spinosa (Rubiaceae)
Timun laut / teripang (Echinodermata)
Toksin saponin dalam timun laut diketahui tidak toksik pada manusia, melainkan justru
dapat beraktivitas sebagai antitumor.
Saluran Pencernaan
Absorbsi
Sirkulasi
Hati
Darah dan
fotosensitisasi
Distribusi/ Limpe
Metabolism
e
Feses Urin
Ekskresi
Saponin masuk ke dalam tubuh melalui proses penelanan. Saponin yang terkandung
dalam bahan makanan yang masuk kedalam tubuh akan terproses di dalam saluran pencernaan.
Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut sebagai Sapotoksin yang dapat
menyebabkan kerusakan pada organ hati yang bertugas menetralisir toksikan. Sapotoksin akan
ikut dalam sirkulasi darah dan limpe dan diproses kembali dalam ginjal dan dieksresikan dalm
bentuk urin. Apabila Saponin dengan tingkat toksikan tinggi akan membuat kerja ginjal menjadi
lebih berat dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. Saponin
dengan kadar toksikan tidak tinggi dapat terproses dalam tubuh dan dikeluarkan dalam bentuk
feces dan juga urin.
KLASIFIKASI
Saponin diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia menjadi dua yaitu saponin steroid dan saponin
triterpenoid.
Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin
dihidrolisis menghasilkan satu aglikon yang dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin ini
memiliki efek antijamur. Pada binatang menunjukan penghambatan aktifitas otot polos. Saponin
steroid diekskresikan setelah koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan sebagai bahan
baku pada proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin jenis ini memiliki aglikon berupa
steroid yang di peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan. Jembatan ini juga sering disebut
dengan glikosida jantung, hal ini disebabkan karena memiliki efek kuat terhadap jantung.
Salah satu contoh saponin jenis ini adalah Asparagosida (Asparagus sarmentosus), Senyawa ini
terkandung di dalam tumbuhan Asparagus sarmentosus yang hidup dikawasan hutan kering
afrika. Tanaman ini juga biasa digunkan sebagai obat anti nyeri dan rematik oleh orang afrika
(Anonim, 2009).
Saponin tritetpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat. Dihidrolisis
menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin ini merupakan suatu senyawa yang mudah
dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan. Tipe saponin ini adalah turunan -amyrine
(Amirt Pal,2002).
Salah satu jenis contoh saponin ini adalah asiatosida. Senyawa ini terdapat pada tumbuhan Gatu
kola yang tumbuh didaerah India. Senyawa ini dapat dipakai sebagai antibiotik (Anonim, 2009).
BIOSINTESIS
Biosintesis pada kedua jenis senyawa ini hampir sama baik saponin denga steroid maupun
triterpen. Semua senyawa ini melalui jalur asam mevalonat yang diperoleh dari asetil CoA .
Sebelum membentuk steroid biosintesis ini membentuk senyawa squalen yang merupakan jenis
triterpen yang merupakan gabungan Dari dua farnesil piroposfat. Setelah membentuk squalen,
maka terjadi reaksi oksidasi pada atom C nomor 3 sehingga terbentuk OH, setelah itu terjadi
pembentukan epoksidasqualen. Senyawa ini akan terjadi siklisasai menjadi lanosterol yang
merupakan bentuk dasar dari senyawa steroid(Arifin, 1986). Sedangkan perbedaannya dengan
triterpen adalah pada jumlah cincin dan bnetuk cincin keempat dan kelima, pada triterpen
masing-masing cincin tersebut memiliki 5 atom karbon
MACAM SAPONIN
Macam-macam saponin berbeda sekali komponen kimianya, yaitu berbeda pada aglikon
(sapogenin) dan juga karbohidratnya sehingga tumbuhan-tumbuhan tertentu dapat mempunyai
macam-macam saponin yang berlainan seperti :
c. Soy Bean saponin, terdiri dari 5 fraksi yang berbeda dengan sapogenin atau karbohidratnya,
atau dalam kedua-duanya.
Kematian pada ikan, mungkin disebabkan oleh gangguan pernapasan. Ikan yang mati karena
racun saponin , tidak toksik untuk manusia bila dimakan. Tidak toksiknya untuk manusia dapat
diketahui dari minuman seperti bir yang busanya disebabkan oleh saponin. Contoh glikosida lain
adalah tioglikosida dan bessiltioglikosida. Bila dihidrolisis dengan enzim akan menghasilkan
tiosianat, isotiosianat dan bensitiosianat yang merupakan racun dan mempunyai sifat antitiroid.
Zat-zat toksik tersebut ada pada bawang, selada air, kacang-kacangan (seperti : Kacang
tanah,kacang kedelai), dan juga macam-macam kol (Kim Nio,1989).
Saponin dalam bentuk gugus triterpenoid dan glikosida adalah steroid umum dalam produk
tumbuh-tumbuhan. Berupa efek biologi telah dianggap dari saponin. Penelitian yang efektif telah
dilakukan pada membrane permeable, sebagai pertanahan tubuh (sistim imun), antikangker, sifat
antikolesterol dari saponin. Saponin juga telah terbukti secara signifikan mempengaruhi
pertumbuhan, konsumsi makanan dan reproduksi pada hewan percobaan. Beragam senyawa
struktur saponin juga telah diamati untuk membunuh protozoa, moluska, antioksidan, merusak
pencernaan protein dan penyerapan vitamin dan mineral dalam usus. Menyebabkan hipoglikemia
dan bertindak sebagai anti jamur dan anti virus (Yoshiki et al,1998). Peran Fisiologi saponin
pada tananman belum sepenuhnya di pahami meskipun ada sejumlah publikasi menggambarkan
identifikasi saponin dan beberapa efek pada sel hewan, jamur dan bakteri. Hanya sedikit yang
diketahui fungsi saponin untuk tumbuhan itu sendiri. Banyak saponin diketahui antimikroba
untuk menghambat jamur dan untuk melindungi tanaman dari serangga. Saponin dianggap
sebagai dari sistim pertahanan tanaman dan dengan demikiandimasukan dalam kelompok besar
mol pelindung pada sel tumbuhan (Morrisey & Osboun,1999). Cara identifikasi saponin,
timbang 500 mg serbuk simplisia masukan kedalam tabung reaksi, tambahkan 10 ml air panans,
dinginkan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik terbentuk buih putih yang stabil tidak
kurang dari 10 menit sehingga 1-10 cm. Pada penambahan 1 tetes asam klorida 2 N buih tidak
hilang, menunjukan bahwa dalam simplisia tersebut mengandung saponin.
Kesimpulan
Suatu glikosida yang memiliki aglikon berupa sapogenin disebut saponin. Saponin dapat
menurunkan tegangan permukaan air, sehingga akan mengakibatkan terbentuknya buih pada
permukaan air setelah dikocok. Senyawa saponin dibagi menjadi 2 berdasarkan jenis
sapogenisnya yang menempel pada molekulnya yaitu saponin steroid dan saponin triterpen.
Saponin steroid biasanya bersifat netral, dan disebut juga sebagai glikosida jantung kaerana
mempengaruhi kerja otot jantung. Yang kedua adalah saponin triterpen yang merupakan saponin
yang mememiliki sapogenis berupa triterpen. Kedua jenis saponin diatas disintesis melalui jalur
asam mevalonat yang berasal dari asam asetat. Sebelum membentuk sapogeninnya asam
mevalonat akan membentuk rantai triterpen yang disebit squalen. Squalen ini mengalami
oksidasi menjadi epoksidasqualen setelah itu terjadi siklisisasi dan dibagi menjadi dua jalur.
Jalur pertama akan di peroleh lanosterol dan jalur kedua akan membentuk triterpen dengan
berbagai bentuk.
REFERENSI
Oktober 2014.
16 Oktober 2014.